Disusun Oleh :
Nurul Inayah Jufri Sidik
711490113042
Profesi Ners
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Pada tahap ini meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah,
b. Keluhan Utama
berupa : sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat
tanda -tanda seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat
f. Riwayat Psikososial
pemeliharaan
kesehatan.
h. Pola eliminasi
istirahat.
sebagainya.
k. Pemeriksaan Fisik
2) Sistem Respirasi
jumlah cairannya > 250 cc. Disamping itu pada palpasi juga
yang sakit.
3) Sistem Cardiovasculer
ictuscordis.
c) Perkusi untuk menentukan batas jantung dimana daerah
kiri.
darah.
4) Sistem Pencernaan
teraba.
vesikaurinarta, tumor).
e) Sistem Neurologis
f) Sistem Muskuloskeletal
g) Sistem Integumen
3. Intervensi Keperawatan
(D.0005)
2) Kriteria hasil
a) Dyspnea menurun
b) Penggunaan otot bantu nafas menurun
d) Otopnea menurun
3) Intervensi
Observasi
a) Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman, usaha nafas)
Terapeutik
a) Pertahankan kepatenan jalan nafas head-tilt dan chin-lift
Edukasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
nyeri menurun
2) Kriteria hasil :
a) Keluhan nyeri menurun
c) Meringis menurun
3) Intervensi
Observasi
a) Identifikasi skala nyeri
intensitas nyeri.
Terapeutik
a) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Edukasi
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2) Kriteria hasil
3) Intervens
i Observasi
Terapeutik
a) Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.
Edukasi
a) Anjurkan tirah baring
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.Y.M
Umur : 55 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petani
Suku Bangsa : Mongondow
Alamat : Inobonto
Tanggal Masuk : 26-9-2023
Tanggal Pengkajian : 2-10-2023
No. Register : 00138594
Diagnosa Medis : Efusi Pleura Sinistra
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.A
Umur : 53 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat : Inobonto
2. Status Kesehatan
Therapy :
1. Pola Eliminasi
a) BAB
b) BAK
a) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Mandi 2
Toileting 3
Berpakaian 2
Berpindah 3
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
d. Pengkajian Fisik
GCS : E4V5M6
2. Pemeriksaan radiologi
Do :
-pasien tampak meringis dan gelisah
-Nadi 78x/menit
-TD 96/64 mmHg
Do :
- HB 9,7 g/dL
-Adl dibantu keluarga dan perawat
-pasien terpasang nasal kanul 3 lpm
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. 3 menit Pembukaan :
1. Membuka dengan 1. Menjawab salam
mengucap salam dan 2. Mendengar dan
memperkenalkan diri . memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
3. Menyebutkan materi
yang akan
disampaikan
15 menit Pelaksanaan : 1. Mendengarkan dan
1) Definisi Efusi Pleura memperhatikan
2) Klasifikasi Efusi
Pleura
3) Penyebab Efusi Pleura
4) Menifestasi Klinis
Efusi Pleura
5) Penatalaksanaan Efusi
Pleura
6) Komplikasi Efusi
Pleura
2. 10 menit Evaluasi : 1. Menjawab
Menanyakan kepada pertanyaan
peserta tentang materi
yang sudah disampaikan,
meminta klien untuk
menggulanggi.
8. Referensi :
Brunner &Suddarth. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan.
Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta : EGC.
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar.
Jakarta : EGC
Palangka Raya, 18 Januari 2018
MATERI PUNYULUHAN
EFUSI PLEURA
1. Definisi
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat cairan berlebihan di rongga
pleura, dimana kondisi ini jika dibiarkan akan membahayakan jiwa penderitanya.
2. Klasifikasi
Berdasarkan jenis cairan yang terbentuk, cairan pleura dibagi menjadi
transudat, eksudat dan hemoragis
Berdasarkan lokasi cairan yang terbentuk, efusi dibagi menjadi unilateral dan
bilateral. Efusi yang unilateral tidak mempunyai kaitan yang spesifik dengan
penyakit penyebabnya akan tetapi efusi yang bilateral ditemukan pada penyakit-
penyakit dibawah ini :Kegagalan jantung kongestif, sindroma nefrotik, asites,
infark paru, lupus eritematosus systemic, tumor dan tuberkolosis.
3. Penyebab
1) Transudat dapat disebabkan oleh kegagalan jantung kongestif (gagal
jantung kiri), sindroma nefrotik, asites (oleh karena sirosis kepatis),
syndroma vena cava superior, tumor, sindroma meig.
2) Eksudat disebabkan oleh infeksi, TB, preumonia dan sebagainya, tumor,
ifark paru, radiasi, penyakit kolagen.
3) Effusi hemoragis dapat disebabkan oleh adanya tumor, trauma, infark
paru, tuberkulosis.
4. Menifestasi klinis
1) Batuk
2) Dispnea bervariasi
3) Adanya keluhan nyeri dada (nyeri pleuritik)
4) Pada efusi yang berat terjadi penonjolan ruang interkosta.
5) Pergerakan dada berkurang dan terhambat pada bagian yang mengalami
efusi.
6) Perkusi meredup diatas efusi pleura.
7) Egofoni diatas paru yang tertekan dekat efusi.
8) Suara nafas berkurang diatas efusi pleura.
9) Fremitus fokal dan raba berkurang.
10) Jari tabuh merupakan tanda fisik yang nyata dari karsinoma bronkogenik,
bronkiektasis, abses dan TB paru.
5. Penatalaksanaan
Pada efusi yang terinfeksi perlu segera dikeluarkan dengan memakai pipa
intubasi melalui selang iga. Bila cairan pus nya kental sehingga sulit keluar atau
bila empiemanya multiokuler, perlu tindakan operatif. Mungkin sebelumnya dapat
dibantu dengan irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik. Pengobatan
secara sistemik hendaknya segera dilakukan, tetapi terapi ini tidak berarti bila
tidak diiringi pengeluaran cairan yang adekuat.
1) Pengeluaran efusi yang terinfeksi memakai pipa intubasi melalui sela iga.
2) Irigasi cairan garam fisiologis atau larutan antiseptik (Betadine).
3) Pleurodesis, untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi.
4) Torasentesis: untuk membuang cairan, mendapatkan spesimen (analisis),
menghilangkan dispnea.
5) Water seal drainage (WSD)
Drainase cairan (Water Seal Drainage) jika efusi menimbulkan gejala subyektif
seperti nyeri, dispnea, dll. Cairan efusi sebanyak 1 – 1,2 liter perlu dikeluarkan
segera untuk mencegah meningkatnya edema paru, jika jumlah cairan efusi
lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutya baru dapat dilakukan 1 jam
kemudian.
6) Antibiotika jika terdapat empiema.
7) Operatif
6. Komplikasi
1) Fibrotoraks
Efusi pleura yang berupa eksudat yang tidak ditangani dengan drainase
yang baik akan terjadi perlekatan fibrosa antara pleura parietalis dan
pleura viseralis. Keadaan ini disebut dengan fibrotoraks. Jika fibrotoraks
meluas dapat menimbulkan hambatan mekanis yang berat pada jaringan-
jaringan yang berada dibawahnya. Pembedahan pengupasan (dekortikasi)
perlu dilakukan untuk memisahkan membran-membran pleura tersebut.
2) Atalektasis
Atalektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna yang
disebabkan oleh penekanan akibat efusi pleura.
3) Fibrosis paru
Fibrosis paru merupakan keadaan patologis dimana terdapat jaringan ikat
paru dalam jumlah yang berlebihan. Fibrosis timbul akibat cara perbaikan
jaringan sebagai kelanjutan suatu proses penyakit paru yang menimbulkan
peradangan. Pada efusi pleura, atalektasis yang berkepanjangan dapat
menyebabkan penggantian jaringan paru yang terserang dengan jaringan
fibrosis.
4) Kolaps Paru
Pada efusi pleura, atalektasis tekanan yang diakibatkan oleh tekanan
ektrinsik pada sebagian / semua bagian paru akan mendorong udara keluar
dan mengakibatkan kolaps paru.