Anda di halaman 1dari 34

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

Konsep Hipertensi

A. Definisi
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka morbiditas maupun mortalitas,
tekanan darah fase sistolik 140 mmHg menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh
jantung dan fase diastolik 90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung
(Triyanto,2014).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya140
mmHg dan tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal
dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanandarah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price,
2015).
Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi
inimerupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri atau tekanansystole > 140
mmhg dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara umum,hipertensi merupakan suatu
keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yangabnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan
meningkatnya resiko terhadapstroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal.

B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik (idiopatik).
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan
perifer.  Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1. Genetik
2. Jenis kelamin
3. Diet
4. Berat badan (obesitas)
5. Gaya hidup
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2,yaitu :
1. Hipertensi Esensial atau Primer
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensidimana
penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90%penderita
hipertensi tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya tergolonghipertensi
sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun. Padahipertensi primer
tidak ditemukan penyakit renovakuler, aldosteronism,pheochro-mocytoma, gagal ginjal,
dan penyakit lainnya. Genetik dan rasmerupakan bagian yang menjadi penyebab
timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor stress,
intake alkohol moderat,merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,antara
lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),penyakit
kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderitahipertensi
adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebihbanyak ditujukan
ke penderita hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinyaperubahan-
perubahan pada :
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudahberumur
20 tahun kekmampuan jantung memompa darah menurunmenyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnyaefektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

C. Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko hipertensi terbagi dalam 2 kelompok yaitu faktor yangtidak dapat
diubah dan faktor yang dapat diubah :
1. Faktor yang dapat diubah
a. Gaya hidup modern
Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kinimenyebabkan
stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakitseperti sakit kepala, sulit
tidur, gastritis, jantung dan hipertensi. Gaya hidupmodern cenderung membuat
berkurangnya aktivitas fisik (olah raga).Konsumsi alkohol tinggi, minum kopi,
merokok. Semua perilaku tersebutmerupakan memicu naiknya tekanan darah.
b. Pola makan tidak sehat
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan danmengatur
tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darahakan meningkat
akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volumedarah. Kelebihan natrium
diakibatkan dari kebiasaan menyantap makananinstan yang telah menggantikan
bahan makanan yang segar. Gaya hidupserba cepat menuntut segala sesuatunya serba
instan, termasuk konsumsimakanan. Padahal makanan instan cenderung
menggunakan zat pengawetseperti natrium berzoate dan penyedap rasa seperti
monosodium glutamate(MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut apabila
dikonsumsisecara terus menerus akan menyebabkan peningkatan tekanan darah
karenaadanya natrium yang berlebihan di dalam tubuh.
c. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnyamelalui air seni.
Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum airputih, berat badan
berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus.
Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitasfisik menjadi berkurang.
Akibatnya jantung bekerja lebih keras untukmemompa darah.Obesitas dapat
ditentukan dari hasil indeks massa tubuh(IMT). IMT merupakan alat yang sederhana
untuk memantau status giziorang dewasa khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihanberat badan. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang
dewasa berumurdiatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja,
ibuhamil dan olahragawan (Supariasa, 2012).

Kurus Kekurangan BB tingkat <17,0


ringan
Kekurangan BB tingkat beras 17,0-18,4
Normal 18,5-25,0
Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan 25,1-27,0
Obesitas Kelebihan BB tingkat berat <27,0
Sumber : Supariyasa et al., 2002

2. Faktor yang tidak dapat diubah :


1. Genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluargaitu
mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan denganpeningkatan
kadar Sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara Potassiumterhadap Sodium,
individu dengan orang tua yang menderita hipertensimempunyai resiko dua kali lebih
besar daripada orang yang tidakmempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi
(Anggraini dkk, 2009)
2. Usia
Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tetapi semakin bertambah usiaseseorang
maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat. Penyebabhipertensi pada orang
dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan–perubahan pada, elastisitas dinding
aorta menurun, katub jantung menebaldan menjadi kaku, kemampuan jantung
memompa darah menurun 1% setiaptahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan
jantung memompa darahmenurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya, kehilanganelastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitaspembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya resistensi
pembuluhdarah perifer (Smeltzer, 2009).
3. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapiwanita
pramenopause (sebelum menopause) prevalensinya lebih terlindungdaripada pria
pada usia yang sama. Wanita yang belum menopausedilindungi oleh oleh hormone
estrogen yang berperan meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolestrol HDL yang tinggimerupakan faktor pelindung dalam mencegah terjadinya
prosesaterosklerosis yang dapat menyebabkan hipertensi (Price & Wilson, 2006)

D. Klasifikasi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan hasil ukur tekanan darah menurut JointNational
Committee on Detection, Evaluation and Treatment of High BloodsPreassure (JNC) ke-VIII
dalam Smeltzer & Bare (2010) yaitu <130 mmHg untuk tekanan darah systole dan <85
mmHg untuk tekanan darah diastole.
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas tidak sedang memakai
obat antihipertensi dan tidak sedang sakit akut

Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)


Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Tingkat 1 (hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub grup : perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi 160-179 100-109
sedang)
Tingkat 3 (hipertensi berat) ≥ 180 ≥ 110

E. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darahterletak dipusat
vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor inibermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dankeluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdomen.Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk
impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuronpre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf
pascaganglion ke pembuluh dar ah, dimana dengan dilepaskannya
norepinefrinmengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasandan ketakutan dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap
rangsangvasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitive terhadapnorepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluhdarah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,mengakibatkan tambahan aktivitas
vasokonstriksi. Medula adrenal menyekresiepinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi.
Korteks adrenal menyekresikortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktorpembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke
ginjal,menyebabkan pelepasan renin.
Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yangkemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang padagilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon inimenyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkanpeningkatan volume intravaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskankeadaan hipertensi. Untuk pertimbangan gerontologi perubahan struktural
danfungsional pada system pembuluh perifer bertanggung jawab pada perubahantekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputiaterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasiotot polos pembuluh darah, yang pada
gilirannya menurunkan kemampuandistensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besarberkurang kemampuannya dalam mengakomodasi
volume darah yang dipompaoleh jantung ( volume sekuncup), mengakibatkan penurunan
curang jantung danpeningkatan tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
F. Pathway
G. Tanda dan Gejala
1. Tidak ada gejala
Tanda dan gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan denganpeningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yangmemeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jikatekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensimeliputi nyeri kepala
dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejalaterlazim yang mengenai
kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing
b. Lemas, kelelahan
c. Sesak nafas
d. Gelisah
e. Mual
f. Muntah
g. Epitaksis
h. Kesadaran menurun

Menurut Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri kepala saat terjaga, kadang-
kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Pada
pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan apapun selaintekanan darah yang tinggi, tetapi
dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus
optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka
merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan
lain-lain.

H. Komplikasi
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan darah tinggi di otak, atau
akibatembolus yang terlepas dari pembuluh non otak otak yang terpajan tekanantinggi.
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yangmemperdarahi otak
mengalami hipertropi dan menebal, sehingga aliran darahke daerah-daerah yang
diperdarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yangmengalami aterosklerosis dapat menjadi
lemah, sehingga meningkatkankemungkinan terbentuknya aneurisma. Gejala terkena
stroke adalah sakitkepala secara tiba-tiba, seperti orang bingung, limbung atau bertingkah
lakuseperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau sulit
digerakan(misalnya wajah, mulut, atau lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara
secarajelas) serta tidak sadarkan diri secara mendadak.
2. Infark miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arteroklerosis tidakdapat
menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombusyang
menghambat aliran darah melalui pembuluh darah tersebut. Hipertensikronik dan
hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi
dan dapat terjadi iskemia jantung yangmenyebabkan infark. Demikian juga hipertropi
ventrikel dapat menimbulkanperubahan-perubahan waktu hantaran listrik melintasi
ventrikel sehinggaterjadi distritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko
pembentukanbekuan (Corwin, 2000).
3. Gagal ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggipada
kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya membraneglomerulus, darah akan
mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akanterganggu dan dapat berlanjut
menjadi hipoksia dan kematian. Denganrusaknya membrane glomerulus, protein akan
keluar melalui urin sehinggatekanan osmotic koloid plasma berkurang, menyebabkan
edema yang seringdijumpai pada hipertensi kronik.

4. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih beratuntuk
memompa darah yang menyebabkan pembesaran otot jantung kirisehingga jantung
mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot jantung kiridisebabkan kerja keras
jantung untuk memompa darah.
5. Kerusakan pada Mata
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluhdarah dan
saraf pada mata.

I. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas danmortalitas akibat
komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan denganpencapaian dan pemeliharaan tekanan
darah di atas 140/90 mmHg. Prinsippengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi sangatpenting untuk
mencegah tekanan darah tinggi. Penatalaksanaan nonfarmakologispada penderita
hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggidengan cara memodifikasi
faktor resiko yaitu :
a. Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass Index denganrentang
18,5 – 24,9 kg/m2. BMI dapat diketahui dengan rumus membagi beratbadan dengan
tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan meter.Obesitas yang terjadi dapat
diatasi dengan melakukan diet rendah kolesterolkaya protein dan serat. Penurunan
berat badan sebesar 2,5 – 5 kg dapatmenurunkan tekanan darah diastolik sebesar 5
mmHg (Dalimartha, 2008).
b. Mengurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan diet rendah garamyaitu
tidak lebih dari 100 mmol/hari (kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 grgaram/hari), atau
dengan mengurangi konsumsi garam sampai dengan 2300mg setara dengan satu
sendok teh setiap harinya. Penurunan tekanan darahsistolik sebesar 5 mmHg dan
tekanan darah diastolik sebesar 2,5 mmHg dapatdilakukan dengan cara mengurangi
asupan garam menjadi ½ sendokteh/hari(Dalimartha, 2008).
c. Batasi konsumsi alkohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau lebih dari 1gelas per
hari pada wanita dapat meningkatkan tekanan darah, sehinggamembatasi atau
menghentikan konsumsi alkohol dapat membantu dalampenurunan tekanan darah
(PERKI, 2015).
d. Makan K dan Ca yang cukup dari diet
Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara meningkatkan jumlah natriumyang
terbuang bersamaan dengan urin. Konsumsi buah-buahan setidaknyasebanyak 3-5
kali dalam sehari dapat membuat asupan potassium menjadicukup. Cara
mempertahankan asupan diet potasium (>90 mmol setara 3500mg/hari) adalah
dengan konsumsi diet tinggi buah dan sayur.
e. Menghindari merokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita hipertensi sepertipenyakit
jantung dan stroke. Kandungan utama rokok adalah tembakau,didalam tembakau
terdapat nikotin yang membuat jantung bekerja lebih keraskarena mempersempit
pembuluh darah dan meningkatkan frekuensi denyutjantung serta tekanan
darah(Dalimartha, 2008).
f. Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan tekanan darahsementara.
Menghindari stress pada penderita hipertensi dapat dilakukandengan cara relaksasi
seperti relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapatmengontrol sistem saraf sehingga
menurunkan tekanan darah yang tinggi(Hartono, 2007).
g. Terapi relaksasi progresif
Di Indonesia Indonesia, penelitian relaksasi progresif sudah cukup banyakdilakukan.
Terapi relakasi progresif terbukti efektif dalam menurunkantekanan darah pada
penderita hipertensi (Erviana, 2009). Teknik relaksasimenghasilkan respon fisiologis
yang terintegrasi dan juga menganggu bagiandari kesadaran yang dikenal sebagai
“respon relaksasi Benson”. Responrelaksasi diperkirakan menghambat sistem saraf
otonom dan sistem saraf pusatserta meningkatkan aktivitas parasimpatis yang
dikarekteristikan denganmenurunnya otot rangka, tonus otot jantung dan
mengganggu fungsineuroendokrin. Agar memperoleh manfaat dari respons relaksasi,
ketikamelakukan teknik ini diperlukan lingkungan yang tenang, posisi yangnyaman.
2. Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza (2013) merupakanpenanganan
menggunakan obat-obatan, antara lain :
a. Golongan Diuretik
Diuretik thiazide biasanya membantu ginjal membuang garam dan air, yangakan
mengurangi volume cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkantekanan darah.
b. Penghambat Adrenergik
Penghambat adrenergik, merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfablocker,
beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat sistemsaraf simpatis.
Sistem saraf simpatis adalah istem saraf yang dengan segeraakan memberikan respon
terhadap stress, dengan cara meningkatkan tekanandarah.
c. ACE-inhibitor
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkanpenurunan
tekanan darah dengan cara melebarkan arteri.
d. Angiotensin-II-bloker
Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan
suatumekanisme yang mirip ACE-inhibitor.
e. Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah denganmekanisme
yang berbeda.
f. Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat
yangmenurunkan tekanan darah tinggi dengan cepat dan segera. Beberapa obatbisa
menurunkan tekanan darah dengan cepat dan sebagian besar diberikansecara
intravena : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin, labetalol.

BAB II
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : Selasa, 29 November 2022


Nama Pengkaji : Sa’dan Haliem Amaany

1. PENGKAJIAN
A. Data Demografi
Nama : Ny. H
Tempat & Tanggal lahir : Kekeri, 01 Juli 1948, Gol. Darah : -
Pendidikan terakhir : Tamat SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Cerai Mati
TB/BB :160cm/50 kg
Penampilan : Baju Ny. H kusut
Ciri-ciri tubuh : kurus, kulit kering, ada luka yang sudah mengering di
tumit
Alamat : Dusun Kekeri Barat RT 15
Orang yang dekat dihubungi: Ny. B dan anak anaknya yang lain
Hubungan dengan usila :Hubungan baik dijalin oleh Ny. H dengan sesama usia
lanjut yaitu dengan Ny. S Tetangga beliau
Alamat : Dusun Kekeri Barat RT 15
Tanggal masuk panti :-

B. Riwayat Keluarga
1. Genogram
Keterangan:
: laki-laki : pasien

: perempuan : keluarga

: laki-laki meninggal

: perempuan meninggal

C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
Alamat pekerjaan :-
Berapa jarak dari rumah :-
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : Pekerja Ny. H sebelumnya adalah sebagai penjual
Berapa jarak dari rumah : Jarak yang ditempuh oleh Ny. H sangat dekat
Alat transportasi :Tidak tentu
Sumber-sumber pendapatan
& kecukupan terhadap kebutuhan :
Sumber pendaoatan yang didapatkan oleh Ny. H
saat ini adalah berasal dari anak-anaknya dan
kecukupan terhadap kebutuhan hidupnya dapat
terpenuhi

D. Riwayat Lingkungan Hidup


Tipe tempat tinggal :
Tempat Tinggal Ny. H dan keluarga saat ini adalah
rumah batu permanen dan rumah tersebut adalah rumah
anaknya
Jumlah kamar : Ada 3 kamar tidur, dan 1 ruang tamu
Kondisi tempat tinggal :
Kondisi tempat tinggal Ny. H tampak bersih, luas, dengan
pencahayaan yang bagus, terdapat ventilasi dan jendela,
rumahnya tampak tertata rapi
Jumlah orang yang tinggal dirumah :
1. Laki-laki :1
2. Perempuan : 2
Derajat privasi :-
Tetangga terdekat : Tetangga terdekat Ny. H adalah Ny.S yang berada di samping
rumahnya
E. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : Tidak ada Hobby/Minat yang spesifik pada Ny. H
Keanggotaan organisasi : Ny. H tidak ikut serta dalam Keanggotaan Organisasi
Apapun
Liburan perjalanan :
Ny. H mengatakan bahwa hanya diam dirumah karna
sudah tidak kuat untuk melakukan perjalanan jauh

F. System pendukung
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi:
Ny. H Mengatakan biasanya jika ingin
memeriksakan keadaannya dan ingin menyuntik,
biasanya Ny. H akan pergi ke tempat Dokter
praktek di dusun gegutu
Jarak dari rumah : Jarak dari rumah ke dokter praktek < 1 km
Rumah Sakit :
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram
berjarak 6,5 km dari kediaman
Klinik :
Klinik Dasan Griya berjarak ± 1 km dari
kediaman
Pelayanan kesehatan dirumah :
Ny. H mengatakan jika sakit maka beliau dan
keluarga akan memanggil dokter praktek atau
bidan desa untuk memeriksakan kesehatan beliau
di rumah
Makanan yang dihantarkan :-
Perawatan sehari-hari yang
dilakukan keluarga :
Tidak ada perawatan mandiri yang dilakukan oleh
keluarga
Lain-lain :
Ny. H lebih memilih untuk memeriksakan
keadaannya langsung ke fasilitas kesehatan
terdekat

G. Deskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual :
Ny. H tetap melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim,
yaitu melaksanakan Sholat 5 waktu
Yang lainnya :-

