Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

DISUSUN OLEH :
V. LUNAYUNITA PIDE
P2002165

PROGRAM PROFESI NERS


INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SAINS
WIYATA HUSADA SAMARINDA
2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Masalah Utama
Perubahan isi pikir : waham
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat atau
terus menerus, tapi tidak sesuai dengan kenyataan. Waham adalah termasuk
gangguan isi pikiran. Pasien meyakini bahwa dirinya adalah seperti apa yang ada di
dalam isi pikirannya. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita skizofrenia.
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus
internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu
keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu
keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati, 2010)

2. Tanda dan gejala


Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut (Nita
Fitria, 2010 : 76) :
a. Menolak makan
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan
g. Tidak bisa membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan
h. Menghindar dari orang lain
i. Mendominasi pembicraan
j. Berbicara kasar
k. Menjalakan kegiatan ke agamaan berlebihan
Tanda dan gejala waham berdasarkan jenisnya meliputi :

a. Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau


kekuasaan khusus yang diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, “Saya ini pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya
tambang emas.”
b. Waham curiga: individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang
berusaha merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi
tidak sesuai kenyataan. Contoh, “Saya tidak tahu seluruh saudara saya ingin
menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
c. Waham agama: individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama
secara berlebihan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh, “Kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih
setiap hari.”
d. Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya
terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak
sesuai dengan kenyataan. Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien
terus mengatakan bahwa ia sakit kanker).
e. Waham nihilistik: Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
Misalnya, ”Ini kan alam kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”.
f. Waham sisip pikir : keyakinan klien bahwa ada pikiran orang lain yang
disisipkan ke dalam pikirannya.
g. Waham siar pikir : keyakinan klien bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang
tersebut
h. Waham kontrol pikir : keyakinan klien bahwa pikirannya dikontrol oleh
kekuatan di luar dirinya.
3. Rentang Respon

Adaftif Maladaptif

Pikiran logis Proses pikiran Gangguan proses


Persepsi akurat Kadang ilusi piker:waham
Emosi konsisten Emosi +/- PSP : halusinasi
Perilaku sesuai Perilaku tidak sesuai Kerusakan emosi
Hubungan sosial Menarik diri Perilaku tidak sesuai
Isolasi social terorganisir

4. Penyebab
a Faktor Predisposisi
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menggangu hubungan interpersonal seseorang.
Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakir dengan gangguan
presepsi, klien menekankan perasaan nya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa di asingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbul
nya waham
3) Faktor psikologi
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda bertentangan dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
4) Faktor biologis
Waham di yakini terjadi karena ada nya atrofi otak, pembesaran ventrikel di
otak atau perubahan pada sel kortikal dan lindik
5) Faktor genetik
diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf yang
berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.
6) Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks limbic
7) Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.
8) Psikologis : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli.
b. Faktor Presipitasi
1) Faktor sosial budaya
Waham dapat di picu karena ada nya perpisahan dengan orang yang berarti
atau di asingkan dari kelompok.
2) Faktor biokimia
Dopamin, norepinepin, dan zat halusinogen lain nya di duga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasan nya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan
yang menyenagkan
4) Proses pengolahan informasi yang berlebihan
5) Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
6) Adanya gejala pemicu

5. Sumber Koping
Ada beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat
berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping
dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua
harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan
koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber
keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup,
ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara
berkesinambungan.
6. Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan dengan respon neurobiologist yang maladaptive meliputi: regresi
berhubungan dengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi
ansietas, proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi, menarik
diri, pada keluarga: mengingkari.
7. Pohon Masalah

Efek/Akibat Kerusakan komunikasi verbal

Core/Problem Perubahan proses pikir : waham

Penyebab/ Etiologi
Harga diri rendah Kronik

8. proses terjadinya waham meliputi 6 fase, yaitu


a. Fase of human needm
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik
secara fisikmaupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada
orang-orang denganstatus sosial dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien
sangat miskin dan menderita.Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
mendorongnya untuk melakukankompensasi yang salah. Ada juga klien yang
secara sosial dan ekonomi terpenuhi tetapikesenjangan antara realiti dengan self
ideal sangat tinggi.
b. Fase lack of self esteem
Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara
selfideal dengan self reality (keyataan dengan harapan) serta dorongn kebutuhan
yang tidakterpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui
kemampuannya.
c. Fase control internal external
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang
iakatakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
keyataan,tetapi menghadapi keyataan bagi klien adalah suatu yang sangat
berat, karenakebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkunganmenjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejakkecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak benar, tetapi hal
ini tidak dilakukan secara adekuatkarena besarnya toleransi dan keinginan menjaga
perasaan. Lingkungan hanya menjadipendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuanklien tidak merugikan orang lain.
d. Fase envinment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam
lingkungannyamenyebabkan klien merasa didukung, lama kelamaan klien
menganggap sesuatu yangdikatakan tersebut sebagai suatu kebenaran karena
seringnya diulang-ulang. Dari sinilahmulai terjadinya kerusakan kontrol diri dan
tidak berfungsinya norma (super ego) yangditandai dengan tidak ada lagi perasaan
dosa saat berbohong.
e. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta
menganggapbahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya. Keyakinansering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri
dari lingkungannya. Selanjutnyaklien sering menyendiri dan menghindari interaksi
sosial (isolasi sosial).
f. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap
waktukeyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul
seringberkaitan dengan traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak
terpenuhi(rantai yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi.
Isi waham dapatmenimbulkan ancaman diri dan orang lain
9. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapipsikomotor, terapi tingkah laku,
terapi keluarga, terapi spiritual, terapi okupasi,terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu
refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan sosialisasi secara wajar
dalamkehidupan bermasyarakat

C. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Perubahan proses pikir : waham
3. Harga diri rendah Kronik
D. Data yang perlu dikaji
1. Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,
kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
2. Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri,
orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung.

E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan hambatan lingkungan dibuktikan
dengan menunjukkan respon tidak sesuai
2. Waham berhubungan dengan maladapsi dibuktikan dengan isi piker tidak sesuai
realitas
3. Harga diri rendah kronis berhubungan denganke tidaksesuaian budaya dibuktikan
dengan meremehkan kemampuan mengatasi masalah

F. Rencana Tindakan Keperawatan

No. Diagnosa keperawatan SLKI SIKI


Dx
1 Gangguan komunikasi verbal Komunikasi Verbal (L.13118) Promosi komunikasi : Defisit Bicara
(D.0119) berhubungan dengan Setelah dilakukan…..x pertemuan (I13492)
hambatan lingkungan
diharapkan pasien mampu
dibuktikan dengan Observasi :
menunjukkan respon tidak memenuhi kriteria hasil:
sesuai 1. Kemampuaan berbicara (5) 1.1 Monitor kecepatan tekanan
2. Kemampuan mendengar (5) kuantitas, volume, dan diksi bicara
3. Kesesuaian ekspresi wajah 1.2 Monitor proses kongnitif,
atau tubuh (5) anatomis, an fisiologis yang berkaitan
4. Kontak mata (5) engan bicara
Skala Outcome: 1.3 Monitor frustrasi, marah depresi
1 : Menurun atau hal lain yang mengganggu bicara
2 : Cukup Menurun 1.4 Identifikasi prilaku emosional dan
3 : Sedang fisik sebagai entuk komunikasi
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat Terapeutik :
1.5 Gunakan metode komunikas
alternatiff (menggunakan isyarat)
1.6 Sesuaikan gaya komunikasi
dengan kebutuhan
1.7 Modifikasi lingkungan untuk
meminimalkan bantuan
1.8 Ulangi apa yang disampaikan
pasiien
1.9 Berikan dukungan psikologis

Edukasi :

1.10 Anjurkan berbicara perlahan


1.11 Ajarkan pasien dan keluarga
proses kongnitif,anatomis, dan
fisiologis yang berhubungan dengan
kemampuan berbicara

Kolaborasi :

1.12 Rujuk ke ahli patologi bocara


atau terapis.

