Disusun oleh:
Nesi Heryani
NIM: KHGD21025
2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN DENGAN WAHAM
A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat
atau terusmenerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah
keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari
pemikiran klien dimana sudah kehilangan kontrol (Dep Kes RI, 2000).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan
latar belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat. Waham termasuk
gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang
ada di dalam isi pikirannya. Jenis-jenis waham yaitu:
1. Waham Kebesaran
2. Waham Curiga
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, serta diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya tahu..kalian semua memasukkan racun ke
dalam makanan saya”.
3. Waham Agama
5. Waham Nihilistik
D. Diagnosa Keperawatan
b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya.
a) Mengucapkan salam terapeutik.
b) Berjabat tangan.
c) Menjelaskan tujuan interaksi.
d) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali
bertemu pasien.
2) Bantu orientasi realitas.
a) Tidak mendukung atau membantah waham pasien.
b) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman.
c) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.
d) Jika pasien terus-menerus membicarakan wahamnya,
dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal
sampai pasien berhenti membicarakannya.
e) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai
dengan realitas.
3) Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak
terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan
marah.
a) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik
dan emosional pasien.
b) Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki.
c) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki.
d) Berdiskusi tentang obat yang diminum.
e) Melatih minum obat yang benar.
“Ada keluhan yang mas rasakan? tampaknya mas terlihat segar, tetapi
apa yang membuat mas terlihat begitu curiga terhadap saya? Jika anda
tidak keberatan mas bisa ceritakan apa yang anda rasakan?”
“Mas tidak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya
dan perawat-perawat di sini akan selalu menjadi teman dan membantu
mas”
“Mas O, bisa saya tahu sekarang identitas mas, baik alamat, keluarga,
hobi atau mungkin keinginan sekarang?”
“Wah terima kasih mas O, karena sudah mau berkenalan dengan saya
dan sekarang saya akan memberitahu identitas saya, mas O mau kan
mendengarkan?”
“Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman,
jadi mas O tidak perlu sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan
pada saya, mas O mau kan berteman dengan saya?”
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif : ”Bagaimana perasaan mas O
setelah berbincang-bincang dengan saya?”
2) Evaluasi objektif: “Apakah mas masih ingat dengan nama mas
sendiri, lalu apakah mas masih ingat dengan nama saya?.
Sekarang coba mas ceritakan lagi apa yang sudah kita
diskusikan tadi. Ya Bagus mas, rasa berharap mas lebih bisa
mengungkapkan perasaan mas dan lebih terbuka ya mas”.
3) Rencana tindak lanjut : “Baik dari hasil kegiatan kita hari
ini kita telah mengetahui bahwa mas dapat menyebutkan nama
mas dan juga sudah bisa menceritakan perasaan curiga yang
anda alami..Saya berharap setiap mas bertemu dengan saya dan
saat memerlukan bantuan saya, mas mau memanggil saya,
sehingga selama di sini dapat bekerjasama dengan saya dan
perawat lainnya,”
4) Kontrak topik yang akan datang
2) Evalusai/Validasi
b. Kerja
“Penampilan mas O hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali
dipertahankan ya”
“Mas O seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat
mas berkenalan dengan teman (klien) dan perawat, coba sekarang mas
praktikkan”
”Mas O sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, coba
disebutkan kembali”
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif : ”Bagaimana perasaan mas O setelah
berbincang-bincang dengan saya?”
2) Evaluasi objektif : “Saya senang mas mau mengobrol dengan
saya. Tadi mas O sudah bagus bisa berkenalan dan
mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan baik,
pertahankan, coba mas sebutkan lagi kemampuan yang dimiliki
mas”
3) Rencana tindak lanjut; “Kemampuan tersebut dipertahankan ya
dan harus sering dilakukan supaya tidak lupa.
4) Kontrak selanjutnya: “Besok kita akan bertemu lagi,
berbincang lagi tentang cara menggunakan obat yang benar.
Bagaimana kalau jam 10.00 lagi. Disini lagi ya mas?”
1) Evaluasi/ validasi
“Bagaimana perasaan mas hari ini?”
“Oh iya, tadi pagi mas bangun jam berapa? sudah melakukan apa
saja pagi ini? Apakah ibu sudah makan?”
b. Kerja
“Sekarang kita akan kita akan berbincang-bincang tentang cara
minum obat dengan benar.”
“Apakah mas sudah dapat obat dari Perawat? Mas perlu
meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang, dan tidurnya
juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang warnanya
orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya tenang,
yang warnanya putih namanya Triheksifenidil (TH) minum 3 kali
sehari supaya relaks dan tidak kaku, yang warnanya merah muda ini
namanya Haloperidol ( HLP ) gunannya agar pikiran jadi teratur,
semuanya ini harus mas minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1
siang, dan jam 7 malam. Bila nanti mulut mas terasa kering, untuk
membantu mengatasinya mas minum air sedikit sedikit yang bisa
diminta pada perawat. Bila mas merasa mata berkunang-kunang, ibu
sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu. Jangan pernah
menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya
mas.”
“Sebelum mas meminum obat lihat dulu label yang menempel di
bungkus obat, apakah benar nama mas yang tertulis di situ. Selain itu
mas perlu memperhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua
butir obat yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus
diminum, dan cara meminum obanya. Mas harus meminum obat
secara teratur dan tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan
dokter.
“Kalau mas sudah merasa kondisi lebih baik, obatnya tidak boleh
diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, karena kalau
obatnya putus, mas akan kambuh lagi dan sulit untuk mengembalikan
ke keadaan semula. Pastikan obat diminum pada waktunya dengan
cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Mas
harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum dan harus cukup
minum 10 gelas per hari”.
c. Terminasi
1) Evaluasi subjektif : “Bagaimana perasaan mas O setelah kita
berbincang tadi ? Apakah mas sudah mengerti cara meminum
obat benar yang telah saya ajarkan ?”
2) Evaluasi objektif : “Coba mas sebutkan ini obat apa? Berapa
kali diminum dalam sehari? Bagus sekali (Reinforcement
positif).
3) Rencana tindak lanjut : “Mas jangan lupa minum obatnya secara
teratur ya mas sesui jadwal.
“Baik, saya permisi dulu, mas bisa melanjutkan kegiatan yang
lainnya.”
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, Lilik M., dkk. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa teori dan
Aplikasi Praktik Klinik.Yogyakarta: Indomedia Pustaka
Erita, dkk. 2019. Buku Materi Pembelajaran Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Universitas Kristen Indonesia
Indriyani, Yeni A. 2019. Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Waham
[Online]. Diakses pada 24 September 2021. Tersedia di:
https://pdfcoffee.com/lp-dan-sp-waham-8-pdf-free.html
Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Kemenkes RI: Pusdik SDM Kesehatan
Risnasari, N. 2020. Bahan Ajar Keperawatan Jiwa. Kediri: Universitas Nuantara
PGRI
Yusuf, AH., dkk. 2015. Buku Ajar Keperawayan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika