Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

Pada Pasien dengan “Waham”


Di Rumah Sakit Jiwa DR. Radjiman Widyodinigrat Lawang

OLEH:

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan “Waham” dan Asuhan Keperawatan dengan pasien


Waham di Rumah Sakit Jiwa DR. Radjiman Widyodinigrat Lawang telah
diperiksa dan disetujui

Malang, 2018
Mahasiswa

( )

Preseptor Akademik Preseptor Klinik

( ) ( )
NIP. NIP.
Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan
Keperawatan Perubahan Proses Pikir : WAHAM

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah utama
Perubahan proses pikir : WAHAM.
B. Proses terjadinya masalah
1. Pengertian
 Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan
secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh
orang lain dan bertentangan dengan realita normal(Stuart
dan Sundeen,1998).
 Wahan adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan
kenyataan ,tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logis oleh orang lain .keyakinan ini berasal dari
pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol(Depkes
RI,2000).
 Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang
berdasarkan penilaian yang salah ,keyakinan yang tidak
konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya ,ketidak mampuan merespons stimulus internal dan
eksternal melalui proses interaksi atau informasi secara
akurat(Keliat,1999).
2. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir :
waham adalah sebagai berikut.
 Menolak makan.
 Tidak ada perhatian pada perawatan diri.
 Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.
 Gerakan tidak terkontrol.
 Mudah tersinggung.
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
 Tidak bias membedakan antara kenyataan dan bukan
kenyataan.
 Menghindar dari orang lain.
 Mendominasi pembicaraan.
 Berbicara kasar.
 Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan.
3. Rentang respons
Respons adaptif Respons
maladaptif

 Pikiran logis  Kadang proses  Gangguan isi


 Persepsi pikir terganggu pikir halusinasi
akurat  Ilusi  Perubahan
 Emosi  Emosi proses emosi
konsisten berlebihan  Perilaku tidak
dengan  Berperilaku terorganisasi
pengalan yang tidak  Isolasi sosial
4. Faktor predisposisi
Perilaku sesuai biasa
 Faktor
hubunganperkembangan  Menarik diri
sosial
Hambatan
harmonis.
perkembangan akanmenggangu hubungan
interpersonal seseorang.hal ini dapat meningkatkan sters
dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi,klien
menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
 Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat
menyababkan timbulnya waham.
 Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis,peran
ganda/bertentangan ,dapat menimbulkan ansietasdan
berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan.
 Faktor biologis
Waham diyakini terjadi tkarena adanya atrofi
otak,pembesaran ventrikel di otak,atau perubahan pada sel
kortikal dan limbik.
 Faktor genetic
5. Faktor presipitasi
 Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan
orang yang berarti atau diasingkan dari kelompok.
 Faktor biokimia
Dopamine,norepineprin,dan zat halusinogen lainya diduga
dapat menjadi penyebab waham pada seseorang.
 Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan
untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan
koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.
6. Macam-macam waham
 Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Contoh:
“kalau saya mau masak surga saya harus menggunakan
pakaian putih setiap hari,”atau klien mengatakan bahwa
dirinya adalah tuhan yang dapat mengendalikan
makhluknya.
 Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki
kekuatan khusus atau kelebiahan yang berbeda dengan
orang lain ,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan.
Contoh:
“saya ini penjabat di Departemen kesehatan lho…”
“saya punya tambang emas!”
 Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang
berusaha merugikan atau mencederaidirinya,diucapkan
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan .
Contoh:
“saya tahu…semua saudara saya ingin menghancurkan
hidup saya karena mereka semua iri denagn kesuksesan
yang dialami saya.”
 Waham somatik
Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit,diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Contoh:
Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker.namun
setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.
 Waham nihilistic
Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal
dunia,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Contoh:
“ini kana lam kubur ya,semua yang ada di sini adalah roh-
roh.”

