Anda di halaman 1dari 7

RESUME KOMUNITAS JIWA

A. Identitas
Nama : Ny. S
Umur : 45 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Pondok Aren, Pondok Kacang Timur. Tangerang Selatan.
B. Pengkajian Masalah Psikososial
1. Masalah – masalah yang pernah dialami :

Komponen Jawaban Waktu


Kehilangan pekerjaan Tidak
/menganggur/PHK
Kehilangan anggota Tidak
keluarga
Kehilangan harta benda Tidak
Kehilangan anggota tubuh Tidak
akibat trauma
Menderita penyakit Sakit Hipertensi sudah 3 thun ini
menahun/kronik
Aniaya fisik Tidak
Aniaya seksual Tidak
Penolakan Tidak
Kekerasan dalam keluarga Tidak
Tindakan criminal Tidak
Memilikiperan yang baru Tidak
Lain –lain, sebutkan Tidak
2. Mengalami /menunjukkan gejala seperti dibawah ini :

Komponen Jawaban Frekuensi


Cemas, khawatir berlebihan, Ya Tidak tentu
takut
Mudah tersinggung Tidak
Sulit konsentrasi Tidak
Sering mengeluh sakit Perut sakit nyeri,
( sebutkan ) kembung, lemes,
Aktivitas menurun Ya Saat badan lemes

3. Upaya pengobatan : sudah dilakukan, dengan berobat di rumah sakit dan dokter
keluarga saat sakit,
4. Pengkajian konsep diri :
a. Konsep diri
1. Citra tubuh : klien mengatakan badannya sedang sakit, Hipertensi berdasarkan
yang disampaikan oleh dokter yang merawatnya.
2. Identitas diri : status klien sebelum dirawat sebagai IRT, dan selama dirawat
sebagai pasien.
3. Peran : sebelum dirawat maupun selama dirawat adalah sebagai Ibu dalam
sebuah rumah tangga.
4. Ideal diri : Klien berharap dapat sembuh total sehingga dapat beraktivitas lagi
seperti sebelum sakit, dan dapat menjalankan ibadah sholat seperti sebelum
sakit.
5. Harga diri : Kondis sakit yang dialami oleh klien tidak membuat merasa
minder atau patah semangat.
b. Hubungan sosial
Orang terdekat klien adalah suami, anak, dan keluarga dekat.. Peran serta di
masyarakat, klien sebagai warga. Dalam berhubungan atau berkomunikasi dengan
orang lain, klien tidak ada hambatan.
c. Spiritual: klien beragama islam, menjalan ibadah sholat secara tertib, namun sejak
mengalami sakit, pasien saat beribadah tidak kuat karena badannya lemes.
5. Riwayat kesehatan keluarga :dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang
menunjukkan gejala – gejala lemes, tidak ada yang mengalami sakit seperti yang
dialami oleh pasien.
C. Analisa Masalah

Analisa data Problem


DS : Klien mengatakan sejak 3 tahun yang Gangguan konsep diri : perubahan peran
lalu menderita sakit Hipertensi
DO: Saat dirawat klien tidak bisa menjadi
IRT, selama sakit badan klien terasa lemes
saat untuk aktivitas sehari-hari.
DS : Klien mengatakan badannya terasa Ketidakberdayaan
lemes, nyeri perut, kembung, jika untuk
melakukan aktifitas badan terasa lemes,
dan untuk sholat juga lemes dan pusing
DO: Keadaan sakit Hipertensi dan

D. Pohon Masalah

Gangguan konsep diri : peran Akibat

Problem
Ketidakberdayaan

Keadaan sakit liver, lemes, nyeri perut,


kembung, jika untuk bekerja badan
Penyebab
terasa lemes, untuk sholat juga kemis
dan pusing.

E. Diagnosa keperawatan :
a. Gangguan konsep diri : perubahan peran berhubungan dengan ketidakberdayaan
b. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit

F. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Gangguan konsep diri : perubahan peran berhubungan dengan ketidakberdayaan

1) Intervensi Generalis Pada Pasien


a. Tujuan Umum
1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya
2) Pasien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya.
3) Pasien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif
4) Pasien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
berkenaan dengan perawatannya sendiri.
5) Pasien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis.

b. Tindakan Keperawatan
SP1: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil
pasien sesuai nama panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian
ketidakberdayaan agar proses penyembuhan lebih cepat
2)Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan
pengendalian ketidakberdayaan
3)Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab ketidakberdayaan
c) Bantu klien menyadari perilaku akibat ketidakberdayaan
d) Bantu Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan
identifikasiarea-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam
kemampuannya untuk mengontrol
e) Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
berpengaruh terhadap ketidak berdayaannya
f) Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya
untuk menyimpulkan
g) Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan
melalui interupsi atau subtitusi
h) Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
i) Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat
pasien
j) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan
pendapatnya yang tidak rasional
4)Latih mengembangkan harapan positif (afirmasi positif)

SP2: evaluasi asesmen ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan


harapan positif dan latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan
1) Pertahankan rasa percaya pasien
a) Mengucapkan salam dan memberi motivasi
b) Asesmen ulang ketidakberdayaan dan kemampuan
mengembangkan pikiran postif
2) Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan
3) Latihan mengontrol perasaan ketidakberdayaan melalui peningkatan
kemampuan mengendalikan situasi yang masih bisa dilakukan pasien
(Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat
dikontrolnya. Dukung kekuatan – kekuatan diri yang dapat di
identifikasi oleh klien) misalnya klien masih mampu menjalankan
peran sebagai ibu meskipun sedang sakit.

2. Intervensi Generalis pada Keluarga


a. Tujuan:
1) Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota
keluarganya
2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan

b. Tindakan keperawatan pada keluarga


1) Mendiskusikan kondisi pasien: ketidakberdayaan, penyebab, proses
terjadi, tanda dan gejala, akibat
2) Melatih keluarga merawat ketidakberdayaan pasien
3) Melatih keluarga melakukan follow up

SP1 keluarga:penjelasan kondisi pasien dan cara merawat:


1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan interaksi: menjelaskan ketidakberdayaan pasien dan
cara merawat agar proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan cara merawat
ketidakberdayaan pasien
3) Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan:
a) Menjelaskan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, serta
akibatnya
b) Menjelaskan cara merawat ketidakberdayaan pasien: membantu
mengembangkan motivasi bahwa pasien dapat mengendalikan situasi dan
memotivasi cara afirmasi positif yang telah dilatih perawat pada pasien

SP 2 keluarga: evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan mengontrol


perasaan ketidakberdayaan dan follow up
a) Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam,
menanyakan peran keluarga merawat pasien & kondisi pasien
b) Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
c) Menyertakan keluarga saat melatih pasien latihan mengontrol perasaan
tidak berdaya
d) Diskusikan dengan keluarga follow up dan kondisi pasien yang perlu
dirujuk (klien tidak mau terlibat dalam perawatan di Rumah Sakit) dan
cara merujuk pasien

Anda mungkin juga menyukai