Anda di halaman 1dari 27

KELOMPOK 5

Nama Anggota :
1. Devi Siti Nurjanah
2. Fadia Nur Fitri
3. Fahd Hudya A.F
4. Faisal Indriagiri
5. Hilda Wulandari
6. Nursyifa Hasanah
7. Risma Yanti
8. Vina Widiantari
DEFINISI
Goiter adalah pembesaran pada kelenjar tiroid disebut juga
struma adalah suatu pembengkakan pada leher oleh karena pembesaran
kelenjar tiroid akibat kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan
fungsi atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya. Dampak
struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang
dapat mempengaruhi kedudukan organ-organ di sekitarnya.
Kelenjar tiroid yang membesar disebut goiter. Goiter dapat
menyertai hipo maupun hiperfungsi tiroid. Bila secara klinik tidak ada
tanda-tanda khas, disebut giter non-toksik. (Tambayong, 2000) Gondok
adalah suatu pembengkakan pada kelenjar tiroid yang abnormal dan
penyebabnya bisa bermacam-macam, dimana kelenjar tiroid diperlukan
untuk memproduksi hormon tiroid yang berfungsi mengontrol
metabolisme tubuh, keseimbangan tubuh dan pertumbuhan
perkembangan yang normal.
PENYEBAB GOITER

1. Auto-imun (dimana tubuh menghasilkan antibodi yang


menyerang komponen spesifik pada jaringan tersebut).
2. Penyebab kedua tersering adalah pengobatan terhadap
hipertiroidisme baik yodium radioaktif maupun pembedahan
cenderung menyebabkan hipotiroidisme.
3. Obat-obatan tertentu yang dapat menekan produksi hormon
tiroid.
4. Peningkatan Thyroid Stimulating Hormone (TSH) sebagai
akibat dari kecacatan dalam sintesis hormon normal dalam
kelenjar tiroid
5. Gondok endemik adalah hipotiroidisme akibat defisiensi
iodium dalam makanan. Gondok adalah pembesaran kelenjar
tiroid.
KLASIFIKASI
1. Goiter kongenital
2. Goiter endemik dan kretinisme
3. Goiter sporadis :
a. Goiter yodium
b. Goiter sederhana (Goiter kollot)
c. Goiter multinodular
4. Goiter intratrakea
MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama :
1. Pembengkakan, mulai dari ukuran sebuah nodul kecil untuk
sebuah benjolan besar, di bagian depan leher tepat di
bawah Adam’s apple.
2. Perasaan sesak di daerah tenggorokan.
3. Kesulitan bernapas (sesak napas), batuk, mengi (karena kompresi
batang tenggorokan).
4. Kesulitan menelan (karena kompresi dari esofagus).
5. Suara serak.
6. Distensi vena leher.
7. Pusing ketika lengan dibangkitkan di atas kepala
8. Kelainan fisik (asimetris leher)
GEJALA LAIN
1. Tingkat peningkatan denyut nadi
2. Detak jantung cepat
3. Diare, mual, muntah
4. Berkeringat tanpa latihan
5. Goncangan
6. Agitasi
KOMPLIKASI
1. Terhambatnya jalan pernafasan pada trachea disebabkan adanya
pembesaran kelenjar tiroid.
2. Aritmia. Pembesaran tiroid (goiter) di sebabkan hormon tiroid
berlebih yang diproduksi oleh kelenjar tiroid.
3. Badai tiroid (suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar
tiroid yang terjadi secara tiba-tiba)
4. Yang mengakibatkan :
 Demam
 Kelemahan
 Perubahan suasana hati
 Perubahan kesadaran
 Kegelisahan, dll.
PATOFISIOLOGI
Aktifitas utama kelenjar tiroid adalah untuk berkonsentrasi yodium
dari darah untuk membuat hormon tiroid. Kelenjar tersebut tidak
dapat membuat hormon tiroid cukup jika tidak memiliki cukup
yodium. Oleh karena itu, dengan defisiensi yodium individu akan
menjadi hipotiroid. Akibatnya, tingkat hormon tiroid terlalu rendah
dan mengirim sinyal ke tiroid. Sinyal ini disebut thyroid stimulating
hormone (TSH). Seperti namanya, hormon ini merangsang tiroid
untuk menghasilkan hormon tiroid dan tumbuh dalam ukuran yang
besar Pertumbuhan abnormal dalam ukuran menghasilkan apa yang
disebut sebuah gondok.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Defisiensi Yodium
2. Hashimoto Tiroiditis
3. Hipertiroidisme :
a. Obat antitiroid
b. Pengobatan dengan yodium radioaktif
c. Operasi
PENCEGAHAN
1. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam hal merubah pola
perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam yodium.
2. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan
laut, ganggang-ganggangan dan sayuran hijau.
3. Mengkonsumsi yodium dengan cara memberikan garam beryodium
setelah dimasak, tidak dianjurkan memberikan garam sebelum
memasak untuk menghindari hilangnya yodium dari makanan.
4. Pada ibu hamil dianjurkan agar tidak menggunakan obat-obatan yang
beresiko untuk ketergantungan goiter kongenital.
5. Iodisai air minum untuk wilayah tertentu dengan resiko tinggi.
6. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol) pada penduduk di
daerah endemik berat dan endemik sedang.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Anamnesa didapat :
a. Identifikasi klien
Nama
Jenis kelamin
Umur
Alamat
Agama
Suku bangsa
Pekerjaan
Pendidikan
b. Keluhan utama klien
Pada klien hipothyroid keluhan yang dirasakan pada umumnya adalah adanya
benjolan pada leher bagian depan.
c. Riwayat penyakit sekarang
Biasanya didahului oleh adanya pembesaran nodul pada leher
yang semakin membesar sehingga mengakibatkan sulit menelan dan
terganggunya pernafasan karena penekanan trakhea eusofagus sehingga
perlu dilakukan operasi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Perlu ditanyakan riwayat penyakit dahulu yang berhubungan
dengan penyakit gondok, misalnya kekurangan yodium (gondok
endemik), pernah menderita gondok lebih dari satu kali, tetangga atau
penduduk sekitar berpenyakit gondok. Selain itu juga ditanyakan
riwayat tiroiditis limfositik menahun, paparan bahan-bahan goitrogen
(yodium, tiourasil, dsb), post op tiroidektomi, dan hipopituitarisme.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dimaksudkan barangkali ada anggota keluarga yang menderita
sama dengan klien saat ini.
f. Riwayat psikososial
Akibat dari pembesaran nodul kelenjar tiroid yang
menyebabkan daerah leher klien terlihat benjolan yang besar, sehingga
ada kemungkinan klien merasa malu dengan orang lain.
2. Pengkajian fisik
Pemeriksaan fisik
 Pengkajian Fisik

 Kesadaran Umum : CM / compos Mentis


 Tingkat Kesadaran/GCS : 15
 Tanda-tanda Vital :
 TD : 100/70 mmHg

 N : 60 x/m
 RR : 25 x/m

 S : 36 oC
 Pemeriksaan Antropometri

 Tinggi badan : 150 Cm


 Berat Badan : 50 Kg
Pemeriksaan Fisik
Head To Toe
a. Pemeriksaan Kepala :
 Inspeksi : Distribusi rambut, kebersihan rambut
 Palpasi : Distribusi rambut merata, bentuk kepala
simetris, kebersihan kepala baik, tidak adanya nyeri
tekan, kekuatan rambut baik, tidak ada kerontokan.
b. Pemeriksaan Mata : Bentuk mata simetris, Konjungtiva
anemis, sklera tidak ikterik, refleks pupil normal, refleks
kornea normal, lapang pandang normal, tes akomodasi
pasien normal, pasien tidak mengalami strabismus (juling),
ketajaman penglihatan normal, pasien mampu membaca
nama perawat.
c. Pemeriksaan Telinga : Bentuk telinga simestris, telinga bersih,
tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, tidak ada cairan/serumen,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran, tidak ada nyeri
tekan, pendengaran klien baik, tes swabach normal, tes webber
normal, tes rinne normal.
d. Pemeriksaan Hidung : Bentuk nya simestris, kedaan lubang
hidung baik, tidak ada polip, tidak ada lesi, tidak ada pernafaan
cuping hidung, passase udara baik, pasien mampu membedakan
bau minyak kayu putih dan kopi, tidak ada nyeri tekan.
e. Pemeriksaan mulut : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak
terdapat karang gigi, tidak ada perdarahan pada gusi, warna bibir
pucat
f. Pemeriksaan Leher : adanya pembesaran/benjolan dibagian leher
(kelenjar tyroid), adanya nyeri tekan, sulit menelan.
g. Pemeriksaan Dada : Bentuk dada simetris , tidak ada lesi, adanya
retraksi dinding dada, ada bunyi tambahan wheezing, ICS 1-2 kiri
bunyi resonan, ICS 1-5 kanan resonan.
h. Pemeriksaan Abdomen : Bentuk abdomen simetris, tidak ada
acites, bising usus normal 8-12x/menit, bunyi kuadran 1 dullness,
kuadran 2 timfani, kuadran 3 timfani, kuadran 4 timfani, tidak ada
pembesaran disetiap kuadran, tidak ada nyeri tekan pada setiap
kuadran.
Pemeriksaan
 Ekstremitas Atas : Akhral dingin, tidak ada edema, tidak ada
lesi, CRT <2 detik, tidak ada sianosis, turgor kulit baik, reflks
bisef (+) trisef (+) dan kekuatan otot 5│5
 Ekstremitas Bawah : Tidak ada edema, tidak ada lesi, CRT <2
detik, tidak ada sianosis, turgor kulit baik, Refleks patella (+) ,
reflex Achilles (+), refleks babinsky (+) dan kekuatan otot 5
│5
Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan penunjang

 Human thyrologlobulin ( untuk keganasan thyroid)

 Kadar T3, T4

 Nilai normal T3=0,6-2,0 , T4= 4,6-11 Darah rutin

 Endo Crinologiie minimal tiga hari berturut turut (BMR)


nilai normal antara –10s/d +15
 Kadar calsitoxin (hanya pada pebnderita tg dicurigai
carsinoma meduler).
 Pemeriksaan radiologis

 Dilakukan foto thorak posterior anterior

 Foto polos leher antero posterior dan lateral dengan metode


soft tissu technig .
 Esofagogram bila dicurigai adanya infiltrasi ke esofagus.
ta Etiologi Masalah Keperawatan

: Defisiensi yodium Pola nafas inefektif


asien mengeluh sesak ↓
Hipotiroid
O: ↓
nggunaan otot bantu TSH terstimulasi
fas ↓
sien gelisah Hiperplasi kelenjar tiroid
> 20x menit ↓
spansi dada asimetris Pembesaran kelenjar
tiroid

Trakea tertekan
: Defisiensi yodium Nutrisi Kurang dari Kebutuhan
sien merasa sakit ketika ↓
enelan Hipotiroid
sien tidak nafsu makan ↓
TSH terstimulasi
O: ↓
Turun Hiperplasi kelenjar tiroid
bumin < 3,5 g/dL ↓
sien lemah Pembesaran kelenjar
DS : Goiter
Pasien merasa malu ↓
Pembesaran kelenjar tiroid
DO : ↓
Tampak pembesaran pada leher depan Pembesaran pada leher

Gangguan citra tubuh
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya pembesaran


jaringan pada leher, penekanan trakhea.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
adanya penekanan daerah oesofagus, penurunan nafsu makan.
3. Gangguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan
tidak efektifnya coping individu, adanya pembesaran pada leher
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
hasil
1. Pola Nafas tidak Setelah dilakukan 1. Pantau 1. Untuk
efektif berhubungan tindakan frekuensi mengetahui
dengan adanya keperawatan pernafasan , adanya
pembesaran selama 3x24 jam kedalaman, dan gangguan
jaringan pada leher, pernafasan klien kerja pernafasan
penekanan trakhea. normal dengan pernafasan pada pasien
kriteria hasil : 2. Waspadakan 2. Menghindari
RR= 16-20x/ menit klien agar leher penekanan
Kedalaman tidak pada jalan
inspirasi dan tertekuk/posisik nafas untuk
kedalaman an semi meminimalkan
bernafas ekstensi atau penyempitan
Ekspansi dada eksensi pada jalan nafas
simetris saat beristirahat
Tidak ada 3. Ajari klien
penggunaan otot latihan nafas
bantu nafas dalam.
4. Persiapkan 3. Untuk
operasibila menstabilkan
diperlukan. pola nafas
4. Operasi
diperlukan
untuk
memperbaiki
kondisi pasien
2. Perubahan nutrisi Setelah dilakukan 1. Kaji adanya 1. kesulitan
kurang dari tindakan kesulitan menelan,
kebutuhan keperawatan menelan, selera selera makan,
berhubungan selama 3x24 jam makan, kelemahan
dengan adanya klien menunjukkan kelemahan umum dan
penekanan daerah status gizi yang umum dan munculnya
oesofagus, adekuat, dengan munculnya mual mual dan
penurunan nafsu kriteria hasil : dan muntah. muntah
makan. BB normal 2. Pantau adalah factor
Albumin normal masukan yang
3,5-5 mg/dL makanan setiap menentukan
Peningkatan nafsu hari dan timbang asupan makan
makan berat bada pasien
setiap hari serta 2. Mengetahui
laporkan adanya status nutrisi
3. Dorong klien 3. Mempermudah
untuk makan dan pasien menelan
meningkatkan makanan
jumlah makan 4. Meningkatkan
dan juga beri nafsu makan pasien
makanan lunak, 5. Mencukupi nutrisi
dengan sesuai yang
menggunakan dibutuhkan pasien
makanan tinggi
kalori yang mudah
dicerna.
4. Beri/tawarkan
makanan
kesukaan klien.
5. Kolaborasi :
konsultasikan
dengan ahli gizi
untuk
memberikan diet
tinggi kalori,
protein,
karbohidrat dan
Gangguan citra Setelah dilakukan 1. Pantau tingkat . Mengetahui
tubuh tindakan selama perubahan kopping
berhubungan 3x24 jam klien rentang harga individu pasien
dengan tidak menunjukkan diri rendah 2.
efektifnya coping peningkatan harga 2. Pastikan Meningkatkan
individu, adanya diri , dengan kriteria tujuan tindakan hubungan
pembesaran pada hasil : yang kita saling percaya
leher pasien menunjukkan lakukan adalah dengan pasien
Penerimaan diri realistis 3.
secara verbal 3. Sampaikan Meningkatkan
Mengerti akan hal-hal yang harga diri
kekuatan diri positif secara pasien
Melakukan perilaku mutlak untuk 4. Membantu
yang dapat klien, tingkatkan klien
meningkatkan rasa pemahaman menentukan
percaya diri tentang masa depan
penerimaan yang
anda pada diinginkan
pasien sebagai
seorang individu
yang berharga.
4. Diskusikan masa
depan klien, bantu
klien dalam
menetapkan
tujuan-tujuan
jangka pendek dan
panjang.
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai