Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kasus (Masalah Keperawatan Jiwa Utama)


Perubahan Proses Pikir: Waham

2. Definisi
1) Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan
realita normal (Stuart dan Sundeen, 1998).
2) Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Depkes RI, 2000).
3) Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses interaksi atau informasi secara akurat ( Keliat, 1999).

3. Etiologi, Faktor Predisposisi dan Faktor Prespitasi


Secara umum dapat dikatakan segala sesuatu yang mengancam harga diri dan
keutuhan keluarga merupakan penyebab terjadinya waham. Selain itu kecemasan,
kemampuan untuk memisahkan dan mengatur persepsi mengenai perbedaan Antara
apa yang dipikirkan dengan perasaan sendiri menurun sehingga segala sesuatu sukar
lagi dibedakan, mana rangsangan dari pikiran dan rangsangan dari lingkungan
(Keliat, 1998).
1) Faktor Predisposisi
 Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stres dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan
fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
 Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
 Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
 Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak, atau perubahan pada sel kortikal dan limbik.
 Faktor Genetik

2) Faktor Presipitasi
 Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
 Faktor Biokimia
Dopamin, norepineprin, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang.
 Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang menyenangkan.

4. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir: waham adalah sebagai
berikut:
 Menolak makan.
 Tidak ada penelitian pada perawatan diri.
 Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.
 Gerakan tidak terkontrol.
 Mudah tersinggung.
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Tidak bisa membedakan antara kenyataan dengan yang bukan kenyataan.
 Menghindar dari orang lain.
 Mendominasi pembicaraan.
 Berbicara kasar.
 Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.

5. A. Pengkajian Keperawatan Jiwa yang dikaji

Masalah Keperawatan Data Yang Perlu Dikaji


Perubahan proses pikir: Subjektif:
waham kebesaran  Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang
paling hebat.
 Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran
atau kekuatan khusus.

Objektif:
 Klien terus bicara tentang kemampuan yang
dimilikinya.
 Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang.
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
B. Pohon masalah (gambaran pohon masalah)
Effect Risiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Core Problem Perubahan Sensori Waham

Causa Isolasi sosial: Menarik diri

Harga Diri Rendah Kronis


6. Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir: waham kebesaran

7. Rencana Tindakan Keperawatan


1) Rencana tindakan keperawatan pada klien.
Strategi pelaksanaan 1 ( SP 1) untuk klien.
 Membantu orientasi realitas
 Mendiskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi
 Membantu klien memenuhi kebutuhannya
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Strategi pelaksanaan 2 ( SP 2) untuk klien.
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Berdiskusi tentang kemampuan yang dimilki
 Melatih kemampuan yang dimiliki
Strategi pelaksanaan 3 ( SP 3) untuk klien.
 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
 Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
Tindakan keperawatan untuk klien:
 Tidak mendukung atau membantah waham klien
 Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
 Observasi pengaruh waham terhadap kegiatan sehari-hari
 Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi karena
dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
 Jika klien terus menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti
membicarakannya
 Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
 Diskusikan dengan klien kemampuan realitas yang dimilikinya pada saat
yang lalu dan saat ini
 Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang
dimilikinya
 Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
 Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
klien
 Berbicara dalam konteks realitas
 Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan realitasnya
 Berikan pujian yang sesuai
 Jelaskan pada klien mengenai program pengobatannya ( manfaat, dosis
obat, jenis dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat
yang benar)
 Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa
konsultasi
2) Rencana tindakan keperawatan untuk keluarga
Strategi pelaksanaan 1 ( SP 1) untuk keluarga.
 Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
 Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham yang dialami klien
beserta proses terjadinya
 Menjelaskan cara-cara merawat klien waham
Strategi pelaksanaan 2 ( SP 2) untuk keluarga.
 Melatih keluarga mempraktikan cara merawat klien waham
 Melatih keluarga melakukan cara merawat klien waham
Strategi pelaksanaan 3 ( SP 3) untuk keluarga.
 Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
 Menjelaskan follow up klien setelah pulang
Tindakan keperawatan untuk keluarga klien.
 Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah,
follow up dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk
klien
 Diskusikan dengan keluarga tentang obat klien (nama obat, dosis,
frekuensi, efek samping dan akibat penghentian obat).
 Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.

8. Referensi Laporan Pendahuluan


Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung :
Refika Aditama.
Fitria, Nita. 2014. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai