Disusun oleh:
2. Tanda Gejala
Tanda gejala pada klien dengan waham menurut Direja, 2011 yaitu :
Data objektif :
1) Klien tampak tidak mempunyai orang lain
2) Ekspresi wajah tegang
3) Curiga
4) Bermusuhan
5) Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6) Takut dan sangat waspada
7) Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
8) Ekspresi wajah tegang
9) Mudah tersingung
Data subjektif
Adaptif Maladaptif
Dari respon diatas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan
berfikir secara logs. Apabila individu berada pada keadaan adaptif dan maladaptif kadang-
kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi ikir terganggu. Bila individu tidak mampu
berfikir logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif
dan aka mengalami gangguan pola pikir : waham
5. Faktor Predisposisi
Dalam Direja (2011) faktor presipitasi waham dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal seseorang
individu.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham.
3) Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan.
4) Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran vertikel di otak,
atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
5) Faktor genetic
6. Faktor Presipitasi
Dalam Direja (2011) faktor presipitasi waham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
2) Faktor biokimia
Obat-obat farmakologis seperti dopamine, norepineprine, dan zat halusinogen
lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham.
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah.
7. Mekanisme Koping
Agar individu tidak bereson secara maladaptif maka setiap individu harus
mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Mekanisme koping dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntunan situasi stress
a. Perilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan
b. Perilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologis untuk
memidahkan seseorang dari sumber stress
c. Perilaku komromi, digunakan unuk mengubah cara seseorang megoprasikan,
mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan personel seseorang
2) Mekanisme pertahanan ego, merupakan mekanisme yang dapat membantu
mengatasi cemas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat dasar dan
melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptiv terhadap stress.
E. Analisa Data
NO. Analisa Data Masalah
F. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Proses Pikir: Waham
G. Rencana Tindakan Keperawatan
Perencanaan
DX Tujuan Kriteria Hasil Interversi Rasional
keerawatan
Perubahan Pasien Setelah ….x SP I
Proses Pikir: mampu : pertemuan,
1. Identifikasi 1. Untuk
Waham pasien dapat
- Berorientasi kebutuhan mengetahui
memenuhi
kepada pasien apa saja
kebutuhannya,
realitas 2. Bicara kebutuhan
Menyebutkan
secara konteks klien
kegiatan yang
bertahap. realita 2. Untuk
sudah
- Mampu (tidak membuka
dilakukan,
berinteraksi mendukung pikiran bahwa
Mampu
dengan orang atau realita itu lebih
menyebutkan
lain dan membantah benar dari
serta memilih
lingkungan waham pada apa yang
kemampuan
Menggunakan pasien) dipikirkan
yang dimiliki
obat dengan 3. Latih klien sehingga
prinsip 6 benar pasien dapat
Setelah ….x untuk menghilangka
pertemuan, memenuhi n waham
pasien dapat kebutuhann 3. untuk
memenuhi ya ”dasar” pemenuhan
kebutuhannya, 4. Masukkan kebutuhan
Menyebutkan dalam dasar klien
kegiatan yang jadwal terpenuhi
sudah harian 4. Agar klien
dilakukan, pasien dapat
Mampu mengingat
menyebutkan jadwala yang
serta memilih sudah disusun
kemampuan bersama
SP 2
yang dimiliki
1. Evaluasi 1. Agar pasien
(SP1) ajarkan di
2. Identifikasi pertemuan
potensi / sebelumnya
kemampua 2. Untuk
n yang mengetahui
kemampua kemampuan
dimiliki dapat
4. Masukkan melupakan
jadwal yang di
kegiatan rasakan
SP 2
1. pendukung
1. Evaluasi
pnting untuk
kegiatan
menigkat kan
yang lalu
semangat klien
(SP 1)
2. Untuk
2. Latih
mengetahui
keluarga
sejauh mana
cara
kemampuan
merawat
keluarga dapat
pasien
dijadikan
(langsung
sebagai
ke pasien)
langkah
tindakan
selanjutnya
yang dapat di
lakukan
keluarga dalam
merawat
pasien\
SP 3
1. Agar keluarga
1. Evaluasi
dapat merawat
kemampu
klien dengan
an
waham secara
keluarga
langsung dan
2. Evaluasi
lebih mudah di
kemampu
an pasien
3. RTL pahami
keluarga : 2. Mengetahui
Follow sudah sejauh
Up, mana
Rujukan kemampuan
keluarga dapat
dijadikan
sebagai
langkah
tindakan
selanjutnya
yang dapat
dilakukan
keluarga dalam
merawat
pasien
Mengekspresik
an prasaan
atau
perkembangan
klien setelah
dibantu oleh
keluarga
3. Keluarga dapat
lebih mudah
melakukan
perawatan
dengan yang
telah dibuat
bersama