2. Pengertian SNNT
Strauma adalah pembesaran pada kelenjar tiroid yang biasanya
terjadi karena folikel-folikel terisi koloid secara berlebihan. Setelah
bertahun-tahun folikel tumbuh semakin membesar dengan membentuk
krista dan kelenjar tersebut menjadi noduler.
Strauma Nodosa Non Toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid
yang secara klinik teraba nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda
hipertyroidism. Strauma Nodosa Non Toksik disebabkan oleh kekurangan
yodium yang kronik. Strauma ini disebut sebagai simple goiter, strauma
endemik, atau goiter koloid yang sering ditemukan di daerah yang air
minumnya kurang sekai mengandung yodium dan goitrogen yang
menghambat sintesa hormon oleh zat kimia.
b. Diagnosa keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing
dalam jalan nafas (D.0001)
2) Nyeri akut berhubungan denga agen pencedera fisik (prosedur
operasi) (D.0077)
3) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuscular
4) Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
c. Intervensi keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing
dalam jalan nafas (D.0001)
Manajemen jalan nafas (I.01011)
Observasi
Monitor pola nafas
Monitor bunyi nafas tambahan
Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
Terapeutik
Pertahankan kepatenan jalan nafas
Posisikan semi fowler atau fowler
Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian bronchodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu
2) Nyeri akut berhubungan denga agen pencedera fisik (prosedur
operasi) (D.0077)
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Idenfitikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
neuromuscular (D.0119)
Promosi komunikasi : Defisit bicara (I.13492)
Observasi
Monitor kecepatan, tekanan, kuantitias, volume, dan diksi bicara
Monitor progress kognitif, anatomis, dan fisiologis yang
berkaitan dengan bicara (mis: memori, pendengaran, dan
Bahasa)
Monitor frustasi, marah, depresi, atau hal lain yang mengganggu
bicara
Identifikasi perilaku emosional dan fisik sebagai bentuk
komunikasi
Terapeutik
Gunakan metode komunikasi alternatif (mis: menulis, mata
berkedip, papan komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat
tangan, dan komputer)
Sesuaikan gaya komunikasi dengan kebutuhan (mis: berdiri di
depan pasien, dengarkan dengan seksama, tunjukkan satu
gagasan atau pemikiran sekaligus, bicaralah dengan perlahan
sambal menghindari teriakan, gunakan komunikasi tertulis, atau
meminta bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien)
Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
Ulangi apa yang disampaikan pasien
Berikan dukungan psikologis
Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi
Anjurkan berbicara perlahan
Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis, dan
fisiologis yang berhubungan dengan kemampuan bicara
Kolaborasi
Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
4) Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (D.0142)
Pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu