Disusun oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat diselesaikan. Kami juga mengucapkan terimkasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam proses pembentukan makalah ini baik dalam bentuk
materi ataupun pemikiran yang di berikan ke kami berharap dengan adanya makalah
ini, dapat menambah pengetahuan dan pemahaman para pembaca mengenai materi
yang di bahas dalam makalah ini. Di dasari pengetahuan dan pengalaman yang belum
baik, kami sadar masih banyak kekurangan yang perlu di perbaiki dalam makalah ini.
Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi hipertensi.
2. Mengetahui etiologi hipertensi.
3. Mengetahui patofisiologi hipertensi
4. Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi
5. Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi.
6. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
BAB II.
KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian hipertensi
2. etiologi hipertensi
Berdasarkan etiologi nya hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi ini merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebab nya
atau disebut juga hipertensi ideofatik. Banyak factor yang mempengaruhi
seperti jenis kelamin, genetic, usia,lingkungan, system reninangaiotensin
dan system syaraf otonom. Factor-faktor lainya yaitu merokok, konsumsi
garam berlebihan, alcohol, obesitas, stess dan kurang berolahraga atau
aktivitas fisik.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab sfesifik nya diketahui, misalnya penyakit ginjal
(glomerulonephritis akut, nefritis kronis, penyakit poliartritis, diabetes
nefropati) penyakit endokrin (hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali).
koarktasioaorta, hipertensi pada kehamilan, kelainan neurologi, obat-
obat dan zat-zat lain (Lauralee, 2001; dalamRahmadani, 2011).
3. Stress Lingkungan.
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan.baik status kesehatan saat
ini (riwayat penyakit sekarang),status kesehatan masa lalu (riwayat penyakit
terdahulu),dan status kesehtan keluarga (riwayat penyakit keluarga)
2. Pengkajian:NANDA,pola Gordon
Pola nanda
Pola Gordon
Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan sehingga apabila ada salah
satu keluarganya yang sakit langsung di bawah ke RS.
2.pola Nutrisi
a.Sebelum sakit
b.Selama sakit
3.Pola eliminasi
a.Sebelum sakit
b.Selama sakit
1.sebelum sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan
Minum
Mandi
Torleting
berpakaian
Mobilitas diri
Tempat tidur
berpindah
ambulasi
rom
2.selama sakit
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
makan
minum
mandi
torleting
berpakaian
Mobilitas diri
Tempat tidur
berpindah
ambulasi
Keterangan:
0: Mandiri
1: Dibantu alat
4: Tergantung
5. Pola Istirahat dan Tidur
2) Selama sakit
6.pola pereptual
1) Sebelum sakit
2) Selama sakit
1) Sebelum sakit
b) Konsep Diri : -
2) Selama sakit
1) Sebelum sakit
Pasien sudah menopause
2) Selama sakit
2) Selama sakit Pasien terlihat jenuh karena ruang gerak pasien diabatasi.
1) Sebelum sakit
2) Selama sakit
3. Pemeriksaan Fisik
2. Rambut: distribusi rambut normal, rambut kuat, rambut bersih, tidak ada lesi,
ada nyeri tekan pada kepala
3. Mata: Asimetris, bulu mata berdistribusi normal, pemeriksaan funduskopi
untuk penyempitan retinal arteriol, perdarahan, eksudat dan edema, ada nyeri
tekan didaerah mata, konjungtiva merah muda, seklera mata berwarna putih ada
kemerahan, pupil mengecil
5. Hidung: simetris, lubang hidung tidak ada deformitas, tidak ada nyeri tekan
7. Leher: tidak ada jejas, ada pemingkatan pada JVP, bising pada arteri karotis
dan pembesaran thyroid
10. Jantung: inspeksi (Asimetris, tidak ada jejas di thorak), palpasi (pergerakan
dada asimetris, vokal fremitus teraba di dua sisi, tidak nyeri tekan), pekusi
(pekak), auskultasi (ada suara jantung di S3 dan S4, ada bising jantung, TD
>120)
DS: - pasien mengatakan kepalnya terasa sakit dan lehernya terasa kaku.
- Pasien mengatakan pendangannya terlihat kabur dan berkunang-kunang
saat berdiri dan berjalan
- pasien mengatakan badannya terasa lemas dan susah untuk melakukan
aktivitasnya secara mandiri
DO: - pasien terlihat menahan nyeri
- skala nyeri 7
- pasien terlihat sempoyongan saat berjalan dan selalu berpegangan
- pasien terlihat bedres
- Pasien terlihat dibantu orang lain saat melakukan aktivitas karena lelah
B. Diagnosa Keperawatan
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan yang dialami oleh pasien akibat hipertensi
C. Perencanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan 1
Tujuan:
Kriteria Hasil:
b.Diagnosa Keperawatan 2
Tujuan:
Kriteria Hasil:
c. Diagnosa Keperawatan 3
Tujuan:
Kriteria Hasil:
d. Diagnosa Keperawatan 4
Tujuan:
Kriteria Hasil
D. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan 1
Intervensi Keperawatan:
Mandiri :
pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan
ukuran menset yang tepat dan tehnik yang akurat.