7. Status Mental
Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi,tetapi mungkin terlihat
eksentrik dan aneh .tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan
terhadap orang lain.klien biasanya cerdik ketika dilakukan
pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data.Selain itu perasaan
hatinya konsisten denagan isi waham.
8. Sensori dan kognisi
Tidak memiliki kelainan dalam orientasi klien waham spesifik
terhadap orang,tempat,dan waktu.Daya ingat atau kognisi lainnya
biasanya akurat.pengendalian impuls pada klien waham perlu
diperhatikan bila terlihat adanya rencana untuk bunuh
diri,membunuh,atau melakukan kekerasan pada orang lain.
Gangguan proses pikir:waham biasanya diawali dengan
adanya riwayat penyakit berupa kerusakan pada bagian kortek dan
limbik otak.Bisa dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir.hal
ini mendukung terjadinya perubahan emosional seseorang yang
tidak stabil.Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan
rendah diri,kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan
lingkungan.Waham kebesaran akan timbul sebagai manifestasi
ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.bila
respons lingkungan kurang mendukung terhadap perilakunya
dimungkinkan akan timbul risiko perilaku kekerasan pada orang
lain.
C. Pohon Masalah

effect resiko tinggi perilaku kekerasan

core problem
perubahan proses pikir:waham

Causa isolasi sosial

Harga diri rendah kronis

Gambar 5.2. Pohon masalah perubahan proses pikir:Waham

D. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul

1.Resiko tinggi perilaku kekerasan .

2.Perubahan proses pikir:waham .

3.Isolasi sosial.

4.Harga diri rendah kronis.


E. Data yang Perlu Dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Perubahan proses pikir:waham kebesaran Subjektif:
 Klien mengatakan bahwa dirinya
adalah orang yang paling hebat.
 Klien mengatakan bahwa ia memiliki
kebesaran atau kekuasaan khusus.
Objektif:
 Klien terus berbicara tentang
kemampuan yang dimilikinya.
 Pembicaraan klien cenderung
berulang-ulang.
 Isi pembicaraan tidak sesuai dengan
kenyataan.

F. Diagnosis Keperawatan
Perubahan proses pikir:waham kebesaran.
G. Rencana Tindakan Keperawatan

1.Tindakan keperawatan pada klien

 Tujuan
a. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap.
b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan
lingkungan.
c. Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar.
 Tindakan
a. Bina hubungan saling percaya.
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan
waham,Saudara harus membina hubungan saling percaya
terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi.Tindakan yang harus saudara lakukan dalam
rangka membina hubungan saling percaya adalah sebagai
berikut.
1) Mengucapkan salam terapeutik .
2) Berjabat tangan.
3) Menjelaskan tujuan interaksi.
4) Membuat kontrak topic,waktu,dan tempat setiap
kali bertemu klien.
b. Tidak mendukung atau membantah waham
klien.
c. Yakinkan klien berada dalam keadaan aman .
d. Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas
sehari-hari.
e. Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional
yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan
kecemasan,rasa takut,dan marah.
f. Jika klien terus menerus membicarakan
wahamnya,dengarkan tanpa memberikan
dukungan atau menyangkal sampai klien
berhenti membicarakanya.
g. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi
klien sesuai dengan realitas.
h. Diskusikan dengan klien kemampuan realistis
yang dimilikinya pada saat yang lalu dan saat
ini.
i. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai
kemampuan yang dimilkinya.
j. Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional
yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan
kecemasan ,rasa takut ,marah.
k. Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional klien.
l. Berbicara dalam korteks realitas.
m. Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan
positifnya.
n. Berikan pujian yang sesuai.
o. Jelaskan pada klien tentang program
pengobatanya (manfaat,dosis obat,jenis,dan efek
samping obat yang diminum serta cara
meminum obat yang benar).
p. Diskusikan akibat yang terjadi bila klien
berhenti minum obat tanpa konsultasi.
2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien
 Tujuan:
a. Keluarga mampu mengidentitasi waham
klien.
b. Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk
memenuhi kebutuhan yang belum dipenuhi
oleh wahamnya .
c. Keluarga mampu mempertahankan program
pengobatan klien secara optimal .
 Tindakan Keperawatan:
a. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang di
alami klien.
b. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat
klien waham dirumah,follow up dan keteraturan
pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk
klien.
c. Diskusi dengan keluarga tentang klien(nama
obat,dosis,frekuensi,efek samping,dan akibat
penghentian obat).
d. Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang
memerlukan bantuan.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

 Masalah : Perubahan Proses Pikir:Waham Kebesaran.


