Anda di halaman 1dari 16

Hipertensi dan Kaitannya dengan Mineral Na Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Kesehatan

Disusun oleh Tri Prayitno Wibowo Arina Yusriya Shinta Widyastuti 4401409031 4401409054 4401409061

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

A. Pengertian Untuk dapat menjamin kelancaran suplai darah hingga seluruh jaringan mendapat pasokan darah sesuai kebutuhan, darah di dalam arteri selalu memiliki suatu tekanan. Pada peredaran darah ada beberapa faktor mendasar yang mempengaruhi tekanan darah, diantaranya lebar

penampang pembuluh darah, viskositas darah, aktivitas fisik, dan status kesehatan. Tekanan darah pada arteri tidak pernah tetap, selalu berubahubah sesuai dengan kebutuhan / permintaan tubuh akan darah. Pada kardiogram terlihat bahwa tekanan darah dalam arteri sejalan dengan denyutan jantung, yaitu bergerak menuju tekanan yang lebih tinggi, kemudian kembali kepada tekanan yang lebih rendah. Dengan demikian tekanan darah secara silih berganti dari nilai tinggi menuju ke nilai rendah seirama dengan denyutan jantung tersebut. Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. (Hiper artinya berlebihan, Tensi artinya tekanan / tegangan. Jadi hipertensi adalah gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah diatas nilai normal.) Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140 / 90 mmHg. Hipertensi sering disebut silent killer karena jarang menunjukkan tanda-tanda atau gejala dan dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi yang berat. Secara extrem hipertensi dapat merusak bagian dalam dari arteriole, kemungkinan dapat menyebabkan pembekuan darah. Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan serangan jantung. Faktorfaktor yang berkonstribusi terhadap timbulnya hipertensi adalah umur, riwayat keluarga, ras, obesitas, merokok, diet tinggi garam, diet rendah potassium dan vitamin D, terlalu banyak minum alkohol, stress, dan beberapa kondisi kronik seperti diabetes, hiperkolestrolemia, serta sleep apnea.

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi essensial/primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi

essensial/primer adalah jenis hipertensi yang penyebabnya masih belum dapat diketahui. Sekitar 90% penderita hipertensi menderita jenis hipertensi ini. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih banyak lagi ditujukan bagi penderita hipertensi essensial. Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pada pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar adrenal atau pemakaian obat-obatan seperti pil KB, kortikosteroid, simpatomimetik amin (efedrin, fenilefrin, fenilpropanolamin, amfetamin), siklosporin, dan eritropoetin.

B. Gejala Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus). Hipertensi dapat berlanjut pada komplikasi penyakit jantung atau stroke. Hipertensi sederhana mungkin hadir dan tetap tidak diketahui untuk bertahun-tahun, bahkan sampai dekade-dekade (puluhan tahun). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan

patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranial, penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi, ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat, nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler. Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tibatiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.

C. Penyebab Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi adalah sebagi berikut : 1. Faktor genetik Faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium Individu dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi. 2. Umur Hipertensi merupakan penyakit multifaktorial yang munculnya oleh karena interaksi berbagai faktor. Dengan bertambahnya umur, maka tekanan darah juga akan meningkat. Setelah umur 45 tahun, dinding arteri akan

mengalami penebalan oleh karena adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku. Tekanan darah sistolik meningkat karena kelenturan pembuluh darah besar yang berkurang pada penambahan umur sampai dekade ketujuh sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sampai decade kelima dan keenam kemudian menetap atau cenderung menurun. 3. Jenis kelamin Persentase terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. 4. Etnis Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas terhadap vasopressin lebih besar. 5. Obesitas Menurut National Institutes for Health USA (NIH, 1998), prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar internasional). Hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi saraf simpatis dan system renin-angiotensin, dan perubahan fisik pada ginjal. Peningkatan konsumsi energi juga meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan tekanan darah secara terus menerus. 6. Merokok

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami ateriosklerosis.

D. Cara mengatasi hipertensi Prinsip penanganan hipertensi diantaranya target penurunan tekanan darah yang optimal adalah kurang dari 140/90 mmHg. Terdapat dua macam penanganan penderita hipertensi yang dapat dilakukan, yaitu penanganan farmakologis dan non-farmakologis. Tahap awal penanganan hipertensi adalah dengan menjalankan terapi non-farmakologis atau perubahan pola hidup dan diet. Adapun pola hidup yang dapat dilakukan adalah diantarnya: a. Berhenti merokok. b. Mengurangi berat badan jika telah terjadi obesitas. c. Olahraga teratur, minimal 30 menit sehari, 3 kali seminggu. d. Pola makan yang sehat, meningkatkan konsumsi buah dan sayuran serta mengurangi konsumsi lemak. e. Mengurangi makanan yang tinggi kandungan sodiumnya. f. Berhenti minum alkohol. g. Mengurangi minum kopi. h. Harus lebih santai. Selain mengubah pola hidup sehari-hari, penderita juga disarankan untuk menjalankan program diet. Tujuan dari pelaksanaan diet: Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan

mempertahankan tekanan darah menuju normal. Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol dalam darah. Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM. Prinsip diet penatalaksanaan hipertensi :

Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet Konsumsi garam dapur tidak lebih dari - sendok teh/hr atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium. Setelah melakukan perubahan pola hidup akan tetapi target tekanan darah optimal tidak tercapai, maka perlu pemberian penanganan secara farmakologis atau penggunaan obat-obatan antihipertensi. Pemberian resep obat oleh dokter sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dari penderita hipertensi. Obat hipertensi menurunkan tekanan darah dengan beberpa cara: a. Membuat pembuluh menjadi besar atau lebar b. Menyempitkan saluran-saluran udara dengan menstimulasi otot-otot yang mengelilingi saluran udara untuk berkontraksi c. Mengurangi kekuatan dari aksi memompa jantung (kontraksi jantung) dan mengendurkan sel otot pada dinding dari arteri. Berbagai jenis obat-obatan yang banyak dikonsumsi pasien hipertensi beserta fungsinya adalah sebagai berikut: Jenis obat ACE inhibitor Fungsi Untuk Contoh obat memperlambat Enalapril (Vasotec)

aktivitas dari enzim ACE, Captopril (Capoten) yang mengurangi Isinopril (Zestril And

produksi dari angiotensin Prinivil) II Benazepril (Lotensin)

Angiotensin II adalah zat Quinapril (Accupril) kimia yng sangat kuat Perindopril (Aceon) yang menyebabkan otot- Ramipril (Altace) otot yang mengelilingi Trandolapril (Mavik) pembuluh darah untuk Fosinopril (Monopril)

berkontraksi,

jadi moexipril (Univasc)

menyempitkan pembuluh Angiotensin receptor blocker (ARB) Untuk menghalangi aksi Losartan (Cozaar) dari angiotensin II. ARB Irbesartan (Avapro) mencegah angiotensin II Valsartan (Diovan) mengikat pada reseptor Candesartan (Atacand) angiotensin II pada Olmesartan (Benicar) Telmisartan (Micardis) Eprosartan (Teveten) menghalangi Atenolol (Tenormin) dan Propranolol (Inderal)

pembuluh-pembuluh darah Beta-blockers Untuk

norepinephrine

epinephrine (adrenaline) Metoprolol (Toprol) mengikat pada reseptor Nadolol (Corgard) beta pada syaraf. Betaxolol (Kerlone) Acebutolol (Sectral) Pindolol (Visken) Bisoprolol (Zebeta) Calcium channel blockers Untuk (CCBs) gerakan menghalangi Amlodipine (Norvasc) dari calcium Sustained Release (Procardia

kedalam sel otot dari Nifedipine jantung dan arteri-arteri.

XL, Adalat CC)

Calcium diperlukan oleh Felodipine (Plendil) otot ini untuk Nisoldipine (Sular) Hydrochlorothiazide (Hydrodiuril) The Loop Diuretics

berkontraksi.

Furosemide (Lasix) Dan Torsemide (Demadex) Kombinasi Triamterene Dari Dan

Hydrochlorothiazide (Dyazide) Metolazone (Zaroxolyn) Alpha-blockers Untuk tekanan menurunkan Terazosin (Hytrin) darah dengan Doxazosin (Cardura) reseptor

menghalangi

alpha pada otot halus dari arteri peripheral diseluruh jaringan tubuh. Alpha-beta blockers Cara kerja yang sama Carvedilol (Coreg) seperti alpha-blockers Labetalol (Normodyne,

dan juga memperlambat Trandate) denyut jantung, seperti yang dilakukan beta-

blockers, sehingga lebih sedikit dipompa darah yang melalui

pembuluh-pembuluh dan tekanan darah menurun. Clonidine Penghalang-penghalang sistim dengan syaraf bekerja Clonidine

menstimulasi pada

reseptor-reseptor

syaraf-syaraf di otak yang mengurangi dari transmisi dari

pesan-pesan

syaraf dalam otak ke syaraf tubuh. Minodixil Sebagai vasodilators, Minodixil pada lain dari

yaitu (relaxants)

pengendur otot yang

bekerja secara langsung pada otot halus dari arteri peripheral tubuh, melebar diseluruh arteri tekanan

sehingga dan

darah berkurang.

E. Hubungan hipertensi dengan mineral Na Natrium atau sodium merupakan salah satu mineral penting bagi tubuh. Kadar natrium di dalam tubuh sekitar 2 persen dari total mineral. Tubuh orang dewasa sehat mengandung 256 gram senyawa natrium klorida (NaCl) yang setara dengan 100 gram unsur natrium. Kadar natrium normal pada serum 310-340 mg/dL. Natrium mudah ditemukan dalam makanan sehari-hari, seperti pada kecap, makanan hasil laut, makanan siap saji (fast food), serta makanan ringan (snack). Umumnya makanan dalam keadaan mentah sudah mengandung 10 persen natrium dan 90 persen ditambahkan selama proses pemasakan. Sumber natium yang lain ditemukan pada makanan yang mengandung soda kue, baking powder, MSG (Mono Sodium Glutamat), pengawet makanan atau natrium benzoat (biasanya terdapat didalam saos, kecap, selai, jelly), makanan yang dibuat dari mentega serta obat yang mengandung natrium (obat sakit kepala). Bagi penderita hipertensi, biasakan penggunaan obat dikonsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. Garam dapur sebagai salah satu sumber utama natrium, selalu ada pada makanan yang kita santap. Tubuh memang butuh natrium, tetapi bila berlebihan akan menjadi salah satu penyebab hipertensi. Garam dapur merupakan faktor yang sangat dalam patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa

dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan hipertensi yang rendah jika asupan garam antara 515 gram perhari, prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20%. Pengaruh asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah (Basha, 2004). Garam mengandung 40% sodium dan 60% klorida. Orang-orang peka sodium lebih mudah meningkat sodium, yang menimbulkan retensi cairan dan peningkatan tekanan darah. Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah. Hindari pemakaian garam yang berlebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalam makanan. Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormone hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan natrium dan air. Minum-minuman yang beralkohol yang berlebih juga dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar kalsium.Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10 mmhg dan diastolik 7 mmhg. Kebutuhan tubuh akan natrium telah banyak diteliti oleh ilmuwan yang bergerak di bidang gizi dan kesehatan. Tubuh manusia memerlukan minimum 200-500 miligram natrium setiap hari untuk menjaga kadar garam dalam darah tetap normal, yaitu 0,9 persen dari volume darah di dalam tubuh. Kurangnya konsumsi natrium dapat menyebabkan volume darah menurun yang membuat tekanan darah menurun, denyut jantung meningkat, pusing, kadang-kadang disertai kram otot, lemas, lelah, kehilangan selera makan, daya ingat menurun, daya tahan terhadap infeksi menurun, luka sukar sembuh, gangguan penglihatan, rambut tidak sehat dan terbelah ujungnya, serta terbentuknya bercak-bercak putih di kuku.

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut

menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi. National Research Council of The National Academy of Sciences merekomendasikan konsumsi natrium per hari sebanyak 1.100-3.300 mg. Jumlah tersebut setara dengan -1 sendok teh garam dapur per hari. Untuk orang yang menderita hipertensi, konsumsi natrium dianjurkan tidak lebih dari 2.300 mg perhari. Jumlah tersebut sama dengan 6 gram NaCl atau lebih kurang satu sendok teh garam dapur. Dalam tubuh kita terdapat sistem otonom untuk mengatur keseimbangan kadar natrium di dalam darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan mengirimkan sinyal rasa haus dan mendorong kita untuk minum. Selain itu, jika sensor dalam pembuluh darah dan ginjal mengetahui adanya kenaikan tekanan darah dan sensor di jantung menemukan adanya peningkatan volume darah, ginjal dirangsang untuk mengeluarkan lebih banyak natrium dan air kencing, sehingga mengurangi volume darah. Sedangkan jika kadar natrium terlalu rendah, sensor dalam pembuluh darah dan ginjal akan mengetahui bila volume darah menurun dan memacu reaksi rantai yang berusaha untuk meningkatkan volume cairan dalam darah. Kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon aldosteron, sehingga ginjal menahan natrium. Sementara itu, kelenjar hipofisa mengeluarkan hormon antidiuretik, sehingga ginjal menahan air. Penahanan natrium dan air menyebabkan berkurangnya

pengeluaran air kencing, yang pada akhirnya akan meningkatkan volume darah dan tekanan darah kembali ke normal. Sensitivitas seseorang terhadap kadar natrium dalam darah berbeda-beda. Umumnya, semakin bertambah usia seseorang, semakin bertambah tingkat sensitivitasnya.

Natrium adalah kation utama dalam cairan extraseluler konsentrasi serum normal adalah 136 sampai 145 mEg / L, Natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut dan keseimbangan asam basa tubuh serta berperan dalam transfusi saraf dan kontraksi otot.

F. Hasil Pembahasan Jurnal Berdasarkan jurnal berjudul Asupan Natrium, Status Gizi dan Tekanan Darah Usia Lanjut di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru diketahui bahwa asupan natrium merupakan salah satu factor penyebab hipertensi. Diperoleh data bahwa usia lanjut yang terkena hipertensi lebih banyak mengkonsumsi garam dapur sebagai sumber natriumnya sedangkan natrium dari bahan makanannya tergolong sedikit. Berikut ini adalah tabel mengenai asupan natrium pada usia lanjut dan hubungannya pada hipertensi Tabel 2. Data Sampel Berdasarkan Asupan Natrium Asupan Natrium Tinggi Rendah Normal Total Jumlah responden 18 20 12 50 Persentase 36 % 40 % 24 % 100 %

Tabel 3. Data Sampel Berdasarkan Tekanan Darah Tekanan Darah Tinggi Normal Total Jumlah responden 28 22 50 Persentase 58 % 42 % 100 %

Pada usia lanjut, jika asupan natrium kurang tetapi memilikin tekanan darah tinggi disebabkan oleh fleksibilitas pembuluh darah yang mulai berkurang. Mengingat sifat dari fisiologi usia lanjut bahwa pertambahan usia disertai dengan penurunan kemampuan fisiologi dari semua organ

tubuh. Natrium, jika dikonsumsi lebih banyak akan meretensi lebih banyak air untuk mempertahankan pengenceran elektrolit, sehingga cairan intestine bisa terakumulasi dan volume plasma meningkat. Peningkatan volume plasma dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, terutama bila fleksibilitas pembuluh darah menurun oleh arterosklerosis. G. Hipertensi pada anak dan remaja Hipertensi bukan hanya di alami oleh orang dewsa akan tetapi anak juga dapat mengalaminya, umumnya adalah hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi dapat menjadi suatu akibat dari penyakit lain atau sebagai penyakit primer. Hipertensi pada anak-anak sering disebabkan penyakit Ginjal, Coarctation aorta atau penyakit endokrin Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Jurnal pediatrics edisi 8, memberikan hasil yang mengejutkan. Dinyatakan pada anak anak dengan hipertensi primer menetap menunjukan gangguan neuropsikologis pada atensi, daya ingat dan kemampuan fungsi eksekutif. Disinggung juga bahwa hipertensi primer sangat berhubungan dengan Fungsi Kognitif. American Heart Association (AHA) merekomendasikan agar anak berusia diatas 3 tahun melakukan pemeriksaan tekanan darah setahun sekali. Untuk mengenali hipertensi pada anak-anak (tanpa mengukur tekanan darah), ada gejala-gejala yang perlu diperhatikan. Gejala yang muncul berupa sakit kepala, pusing, muntah, dan badan menjadi lemas. Pola makan tidak sehat, terutama yang dialami anak-anak yang beranjak dewasa, bisa memicu hipertensi. Anak-anak biasanya senang

mengonsumsi makanan siap saji atau junk food. Jenis makanan tersebut memiliki kandungan garam dan lemak tinggi. Karenanya, penting untuk membangun pola makan sehat sejak usia dini. Orangtua sebaiknya mengusahakan anak-anaknya tidak terlalu sering terpapar asap rokok. Perokok pasif lebih banyak terkena efek samping dari asap rokok. Usahakan pula agar anak memiliki aktivitas sehingga mereka tetap aktif dan berolahraga. Perhatikan bagaimana anak-anak tidur, apakah ada masalah atau tidak. Sebab gangguan tidur seperti sleep apnea, yaitu

gangguan tidur berupa ngorok dan sindroma tidur tidak lelap karena sistem pernafasan tersumbat. Hal-hal ini akan menghindarkan terjadinya hipertensi. Tidak hanya pada remaja dan anak-anak, bahkan bayi pun dapat menderita hipertensi. Gary Cohen, Ketua Peneliti dari Karolinska Institute, Stockhlom menjelaskan, asap rokok akan merusak struktur dan fungsi pembuluh darah, terutama endotel, lapisan pelindung pembuluh darah. Namun ia tidak bisa menjawab apakah kerusakan ini bersifat permanen. Pola gangguan tekanan darah dapat terjadi pada bayi berusia seminggu dan pada saat mereka berusia setahun. Selain itu, bayi yang lahir dari ibu perokok juga mengalami gangguan denyut jantung. Gangguan-gangguan tersebut diyakini akan membawa masalah kesehatan jangka panjang. Menurut Barry M.Lester, dokter anak dari Brown Medical School, Efek asap rokok pada fungsi saraf janin mirip dengan efek kokain dan methaphetamin. Asap rokok yang mengancam kesehatan janin bukan hanya berasal dari ibu yang merokok saat hamil tapi juga termasuk calon ayah yang kecanduan merokok sehingga janin menjadi perokok pasif.

Daftar Pustaka

Astawan, Made. 2010. Atur Asupan Natrium Secara Cermat. Jakarta : Kompas.com [diakses 14 April 2012] Ditalia. 2011. Asap Rokok Bikin Bayi Hipertensi. Diunduh melalui

http://blog.unsri.ac.id/ditalia/obesitas-rokok/asap-rokok-bikin-bayihipertensi/mrdetail/41206/ . [diakses 16 April 2012 pukul 20.50] Matjan, Bastinus N. 2010 . Bahan Ajar Tekanan Darah Tinggi dan Diabetes. Diunduhmelaluihttp://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KEPEL ATIHAN/194607181985111BASTINUS_N_MATJAN/BAHAN_AJAR _UTAMA/BAHAN_AJAR_16.pdf. [Diakses 12 April 2012]

Mustamin. 2010. Asupan Natrium, Status Gizi dan Tekanan Darah Usia Lanjut di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru . Makassar : Media Gizi Pangan Vol IX Edisi 1. Rahajoe, Anna Ulfah. 2011. Hipertensi Pada Anak Dan Remaja. Diunduh melalui http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pediatrics/2232704hipertensi-pada-anak-dan-remaja/ . [diakses 16 April 2012 pukul 20.15 WIB] Rismayanti. 2011 . Diet Bagi Penderita Hipertensi. Diunduh melalui http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Cerika%20Rismayanthi, %20S.Or./DIET%20BAGI%20PENDERITA%20HIPERTENSI.pdf [Diakses 12 April 2012] Sutomo, Budi. 2011. Hipertensi pada anak-anak. Diunduh melalui .

http://artikelkedokteran.net/hipertensi-pada-anak-anak.html. [diakses 16 April 2012 pukul 20.30 WIB]

Anda mungkin juga menyukai