Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Ilmu pengobatan mendefinisikan hipertensi sebagai suatu peningkatan kronis (yaitu
meningkat secara berlahan-lahan, bersifat menetap) dalam tekanan darah arteri sistolik yang
bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi tidak peduli apa penyebabnya, mengikuti suau
pola yang khas. (Wolff.2006 : h 62)
Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg. Istilah tradisional tentang hipertensi
“ringan” dan “sedang” gagal menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi pada penyakit
kardiovaskular. (Anderson : 2006. h 582)
Darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada
pada tingkatan diatas normal. Konsekwensi dan keadaan ini adalah timbulnya penyakit yang
menggangu tubuh penderita. Dalam penyakit hipertensi merupakan masalah kesehatan dan
memerlukan penanggulangan dengan baik. (Sudjaswandi : 2002. h 17)

B. Anatomi Fisiologi
Sistem peredaran darah manusia terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran
limfe. Jantung merupakan organ penting yang memompa darah dan memelihara peredaran
melalui saluran tubuh.
Arteri membawa darah dari jantung
Vena membawa dara ke jantung
Kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang diantaranya dan merupakan jalan
lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan
ekstra seluler atau intershil. Saluran limfe mengumpulkan, menggiring dan menyalurkan
kembali ke dalam limfenya yang dikeluarkan melalui dinaing kapiler halus untuk
membersihkan jaringan. Saluran limfe ini juga dapat dianggap menjadi bagian sistem
peredaran.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa
keluar jantung. Denyut ini mudah diraba ditempat arteri temporalis diatas tulang temporal
atau arteri dorsalis pedis di belokan mata kaki. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat
berbeda-beda, dipengaruhi penghidupan, pekerjaan, makanan, umur dan emosi. Irama dan
denyut sesuai dengan siklus jantung jumlah denyut jantung 70 berarti siklus jantung 70 kali
per menit.

C. Etiologi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang memerlukan penanggulangan
yang baik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi prevalensi hipertensi seperti umur,
obesitas, asupan garam yang tinggi adanya riwayat hipertensi dalam keluarga.
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya disebut
juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetik, lingkungan hiperaktivitas susunan saraf simpatis. Dalam
defekekstesi Na peningkatan Na dan Ca intra selular dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.

2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab


spesifiknya diketahui seperti penggunaan esterogen, penyakit ginjal. Hipertensi vascular
renal dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lain-lain. (Arif Manjoer.
2001 : h 518)

D. Patofisiolog
Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah difusi (konsentik).
Pada masa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri. Pada stadium selanjutnya, karena
penyakit berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan akhirnya akibat terbatasnya aliran
darah koroner menjadi eksentrik, berkurangnya rasio antara masa dan volume jantung akibat
peningkatan volume diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik. Hal
ini diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksieleksi)
penigkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistolik peningkatan konsumsi oksigen ke
otot jantung serta penurunan efek-efek mekanik pompa jantung. Diperburuk lagi bila disertai
dengAn penyakit dalam jantung koroner.

E. Tanda dan Gejala


Pemeriksaan yang paling sederhana adalah palpasi hipertensi karateristik lama, untuk
bertambah bila terjadi dibatasi ventrikel kiri iktusikordis bergerak kiri bawah, pada kultasi
Pasien dengan hipertensi konsentri dapat ditemukan 5 bila sudah terjadi jantung didapatkan
tanda-tanda rusiensi mitra velature. (Arif Mansjoer. 2001 : h 442)
Pada stadium ini hipertensi, tampak tanda-tanda rangsangan sipatis yang diakibatkan
peningkatan aktivitas system neohormonal disertai hipertomia pada stadium, selanjutnya
mekanisme kopensasi pada otot jantung berupa hiperpeuti. (Arir Mansjoer. 2001 : h 442)
Gambaran klinis seperti sakit kepala adalah serta gejala gangguan fungsi distolik dan
peningkatan tekanan pengsien ventrikel walaupun fungsi distolik masih normal, bila
berkembang terus terjadi hipertensi eksentri dan akhirnya menjadi dilarasi ventrikel kemudian
gejal banyak datang. Stadium ini kadang kala disertai dengan sirkulasi ada cadangan aliran
darah ovoner dan makin membentuk kelaianan fungsi mekanik/pompa jantung yang selektif.
(Mansjor, 2001 : h 442)
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data No.RM: 1800028
1) Biodata
1) Klien
Nama : Tn. T
Umur : 54 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa – Indonesia
Agama : Islam
Tanggal pengkajian: 05-05-2018
Diagnosa medis : Hipertensi
Alamat: Ds.Lohbener, Rt/Rw 08/02 kec. Lohbener -Indramayu
2) Genogram

