Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

Praktik Klinik Keperawatan Jiwa


Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Kasus
“GANGGUAN ISI/PROSES PIKIR : WAHAM ”

Disusun Oleh :

MARIA MAGDALENA WISNAWATI


NIM : P05120317022

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

( ) ( )

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN

I. KASUS (MASALAH UTAMA) : Gangguan Isi Pikir (WAHAM)


A. Definisi
 Pengertian
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,
tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain.
keyakinan ini berdasar dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol(Depkes RI 2000).
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2006).

Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian


realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat
intelektual dan latar belakang budaya klien (Aziz R, 2003).

 Tanda dan Gejala

 Menolak makan

 Tidak ada perhatian pada perawatan diri

 Mendekati orang lain dengan ancaman

 Memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai

 Menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan

 Mempunyai rencana untuk melukai

 Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,


kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan

 Klien tampak tidak mempunyai orang lain


 Curiga

 Bermusuhan

 Merusak (diri, orang lain, lingkungan)

 Takut, sangat waspada

 Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas

 Ekspresi wajah tegang

 Mudah tersinggung (Aziz R, 2003)

 Tingkatan Waham

1. Fase Lock Of Human Need

Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik


secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat
terjadi pada orang-orang dengan status social dan ekonomi terbatas.
Keinginan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya mendorong
melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara social
ekonomi terpenuhi tetapi kesenjangan antara reality dengan self idea
sangat tinggi.

2. Fase Lock Of Salf Esteem

Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan


antara salf idea dan salf reality (kenyataan dengan harapan) serta
dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi, sedangkan standar
lingkungan sudah melampaui kemampuannnya, misalnya saat
lingkungan sudah banyak yang kaya menggunakan teknologi
komunikasi yang canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki
kekuatan yang luas. Seseorang tetap memasang salf idea yang
melebihi lingkungan tersebut. Padahal salf realitynya sangat jauh.

3. Fase Control Internal Eksternal

Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
apa yang ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan
tidak sesuai kenyataan. Lingkungan sekitar klien mencoba
memberikan koreksi bahwa sesuatu yang dikatakan klien itu tidak
benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena besarnya
toleransi dan keinginan menjaga perasaan lingkungan hanya menjadi
pendengar pasif tetapi tidak mau konfrontatif berkepanjangan dengan
alasan pengakuan klien tidak mengatakan orang lain.

4. Fase Environment Support

Diantara orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya


menyebabkan klien merasa didukung, lama-kelamaan klien menganggap
sesuatu yang dialkuakn tersebut sebagai sesuat kebenaran karena sering
diulang-ulang.

5. Fase Comforting

Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya, serta


menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan
mendukungnya, keyakinan sering disertai halusinasi pada saat
menyendiri dari lingkungannya.

6. Fase Improfing

Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu


keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang
muncul sering berkaitan dengan dengan normatik masa lalu atau
kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi (rantai yang hilang).
 Klasifikasi

a. Waham agama : keyakinan seseorang bahwa ia dipilih oleh Yang Maha


Kuasa atau menjadi utusan Yang Maha Kuasa.

b. Waham somatik : keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya


sakit atau terganggu.

c. Waham kebesaran : keyakinan seseorang bahwa ia memiliki kekuatan yang


istimewa.

d. Waham curiga: kecurigaan yang berlebihan atau irasional dan tidak percaya
dg orang lain

e. Waham paranoid : kecurigaan seseorang yang berlebihan atau tidak rasional


dan tidak mempercayai orang lain, ditandai dengan waham yang sistematis
bahwa orang lain “ingin menangkap “ atau memata-matainya.

f. Siar pikir ; waham tentang pikiran yang disiarkan ke dunia luar.

g. Sisip pikir ; waham tentang pikiran yang ditempatkan ke dalam benak orang
lain atau pengaruh luar.

h. Kontrol pikir: merasa perilakunya dikendalikan oleh pikiran orang lain

i. Waham Tak Berguna. Percaya bahwa dirinya tak berguna lagi sehingga
sering berpikir lebih baik mati (bunuh diri)

 Rentang Respon

Respon adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis Disorientasi Pikiran Gg.Pikiran/Waham


Persepsi Akurat Ilusi Sulit Berespon
Emosi Konsisten Reaksi Emosi Ber (+/-) Prilaku Kacau
Prilaku Sesuai Prilaku Aneh/Tdk Biasa Isolasi Sosial
Berhubungan Social Menarik Diri

 Faktor Predisposisi

 Genetis : diturunkan, adanya abnormalitas perkembangan sistem saraf


yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptif.