Kolaborasi:
b. Diagnosa Keperawatan 2
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatiakn frekuensi nadi lebih dari 20 kali
per menit diatas frekuensi istirahat; peningkatan tekanan darah yang nyata selama
atau sesudah aktivitas (tekanan sistolik meningkat 40mm/Hg atau tekan
diastolik meningkat 20mm/Hg); dispnea atau nyeri nada; keletihan dan
kelemahan yang berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika
dapat ditolenransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
c. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi Keperawatan:
Mandiri:
5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan
pendarahan.
Kolaborasi
d. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Keperawatan:
Mandiri
Kolaboratif
E. Evaluasi Keperawatan
P : Intervensi
dilanjutkan
Berikan
S : Pasien
lingkungan
mengatakan
tenang, nyaman,
istirahatnya
kurangi
sudah bisa
aktivitas/keributan
maksimal
lingkungan,
dibatasi jumlah O : Kondisi
pengunjung dan lingkungan
lamanya tinggal pasien kondusif
sesuai yang
diinginkan
A : Teratasi
seluruhnya
P : Intervensi
dilanjutkan
P : Intervensi
dilanjutkan
Telah dilakukan
tindakan-tindakan S : Pasein
yang nyaman; mengatakan
seperti pijatan nyaman ketika
punggung dan mendapatkan
leher, pijatan dari
meninggikan perawat.
kepala tempat
O : Pasien
tidur.
terlihat nyaman
A : Teratasi
seluruhnya
P : Intervensi
dihentikan
Telah diberikan
dorongan untuk S : Pasien
melakukan mengatakan
aktivitas atau telah mencoba
perawatan diri melakukan
bertahap jika aktivitas serta
dapat ditolenransi, perawatan diri
diberikan bantuan sendiri.
sesuai kebutuhan.
O : Pasien
terlihat baik
A : Teratasi
seluruhnya
P : Intervensi
dihentikan
Telah diberikan
tindakan
S : Pasien
nonfarmakologi
mengatakan
untuk
merasa nyaman
menghilangkan
setelah perawat
sakit kepala,
melakukan
misalnya;
tindakan
kompres dingin
pada dahi, pijat O : Pasien
punggung dan terlihat
leher, tenang, membaik
redupkan lampu
A : Teratasi
kamar, teknik
seluruhnya
relaksasi
(panduan P : Intervensi
imajinasi, dilanjutkan
distraksi) dan
aktivitas waktu
senggang.
Telah
dihilangkan atau
S : Pasien
minimalkan
mengatakan
aktifitas
telah melakukan
vasokontriksi
apa yang
yang dapat
diinsruksikan
meningkatkan perawat
sakit kepala,
O : Pasien
misalnya;
terlihat
mengejan saat
membaik
BAB, batuk
panjang, A : Teratasi
membungkuk. seluruhnya
P : Intervensi
dilanjutkan
Telah
ditunjukkan S : Pasien
perubahan pola mengatakan
makan (misalnya paham
pilihan makanan, mengenai pola
kuantitas, dan makan yang
sebagainya), baik
mempertahankan
O : Pasien
berat badan yang
terlihat
diinginkan dengan
kooperatif
pemeliharaan
kesehatan A : Teratasi
optimal. seluruhnya
P : Intervensi
dihentikan
Telah
S : Pasien
diinstrksikan mengatakan
Melakukan atau akan bersaha
mempertahankan olahraga
program olahraga
O : Pasein
yang tepat secara
kooperatif
individual.
A : Teratasi
seluruhnya
P : Intervensi
dihentikan
b. pengobatan hipertensi
d. masukan garam
e. latihan aktivitas
BAB IV
PENUTUP
4.1 kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal atau
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi
menjadi 2, yaitu hipertensi primer atau merupakan hipertensi dengan penyebab yang
tidak diketahui secara pasti. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan
oleh penyebab spesifik tertentu, misalnya penyakit ginjal (glomerulonefritis akut,
nefritis kronis, penyakit poliartritis, diabetes nefropati), penyakit endokrin
(hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali), koarktasioaorta
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi dimulai
dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan
darah dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan
itu tidak memberikan hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk
penderita hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika
harus mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan perubahan
gaya hidup yang dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan
yang anda konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA