Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

Disusun Oleh:
WIDYASANTI NURUL FADILLAH
2211040114

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2022
I. MASALAH UTAMA
Waham
II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. Definisi
Waham adalah keyakinan yang salah secara kokoh dipertahankan
walaupun tidak diyakini orang lain dan bertentangan dengan realita normal
(Fitria, 2014).
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan
penilaian realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus
internal dan eksternal melalui proses interaksi/informasi secara akurat
(Yosep, 2010).
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan
secara kuat atau terus menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Waham adalah termasuk gangguan isi pikiran. Pasien menyakiti bahwa
dirinya adalah seperti apa yang ada di dalam isi pikirannya. Waham sering
ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang
spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia (Yusuf, dkk, 2015).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu merespon
stimulus internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa
waham yaitu keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau
dibuktikan dengan realitas. Keyakinan individu tersebut tidak sesuai
dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya, serta tidak dapat
diubah dengan alasan yang logis. Selain itu keyakinan tersebut diucapkan
berulang kali (Kusumawati, 2010).

B. Faktor Predisposisi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya waham yang dijelaskan
oleh Direja, 2011, yaitu :
1) Teori biologis
Waham dari bagian dari manifestasi psikolog dimana abnormalitas otak
yang menyebabkan respon neurologis yang maladaptif yang baru mulai
dipahami, ini termasuk hal-hal baru.
a) Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan
otak yang luas dan dalam perkembangan skizofrenia. Lesi pada area
frontal, temporal dan limbik paling berhubungan dengan perilaku
psikotik.
b) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia. Hasil penelitian
sangat menunjukkan hal-hal berikut :
- Dopamin neurotransimitter yang berlebihan
- Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter lain
- Masalah-masalah pada sistem respon dopamin
c) Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak
yang diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasikan penyebab
genetik pada skizofrenia,
d) Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkan secara
terpisah mempunyai angka kejadian yang tinggi pada skizofrenia
dan pada pasangan saudara kandung yang tidak identik penelitian
genetik terakhir memfokuskan pada pemotogan gen dalam keluarga
dimana terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi,

C. Faktor Presipitasi
1) Biologi
Stress biologi yang berhubungan dengan respon neurologik yang
maladaptif termasuk :
- Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses
informasi.
- Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
rangsangan.
2) Stress lingkungan
Stress biologi menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
3) Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor dan stimulus yang sering menunjukkan
episode baru suatu penyakit. Pemicu yang biasa terdapat pada respin
neurobiologik yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan.
Lingkungan, sikap dan perilaku individu.

D. Tanda dan Gejala


Menurut Kusumawati, (2010) tanda dan gejala dari gangguan proses pikir :
waham yaitu sebagai berikut :
1. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
2. Fungsi persepsi
Dopersonalisasi dan halusinasi
3. Fungsi emosi
Afek tumpul : kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai,
reaksi berlebihan, ambivalen
4. Fungsi motorik
Imflusif : gerakan tiba-tiba dan spontan, manerisme, stereotipik gerakan
yang diulang-ulang, tidak bertujuan., tidak dipengaruhi stimulus yang
jelas, katatonia
5. Fungsi sosial kesepian
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah
Tanda dan gejala dari gangguan proses pikir : Waham menurut Direja,
(2011), yaitu :
1) Menolak makan
2) Tidak ada perhatian pada perawatan diri
3) Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
4) Gerakan tidak terkontrol, menghindari dari orang lain
5) Mudah tersinggung
6) Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan tidak bisa
membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan, mendominasi
pembicaraan, berbicara kasar.
7) Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan

III. DATA DAN MASALAH KEPERAWATAN


A. Data Subjektif Dan Objektif Dan Masalah Keperawatan
a. Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan.
b. Data objektif
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung.
c. Pohon Masalah

B. DATA YANG PERLU DIKAJI LEBIH LANJUT


DIAGNOSA
1. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi : verbal
3. Perubahan isi pikir : waham

C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa Keperawatan : Perubahan Proses Pikir :Waham
1. TUM : Klien tidak terjadi perubahan proses pikir : waham
2. TUK 1 :
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan :
a. Bina hubungan. saling percaya: salam terapeutik, perkenalkan
diri, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
buat kontrak yang jelas topik, waktu, tempat).
b. Jangan membantah dan mendukung waham klien: katakan
perawat menerima keyakinan klien “saya menerima keyakinan
anda” disertai ekspresi menerima, katakan perawat tidak
mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi waham klien.
c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindungi:
katakan perawat akan menemani klien dan klien berada di
tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan
tinggalkan klien sendirian.
d. Observasi apakah wahamnya mengganggu aktivitas harian dan
perawatan diri

2) TUK 2: Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki


Tindakan :
a. Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang
realistis.
b. Diskusikan bersama klien kemampuan yang dimiliki pada waktu
lalu dan saat ini yang realistis.
c. Tanyakan apa yang biasa dilakukan kemudian anjurkan untuk
melakukannya saat ini (kaitkan dengan aktivitas sehari hari dan
perawatan diri).
d. Jika klien selalu bicara tentang wahamnya, dengarkan sampai
kebutuhan waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa
klien sangat penting.

3) TUK 3: Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak


terpenuhi
Tindakan :
a. Observasi kebutuhan klien sehari-hari.
b. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di
rumah maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah)
c. Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dan timbulnya
waham.
d. Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien dan
memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
e. Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk
menggunakan wahamnya.

4) TUK 4: Klien dapat berhubungan dengan realitas


Tindakan :
a. Berbicara dengan klien dalam konteks realitas (diri, orang lain,
tempat dan waktu).
b. Sertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok : orientasi
realitas.
c. Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

5) TUK 5: Klien dapat menggunakan obat dengan benar


Tindakan :
a. Diskusikan dengan kiten tentang nama obat, dosis, frekuensi,
efek dan efek samping minum obat
b. Bantu klien menggunakan obat dengan priinsip 5 benar (nama
pasien, obat, dosis, cara dan waktu).
c. Anjurkan klien membicarakan efek dan efek samping obat yang
dirasakan
d. Beri reinforcement bila klien minum obat yang benar

6) TUK 6: Klien dapat dukungan dari keluarga


Tindakan :
a. Diskusikan dengan keluarga melalui pertemuan keluarga
tentang: gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga
dan follow up obat.
b. Beri reinforcement atas keterlibatan keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar fan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Kperawatan . Jakarta:
Salemba Medik.
Kusumawati F & Hartono . (2010) . Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa (Edisi revisi). Bandung: Reflika Aditama.
Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai