Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHG
dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman Sorensen,).
Etiologi
Pada umunya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer
Namun ada beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
3. Stress Lingkungan
b. Hipertensi Sekunder
Dapat diakibatkan karena penyakit parenkim renal/vakuler renal. Penggunaan
kontrasepsi oral yaitu pil. Gangguan endokrin dll.
Patofisiologi
Menurunnya tonus vaskuler meransang saraf simpatis yang diterukan ke sel
jugularis. Dari sel jugalaris ini bias meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin
yang berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada
angiotensinogen II berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh
darah, sehingga terjadi kenaikan tekanan darah.
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan hipertensi adalah meningkatkan
tekanan darah > 140/90 mmHg, sakit kepala, epistaksis, pusing/migrain,
rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang kunang, lemah dan lelah,
muka pucat suhu tubuh rendah.
Komplikasi
Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,
gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
Penatalaksanaan
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi dua jenis penatalaksanaan:
o Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan
tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan
kadar adosteron dalam plasma.
o Aktivitas. Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan
batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,
bersepeda atau berenang.
2. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti
golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,
golongan penghambat konversi rennin angitensin.
3.
4.
5.
Test diagnostic.
ANALISA DATA
NO TGL / JAM
1 Diisi pada saat tanggal pengkajian
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2.
Gangguan rasa nyaman nyeri : sakit kepela berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi in adekuat, keyakinan
budaya, pola hidup monoton.
Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak efektif, harapan yang tidak
terpenuhi, persepsi tidak realistic.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi
1
pembuluh darah.
1 HIPERTENSI
2.1 Definisi
Hypertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau bila pasien
memakai obat anti hypertensi.(Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga,Jilid I,Hal 518)
Hypertensi di defenisikan sebagai suatu tingkat tekanan darah tertentu yaitu di atas tingkat tekanan darah
tersebut dengan memberikan pengobatan akan menghasilkan lebih banyak manfaat di bandingkan dengan tidak
memberikan pengobatan. (ilmu penyakit dalam jilid II edisi ketiga,2001,hal : 453)
Hypertensi di defenisikan Oleh Joint National Committee (JNC) sebagai tekanan sesuai derajat keparahannya
mempunyai rentang tekanan darah (TD) normal tinggi sampai Hypertensi Maligna. (E Doenges Marylnn,edisiketiga.EGC
1999,HAL 39)
Menurut WHO,batas tekanan darah yang masih di anggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekana darah sama
atau di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hypertensi,tekanan darah di antara Normotensi dan hipertensi di saat
Bordeline Hipertension (Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Hal 453)
2.2 Etiologi
Faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na.
2. Obesitas : terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan darah meningkat.
3. Stres Lingkungan
Stress bisa bersifat fisik maupun mental. Bentuk stress bisa berupa situasi yang mengancam hidup, masalah bisnis,
kecemasan akan kesehatan seseorang atau keluarga dekat atau sekedar ketegangan kehidupan sehari-hari.
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis pada orang tua serta pelebaran pembuluh darah.
Ada berapa factor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi adalah:
Konsumsi garam yang berlebihan
Asupan garam yang berlebihan dapat mengakibatkan penyempitan pembuluh darah dalam arteri yang akhirnya
akan berujung pada peningkatan darah (Marliani dkk, 2007)
Merokok
Merokok dapat mempengaruhi system di otak, juga dapat meningkatkan tekanan darah sehingga beresko terserang
penyakit jantung dan stroke (Gunawan. 2001)
Minum alkohol
Mengkomsumsi alkohol yang berlebihan akan menyebabkan resitensi pada terapi antihipertensi dan resiko terjadi
berapa penyakit lain, seperti strok dan jantung (Judith, 2008)
Kurang olahraga
Orang yang tidak pernah olahraga berisiko 1,5 kali besar menderita hipertensi dibandingkan dengan orang yang
berolahraga secara teratur (Muhaimin,2008)
Stress
Apabila stress terjadi, yang terlepas adalah hormone epinefrin atau adrenalin, aktifitas hormon ini meningkatkan
tekanan darah secara berkala. Jika stress berkepanjangan, peningkatan darah menjadi permanent (Marliani dkk,2007)
2.3 Manifestasi klinis
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Gejala akan muncul setelah terjdi
komplikasi pada : ginjal, mata, otak, jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah :
a. Sakit kepala
b. Epistaksis
c. Marah
d. Telinga berdengung
e. Rassa berat ditekuk
f. Sukar tidur
g. Mata berkunang-kunang
h. Pusing
2.4 Diagnosis
Diagnosis hypertensi dapat ditegakkan atas dasar data-data yang diperoleh dari :
2.4.1 Anamnesis
Anamnesis yang dilakukan meliputi :
1. Tingkat hypertensi dan lama menderitanya
2. Riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan dengan hypertensi seperti : penyakit jantung kronis, gagal jantung,
penyakit serebrovaskuler dan sebagainya
3. Riwayat penyakit keluarga
4. Perubahan aktifitas/kebiasaan
5. Konsumsi makanan
6. Riwayat obat-obat bebas
7. Hasil dan efek samping anti hypertensi sebelumnya
8. Faktor psikososial lingkungan seperti : keluarga dan pekerjaan
2.4.2 Pemeriksaan fisik
1. Pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih dengan jarak dua menit kemudian diperiksa ulang pada lengan
kontralateral
2. Kaji perbandingan berat badan dan tinggi badan pasien
3. Pemeriksaan funduskopi untuk mengetahui adanya retinopati hypertensi
4. Pemeriksaan leher untuk mencari bising karotid, pembesaran vena atau kelenjar tiroid
5. Cari tanda-tanda gangguan irama dan denyut jantung, pembesaran ukuran, bising, derap dan bunyi jantung ketiga dan
keempat
6. Pemeriksaan paru-paru untuk ronchi/bronchopasme
7. Pemeriksaan abdomen untuk mencari adanya massa, pembesaran ginjal dan pulsasi aorta yang abnormal
8. Pada ekstermitas ditemukan pulsasi arteri perifer yang menghilang, oedema dan bising
9. Pemeriksaan nefrologi
2.4.3 Pemeriksaan penunjang
1. Urinalisa
2. Darah perifer lengkap
3. Kimia RH (Kalium,Natrium,Gula RH puasa )kolesterol total, kolesterol HDL
4. EKG
2.4.4 Tujuan pemeriksaan laboratorium pada pasien hypertensi :
1. Untuk mencari kemungkinan penyebab hypertensi sekunder
2. Untuk menilai apakah ada penyulit dan kerusakan organ target
3. Untuk memperkirakan prognosis
4. Untuk menentukan adanya faktor-faktor lain yang mempertinggi resiko penyakit jantung koroner dan stroke
( http://www.medicastore.com.flubistue,15 Agustus 2006 )
2.5Klasifikasi
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) memilih klasifikasi sesuai WHO/ISN :
No Klasifikasi Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)
1. Normotensi <140 <90
2. Hypertensi ringan 140-180 90-105
3. Hypertensi perbatasan 140-160 90-95
(normal)
4. Tinggi >180 >105
5. Hypertensi sedang dan >140 <90
6. berat 140-160 <90
Hypertensi sistolik
perbatasan
2.6 Komplikasi
Pada hypertensi ringan dan sedang komplikasi jantung koroner lebih banyak ditemukan . Alat tubuh yang sering
terserang akibat hypertensi adalah mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa pendarahan retina, gangguan
penglihatan sampai kebutaan. Pada otak sering terjadi pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan kematian.
Sedangkan pada ginjal dan jantung sering di jumpai sebagai komplikasi hypertensi lama maupun pada proses akut
seperti pada hypertensi maligna.(Ilmu Penyakit Dalam Jilid Ii,Hal 470)
2.7 Pencegahan
Adapun usaha pencegahan yang dilakukan yaitu:
1) Mengurangi konsumsi garam
Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan maksimal 2 gram garam dapur untuk diet setiap hari.
2) Menghindari kegemukan ( Obesitas )
Hindarkan kegemukan dan turunkan kadar kolesterol darah, secara tidak langsung dapat membantu menurunkan tekanan
darah.
3) Membatasi konsumsi lemak
Kadar kolesterol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah.
Lama-kelamaan, jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah.
Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperberat hipertensi.
4) Olahraga teratur
Olahraga teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olahraga yang dimaksud
adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh seperti gerak jalan, berenang, naik sepeda
5) Konsumsi sayur dan buah buahan
Buah satau sayur sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak mengandung mineral
kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.
6) Hindari asupan alkohol
Alkohol diketahui dapat mempengaruhi kemmpuan ginjal dalam metabolisme hormon renin dan angiotensin. Kedua hormon
yang diproduksi dalam gnjal ini penting dalam mengatur tekanan darah.
7) Konsumsi obat penurun tekanan darah sesuai dengan anjuran dokter. ( Lany, 2001)
2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Non Farmakologis
1. Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam plasma.
2. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan
seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker,
golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi renin angoitensin
2.9 Pengobatan
Hipertensi tidak dapat diobati tetapi tekanan darah dapat ditekan dengan obat anti hipertensi dan mencegah
terjadinya komplikasi.
Scoring
1.tentukan skor untuk setiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3.Jumlah skor untuk semua kriteria
4.Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot
(Effendy Nasrul,1998)
Dalam penulisan makalah ini hanya di bahas pada asuhan keperawatan keluarga pada Ny.Y dengan kasus Hypertensi yang ber alamat Jl. Candi walang
Lr. Kebon No. 89 Rt. 12 Rw. 03 Kel. 24 Ilir Kec. Bukit kecil palembang wilayah kerja puskesmas 23 Ilir Palembang, yang dilaksanakan melalui tahap
tahap sebagai berikut :
3.1 Proses Pendekatan
Tanggal 13 januari 2011, hari pertama di lakukan pendekatan yang dimulai dengan perkenalan, menyampaikan maksud dan tujuan untuk membantu
memenuhi kebutuhan serta memecahkan masalah kesehatan yang di rasakan keluarga melalui kerjasama dengan pihak puskesmas 23 Ilir Palembang
dengan tetap mempertahankan komunikasi dua arah.
3.2 Pengkajian
Pada tanggal 14-15 januari 2011, dilakukan kunjungan berikutnya. Dalam kunjungan tersebut di lakukan pengkajian data keluarga dengan cara
wawancara dan observasi pada keluarga. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan format pengkajian.
3.2.1 Data anggota keluarga
a. Identitas Keluarga
Kepala keluarga : Ny.Y
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Warga negara : Indonesia
Pendidikan : Tidak Tamat SD
Pekerjaan : Ibu Rumahtangga
Diagnosa : Hipertensi
: Jl. Candi walang Lr. Kebon No. 89 Rt. 12 Rw. 03 Kel. 24 Ilir Kec. Bukit kecil palembang
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn.S
Umur : 64 tahun
Jeniskelamin : Laki laki
Pendidikan : SD
Hubungan : Suami klien
: Jl. Candi walang Lr. Kebon No. 89 Rt. 12 Rw. 03 Kel. 24 Ilir Kec. Bukit kecil palembang
. Genogram
d. Data Kematian
Ayah Ny.Y meninggal sejak 5 tahun yang lalu, meninggal karena sakit demam selama empat hari.
f. Pola interaksi
Hubungan Ny.Y dengan tetangga cukup baik begitujuga dengan anak anak nya yang tinggal jauh dari rumah anaknya
g. Pola penanggulangan kesehatan
jika Ny.Y sakit ringan maka di obati sendiri dengan cara membeli obat di warung. Namun jika sakitnya lebih dari 3 4 hari bahkan sakitnya sudah
parah Ny.Y baru membawa dirinya ke puskesmas terdekat, Ny.Y juga jarang memeriksakan diri ke puskesmas
h. Riwayat penyakit terdahulu
Pada tahun 1990 Ny.Y pernah mengalami peningkatan tekanan darah yang tinggi yaitu 200/120 mmHg. Dan dirawat di RSMH Palembang selama
4 hari
3.2.4 Data Kesehatan Lingkungan
a. Perumahan
setatus rumah milik orang lain, tipe permanen, atap genting, dinding batu, terdiri dari ruang tamu, 1 kamar, dan dapur. Kamar mandi terletak di luar,
keadaan rumah bersih, dengan pencahayaan kurang, terdapat 1 jendela yang jarang di buka dan keadaan rumah yang pengap
Dena Rumah :
Keterangan :
1 : Ruang tamu
2 : Kamar
3 : Dapur
4 : Kamar mandi
5 : WC
b. Sumber air minum dan air mandi
mandi menggunakan PDAM .keadaan air bersih, tidak berbau, tidak bewarna, tidak berasa. Untuk air minum Ny.Y mengolahnya dengan cara
memasak dahulu.
c. Tempat pembuangan air limbah
Air limbah langsung di buang ke selokan yang ada di belakang rumah, kondisi selokan mengalir tetapi tersumbat, dikarenakan selokanya tidak
terlalu dalam dan sering tertimbun sampah yang menumpuk
d. Tempat pembuangan sampah
Sampah dibuang di tempat pembuangan sampah umum, kadang juga sampah tersebut di bakar di halaman samping rumah
tempat pembuangan tinja
Ny.Y BAB di Wc pribadi tipe leher angsa Wc terletak di dalam rumah, keadaanya cukup bersih jarak antara sepsiteng 3 meter dari belakang
rumah
f. Pemanfaatan sarana kesehatan
apabila Ny.Y sakit lebih dari 3 4 hari Ny.Y membawa dirinya ke puskesmas, jarak puskesmas 75 m dari rumah nya
3.2.5 Keadaan Kesehatan Keluarga
a. Keadaan gizi
Sesuai dengan tingkat usianya Ny.Y sering mengeluh capek capek, kulit sedikit keriput, tinggi badan 156 cm, berat badan 48 kg
b. Penyakit yang di derita
padasaat pendataan Ny.Y dengan keluhan sakit kepala dan pandangan terasa gelap
c. personal hygiene
- Rambut
Ny.Y rambutnya kelihatan rapi, rambut di cucu dua kali sehari dengan menggunakan sampo
- Mulut dan gigi
Ny.Y kebiasaan menggosok gigi sehabis mandi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi
- Kulit
Kebersihan kuli cukup dengan frekuwensi mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabin mandi
- Pakaian
Kebersihan pakaian cukup bersih dengan kebiasaan mengganti pakayan 2 kali sehari sehabis mandi
- Kebersihan tangan dan Kaki
Jika keluar rumah Ny.Y selalu memakai alas kaki, Ny.Y jarang melakukan tangan setaelah melakukan aktivitas sehari hari kecuali
kalau makan
3.2.6 Pemeriksaan Fisik
a. Ny.Y keadaan umum baik, kesadaran composmentis, TD 160/100 mmHg, Nadi 82 x/menit, RR 18x/menit, Suhu 36,1C, kulit bersih, turgor elastis, kepala
bentuk simetris, penciuman baik (dapat membedakan bau harum dan busuk), kebersihan mulut cukup,fungsi pengecapan baik, pendengaran baik, tidak ada
pembengkakan pada leher, ekstrimitas atas dan bawah dapat bergerak bebas ke segala arah. Ny.Y mengatakan sakit kepala satu minggu yang lalu,
pandangan gelap, kepala terasa pusing, tubuh terasa lemas, Ny.Y jarang membawa dirinya ke puskesmas, kecuali kalau sakit nya sudah 3 4 hari,
bahkan kalau parah, sekitar 1 bulan ini Ny.Y mengalami gejala serupa tapi sembuh setelah di bawa ke puskesmas dan beberapa hari yang lalu sakit
kepalanya yang begituhebat kambuh lagi sehingga Ny.Y langsung membawa dirinya ke puskesmas
b. Data sosial, ekonomi budaya dan spiritual
Hubungan sosial Ny.Y dengan lingkungan cukup baik, walaupun bekerja sebagai tukang cuci tetangganya, penghasilan itu di gunakan untuk menambah
kebutuhan hidup sehari hari karena bantuan uang dari anak anaknya juga tidak mencukupi buat biaya hidupnya sehari hari meski Ny.Y hidup
berdua tampak ada anggota keluarga yang lainya
I. Penyakit Hypertensi
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah kurang/tidak sehat
2 Kemungkinan masalah dapat x2 1 Masalah dapat di ubahsebagian apabila ada
di ubah kesadaran dan partisipasi dalam keluarga
untuk melakukan tindakan keperawatan
hypertensi
Masalah tidak akan menjadi berat apabila
keluarga mengetahui tentang hypertensi dan
Potensi masalah untuk di cara perawatan
3 cegah 3/3 x 1 1 Masalah dirasakan oleh keluarga dan harus
di tangani
Menonjolnya masalah
4 2/2 x 1 1
Total sekor 4
Prioritas masalah
1. Ketidak mampuan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan berhubungan dengan hypertensi................................. 4
2. Ketidak mampuan keluarga dalam mengenal ancaman kesehatan berhubungan dengan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi sarat
kesehatan............................................................. 3/3
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab V ini membahas tentang asuhan keperwatan yang telah diberikan kepada keluarga Ny. Y dengan masalah utama hipertensi pada Ny. Y
dengan alamat jalan candi walang lrg. Kebon no 89 palembang Rt/Rw 012 / 03 desa/ kelurahan 24 ilir kecamatan Bukit Kecil didalam kawasan kerja
puskesmas 23 ilir yang dilakukan pada tanggla 14 Januari 2011.
