Anda di halaman 1dari 18

ASKEP HIPERTIROID

A. Pengertian
Hipertiroidisme adalah keadaan dimana terjadi peningkatan
hormone tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Trirotoksikosis
merupakan istilah yang digunakan dalam manifestasi klinis yang
terjadi ketika jaringan tubuh distimulasi oleh peningkatan
hormone tiroid.(Tarwoto 2012)
Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai akibat
dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari fungsi tiroid
yang berlebihan.
B. Etiologi
1. Adenoma hipofisis, penyakit ini merupakan tumor jinak
kelenjar hipofisi dan jarang terjadi.
2. Penyakit graves
3. Tiroiditis
4. Konsumsi yodium yang berlebihan yang mengakibatkan
peningkatan sistesis hormone tiroid.
5. Terapi hipotiroid, pemberian obat-obatan hipotiroid untuk
menstimulasi sekresi hormone tiroid. Penggunaan yang tidak
tepat menimbulkan kelebihan jumlah hormone tiroid.
C. Patofisiologi

• Pasien dengan hipertiroid menunjukan adanya sekresi


hormone tiroid yang lebih banyak, karena berbagai factor
penyebab yang tidak dapat dikontrol melalui mekanisme
normal. Peningkatan hormone tiroid menyebabkan
peningkatan metabolisme rate, meningkatkan aktivitas saraf
simpatis. Peningkatan metabolismen rate menybabkan
peningkatan produksi panas tubuh sehingga pasien
mengeluarkan banyak keringat dan penurunan toleransi
terhadap panas. Laju metabolism yang meningkat
menimbulkan peningkatan kebutuhan metabolic, sehingga
berat badan pasien akan berkurang karena membakar
cadangan energy yang tersedia. Keadaan ini menimbulkan
degradasi simpanan karbohidrat, lemak dan protein sehingga
cadangan protein otot juga berkurang.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat terjadi pada system kardiovaskuler
yaitu dengan menstimulasi peningkatan reseptor beta adrenergic, sehingga
denyut nadi menjadi lebih cepat, peningktan kardiak output, stroke volume, aliran
darah perifer serta respon adrenergic lainnya. Peningkatan hormone tiroid juga
berpengaruh terhadap sekresi dan metabolisme hipotalamus, hipofisis dalam
mensekresi hormone gonad, sehingga pada individu yang belum pubertas
mengakibatkan kelambatan dalam fungsi seksual, sedangakan pada usia dewasa
mengakibatkan penurunan libdo, infertile dan menstruasi tidak teratur.
D. Manifestasi Klinis
• 1. System Kardiovaskuler : meningkatnya hate rate, stroke volum, kardiak output,
peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten,
tekanan darah systole dan diastole meningkat 10-15 mmHg, palpitasi, disritmia,
kemungkinan gagal jantung, edema.
• 2. System Pernapasan : Pernapasan cepat dan dalam, bernapas pendek, penurunan
kapasitas paru.
• 3. System Perkemihan: resistensi cairan, meurunnya output urin.
• 4. System gastrointestinal: Meningkatkan peristaltic usus, pningkatan nafsu makan,
penurunan berat badan, diare, peningkatan penggunaan adipose dan protein, penurunan
serum lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah dan kram
abdomen.
• 5. System Muskuloskeletal : Keseimbangan proten negative, kelemahan otot, kelelahan,
tremor.
• 6. System Integumen : berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak
toleran panas, kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
• 7. System Endokrin : biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
• 8. System Saraf : meningkatnya refleks tendon dalam, tremor halus, gugup, gelisah,
emosi tidak stabil seperti kecemasan, curiga, tegang dan emosional.
• 9. System Reproduksi : Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido,
impoten.
• 10. Eksoftalmus : yaitu keadaan dimana bola mata menonjol ke depan seperti mau keluar.
E. Komplikasi
1. Eksoftalmus, kedaan ini dimana bola mata pasien menonjol keluar. Hal
ini disebabkan karena penumpukan cairan pada rongga orbita bagian
belakang bola mata. Biasanya terjadi pada pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit jantung, terutama kardiotitis dan gagal jantung.
3. Stroma tiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami
dengan demam tinggi, takhikardia berat, delirium, dehidrasi dan iritabilitas
yang ekstrem. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi, sehingga
penaanganan harus lebih khusus, fakor presipitasi yang berhubungan
sengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak
tertangani, infeksi ablai tiroid, pembedahan, trauma, mikardiak infark, over
dosis obat.
1. Obat – obatan anti tiroid (OAT)
G. Penatalaksanaan

· Propylthiouracil (PTU), merupakan obat antihipertiriod pilihan, tetapi


mempunyai efek samping agranulocitiosis sehingga sebelum diberikan harus
dicek sel darah putihnya, PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.
· Methiomozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok sreaksi
hormone tiroid dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping
angranulositosis, nyeri kepala, mual muntah, diare, jaudisce , ultikaria. Obat
ini tersedia dalam bentuk tablet 5 dan 20 mg.
· Adrenargik bloker, seperti propanol dapat diberikan untuk mengontrol
aktivitas saraf simpatetik, misalnya adanya takhikardia, palpitasi, tremor.
· Pada pasien graves yang pertamakali iberikan OAT dosis tinggi, PTU
300-600 mg/hr atau methimazole 40-45 mg/hr
2. Radioiod Terapi
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein,
3000 – 4000 kalori.
H. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal / jam MRS : 5 Maret 2019


Ruang : Mawar
No. Register : 123456
Dx medis : hiperteroid
Tanggal Pengkajian : 7 Maret 2019

1. Biodata :

Pasien
Nama/umur : Ny.X (38 tahun)
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :-
Status Pernikahan : menikah
Alamat : Padang sappa,
2. Riwayat Sakit dan Kesehatan

a. Keluhan Utama
Cepat letih,tidak tahan terhadap panas matahari,gemetaran,penurunan berat
badan walaupun nafsumakan baik.

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Cepat letih,tidak tahan terhadap panas matahari,gemetaran.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit Serupa.

d. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga klien tidak pernah memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien.
3. Pemeriksaan Fisik :

a. Keadaan Umum :
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : TD :130/90 mmHg RR : 24x/m
N : 110x/m SB : 37°C
BB Sebelum / Sesudah sakit ; 60 Kg / 50 Kg TB : 180 cm
b. Kepala
· Kulit : tampak bersih
· Rambut : Persebaran merata,warna hitam,tidak lembab dan
tidak berminyak
· Muka : tidak terdapat lesi dan edema, bersih dan simetris
· Mata :
- Konjungtiva : tampak anemis, pucat,warna agak kekunngan
- Sclera : tampak edema
- Pupil : isokor
- Visus : tidak ada gangguan
- Buta warna : klien tidak buta warna
· Hidung : bersih,tidak ada polip dan tidak ada secret
· Mulut :
- Gigi : bersih, tidak ada caries, tidak menggunakan gigi palsu
- Bibir : tidak ada stomatitis, mukosa lembab
· Telinga : bersih, tidak ada secret
· Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugulari
· Tenggorokan : tidak ada nyeri telan dan pembesaran tonsil
c. Dada :
1. Inspeksi : tampak simetris ka/ki
2. Pulmo :
Palpasi : batas paru teraba ICS1-ICS5 sinistra dextra
Perkusi : terdengar timpani seluruh lapang paru
Auskultasi : suara vesikuler seluruh lapang paru
3. Cor :
Palpasi : Ictus cordis : teraba di ICS 5 midclavikula sinistra
Perkusi : batas jantung : Dx:ICS3 dan S:ICS5
Asukultasi :
ü bunyi jantung I (SI) : tidak terdengar terdengar LUB (ICS2 midclavikula sinistra)
ü Bunyi jantung II (SII) :tidak terdapat/ terdengar DUP(ICS 4 midslavicula sinistra)
ü Bunyi jantung III (SIII) : tidak terdengar
ü Murmur : tidak terdengar
d. Abdomen
1. Inspeksi :
Bentuk : tampak asites pada kuadaran kanan atas
Tepi perut : terlihat asites
Bendungan : tidak terdapat bendungan vena
Asites : terdapat asites
2. Perkusi :
ü kuadran kanan atas terdengar pekak pada hepar
ü Kuadran kiri atas terdengar timpani pada gaster
3. Palpasi
Nyeri : tidak terdapat nyeri tekan
Massa/benjolan : terdapat massa kuadran kanan atas
Pembesaran hepar : terjadi pembesaran hepar/hepatomegali
Titik Mc Burney : tidak ada nyeri tekan pada Mc burney

e. Musculoskeletal
Ø Ektremitas superior
· Kekuatan otot ka/ki : 5/5
· ROM ka/ki : penuh
· Capillary refile : < 2 detik
· Pitting edema : kurang dari 4 detik
· Akral : hangat
Ø Ektremitas inferior :
· Kekuatan otot ka/ki : 5/5
· ROM ka/ki : penuh
· Capillary refile : < 2 detik
· Pitting edema : <4 detik
· Akral : hangat
· Terdapat oedem pada ektremitas inferior

f. Integumen
1. Warna kulit : kulit tampak menguning
2. Turgor : elastis
3. Lesi : tidak terdapat lesi
4. Vulnus : tidak terdapat vulnus
5. Edema : ada edema pada ekstremitas infeior
6. Bercak : tidak ada bercak
7. Bengkak : ada bengkak pada ekstremitas inferior
g. Genetalia dan rektum
1 Inspeksi : tidak terdapat masa dan benjolan
2 palpasi : tidak teraba massa
h. Terapi Medis
CairanIV :NACL 500 cc / 20 tpm
Obatperoral :1.karbimatop 30-60 mg/hari
2.metimazol 30-60 mg/hari
3.propiltiourasil 300-600 mg/hari
i. Pemeriksaan penunjang

Jenis Tanggal Hasil Nilai normal Keterang


Pemeriksaan
Laboratorium 3/.6/2013 Kadar hormon TH Terjadi
dan TSH peningkatan

Photo rotgen

USG 3/o/2013 tampak Terjadi gangguan


pembesaran fungsi hati
oragan hati,
asites +

Lain-Lain :
4. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Kep. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional

Keletihan berhubungan Setelah dilakukan tindakan · Kaji respon kardiorespirasi terhadapat · Mengetahui tingkat aktivitas yang di toleransi secara fisiologis
dengan ketidasembangan keperawatan selama 3x24 jam aktivitas . · Mencegah terjadinya kelelahan
energi dan kebutuhan tubuh keletihan klien dapat teratasi. · Ajarkan teknik dan manajemen · Mengurangi keletihan
Dengan KH: aktivitas · Mengetahui kelethan dan kelelahan klien dalam melakukan aktivitas
· Kemampuan aktivitas klien adekuat · Dorong klien dan keluarga untuk
· tidak ada takikardi dan palpitasi mengespresikan perasaannya.
· Keseimbangan aktivitas dan · Catat aktivitas yang meningkat
istirahat keletihan

Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan · Kaji tanda-tanda vital klien · Mengetahui tanda-tanda vital klien
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam di · Catat tanda dan gejala adanya · Mengetahui adanya penurunan curah jantung
palpitasi dan takikardi harapkan penurunan curah jantung penurunan curah jantung · Untuk mengurangi kelelahan dan dan keletihan
klien dapat teratasi. · Batasi aktivitas klien · Mengetahui apakah ada nyeri dada
Dengan KH: · Anjurkan klien untuk menurunkan · Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi stress klien
· Tanda – tanda vital dalam batas stress
normal
· Dapat mentoleransi aktivitas,tidak
ada kelelahan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan Setelah dilakukan · Kaji tanda-tanda · Mengetahui tanda-tanda vital klien
palpitasi dan takikardi tindakan vital klien · Mengetahui adanya penurunan curah jantung
keperawatan · Catat tanda dan · Untuk mengurangi kelelahan dan dan keletihan
selama 3x24 jam di gejala adanya · Mengetahui apakah ada nyeri dada
harapkan penurunan curah · Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi stress klien
penurunan curah jantung
jantung klien dapat · Batasi aktivitas
teratasi. klien
Dengan KH: · Anjurkan klien
· Tanda – tanda untuk menurunkan
vital dalam batas stress
normal
· Dapat
mentoleransi
aktivitas,tidak ada
kelelahan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Setelah dilakukan · Kaji pola nutrisi Mengetahui pola nutrisi klien
tindakan klien dan perubahan Mengetahui berat badan klien
keperawatan selama yang terjadi Mengidentifikasi factor penyebab
3x24 jam · Timbang berat Lingkungan nyaman meningkatkan nafsu makan
diharapkan badan klien Menentukan kebutuhan kalori dan nutrisi klien
kebutuhan nutrisi · Kaji faktor
klien terpenuhi. penyebab gangguan
Dengan KH: pemenuhan nutrisi
· BB klien kembali · Monitor lingkungan
normal selama makan
· Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan kalori dan
nutrisi klien

Anda mungkin juga menyukai