1. Pengkajian
b. Keluhan Utama:
Hawks, 2009)
1) Nutrisi
mual, muntah.
2) Eliminasi
3) Personal Hygiene
Kelelahan
5) Pola aktivitas
kelelahan
g. Pemeriksaan Fisik
2) Kepala
perawatan diri
3) Wajah
4) Mata
6) Mulut
7) Telinga
8) Paru
hipersonor
akumulasi sekret.
9) Jantung
10) Abdomen
gelombang cairan
c) Perkusi : Redup
11) Ekstremitas
12) Genitalia
h. Pemeriksaan Diagnostik
Bila terjadi kerusakan sel hati, kadar CHE akan turun, pada
arteri, biopsy.
11) Pemindaian CT
12) MRI
pada diaframa.
osmotik koloid.
g. Resiko perdarahan
h. Resiko cidera
j. Resiko Infeksi
(NANDA, 2015)
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan pada Kasus Sirosis Hepatis No Diagnosa Keperawatan NOC NIC
b. Status Pernafasan :
Indikator :
Monitor TTV
b. Identifikasi perubahan
Manajemen Cairan
d. Monitor hasil labor yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hb, Ht, osmolalitas).
Monitor Cairan
Tentukan kemungkinan faktor resiko dari ketidakseimbangan cairan (terapi diuretik, disfungsi hati,
muntah).
Indikator :
1) Serum albumin, kreatinin, hematokrit, Blood Urea Nitrogen (BUN), dalam rentang normal.
Manajemen Cairan
c. Monitor hasil Hb yang sesuai dengan retensi cairan (BUN, Hmt, osmolaritas urin)
b. Keseimbangan Cairan
Indikator :
Monitor Cairan
a. Status Sirkulasi
Indikator :
7) Tidak asites
Indikator :
3) Kekuatan denyut nadi (karotis kanan dan kiri;brachial kanan dan kiri; femur kanan dan kiri, radialis
kanan dan kiri) dalam rentang normal
a. Lakukan penilaian sirkulasi perifer (nadi, edema, CRT ,warna dan suhu ekstermitas)
c. Berikan tranfusi darah yang sesuaid. Monitor nilai elektrolit, BUN, dan kreatinin setiap hari
Managemen Hipovolemia
c. Monitor adanya bukti laboratorium terkait dengan kehilangan darah (misalnya hemoglobin,
hematokrit).
d. Berikan cairan hipotonik IV yang diresepkan (misal sodium klorida, dektrose 5%)
a. Status Sirkulasi
Indikator:
Indikator:
Terapi Oksigen
j. Monitor adanya cushling triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
5. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan absorbsi
vitamin, karbohidrat dan lemak.
a. Status Nutrisi
Indikator :
b.Status Nutrisi :
Indikator :
Manajemen Nutrisi
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
e. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
yang dibutuhkan
Manajemen Mual
Indikator :
c. Lakukan pengkajian lengkap terkait mual, meliputi frekuensi, durasi, dan faktor presipitasi.
f. Kolaborasi memberikan terapi anti emetik yang diberikan untuk menghindari terjadinya mual
musik, distraksi, acupressure untuk mengatur mual yang dirasakan oleh pasien
Nutrition monitoring
Konseling Nutrisi
a. Bina hubungan terapeutik berdasarkan kepercayaan dan respek pada pasien
modifikasi diit : penurunan berat badan, peningkatan berat badan, kekurangan cairan
Indikator :
d. Blood in stool
Bleeding precaution
b. Monitor hasil koagulasi, termasuk PT (prothombin time), PTT (pertial thromboplastin time),
fibrinogen, jumlah trombosit.
g. Instruksikan kepada pasien dan atau keluarga jika ada tanda perdarahan, laporkan segera ke
perawat.
Indikator:
b. Kejadian jatuh
Indikator:
Management
a. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien
f. Membatasi pengunjunng
h. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab penyakit.
Indikator :
management
b. Monitor tanda dan gejala hiperglikemi (seperti : poliuria, polidipsi, poliphagia, keletihan, latergi,
malaise, sakit kepala).
Management Hypoglikemi
b. Monitor tanda dan gejala hipoglikemia (misalnya; gemetar, sempoyongan, berkeringat, jantung
berdebar-debar, takikardi, menggigil, pucat, mual, sakit kepala, kelelahan, kelemahan, dll)
9. Resiko infeksi
a. Immune status
Indikator :
b. Nutrition Status
Indikator
c. Risk control
Indikator:
Infection Control
(Kontrol Infeksi)
n. Dorong istirahat
Monitor Nutrisi
Indikator :
1) Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastic sitas, temperature, hidrasi, pig
mentasi)
4) Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera
berulang
5) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami
Pressure Management
f. Oleskan lotion atau minyak baby/baby oil pada daerah yang tertekan
Pengecekan kulit
a. Energy conservation
Indikator :
2) Menggunakan teknik
b.Activity tolerance
Indikator :
Energy Management
e. Observasi respon jantung-paru terhadap aktivitas (misalnya takikardia, disritmia, dispnea, pucat,
dan frekuensi pernafasan)
g. Dorong untuk lakukan periode aktivitas saat pasien memiliki banyak tenaga.
k. Instruksikan pasien atau keluarga untuk mengenal tanda dan gejala kelelahan yang
1) Mampu melakukan ADL secara mandiri (seperti makan, memakai baju,toileting, mandi,
berdandan, menjaga kebersihan, oral hygiene, berjalan, berpindah tempat) memerlukan
pengurangan aktivitas.
l. Bantu pasien atau keluarga untuk menentukan tujuan akhir yang realistis
Activity Therapy
a. Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencakan program terapi yang tepat
c. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social
d. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
12
a. Toleransi Aktivitas
Indikator :
c. Partisipasi latihan
a. Monitoring vital sign sebelum dan sesudah latihan dan lihat respon pasien saat latihan
b. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan
d. Latih pasien dalam pemenuhan kbeutuhan ADLs secara mandiri sesuai kemampuan pasien
g. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika diperlukan