Pembahasan dilakukan dengan kenyataan yang ditemukan dilapangan. Asuhan keperawatan keluarga diberikan pada keluarga Ny.Y dengan
masalah utama hipertensi yang bersifat komperensif. Dengan mengunakan proses pendekatan keperawatan yang dimulai mencari pengkajian sampai
evaluasi.
5.1 Pengkajian
Tahap ini dimulai dengan pencarian masalah yaitu seleksi kasus pada pasien yang berobat ke puskesmas 23 ilir palembang. Dari beberapa kasus
yang ada penulis merasa tertarik dengan kasus hipertensi yang diderita oleh Ny. Y
Pada tanggal 14 Januari 2011 dilakukan kunjungan rumah yang pertama dimulai dengan mengadakan kontak langsung dengan klien serta
menyampaikan maksud dan tujuan juga minat untuk membantu keluarga dalam mengatasi masalah keperawatan keluarga yang dihadapi. Kemudian
dilakukan pengkajian untuk pengalian data
Hal ini sesuai dengan teori bahwa dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga hal pertama yang dilakukan adalah pengkajian. Pengkajian
adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkaijan merupakan
langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, keluarga
diharapkan mengunakan bahasa ibu(yang digunakan setiap hari) lugas sederhana. (Suprajitno,Skp.2004)
Data yang dikumpulkan berupa data keluarga bila struktur, kebiasaan dan lingkungan, data yang dikumpulkan melalui wawancara,observasi dan
pemeriksaan fisik .
Hal ini sesuai dengan teori bahwa cara pengumpulan data dikumpulkan dengan cara wawancara,pengamatan atau observasi,study fisik,dan
pemeriksaan fisik(Effendy Nasrul.1998)
Data yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah :
1.struktur dan karakteristik keluarga
2.sosial,ekonomi dan budaya
3.riwayat kesehatan dan medikal dari setiap anggota keluarga
4.psikososial budaya(Auslinda,SKM,1994)
Setelah data dikumpulkan langkah selanjutnya pengelompokkan data dalam kelompok tertentu yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1.Data fisiologis/biologis
Masalah kesehatan dan penyakit yang lalu
Masalah kesehatan yang sedang dialami
Masalah pola fungsi kehidupan sehari hari
Masalah resiko tinggi
Masalah perkembangan terhadap kehidupan
2.Data fisiologis
Prilaku
Pola emosional
Konsep diri
Gambaran diri
Penampilan intelektual
Pola pemecahan masalah
Tingkat pendidikan
Daya ingatan
3.Data sosial
Sumber masyarakat
Faktor resiko lingkungan
Hubungan sosial
4.Data spiritual
Nilai nilai norma
Kepercayaan
Keyakinan
Moral(DEPKES RI.1994)
Saat pengkajian,penulis tidak menemui hambatan yang berarti karena keluarga Ny Y bersedia dan terbuka untuk melakukan kerja sama dalam
menanggulanggi masalah kesehatan yang ada di keluarga.
5.2 Diagnosa Keperawatan
Setelah data terkumpul dan tersusun dilakuna analis yang berupa analisa data untuk menentukan masalah kesehatan dan hasil analisa data
didapatkan dua masalah :
1. Penyakit hipertensi pada Ny. Y
ketidakmampuan ny.y dalam melakukan tindakan keperawatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara keperawatan hipertensi
2. Santasi lingkungan yang kurang mendukung kesehatan
Ketidakmampuan Ny.Y dalam memilihara lingkungan yang mendukung lingkungan kesehatan lingkungan dengan kurangnya pengetahuan tentang manfaat
sanitasi lingkungan yang sehat.
Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa ada tipologi masalah kesehatan keluarga :
1. Ancaman kesehatan (health treatment
Merupakan kondisi /situasi yang ada menimbulkan penyakit,kecelakaan,atau mengenal potensial kesehatan.
2. Kondisi sakit atau kurang sehat(health defisit)
Gagal mempertahankan kesehatan termasuk keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa
3. Krisis(critis)
Merupakan kondisi keluarga dituntut untuk menyesuaikan terhadap tekanan situasi yang dihadapi(Nasrul Effendy.1998:hal 49-50)
Ada satu masalah keluarga yang tidak muncul :yaitu keadaan krisis karena tidak ada keadaan atau data yang mendukung timbulnya masalah
kesehatan krisis pada keluarga Ny.Y.
Kemudian dirumuskan diagnosa keperawatan yang dihubungkan dengan lima ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas tugas
kesehatan dan keperawatan menurut Freeman(1981) yang meliputi:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat
3. Ketidakmampuan keluargadalam merawat anggota keluarga yang sakit
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara kesehatan.(Effendy Nasrul.1998/;hal 50)
Dari lima diagnosa keperawatan yang ada hanya 2 diagnosa yang muncul yaitu:
1. Health defisit ketidakmampuan keluarga dalam melakukan tindakan keperawatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara perawatan
hypertensy
2. Health treats ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang mendukung lingkungan kesehatan berhubungan dengan pasien sudah
berumur, beban kerja yang banyak dan tanggung jawab terhadap orang tua, sehingga kuarangnya pengetahuan tentang manfaat sanitasi lingkungan yang
sehat
Ada 3 diagnosa keperawatan yang tidak muncul yaitu:
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat
3. Ketidakmampuan keluarga menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan
Diagnosa keperawatan ini tidak muncul karena pada keluarga Ny.Y telah mampu mengenal masalah kesehatan dan mampu mengambil
kesehatan dan mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat seperti mau menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
mereka jika ada anggota keluarga yang sakit serta diagnosa keperawatan tentang ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga tidak dimunculkan karena diharapkan setelah keluarga mampu mengenal adanya
ancaman kesehatan berhubungan dengan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatatn maka keluarga mampu untuk memelihara lingkungan
rumah.
Hal ini sesuai dengan tiori ada beberapahal yang perlu di perhatikan dalam mengembangkan rencana keperawatan keluarga yaitu :
1. Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisa yang menyeluruh tentang masalah atau situasi keluarga
2. Rencana yang harus reaslitik artinya dapat di laksanakan dan dapat mnghasilkan apa yang di harap kan
3. Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan palsafa instansi keperawatan
4. Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga
5. Sebaiknya rencana keperawatan di buat secara tertulis
(Effendy Nasrul, 1998)
Sebelum memberikan asuhan keperawatan keluarga,, beberapa persiapan yang perlu dilakukan oleh perwat :
1. Menetapkan keluarga yang menjadi ssasaran kungjungan serta menentukan kasus-kasus yang perlu ditindaklanjuti dirumah melalui seleksi kasus di
puskesmas seseuai prioritas.
2. Menetapkan jadwal kunjungan :
a. Membuat jadwal kunjungan dan identitas keluarga yang akan di kunjungi
b. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu kunjungan dan kehadiran anggota keluaraga pengambil keputusan.
5.4 Implementasi
Implementasi / pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluargga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan kearah prilaku hidup sehat (suprajitno, skp.2004)
1. Implementasi masalah keperawatan I dilakukan pada tanggal 15 januari 2011
Tanggal 15 januari 2011 tindakan yang dilakukan adalah
Menjelaskan kepada keluarga tentang :
Hypertensi adalah tekananv darah sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg artau apabila pasien memakai obat anti hypertensi.
Penyebab atau faktor faktor yang mempengaruhinya :
a. Hypertensi esensial
Genetik
Lingkungan
Hyperaktivitas susunan syaraf simpatis
Defek dan sekresi Na
Faktor - faktor peningkatan resiko (obesitas, alkohol, merokok, polisitemia)
(kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid I)
b. Hypertensi renal (hypertensi skunder)
Pada hypertensi renal terdapat % kasus :
Penyebab spesifik diketahui seperti :
Penggunaan estrogen
Penyakit ginjal
Hypertensi vaskuler primer
Syndrom causing
Feokomositoma
Koarktasio aorta
Hypertensi yang berhubungan dengan kehamilan
(kapita selekta kedokteran edisi ketiga jilid I)
watan hypertensi :
1) Kurangi makan - makanan yang banyak mengandung garam
2) Banyak makan sayur dan buah
3) Kurangi makanan yang berlemak seperti :
Santan santanan
Makanan yang mengandung lemak (gorengan)
4) Anjurkan olahraga sesering mungkin
5) Perbanyak istirahat
6) Hindari stres
7) Berobat secara rutin minimal 1 bulan sekali
2. Imlpementasi masalah keperawatan II dilakukan pada tanggal 17 januari 2011
tanggal 17 januari 2011 tndakan yang dilakukan adalah :
a) Menjelaskan kepada keluarga tentang pentingnya sanitasi lingkungan untuk menunjang kesehatan
Menjelaskan dengan keluarga syarat syarat rumahh yang memnuhi syarat kesehatan
Lingkungan yang bersih
Punya pentilasi
Mempunyai SPAL
Mempunyai WC
Tidak pengap
Ventilasi yangg memenuhi syarat kesehatan : cahaya yang masuk kedalam rumah 20 %
Sampah tidak berserakan : mempunyai tempat sampah / sampah dibakar
WC bersih
b) Mengajak keluarga untuk membersihkan lingkungan
17 januari 2011 tndakan yang dilakukan adalah :
Mengajak keluarga untuk membersihkan lingkungan.
Hal ini sesuai dengan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu :
a. Memberikan asuhan keperawatan anggota keluarga yang sakit
b. Pengenalan dan pengamatan masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga
c. Koordinator Pelayanan kesehatankeluarga
d. Fasilitator menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat dengan muidahdapat menampung permasalahan yang dihaddapi keluarga dan
membantu mencarikan jalan pemecahannya
e. Pendidikan perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah prilaku keluarga dari prilaku yang tidak sehat menjadi sehat
f. Penyuluhan dan konsultasi perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi
penasehat dalam mengatasi masalah masalah kesehatan keluarga (Effendy Nasrul.1998 : hal 43)
Dalam hal ini penulis tidak menemukan hambatan dalam mengimplementasikan rencana keperawatan karena respon keluarga selama dilakukan
implementasi. Keluarga mendengarkan dengan penuh perhatian serta adanya motivasi untuk mengikuti ajuran penulis
5.5 Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian yang menilai sebarapa jauh mana keberhasilan pencapaian tujuan dari rencana yang telah dibuat, apakah telah
mencapai hasil yang belum sesuai dengan kriteria yang standar evaluasi yang telah di tetapkan. (Suprajitno,Skp.2004)
Evaluasi tindakan perawatan I dilakukan pada tanggal 17 januari 2011 dengan hasil evaluasi :
S : Keluarga mengatakan sudah dapat mengerti tentang pengertian hypertensi, tanda dan gejala, pencegahan dan perawatan hypertensi.
O : - Keadaan membaik
- TD 150/80 mmHg
- Suhu 36 c
A : Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan oleh keluaraga
- Tanggal 20 january 2011 dilakasanakan penyuluhan tentang hypertensi, tanda dan gejala, pencegahan serta perawatan hypertensi.
Kemudian dilakukan evalausi yang kedua dilaksanakan pada tanggal 21 january 2011 dengan hasil sebagai berikut :
S : keluarga dapat menyebutkan manfaat lingkungan yang sehat : ntidak menimbulkan penyakit seprti : DHF, ispa, TBC
O : - klien mampu menciptakan lingkungan yang sehat
- Perabotan dalam rumah sudah rapi
- Ventilasi telah dibuka dan pencahayaan rumah cukup
- Keadaan tidak pengab
- Tempat pembuangan air limbah sudah memenuhi syarat kesehatan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Evaluasi tindakan keperawatan II pada tanggal 20 january 2011 dengan hasil evaluasi :
S: keluarga mampu menjelaskan bagaimana lingkungan yang sehat dan bahaya lingkungan yang tidak sehat
O : - Klien tampak mengerti
- Keadaan lingkungan :
- Perabotan rumah berantakan
- Rumah masih pengp karena kurang pencahyaan
- Spal sehat
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
- Tanggal 21 january 2011 mengajak keluarga untuk membersihkan lingkungan
Evaluasi tindakan perawatan II dilakukan pada tanggal 21 january 2011 dengan hasil evaluasi :
Evaluasi dilakukan oleh penulis adalah evaluasi sementara karena dalam melakukan evaluasi penulis mendapatkan hambatan, salah satunya yaitu
rendahnya tingkat ekonomi keluarga. Hal tersebut sesuai dengan teori keperawatan kesehatan keluarga bahwa perawatan kesehatan keluarga adalah
tingakat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan sehat serbagai
tujuan perawatan melalui perawatan sebagai sarana atau penyalur (Effendy Nasrul. 1998)
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional dengan pengertian S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. O adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan
pengamatan atau pengamatan yang objektif setelah implementasi keperawatan. A adalah merupakan analisis perawat setelah menetahui respons subjektif
dan objektif keluarga yang di bandingkan dengan kriteria dan standar yang telah ditentukan mengacu pada tujuan rencana keperawatan keluarga. P adalah
perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis. (Suprajitno, 2004)
Dari hasil evaluasi dapat disimpulak bahwa seluruh masalah keperawatan dapat diatasi sesuai dengan tujuan tindakan keperawatan walaupun
demikian penulis telah menyarankan kepada keluarga untuk selalu melanjutkan intervensi dan mempertahankan serta meningkatkan hasil yang telah di
capai selama tindakan keperawatan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya penulis menyimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian ditemukan ditemukan data antara lain klien bernama Ny Y , umur : 61 tahun, dengan alamat Jl. Candi walang Lr. Kebon No. 89
Rt. 12 Rw. 03 Kel. 24 Ilir Kec. Bukit kecil palembang, setelah itu dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan data sebagai berikut, tekanan darah : 200/
110 mmHg, nadi : 82 x/menit, respirasi rate : 18 x/menit, keadaan klien lemah, klien mengeluh sakit di bagian tengkuk, dan anak klien mengatakan
ibunya menyukai makanan yang asin-asin dan yang manis-manis.
2. Diagnosa Keperawatan
B. Penyakit hipertensi pada Ny. Y
ketidakmampuan ny.y dalam melakukan tindakan keperawatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara keperawatan hipertensi
C. Santasi lingkungan yang kurang mendukung kesehatan
Ketidakmampuan Ny.Y dalam memilihara lingkungan yang mendukung lingkungan kesehatan lingkungan dengan kurangnya pengetahuan tentang manfaat
sanitasi lingkungan yang sehat.
1. Perencanaan
Setelah didapatkan diagnosa keperawatan maka dibuat perencanaan sebagai berikut yaitu, berikan penyuluhan tentang penyakit hipertensi, berikan
penyuluhan tentang cara perawatan penyakit hipertensi, anjurkan keluarga untuk memeriksaan kesehatan Ny Z di puskesmas terdekat, anjurkan keluarga
klien untuk menyiapkan makanan sesuai dengan diet penyakit hipertensi dan anjurkan kepada keluarga untuk memantau aktivitas serta membantu aktivitas
klien.
2. Implementasi
Setelah dibuat perencanaan maka penulis melakukan implementasi sebagai berikut : melakukan penyuluhan tentang penyakit hipertensi, meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, serta pencegahan, melakukan penyuluhan tentang cara perawatan hipertensi, menganjurkan keluarga untuk
memeriksakan kesehatan Ny.Z di puskesmas terdekat, menganjurkan pada keluarga klien untuk menyediakan makanan yang sesuai dengan diet
hipertensi, seperti rendah garam, mengurangi makanan yang mengandung kolesterol dan makanan yang bersantan, menganjurkan kepada keluarga klien
untuk membantu memenuhi kebutuhan klien sehari-hari.
3. Evaluasi
Setelah dilakukan pengkajian, kemudian didapatkan diagnosa keperawatan, sehingga dapat dibuat perencanaan dan implementasi maka dibuatlah
evaluasi sebagai berikut, secara umum dapat disimpulkan bahwa keluarga Ny.Z sudah mengerti tentang pengertian,penyebab, tanda dan gejala,
pencegahan serta mengikuti cara perawatan penyakit hipertensi, tetapi klien dan keluarga tidak mematuhi anjuran untuk memeriksakan kesehatannya di
puskesmas terdekat.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk Pasien
1. Diharapkan keluarga mampu melakukan perawatan untuk anggota keluarga yang mengalami penyakit hipertensi
2. Keluarga diharapkan dapat merubah pola kebiasaan dalam menyediakan makanan yang sesuai dengan diet untuk hipertensi
3. Dalam melakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak hanya ditujukan pada penderita saja, akan tetapi juga pada anggota keluarga yang lain.
4. Diharapkan keluarga dapat mematuhi anjuran untuk memeriksakan kesehatannya ke puskesmas terdekat.
6.2.2 Untuk Mahasiswa
1.Dapat menerapkan teori-teori tentang asuhan keperawatan keluarga dengan kasus hipertensi
2.Mendapatkan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga dengan kasus hipertensi
3.Dapat membuat laporan kasus dalam bentuk karya tulis ilmiah