Disusun Oleh :
Rizka Yuliana Putri
202307018
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kemurahan-Nya laporan kegiatan praktik stase keperawatan keluarga ini dapat saya selesaikan
sesuai yang diharapkan.
Dalam lsporan makalah ini saya membahas “Asuhan Keperawatan dengan Rheumathoid
Arthtritis”, laporan ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mahasiswa/i dalam
pengkajian asuhan keperawatan yang dapat diterapkan secara langsung kepada klien.
Dalam hal ini, tentunya kami mengucapkan terimakasih atas bimbingan dan arahan. Untuk itu
rasa terimakasih yang dalam-dalamnya saya sampaikan kepada:
A. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Menurut Organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO)
seseorang disebut lanjut usia (elderly) jika berumur 60 – 74tahun. Lanjut usia
dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang
kesehatan dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia
lebih dari 60 tahun (Nurhandayani, 2016).
Lanjut Usia (lansia) merupakan tahap akhir dari siklus kehidupan manusia,
dimana lansia mengalami proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun dari luar (Nugroho dalam Uswatun Insani 2018).
2. Proses Menua
Menjadi tua (menua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan
manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya di mulai
dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah mulai tahap – tahap
kehidupannya, yaitu neonates, toddler, pra school, school, remaja, dewasa dan lansia.
Tahap berbeda ini dimulai baik secara biologis maupun psikologis (Padila, 2013:6).
Menurut WHO dan Undang – Undang No 13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun
adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit, akan tetapi merupakan
proses yang berangsur
– angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif, merupakan proses menurunnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
berakhir dengan kematian (Padila, 2013:6).
3. Batasan Lanjut Usia
Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda – beda umumnya
berkisar antara 60 – 65 tahun. Ada beberapa pendapat tentang batasan usia adalah
sebagai berikut:
a. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada empat tahapan yaitu: (Padila,
2013:4)
1) Usia pertengahan (middle age) usia 45 – 59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly) usia 60 – 74 tahun.
3) Lanjut usia tua (old) usia 75 – 90 tahun.
4) Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun.
b. Menurut Burnsie (1979): (Padila, 2013:5)
1) Young Old (usia 60 – 69 tahun).
2) Middle Age Old (70 – 79 tahun).
3) Old – old (usia 80 – 89 tahun).
4) Very Old – old (usia > 90 tahun).
c. Menurut Departemen Kesehatan RI membagi lansia sebagai berikut:
1) Kelompok menjelang usia lanjut (45 – 54 tahun) sebagai masa
fertilitas.
2) Kelompok usia lanjut (55 – 64 tahun) sebagai presenium.
3) Kelompok usia lanjut (lebih dari 65 tahun) sebagai senium.
Selain kemunduran fisik yang sudah disebutkan di atas, pada usia lanjut juga mengalami
terjadinya kemunduran fungsi kognitif antara lain :
a. Pengkajian
1) Data Demografi
Mengkaji identitas seperti nama,jenis kelamin (laki-laki / perempuan ) serta usia
yang akan dijadikan asuhan keperawatan, tempat tgl lahir, pendidikan terakhir,
agama, status perkawinan, alamat, orang yang terdekat dihubungi, hubungan orang
tersebut dengan klien dan alamat keluarga tersebut.
2) Riwayat keluarga
Dikaji gangguan, kemungkinan terdapat penyakit menular seperti Hepatitis,HIV
AIDS dan menurun seprti PJK,DM,HT dll
3) Riwayat pekerjaan
Perlu dikaji riwayat pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, jarak tempuh, alat
transportasi, social ekonomi karena mempuyai pengaruh dengan kesehatan.
4) Riwayat lingkungan hidup
Dikaji tipe tempat tinggal, jumlah kamar, kondisi tempat tinggal, jumlah orang yang
tinggal dirumah, derajat privasi, tetangga dekat, alamat/telfon.
5) Riwayat rekreasi
Dikaji aktivitas rekreasi keluarga, hobby/minta, keanggotaan organisasi, dan liburan
perjalanan.
6) Sumber atau Sistem Pendukung yang Digunakan
Keluarga untuk mengatasi masalah kesehatannya berkunjung ke dokter mana,
rumah sakit mana, pelayanan kesehatan di rumah nya bagaimana dan lain lain.
7) Kebiasaan Ritual
Dikaji tentang kegiatan keagamaan setiap harinya.
8) Status kesehatan
Dikaji status kesehatan umum selama setahun yang lalu, status kesehatan umum
selama 5 tahun yang lalu, keluhan-keluhan kesehatan utama,pengetahuan tentang
penatalaksanaan masalah kesehatan, obat-obatan yang sering dikonsumsi, berapa
banyak mengkonsumsi untuk setiap harinya, bagaimana dan kapan
menggunakannya, kaji status imunisasi, nutrisi dan riwayat pengobatan.
9) Pemeriksaan Fisik
Dikaji dengan cara menggunakan IPPA dari ujung kepala sampai ujung kaki.
10) Pengkajian Status Fungsional, kognitif,afektif dan sosial
a. Pengkajian Status fungsional
1. Katz indeks
Pengkajian status fungsional adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan seseorang
untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari secara mandiri. Pengkajian ini
menggunakan indeks kemandirian katz untuk aktivitas kehidupan sehari-hari yang
berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau bergantung dari klien dalam hal : Makan,
Kontinen (BAB dan BAK), Berpindah, Ke kamar kecil, Mandi dan Berpakaian
Katz Keterangan
indek
s
A Kemandirian dalam semua hal
B Kemandirian dalam semua hal kecuali salah satu dari fungsi
tersebut
C Kemandirian dalam semua hal kecuali MANDI dan salah satu
fungsi lain
D Kemandirian dalam semua hal kecuali MANDI,
BERPAKAIAN dan salah satu fungsi lain
E Kemandirian dalam semua hal kecuali MANDI,
BERPAKAIAN, KE KAMAR KECIL dan salah satu fungsi
lain
Analisis hasil
Score 13-17 :Mandiri
Score 0-12 : Ketergantungan
Barthel indeks
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
bantuan
1 Makan 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
2 Minum 5 10 Frekuensi :
Jumlah :
Jenis :
3 Berpindah dari 5-10 15
kursi roda ke
tempat tidur,
sebaliknya
4 Personal toilet 0 5 Frekuensi :
(cuci muka,
menyisir
rambut, gosok
gigi)
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
bantuan
5 Keluar masuk 5 10
toilet (mencuci
pakaian,
menyeka tubuh,
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi
7 Jalan di 0 5
permukaan
datar
8 Naik turun 5 10
tangga
9 Mengenakan 5 10
pakaian
10 Control bowel 5 10 Frekuensi :
(BAB) Konsistensi :
11 Control bladder 5 10 Frekuensi :
(BAK) Warna :
12 Olahraga atau 5 10 Frekuensi :
latihan Jenis :
13 Rekreasi atau 5 10 Frekuensi :
pemantapan Jenis :
waktu luang
Score
Analisis hasil :
Score 126 - 130 : Mandiri
Score 65 – 125 : Ketergantungan sebagian
Score < 65 : Ketergantungan Pengkajian status mental
Pengkajian Status Mental
1. Short Portable Mental Status Questioner (SPMSQ)
No Item pertanyaan Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini ?
Jawab :
……………………………………………
.
2 Hari apa sekarang ?
Jawab :
……………………………………………
3 Apa nama tempat ini?
Jawab :
……………………………………………
4 Dimana alamat anda?
Jawab :
…………………………………………..
5 Berapa umur anda ?
Jawab :
…………………………………………..
6 Kapan anda lahir ? (minimal tahun lahir)
Jawab :
……………………………………………
7 siapa presiden RI sekarang?
Jawab :
……………………………………………
8 Siapa presiden RI sebelumnya ?
Jawab :
……………………………………………
.
9 siapa nama ibu anda ?
Jawab :
…………………………………………..
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3
dari setiap angka baru, semua secara
menurun
Jawab :
……………………………………..
Analisis hasil :
Score benar 8-10 : Tidak ada gangguan
Score benar 0-7 : Ada gangguan
2. MMSE (Mini Mental Status Exame) untuk mengidentifikasi aspek kognitif dari fungsi
mental :Orientasi, Registrasi, Perhatian dan Kalkulasi, Mengingat kembali dan
Bahasa