 Neurobiologis; Adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks


limbic

 Neurotransmitter ; abnormalitas pada dopamine, serotonin dan glutamat.

 Virus paparan virus influensa pada trimester III

 Psikologis; ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak peduli

 Faktor Presipitasi
 Proses pengolahan informasi yang berlebihan
 Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal
 Adanya gejala pemicu
 Mekanisme Koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari pengalaman yang
menakutkan berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
meliputi :
 Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya
untuk mengatasi ansietas
 Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi
 Menarik diri
 Pohon Masalah
Resiko Tinggi Perilaku Kekerasan

Perubahan proses pikir: Waham

Isolasi Sosial: Menarik Diri

II. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


a. Masalah keperawatan
1) Resiko kerusakan komunikasi verbal
2) Perubahan proses pikir: waham
3) Isolasi sosial
4) Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis.

b. Data yang perlu dikaji

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Perubahan proses pikir : Subjektif
waham - klien mengatakan bahwa dirinya
adalah yang paling hebat
- klien mengatakan bahwa ia
memiliki kebesaran atau kekuasaan
khusus
objektif
- klien terlihat terus ngoceh tentang
kemampuan yang dimilikinya
- pembicaraan klien cendrung
berulang
- isi pembicaraan tdak sesuai dengan
kenyataan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Isi/ Proses Pikir : Waham

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa : Gangguan Isi/Proses Pikir : Waham

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


DIAGNOSA KRITERIA
TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
Gangguan Isi Pasien mampu : Setelah … kali SP 1
Fikir : pertemuan, pasien dapat  Identifikasi
Waham  Berorientasi memenuhi kebutuhan pasien.
kepada realita kebutuhannya, mampu:  Bicara konteks
secara bertahap.  Menyebutkan realita(tidak
 Berinteraksi kegiatan yang mendukung atau
dengan orang sudah dilakukan. membantah
lain dan  Menyebutkan waham pasien)
lingkungan. serta memilih  Latih pasien
 Menggunakan kemampuan yang untuk memenuhi
obat dengan dimiliki. kebutuhannya.
prinsip 6 benar.  Masukkan dalam
jadwal harian
pasien
SP 2
 Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1)
 Identifikasi
potensi/kemampu

Keluarga mampu : an yang dimiliki

 Mengidentifikasi  Latih

waham pasien. kemampuan yang

 Memfasilitasi dipilih

pasien untuk  Masukkan dalam

memenuhi jadwal kegiatan

kebutuhannya pasien
SP 3
 Mempertahanka
 Evaluasi kegiatan
n program
yang lalu (SP 1 &
pengobatan
SP 2)
pasien secara
 Memilih
optimal.
kemampuan
ketiga yang dapat
dilakukan
 Pilih dan latih
potensi
kemampuan lain
yang dimiliki
 Masukkan dalam
jadwal kegiatan
pasien
Setelah … kali SP 1
pertemuan, keluarga  Identifikasi
mampu mengidentifikasi masalah keluarga
masalah dan menjelaskan dalam merawat
cara merawat pasien. pasien
Keluarga mampu :  Jelaskan proses
 Menyebutkan terjadinya waham
kegiatan yang  Jelaskan tentang
sesuai dilakukan cara merawat
 Memperagakan pasien
cara merawat  Main peran
pasien dalam merawat
 Mengidentifikasi pasien waham
masalah dan  Susun RTL
mampu keluarga/jadwal
menjelaskan cara keluarga untuk
merawat pasien merawat pasien
SP 2
 Evaluasi
kemampuan SP 1
 Latih keluarga
langsung ke
pasien
 Menyusun RTL
keluarga/ jadwal
kegiatan untuk
merawat pasien
SP 3
 Evaluasi
kemampuan
keluarga
 Evaluasi
kemampuan
pasien
 RTL keluarga
- Follow up
- Rujukan
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.


Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo.
2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung,
2000
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .

Anda mungkin juga menyukai