Keterangan :

: Laki-laki (pasien)

: Perempuan

: Hubungan perkawinan

: Hubungan keluarga

: Tinggal serumah

2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
Pasien datang ke Puskesmas Lohbener dengan keluhan kapala pusing disertai
leher terasa tegang dan kaku.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya pasien Sudah pernah Mengalami penyakit Yang sama
4. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien
5) Aspek fisik
a) Penampilan umum
Keadaan Tn.T : Lemah
b) Pemeriksaan fisik
TD : 190/110 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 350c
Keadaan umum : Lemah
Penampilan : Pasien kurang rapi dan bersih
Kesadaran : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran
normal (dengan prevalensi 15) sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaannya
TB : 170 cm
BB : 94 Kg
2) Aspek fisik

c) Penampilan umum
Keadaan Tn.T: Lemas
d) Pemeriksaan fisik
(1) Sistem pernafasan
- Inspeksi : bentuk dada simetris
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Auskultasi : tidak ada suara nafas tambahan
(2) Sistem pencernaan
- Inspeksi : Tidak ada kelainan
- Auskultasi : peristaltik usus 22x mnt
- Perkusi : Tidak ada kelainan
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada abdomen
(3) Sistem kardiovaskuler
- Inspeksi : suhu tubuh tidak meningkat, pucat
- Palpasi : suhu akral dingin karena perfusi jaringan menurun
- Perkusi : dalam batas normal
- Auskultasi :terdengar bunyi murmur
(4) Sistem musculoskeletal
- Inspeksi : klien tampak lemah, aktivitas menurun
- Palpasi : Turgor Kulit Lembek
(5) Sistem persyarafan
- Inspeksi : klien dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke
bawah
(6) Sistem endokrin
- Inspeksi : tidak ditemukannya kelainan
(7) Sistem integumen
- Inspeksi : kulit tidak terlihat kering melainkan lembek
- Palpasi : kekenyalan kulit kembali dalam kurang dari 3
detik
(8) Sistem genitourinaria
- Inspeksi : tidak terpasang kateter
- Palpasi : tidak ada infeksi dalam alat kelamin
(9) Sistem pancaindra
(a) Inspeksi
- Kepala
Muka simetris, kondisi kulit kepala tidak kering
- Mata
Konjungtiva tidak anemis, seklera tidak ikterus, reflek mata
terhadap cahaya (+)
- Hidung
Adanya pernafasan cuping hidung
(b) Palpasi
- Kepala
Tidak ada pembesaran pada ubun-ubun
- Mata
Tidak ada nyeri tekan
- Telinga
Tidak ada nyeri tekan, mastoiditis
B. Analisa Data

No. Hari/ Data Etiologi Masalah


tgl
1. Senin DS: Pasien Peningkatan Gangguan rasa
05-03- mengatakan kepala tekanan darah nyaman nyeri
2018 pusing, dan leher terasa
09:00 tegang.
DO: : Px tampak
meringis kesakitan,
kondisi badan lemah.
TD : 190/110 mmHg
Pols : 90 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Temp : 37 ‘C

2. Senin DS: Pasien mengatakan Efek Hipertensi Gangguan


05-03- susah tidur istirahat tidur
2018 DO: pasien tampak
09-05 pucat, mata cekung, tidur
malam kurang dari 6 jam

3. Senin DS : Kelemahan Intoleransi


05-03- Pasien mengatakan terhadap Aktifitas
2018 tubuhnya lemas dan
09-10 gemetar
DO :
Muka pucat dan gemetar

C.Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak
meringis kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 190/110 mmHg
Pols : 90 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Temp : 37’C
b) Gangguan istirahat tidur b/d efek hipertensi d/d pasien tampak pucat, mata cekung, tidur
malam + 2 jam, pasien susah tidur siang
c) Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai dengan aktivitas
pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn.T DENGAN HIPERTENSI
DI UPTD PUSKESMAS LOHBENER

Di Susun Oleh:
H.Casmudi,S.Kep,Ners

UPTD PUSKESMAS LOHBENER


JL.Bay Pas Lohbener-Indramayu
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.K
DENGAN DIABETES MELITUS
DI PUSKESMAS LOHBENER

Di Susun Oleh:
H.TARYADI,AMK

UPT PUSKESMAS LOHBENER


JL.Bay Pas Lohbener-Indramayu

Anda mungkin juga menyukai