H. Status Kesehatan
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :
Ny. H mengatakan telah lama miliki riwayat hipertensi dan asam urat yang
dialaminya saat ini
Status kesehatan umum 5 tahun yang lalu :
Ny. H mengatakan telah lama miliki riwayat hipertensi dan asam urat yang
dialaminya saat ini

I. Keluhan Utama
Keluhan utama yang dirasakan Ny. H adalah Nyeri pada pada kedua lutut
a. Provocative/Palliative : Nyeri bertambah pada saat melakukan aktivitas
b. Quality/Quantity :
Terasa nyut-nyutan serta terasa seperti di tusuk-
tusuk
c. Region : kedua lutut
d. Severity Scale :Skala nyeri 4 (dari 0-10)
e. Timming :Hilang timbul, terasa nyeri jika diberi tekanan

J. Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :


Ny. H mengatakan bahwa dirinya sudah lama mengetahui kalau mengidap tekanan
darah tinggi, tapi tidak tau cara pengobatan pastinya, karna Ny. H jika merasa benar
benar sakit langsung pergi ke dokter praktek.
Obat-obatan
No Nama obat Dosis Keterangan
1 Paracetamol 1-2 tablet Setelah makan
3x1 tablet
2 Ibuprofen 1-2 tablet Setelah makan
3x1 tablet

Status Imunisasi
Tetanus, Difteri :-
Pneomovaks :-

Alergi
Obat-obatan : Tidak ada alergi terhadap obat-obatan
Makanan : Tidak ada alergi terhadap makanan
Factor lingkungan : Tidak ada faktor lingkungan yang mempengaruhi penyakit
Penyakit yang diderita : Penyakit yang di derita Ny. H saat ini adalah Hipertensi

K. Aktivitas Hidup Sehari-Hari


Indeks KATZ
SKOR INTERPRETASI
Kemandirian dalam hal makan, kontinen (BAK/BAB), berpindah,
A
kekamar kecil, berpakaian dan mandi
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehri-hari, kecuali satu dari
B
fungsi tersebut
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari kecuali, mandi dan
C
satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam smua aktifitas hidup sehari-hari, kecuali mandi,
D
berpakaian dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari kecuali mandi,
E
berpakaian, kekamar kecil, dan satu fungsi tambahan
Kemandirian dalam semua aktifitas hidup sehari-hari kecuali mandi,
F
berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi tetapi tidak dapat
Lain-lain
diklasifikasikan sebagai C, D dan E

Perhitungan Indeks KATZ


No Aktivitas Mandiri Ketergantungan
1 Mandi
Mandiri :

Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu)
atau mandi sendiri sepenuhnya
Ketergantungan :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta
tidak mandi sendiri
Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,

2
melepaskan
pakaian
pakaian, mengancing/mengikat

Ketergantungan :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
Sebagian
Ke kamar kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
3 membersihkan genitalia sendiri 
Ketergantungan :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil
dan menggunakan pispot
Berpindah
Mandiri :
Berpindah ked an dari tempat tidur untuk duduk,

4
bangkit dari kursi sendiri
Ketergantungan :

Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur
atau kursi, tidak melakukan satu atau lebih
perpindahan
5 Kontinen
Mandiri :

BAK dan BAB sepenuhnya dikontrol sendiri
Ketergantungan :
Inkontinesia parsial atau total ; penggunaan
kateter, pispot, enema, dan pembalut (pampers)
Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan

6
menyuapinya sendiri
Ketergantungan :

Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama
sekali, dan makan parenteral (NGT)

Oksigenasi : Ny. H bernafas dengan normal RR 20x/menit


Cairan dan Elektrolit :Cairan dan elektrolit terpenuhi baik, tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
Nutrisi : makan 3x sehari dengan porsi cukup
Elminasi : BAB 1x sehari BAK 3-4 kali sehari

Aktivitas :
Tn sering melakukan aktivitas jalan pagi, sholat 4 waktu di masjid waktu subuh
sholat di rumah. sore hari Ny H. bersosialisasi dengan tetangga
Istirahat & Tidur : Ny. H tidur 6-8 jam sehari sesekali terbangun tengah malam
karna keinginan BAK
Personal Hygiene :
Ny. H mandi 1 kali dalam 3 hari kadang lebih dari 3 hari baru mandi
Seksual :
Hubungan seksualitas berkurang karena factor usia
Rekreasi:
Ny. H tidak pergi melakukan perjalanan rekreasi tetapi hanya berjalan-jalan di
sekitar perkampungan
Psikologis :
Keadaan psikologis Ny. H baik dan tidak ada gangguan psikologis
a. Persepsi Klien :
Persepsi Ny. H terhadap sakit yang dialaminya saat ini adalah bahwa sakit ini
berasal dari tuhan dan karna beliau tidak bisa menjaga pola makan.
b. Konsep diri :
Konsep diri klien adalah memandang diri sebagai individual yang memiliki
kondisi kesehatan yang kurang baik serta memiliki motivasi untuk selalu menjadi
individual yang sehat
c. Emosi :
Tidak ada gangguan emosi, emosi dapat dikontrol dengan baik, menyelsaikan
masalah dengan kepala dingin
d. Adaptasi : Ny. H mampu beradaptasi dengan baik
e. Mekanisme Pertahanan Diri :
Ny. H mengatakan semua yang di alaminya sekarang adalah ujian dari Tuhan jadi
harus di terima dengan ikhlas dan sabar, dengan melakukan ibadah 5 waktu dan
berjizir.

L. Tinjauan Sistem
Keadaan Umum : keadaan umum baik
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
GCS :E=4V=5M=6
Tanda-Tanda Vital :
TD : 153/100 mmHg
HR : 98 x/menit
RR :20 x/menit
T : 36,8OC

Pemeriksaan Fisik
Kepala Bentuk kepala bulat, rambut berwarna putih semua
tidak terlalu lebat, ada ketombe, tidak ada nyeri
tekan, wajah bentuk bulat.
Mata, Telinga, Hidung Konjungtiva berwarna merah muda, tidak anemis,
mata bersih, refleks +, Fungsi pendengaran sedikit
ada penurunan pendengaran , tidak ada cairan yang
keluar, telinga seditkit kotor tidak menggunakan alat
bantu dengar, Fungsi pendengaran sedikit ada
penurunan pendengaran , tidak ada cairan yang
keluar, tidak ada bengkak, tidak ada masa dan
simetris
Leher Bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
dan kelenjar limfa serta getah bening, tidak ada
massa
Dada dan Punggung Dada
1. Inspeksi : warna coklat, tidak ada luka, tidak
ada benjolan
2. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
3. Perkusi : pengembangan paru kanan dan kiri
simetris
4. Auskultasi : bunyi lup dup
Punggung
5. Inspeksi : warna coklat, tidak ada lesi, bentuk
simetris
6. Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Perkusi : tidak terkaji
8. Auskultasi : tidak terkaji
Abdomen dan Pinggang 1. Inspeksi : warna coklat , tidak ada bekas luka,
tidak terdapat bekas luka, tidak ada benjolan
2. Auskultasi : suara usus peristaltik 12X/ menit
3. Perkusi : terdengar suara timpati
4. Palpasi : terdapat nyeri tekan pada perut
bawah kanan skala
5. Pinggang tampak simetris, terdapat sedikit
rasa nyeri pada pinggang, tidak ada lesi, tidak
ada benjolan
Ektremitas Atas dan 1. Anggota gerak lengkap
Bawah 2. Tidak ada kelainan
3. Kekuatan otot :
5 5
4 4
System immune System ketahanan imunitas berkurang
System persyarafan 1. Nervus I Olfaktori: Normal
2. Nervus II Optic : Normal dan tidak
menggunakan kacamata
3. Nervus III Okulomotor : Gerak
ekstraokuler mata normal dan kontriksi
dilatasi pupil merespon saat diberikan
cahaya
4. Nervus IV Trokhlear :
Gerak bola mata keatas dan kebawah
simetris
5. Nervus V Trigeminal :
Sensori kulit wajah normal dan
pergerakan rahang normal
6. Nervus VI Abdusen :
Gerak bola mata secara menyamping
simetris
7. Nervus VII Fasial :
Pengecapan normal tidak ada gangguan
pada ekspresi fasial
8. Nervus VIII Auditori :
Pendengaran normal
9. Nervus IX Glosovaringeal :
Tidak ada gangguan pengecapan,
kemampuan menelan normal, gerak lidah
normal
10. Nervus X Vagus :
Tidak ada benjolan disekitar tenggorokan
dan gerak pita suara normal
11. Nervus XI Asesori :
Gerak kepala normal dan gerak bahu
normal dan simetris
12. Nervus XII Hipoglosal :
Posisi lidah normal (Middle)
System pengecapan System pengecapan baik, tidak ada gangguan pada
system pengecapan
System penciuman Tidak ada gangguan pada system penciuman
Tactil respon 1. Tn. L terkadang merasakan kesemutan
(parestesia) pada bagian ekstremitas bawah
sebelah kanan
2. Peka terhadap rangsangan
3. Keseimbangan menurun
Genitalia Tidak di kaji
System reproduksi Kemampuan system reproduksi menurun
berhubungan dengan factor usia klien

M. Screening Masalah Kesehatan Lanjut Usia


a. Short Portable Mental Status (SPSMQ) : 5 ( kerusakan intelektual sedang )
b. Mini-Mental State Examination (MMSE) : 21 ( kerusakan kognitif )
c. Geriatric Depression Scale : 3 ( tidak depresi )
d. APGAR Keluarga : 6 ( fungsi keluarga baik )
e. Morse Fall Scale :50 ( pencegahan jatuh standar )
f. Berg Balance Scale (BBS) : 46 ( mandiri/independen)
g. Mini Nutrion Assesment :IMT 21 ( Normal )
h. The Pitsburgh Sleep Quality Index (PSQI) :4 ( kualitas tidur baik )
N. Data Penunjang
a. Laboratorium :
Tidak pernah melakukan pemeriksaan laboratorium
b. Radiologi :
Tidak pernah melakukan pemeriksaan radiologi
c. EKG :
Tidak pernah cek EKG
d. USG :
Untuk saat ini tidak pernah
e. CT SCAN :
Tidak pernah melakukan pemeriksaan CT SCAN
f. Obat-Obatan : -

2. ANALISA DATA
Data Interpretasi Masalah
No
(Sign/Symptom) (Etiologi) (Probem)
1 2 3 4
1 DS : Agen pencedera Nyeri akut
1. Ny. H mengatakan nyeri pada fisiologis
bagian lutut kaki kiri dan kanan
2. Ny. H mengatakan nyerinya
hilang timbul
DO :
1. Tampak Ny. H tampak meringis
2. Adanya nyeri tekan pada daerah
area lutut
3. Pengkajian PQRST :
 P : Nyeri bertambah pada saat
melakukan aktivitas
 Q : nyeri nyut-nyutanseperti
ditusuk-tusuk
 R : kedua lutut
 S : Skala 4 (dari 0-10)
 T : Hilang timbul saat ditekan
pada daerah lutut
Tanda-tanda Vital
TD : 153/100 mmHg
HR : 98 x/menit
RR :20 x/menit
T : 36,8 OC

2 DS : Proses penuaan Gangguan


1. Ny. H mengatakan lupa tanggal memori
hari ini
2. Ny. H mengatakan lupa tahun
lahir karena sudah lama, klien lupa
cara berhitung dan berdasarkan
pengkajian tingkat kerusakan
intelektual dengan menggunakan
SPMSQ jumlah salahnya adalah 5
yang berarti kerusakan intelektual
ringan

DO :
1. Ny. H tampak bingung saat di
tanya
2. Ny. H tidak mampu melakukan
pelajaran yang di pelajari
sebelumnya
Tanda-tanda Vital
TD : 153/100 mmHg
HR : 98 x/menit
RR :20 x/menit
T : 36,8 OC

DS : Gangguan Risiko jatuh


1. Ny. H mengatakan pernah jatuh keseimbangan
sebulan yg lalu
DO :
1. Ny. H Berjalan tertatih
2. Ny. H tampak tidak seimbangan
saat berdiri
3. Ny. H ada sedikit gangguan
pendengaran
3
4. kekuatan otot Ny. H menurun
5. Hasil perhitungan skor MORSE
FALL SCALE 50 yaitu intervensi
pencegahan jatuh standar
TD : 153/100 mmHg
HR : 98 x/menit
RR :20 x/menit
T : 36,8 OC

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan faktor pencedera fisiologis
2. defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan tentang apa itu hipertensi
3. resiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun
4. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal/ Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional
Jam Keperawatan
1 1. Nyeri akut Setelah dilakukannya Manajemen Nyeri Observasi
berhubungan tindakan keperawatan Observasi 1. