Oleh
Nama kelompok :
B. ETIOLOGI
Menurut Oman (2017), hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi
2 golongan besar yaitu :
1. Hipertensi esensial ( hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang menyebabkan :
a. Faktor keturunan dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah
penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan : umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis
kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan )
c. Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari pada kulit putih )
d. Kebiasaan hidup, yang bisa menyebabkan :
- Konsumsi garam yang tinggi
- Kegemukan atau makan berlebih
- Stress
- Merokok
- Minum alcohol
2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain :
a. Ginjal : glomerulonephritis, tumor
b. Vascular : hiperplsia, thrombosis, emboli kolestrol.
c. Kelainan endokrin : DM, hipertiroidisme, hipotiroidisme
d. Syaraf : stroke, ensepalitis
F. DIAGNOSA MEDIK
HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD)
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Somantri (2018), pemeriksaa penunjang untuk pasien HHD yaitu :
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
b. Pemeriksaan retina
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan orhgan seperti ginjal dan
jantung
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
e. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, glukosa dan darah
f. Foto dada dan CT scan
H. PENATALAKSANAAN
a. Penatalaksanaan farmakologi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat menggunakan
berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-bloker dan kombinasi
alpha beta bloker, kalsium channel bloker, ACE inhibiator, angiotensin reseptor
blocker dan vasodilator seperti hydralazine.
b. Penatalaksanaan non-farmakologi
Strategi pengobatan penyakit jantung hipertensi menurut Oman (2018), yaitu :
1. Pengaturan diet
Diet dan pola hidup sehat dan atau dengan obat-obatan yang menurunkna gejala
gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan LVH, beberapa diet yang dianjurkan
adalah rendah garam, diet kaya buah dan sayur, diet rendah kolestrol dann tidak
mengkonsumsi alcohol.
2. Olahraga teratur
Olah raga teratur seperti berjalan lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olahraga
teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam 1 minggu sangat dianjurkan
untuk menurunkan tekanan darah.
Penurunan berat badan yaitu pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas
berhubungan dengan kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah, penurunan berat
badan (1kg/minggu) itu sangat dianjurkan.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
J. RENCANA KEPERAWATAN
K. DAFTAR PUSTAKA
FORMAT LAPORAN KASUS
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. L DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD) ”
I. PENGKAJIAN
A. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama inisial : Ny. L
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
Jenis kelamin : perempuan
Status : Menikah
Pendidikan : SLTA
Suku bangsa : Sunda
Alamat : kuningan
Tanggal masuk : 02-01-2023
Tanggal pengkajian : 02-01-2023
No register : 05-77-32
Diagnosa medis : HIPERTENSI HEART DISEASE (HHD)
Identitas penanggungjawab
Nama inisial : Ny. R
Umur : 38 Tahun
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan pasien : sodara
B. STATUS KESEHATAN
1. Keluhan utama
Nyeri dada
2. Riwayat penyakit sekarang
Px mengatakan nyeri dada sejak tadi dan menjalar ke punggung, sesak nafas
hilang timbul
3. Riwayat Kesehatan masa lalu
Px tidak pernah mnderita penyakit ini sebelumnya.
C. PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum
- Keadaan : Composmentis
- TD : 158/98 mmHg
- RR : 24 x / Menit
- Suhu : 36,1
- Nadi : 69 x / Menit
2. Kepala
- Inspeksi: simetris pada kepala, rambut terlihat kering, warna rambut hitam
, tidak adanya hematom pada kepala, tidak adanya pedarahan pada kepala.
- Palpasi: tidak teraba benjolan pada kepala
3. Mata
- Inspeksi : simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan pada mata, reflek
pupil terhadap cahaya baik, tidak ada pembengkakan pada mata, tidak
memakai kaca mata.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan lepas pada daerah mata, tidak teraba
benjolan disekitar mata
4. Telinga
- Inspeksi : simetris kiri dan kanan pada telinga, tidak terjadi perdarahan,
tidak ada pembengkakan, dan pendengaran masih baik.
- Palpasi : tidak terasa benjolan pada daun telinga, tidak ada nyeri saat
diraba bagian telinga, tidak ada perdarahan pada telinga baik luar maupun
dalam.
5. Hidung
- Inspeksi : simetris pada hidung, tidak ada kelainan bentuk pada hidung,
tidak ada perdarahan, terpasang oksigen
- Palpasi : tidak terasa benjolan pada hidung dan tidak ada perdarahan pada
hidung.
6. Mulut dan tenggorokan
- Inspeksi : mulut terlihat bersih, gigi lengkap, mukosa lembab, tidak ada
stomatitis, dan tidak terjadi kesulitan menelan.
7. Thoraks
- Inspeksi : dada tampak simetris tidak ada lesi pada thorak, tidak ada otot
bantu pernafasan, dan tidak terjadi perdarahan pada thorak.
- Palpasi : tidak teraba benjolan pada dada, suhu pada thorak teraba sama
kiri kanan
- Perkusi : sonor seluruh lapang paru
- Auskultasi : vesikuler atau terdapat suara tambahan pada thoraks seperti
ronkhi, wheezing, dullnes
8. Abdomen
- Inspeksi : abdomen tampak datar, ada pembesaran, tidak ada bekas
operasi, dan tidak adanya lesi pada abdomen.
- Palpasi : tidak terasa adanya massa/ pembengkakan, hepar dan limpa tidak
terasa,tidak ada nyeri tekan dan lepas didaerah abdomen.
9. Genitalia Pasien terpasang kateter.
10. Ekstremitas
- Ekstremitas atas : terpasang infus salah satu ekstremtas atas, tangan
tempak bengkak.
- Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kiri terdapat bengkak
E. RIWAYAT MEDIKASI
1. Furosemide 2x40 mg iv
2. Spironolakton 1x25mg tab
3. Bisoprolol 1x2,5 mg tab
4. Miniaspilet 1x1 tab
5. Pantoprazole 1x1