2 Waham (D.0105) berhubungan Status Orientasi (L. 09090) Manajemen Waham (I. 09295)
dengan maladapsi dibuktikan Setelah dilakukan…..x pertemuan Oservasi :
dengan isi piker tidak sesuai
diharapkan pasien mampu 1.1 Monitor waham yang isinya
realitas
memenuhi kriteria hasil: membahayakan diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
1. Perilaku sesuai realita (5) 1.2 Monitor efek terapeutik dan efek
2. Isi pikir sesuai realita (5) dan efek samping obat
3. Pembicaraan (5) Terapeutik :
4. Konsentrasi (5) 1.3 Bina hubungan interpersonal
5. Proses piker (5) saling percaya saling percaya
1.4 Tunjukan sikap tidak menghakimi
Skala Outcome: secara konsisten
1 : Memburuk 1.5 Hindari memperkuat gagasan
2 : Cukup Memburuk waham
3 : Sedang 1.6 Sediakan lingkungan aman dan
4 : Cukup Membaik nyaman
5 : Membaik 1.7 Berikan aktivitas reakreasi dan
pengalihan sesuai kebutuhan
Edukasi :
1.8 Anjurkan mengungkapkan dan
memvalidasi waham (uji realitas)
dengan orang yang dipercaya
(pemberian asuhan/keluarga)
1.9 Anjurkan melakukan rutinitas
harian secara konsisten
1.10 Latih manajemen stress
1.11 Jelaskan tentang waham serta
penyakit terkait (mis. Delirium,
skizofrenia, atau depresi), cara
mengatasi dan obat yang diberikan
Kolaborasi :
1.12 Kolaborasi pemberian obat,
sesuai indikasi
3 Harga diri rendah kronis Kontrol diri (L. 09076)
berhubungan denganke Promosi Koping (I. 13494)
Setelah dilakukan…..x pertemuan
tidaksesuaian budaya
diharapkan pasien mampu
dibuktikan dengan observsi
meremehkan kemampuan memenuhi kriteria hasil:
mengatasi masalah 1. Verbalisasi ancaman kepada 1.1 identifikasi kegiatan jangka
orang lain (5) pendek dan panjang sesuai
2. Perilaku menyerang (5) tujuan
3. Perilaku melukai diri 1.2 identifikasi kemampuan yang
sendiri/orang lain (5) dimiliki
4. Perilaku merusak lingkungan 1.3 identifikasi sumber daya yang
sekitar (5) tersedia untuk memenuhi tujuan
5. Perilaku agresif/amuk (5) 1.4 identifikasi pemahaman proses
penyakit
Skala Outcome: 1.5 identifikasi dampak situasi
1 : Meningkat terhadap peran dean hubungan
2 : Cukup Meningkat 1.6 identifikasi metode penyelesaian
3 : Sedang masalah
4 : Cukup Menurun
5 : Menurun Teraupetik

1.7 diskusikan perubahan peran yang


dialami
1.8 gunakan pendekatan yang tenang
dan meyakinkan
1.9 diskusikan alasan mengkritik diri
sendiri
1.10 diskusikan untuk mengklarifikasi
kesalahpahaman dan
mengevaluasi perilaku sendiri
1.11 diskusikan konsekuensi tidak
menggunakan rasa bersalah dan
rasa malu

edukasi

1.12 anjurkan menjalin hubungan


yang memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama
1.13 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Strategi Pelaksanaan Tindakan keperawatan

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama, kebesaran, curiga,
keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Klien tampak tidak mempercayai orang lain, curiga, bermusuhan. Takut, kadang panik.
Tidak tepat menilai lingkungan / realitas. Ekspresi tegang, mudah tersinggung
2. Diagnosa Keperawatan
Gangguan proses pikir : waham
3. Tujuan
a. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
b. Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
c. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
d. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai mengkaji pasien dengan waham, saudara harus membina
hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa aman dan nyaman saat
berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka
membina hubungan saling percaya adalah:
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien.
b. Bantu orientasi realita
1) Tidak mendukung atau membantah waham pasien
2) Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
3) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
4) Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
5) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas.
6) Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
7) Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional pasien
8) Berdikusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
9) Bantu melakukan kemampuan yang dimiliki
10) Berdiskusi tentang obat yang diminum
11) Melatih minum obat yang benar

B. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak
terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan kebutuhan yang tidak
terpenuhi
1. Orientasi ( salam teraupetik, evaluasi/validasi dan kontrak waktu tempat,topik)
“Assalamualaikum, perkenalkan nama saya siti, saya perawat yang dinas pagi ini di Ruang
melati. Saya dinas dari jam 07.00 -14.00, Nama bapak siapa? senangnya dipanggil apa?”
Apa yang bapak rasakan hari ini “Bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang bapak R
rasakan sekarang?”
“Berapa lama bapak R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincang ?
2. Fase kerja
“Saya mengerti pak R merasa bahwa pak R adalah seorang Nabi, tapi sulit bagi
saya untuk mempercayainya, karena setahu saya semua Nabi tidak hidup didunia ini, bisa kita
lanjutkan pembicaraan yang tadi terputus pak?”
“Tampaknya pak R gelisa sekali, bisa pak R ceritakan kepada saya apa yang pak R
rasakan?” “Oooo, jadi pak R merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak
punya hak untuk mengatur diri pak R sendiri?” “Siapa menurut pak R yang sering
mengatur -atur diri pak R?” “Jadi teman pak R yang terlalu mengatur-atur ya pak,
juga adik pak R yang
lain?” “Kalau pak R sendiri inginnya seperti apa?”
“Ooo, Bagus pak R sudah punya rencana dan jadwal unutk diri sendiri.” “Coba
kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak R.”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak R ingin ada kegiatan di luar rumah
sakit karena bosan kalau dirumah sakit terus ya?”
3. Terminasi ( Evaluasi, rencana tindak lanjut, dan kontrak selanjutnya)
“Bagimana perasaan pak R setelah berbincang-bincang dengan saya?” “Apa saja tadi
yang telah kita bicarakan? Bagus.” “Bagaimana kalau jadwal ini pak R coba lakukan,
setuju pak?” “Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini kita akan lanjutkan lagi.”
“Saya akan datang kembali dua jam lagi.” “Kita akan berbincang-bincang tentang
kemampuan yang pernah pak R miliki?” “Bapak mau kita berbincang-bincang dimana?
Bagaimana kalau disini saja pak R?”

SP 2 pasien : Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu


mempraktekannya
1. Orientasi
“Assalamualaikum pak R, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus” “Apakah pak R
sudah mengingat-ngingat apa saja hobi atau kegemaran pak R?” “Bagaimana kalau kita
bicarakan hobi tersebut sekarang?” “Dimana enaknya kita berbincang- bincang tentang
hobi pak R tersebut?” “Berapa lama pak R mau kita berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 20 menit?”
2. Fase kerja
“Apa saja hobi pak R? Saya catat ya pak, terus apa lagi?” “Wah, rupanya pak R pandai
main suling ya.” “Bisa pak R ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main
Suling, siapa yang dulu mengajarkannya kepada pak R, dimana?” “Bisa pak R
peragakan kepada saya bagaiman bermain suling yang baik itu.” “Wah, bagus sekali
pak. Bagaimana kalau kita buat jadwal untuk kemampuan pak R ini. Berapa kali
sehari/seminggu pak R mau bermain suling?” “Apa yang pak R harapkan dari
kemampuan bermain suling ini?” “Ada tidak hobi atau kemampuan pak R yang lain
selain bermain suling?”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan pak R setelah kita berbincang-bincang tentang hobi dan
kemampuan pak R?” “Setelah ini coba pak R lakukan latihan bermain suling sesuai
denga jadwal yang telah kita buat ya?” “Bagaimana kalau bincang-bincang kita saat ini
kita akan lanjutkan lagi.” “Bagaiman kalau nanti sebelum makan siang? Nanti kita
ketemuan di taman saja, setuju pak?” “Nanti kita akan membicarakan tentang obat
yang harus pak R minimum, setuju?”
SP 3 Pasien : Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.
1. Orientasi
“Assalamualaikum pak R.” “Bagaimana pak, sudah dicoba latihan main sulingnya?
Bagus sekali.” “Sesuai dengan janji kita tadi, kita akan membicarakan tentang obat
yang harus pak R minum, Bagaimana kalau kita mulai sekarang pak?” “Berapa lama
pak R mau kita membicarakannya? Bagaimana kalau 20 atau 30 menit saja?”
2. Fase kerja
“Pak R berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang
diminum?” “Pak R perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga
tenang.” “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya
agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu
ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali
sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam.” “Bila nanti setelah minum obat
mulut pak R terasa kering, untuk membantu mengatasinya pak R bisa banyak minum
dan mengisap-isap es batu.” “Sebelumminum obat ini pak R mengecek dulu label
dikotak obat apakah benar nama pak R tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang
harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
sudah benar!” “Obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar
harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya pak
R tidak menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi
dengan dokter.”
3. Terminasi
“Bagaiman perasaan pak R setelah kita becakap-cakap tentang obat yang pak R
minum? Apa saja nama obatnya? Jam berapa minum obat?” “Mari kita masukkan pada
jadwal kegiatan! Jangan lupa minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri
obatnya pada perawat!”
“Jadwal yang telah kita buat kemarin dilanjutkan ya pak!”
“Pak besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah
dilaksanakan. “Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 dan ditempat sama?”
“Sampai besok ya pak.”
DAFTAR PUSTAKA

Keliat Budi A. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. EGC : Jakarta

Keliat Budi A. 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. EGC : Jakarta

Setiana Aji dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Resiko Perilaku
Kekerasan. https://id.scribd.com/doc/200689473/LP-DAN-SP-WAHAM. Diakses pada
tanggal 14 Februari 2021.

Kumolo Gilang Cahyo. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Waham Di Puri Anggrek RSJ Menur Surabaya. https://www.academia.edu/
9554704/LAPORAN_PENDAHULUAN_WAHAM. Diakses pada tanggal 14 Februari
2021.
Dian alesha.2017. Laporan pendahuluan dan SP Waham
https://pdfdokumen.com/download/lp-dan-spwaham_59c230241723dd79ca34add8_pdf

Anda mungkin juga menyukai