 Pertemuan : Ke-1(Pertama).

A. Proses keperawatan
1. Kondisi
Klien mengatakan ia memiliki toserba ,sibuk bisnis ,dan ingin
mendirikan partai.klien menggulang-ulang kemampuan yang
dimilikinya.klien terlihat mondar-mandir dan tidak peduli
dengan lingkungan sekitarnya.
2. Diagnoses Keperawatan
Perubahan proses piker:waham kebesaran
3. Tujuan khusus/SP1
 Klien dapat membina hubungan saling percaya ,dengan
criteria sebagai berikut .
a. Ekspresi wajah bersahabat .
b. Menunjukan rasa senang .
c. Bersedia berjabat tangan .
d. Bersedia menyebut nama.
e. Ada kontak mata.
f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan
perawat.
g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang
dihadapinya.
 Klien mampu berorientasi kepada realitas secara
bertahap.

4. Tindakan keperawatan
 Bina hubungan saling saling percaya dengan prinsip
komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
nonverbal.
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menempati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa
adanya
g. Beri perhatian kepada klien khususnya pada
kebutuhan dasar klien.
 Identifikasi kebutuhan klien
 Bicara pada konteks realita ((tidak mendukung atau
membantah waham klien)
 Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya.
 Masukkan dalam jadwal harian klien.

B . Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan

1. Orientasi
 Salam terapeutik
“assalamualaikum pak…Bertemu lagi dengan saya
,masih kenal tidak dengan saya?nama saya…bias
dipanggil…saja.bapak ingat?seperti kemarin,hari ini
saya bertugas disin I dari 07.00-12.00 siang nanti.”

 Evaluasi/validasi
“bagaimana perasaan bapak hari ini?tidurnya semalam
nyenyak tidak?sekarang bapak ada keluhan tidak?
bagaiman giginya?sudah sembuh?”
 Kontrak
“baiklah,sesuai janji kemarin ,hari ini kita akan ngobrol
ya pak?bagaimana kalau hari ini kita bercakap-cakap
tentang bidang yang bapak sukai?dimana kita duduk?
berapa lama?bagaimana kalau 10 menit?”
2. Kerja
“bidang apakah yang bapak suka ?kemarin bapak sempat
mengatakan memiliki toserba ,apakah bapak suka dengan
bisnis?mengapa bapak menyukainya?bagaimana dengan
politik?apakah bapak juga menyakainya?karena beberapa hari
yang lalu bapak juga mengatakan kepada saya ingin membuat
partai politik biru,benar pak?mana yang lebih menyukai itu ?
karena sekarang bapak sedang berada di sini apakah menurut
bapak ,bapak bisa menjalankan bidang yang bapak minati
tersebut?bagaimana caranya?apakah bisa kita masukkan ke
dalam jadwal kegiatan sehari-hari?”
3. Terminasi
 Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-
cakap?”
 Evaluasi objektif
“jadi bidang apa yang bapak sukai?”
 Rencana tindak lanjut
“setelah kita tahu bidang yang bapak sukai ,bagaimana
kalau besok ngobrol tentang potensi atau kemampuan
lain yang bapak miliki ?”
 Kontak yang akan datang
a. Topi:”bagaiman kalau besok kita ngobroltentang
potensi atau kemampuan yang bapak
miliki.selanjutnya kita pilih mana yang bias kita
lakukandisini,bapak setuju?”
b. Wakyu:”kira-kira kita bsok bertemu jam berapa?
bagaimana kalau jam 10 saja?sampai ketemu
besok ya.”
c. Tempat:”bagaimana kalau ditempat biasa biasa
kita ng obrolnya?”

Anda mungkin juga menyukai