WAHAM
DISUSUN OLEH :
V. LUNAYUNITA PIDE
P2002165
A. Masalah Utama
Perubahan isi pikir : waham
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk
gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di
dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia.
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus
internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu
keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu
keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010)
Adaftif Maladaptif
4. Penyebab
a Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan gangguan
presepsi, klien menekankan perasaan nya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul
nya waham
3) Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
4) Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak atau perubahan pada sel kortikal dan lindik
5) Faktor genetik
diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
6) Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
7) Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
8) Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti
atau di asingkan dari kelompok.
2) Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang menyenagkan
4) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
5) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
6) Adanya gejala pemicu
5. Sumber Koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat
berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping
dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua
harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan
koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber
keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup,
ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara
berkesinambungan.
6. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan dengan respon neurobiologist yang maladaptive meliputi: regresi
berhubungan dengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi
ansietas, proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi, menarik
diri, pada keluarga: mengingkari.
7. Pohon Masalah
Penyebab/ Etiologi
Harga diri rendah Kronik
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan lingkungan dibuktikan
dengan menunjukkan respon tidak sesuai
2. Waham berhubungan dengan maladapsi dibuktikan dengan isi piker tidak sesuai
realitas
3. Harga diri rendah kronis berhubungan denganke tidaksesuaian budaya dibuktikan
dengan meremehkan kemampuan mengatasi masalah
Edukasi :
Kolaborasi :
2 Waham (D.0105) berhubungan Status Orientasi (L. 09090) Manajemen Waham (I. 09295)
dengan maladapsi dibuktikan Setelah dilakukan…..x pertemuan Oservasi :
dengan isi piker tidak sesuai
diharapkan pasien mampu 1.1 Monitor waham yang isinya
realitas
memenuhi kriteria hasil: membahayakan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
1. Perilaku sesuai realita (5) 1.2 Monitor efek terapeutik dan efek
2. Isi pikir sesuai realita (5) dan efek samping obat
3. Pembicaraan (5) Terapeutik :
4. Konsentrasi (5) 1.3 Bina hubungan interpersonal
5. Proses piker (5) saling percaya saling percaya
1.4 Tunjukan sikap tidak menghakimi
Skala Outcome: secara konsisten
1 : Memburuk 1.5 Hindari memperkuat gagasan
2 : Cukup Memburuk waham
3 : Sedang 1.6 Sediakan lingkungan aman dan
4 : Cukup Membaik nyaman
5 : Membaik 1.7 Berikan aktivitas reakreasi dan
pengalihan sesuai kebutuhan
Edukasi :
1.8 Anjurkan mengungkapkan dan
memvalidasi waham (uji realitas)
dengan orang yang dipercaya
(pemberian asuhan/keluarga)
1.9 Anjurkan melakukan rutinitas
harian secara konsisten
1.10 Latih manajemen stress
1.11 Jelaskan tentang waham serta
penyakit terkait (mis. Delirium,
skizofrenia, atau depresi), cara
mengatasi dan obat yang diberikan
Kolaborasi :
1.12 Kolaborasi pemberian obat,
sesuai indikasi
3 Harga diri rendah kronis Kontrol diri (L. 09076)
berhubungan denganke Promosi Koping (I. 13494)
Setelah dilakukan…..x pertemuan
tidaksesuaian budaya
diharapkan pasien mampu
dibuktikan dengan observsi
meremehkan kemampuan memenuhi kriteria hasil:
mengatasi masalah 1. Verbalisasi ancaman kepada 1.1 identifikasi kegiatan jangka
orang lain (5) pendek dan panjang sesuai
2. Perilaku menyerang (5) tujuan
3. Perilaku melukai diri 1.2 identifikasi kemampuan yang
sendiri/orang lain (5) dimiliki
4. Perilaku merusak lingkungan 1.3 identifikasi sumber daya yang
sekitar (5) tersedia untuk memenuhi tujuan
5. Perilaku agresif/amuk (5) 1.4 identifikasi pemahaman proses
penyakit
Skala Outcome: 1.5 identifikasi dampak situasi
1 : Meningkat terhadap peran dean hubungan
2 : Cukup Meningkat 1.6 identifikasi metode penyelesaian
3 : Sedang masalah
4 : Cukup Menurun
5 : Menurun Teraupetik
edukasi
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, curiga,
keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan. Takut, kadang panik.
Tidak tepat menilai lingkungan / realitas. Ekspresi tegang, mudah tersinggung
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan
a. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
c. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka
membina hubungan saling percaya adalah:
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b. Bantu orientasi realita
1) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
2) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
3) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
4) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
5) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
6) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
7) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien
8) Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
9) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
10) Berdiskusi tentang obat yang diminum
11) Melatih minum obat yang benar
Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC : Jakarta
Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC : Jakarta
Setiana Aji dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Resiko Perilaku
Kekerasan. https://id.scribd.com/doc/200689473/LP-DAN-SP-WAHAM. Diakses pada
tanggal 14 Februari 2021.
Kumolo Gilang Cahyo. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Waham Di Puri Anggrek RSJ Menur Surabaya. https://www.academia.edu/
9554704/LAPORAN_PENDAHULUAN_WAHAM. Diakses pada tanggal 14 Februari
2021.
Dian alesha.2017. Laporan pendahuluan dan SP Waham
https://pdfdokumen.com/download/lp-dan-spwaham_59c230241723dd79ca34add8_pdf