Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

Disusun oleh:

Annisa Muslimah Wasilah 4002180010


Ayi Maulana Ahmad 4002180047
Fazar Arohman 4002180056
Sindy Damayanti 4002180008
Wanda Alya Syafira 4002180085
Windy Putri Nur’ani 4002180045

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG
JULI, 2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KASUS : PERUBAHAN PROSES PIKER : WAHAM


1. Definisi
waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi
dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna Keliat, 2015).
Jadi dapat disimpulkan bahwa waham adalah keyakinan palsu seseorang terhadap
dirinya sendiri, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui
proses interaksi/ informasi secara kuat.

2. Tanda Gejala
Tanda gejala pada klien dengan waham menurut Direja, 2011 yaitu :
Data objektif :
1) Klien tampak tidak mempunyai orang lain
2) Ekspresi wajah tegang
3) Curiga
4) Bermusuhan
5) Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan
6) Takut dan sangat waspada
7) Tidak tepat menilai lingkungan/realitas
8) Ekspresi wajah tegang
9) Mudah tersingung

Data subjektif

1) Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran,


kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
3. Klasifikasi
Waham dapat diklarifikasi menjadi beberapa macam, menurut direja (2011) yaitu :
1) Waham kebesaran
individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus yang
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, “Saya ini
pejabat di separtemen kesehatan lho!” atau, “Saya punya tambang emas.”
2) Waham curiga
individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya dan siucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai
kenyataan. Misalnya “Saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup
saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”
3) Waham agama
individu memiliki keyakinan terhadap terhadap suatu agama secara berlebihan
dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya “Kalau saya
mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari.”
4) Waham somatic
individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
Misalnya, “Saya sakit kanker.” (Kenyataannya pada pemeriksaan laboratorium
tidak ditemukan tanda-tanda kanker, tetapi pasien terus mengatakan bahwa ia
sakit kanker).
5) Waham nihilistik
Individu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal dan
diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Misalnya, ”Ini kan alam
kubur ya, sewmua yang ada disini adalah roh-roh”.
4. Rentang Respon
Adapun rentanng respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang
respon gangguan adaptif dan maladaptif yang dapat di jelaskan sebagai berikut:

Adaptif Maladaptif

Pikiran Logis Distorsi Pikiran Reson Maladaptif

- Persepsi akurat - Ilusi - Gangguan proses pikir


- Emosi konsisten - Reaksi emosi - Halusinasi
dengan pengalaman - Perilaku aneh - Sulit berespon emosi
- Perilaku sesuai - Menarik diri - Perilaku disorganisasi
- Berhubungan sosial - Isolasi sosial

Dari respon diatas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan
berfikir secara logs. Apabila individu berada pada keadaan adaptif dan maladaptif kadang-
kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi ikir terganggu. Bila individu tidak mampu
berfikir logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptif
dan aka mengalami gangguan pola pikir : waham

5. Faktor Predisposisi

Dalam Direja (2011) faktor presipitasi waham dapat dibedakan menjadi lima, yaitu:
1) Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan menganggu hubungan interpersonal seseorang
individu.
2) Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan timbulnya
waham.
3) Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda atau bertentangan.
4) Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran vertikel di otak,
atau perubahan pada sel kortikal dan limbic.
5) Faktor genetic

6. Faktor Presipitasi
Dalam Direja (2011) faktor presipitasi waham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Faktor sosial budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti atau
diasingkan dari kelompok.
2) Faktor biokimia
Obat-obat farmakologis seperti dopamine, norepineprine, dan zat halusinogen
lainnya diduga dapat menjadi penyebab waham.
3) Faktor psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah.
7. Mekanisme Koping
Agar individu tidak bereson secara maladaptif maka setiap individu harus
mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Mekanisme koping dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntunan situasi stress
a. Perilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan
b. Perilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologis untuk
memidahkan seseorang dari sumber stress
c. Perilaku komromi, digunakan unuk mengubah cara seseorang megoprasikan,
mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan personel seseorang
2) Mekanisme pertahanan ego, merupakan mekanisme yang dapat membantu
mengatasi cemas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat dasar dan
melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptiv terhadap stress.

B. Proses Terjadinya Masalah


Proses terjadinya waham menurut direja (2011) dibagi menjadi enam yaitu :
1) Fase Lack of Human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhn-kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Misalnya ia seorang sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai
seorang yang sangat cerdas, sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam
kelompoknya. Waham terjadi karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di
dunia ini.
2) Fase lack of self esteem
Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self
ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan).
3) Fase control internal external
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui dan diterima lingkungan menjadi prioritas dalam
hidupnya.
4) Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan
klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang-ulang.
5) Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya.
6) Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat.
C. Data Focus Pengkajian
1. Status Mental
a. Proses fikir
Data ini didapatkan melalui observasi pada saat wawancara
 Sirkumtansial = pembicaran yang berbelit- belit tapi sampai pada tujuan
 Tangensial = pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada
tujuan
 Kehilangan asosiasi = pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya, dan klien tidak menyadarinya
 Flight of ideas = pembicaraan yang meloncat dari satu topik ke topik
lainnya, masih ada hubungn yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
 Blocking = pembicaraan terheni tiba-tiba tanpa gangguan external
kemudian dilanjutkan kembali
 Perseverasi = pembicaraan yang diulang berkali-kali
 Jelaskan yag dikatakan oleh klien pada saat wawancara
 Masaah keperawatan ditulis sesuai dengan kata
b. Isi fikir
Data ini didapatkan melalui wawancara
 Obsesi = pikiran yang selalu muuncul walaupun klien berusaha
menghilangkannya
 Phobia = ketakutan yang patologis/ tidak logis terhadap objek/situasi
tertentu
 Hipokonria = keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh
yang sebenarnya tidak ada
 Depersonalisasi = perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang
lain, atau lingkungan
 Ide yang terkait = keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi di
ligkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya
 Pikiran magis = keykinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal
yang mustahil kemampuannya
 Waham
 Agama = keyakinan klien terhadao suatu agama secara berlebihan dan
diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan
 Somatik = klien mempunyai keyakinan yang tidak sesuai dengan
kenyataan
 Kebesaran klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuan yang disampaikannya secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan
 Curiga = klien mempunyai keyakinan yang berlebihan terhadap
kemampuannyayang disampaikan secara berulang yang tidak sesuai
denagn kenyataan
 Nihilistik = klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal
yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan
 Sisip pikir = klien yakin ada ide, pikiran orang lain yang disisipkan di
dalam pikiran yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
 Siar pikir = klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang
dinyaakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
 Kontrol pikir = klien yakin pikirannya di kontrol oleh kekuatan dengan
kenyataan
 Jelaskan apa yang di katakan oleh klien pada saat wawancara
 Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
D. Masalah keperawatan
1) Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2) Kerusakan komunikasi : verbal
3) Perubahan isi pikir : waham

E. Analisa Data
NO. Analisa Data Masalah

1.  Data subjektif : waham


Klien mengungkapkan sesuatu yang
diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan
dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai
kenyataan.
 Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai
orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain,
lingkungan), takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak tepat menilai
lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung.

F. Diagnosa Keperawatan
Perubahan Proses Pikir: Waham
G. Rencana Tindakan Keperawatan

Perencanaan
DX Tujuan Kriteria Hasil Interversi Rasional
keerawatan
Perubahan Pasien Setelah ….x SP I
Proses Pikir: mampu : pertemuan,
1. Identifikasi 1. Untuk
Waham pasien dapat
- Berorientasi kebutuhan mengetahui
memenuhi
kepada pasien apa saja
kebutuhannya,
realitas 2. Bicara kebutuhan
Menyebutkan
secara konteks klien
kegiatan yang
bertahap. realita 2. Untuk
sudah
- Mampu (tidak membuka
dilakukan,
berinteraksi mendukung pikiran bahwa
Mampu
dengan orang atau realita itu lebih
menyebutkan
lain dan membantah benar dari
serta memilih
lingkungan waham pada apa yang
kemampuan
Menggunakan pasien) dipikirkan
yang dimiliki
obat dengan 3. Latih klien sehingga
prinsip 6 benar pasien dapat
Setelah ….x untuk menghilangka
pertemuan, memenuhi n waham
pasien dapat kebutuhann 3. untuk
memenuhi ya ”dasar” pemenuhan
kebutuhannya, 4. Masukkan kebutuhan
Menyebutkan dalam dasar klien
kegiatan yang jadwal terpenuhi
sudah harian 4. Agar klien
dilakukan, pasien dapat
Mampu mengingat
menyebutkan jadwala yang
serta memilih sudah disusun
kemampuan bersama
SP 2
yang dimiliki
1. Evaluasi 1. Agar pasien

kegiatan mengingat apa

yang lalu yang sudah di

(SP1) ajarkan di

2. Identifikasi pertemuan

potensi / sebelumnya

kemampua 2. Untuk

n yang mengetahui

dimiliki potensi apa

3. Pilih & saja yang

latih dimiliki pasien

potensi / 3. Untuk melatih

kemampua kemampuan

n yang klien agar

dimiliki dapat

4. Masukkan melupakan

dalam hayalan palsu

jadwal yang di

kegiatan rasakan

pasien 4. Agar klien


dapat
mengingat
jadwala yang
sudah disusun
bersama
SP 3
1. Evaluasi
kegiatan
1. Untuk
yang lalu
mengetahui
(SP1 dan 2)
sejauh mana
2. Pilih
kemampuan
kemampua
klien tentang
n yang
melatih klien
dapat
untuk
dilakukan
memenuhi
3. Pilih dan
kebutuhnnya
latih
dan
potensi
kemampuan
kemampua
yang dimiliki
n lain yang
2. Untuk
dimiliki
mengetahui
4. Masukkan
kemampuan
dalam
yang dapat
jadwal
dilakukan
kegiatan
3. Agar klien
pasien
dapat secara
langsung
paham dan
dapat dilkukan
secara
langsung
4. Agar klien
dapat
mengingat
jadwla yang
sudah disusun
bersama

Keluarga Setelah ….x SP 1 1. Kemampuan


mampu : pertemuan keluarga dalam
1. Identifika
keluarga mengidentifika
- Mengidentifi si masalah
mampu si akan
kasi waham keluarga
mengidentifika memugkinkan
pasien dalam
si masalah dan keluarga untuk
- Memfasilitas merawat
menjelaskan menilai
i pasien pasien
cara merawat perilaku
untuk 2. Jelaskan
pasien waham
memenuhi proses
2. Meniingkatkan
kebutuhanny terjadinya
pengetahuan
a waham
keluarga
3. Jelaskan
tentang cara
tentang
merawat klien
cara
sehingga
merawat
keluarga
pasien
terlibat dalam
waham
merawat klien
4. Latih
3. Agar keluarga
(simulasi)
dapat
cara
mengetahui
merawat
cara merawat
klien dengan
waham
4. Agar keluarga
dapat
mengetahui
cara merawat
klien dengan
waham, karena
keluarga
adalah faktor

SP 2
1. pendukung
1. Evaluasi
pnting untuk
kegiatan
menigkat kan
yang lalu
semangat klien
(SP 1)
2. Untuk
2. Latih
mengetahui
keluarga
sejauh mana
cara
kemampuan
merawat
keluarga dapat
pasien
dijadikan
(langsung
sebagai
ke pasien)
langkah
tindakan
selanjutnya
yang dapat di
lakukan
keluarga dalam
merawat
pasien\
SP 3
1. Agar keluarga
1. Evaluasi
dapat merawat
kemampu
klien dengan
an
waham secara
keluarga
langsung dan
2. Evaluasi
lebih mudah di
kemampu
an pasien
3. RTL pahami
keluarga : 2. Mengetahui
Follow sudah sejauh
Up, mana
Rujukan kemampuan
keluarga dapat
dijadikan
sebagai
langkah
tindakan
selanjutnya
yang dapat
dilakukan
keluarga dalam
merawat
pasien
Mengekspresik
an prasaan
atau
perkembangan
klien setelah
dibantu oleh
keluarga
3. Keluarga dapat
lebih mudah
melakukan
perawatan
dengan yang
telah dibuat
bersama

Anda mungkin juga menyukai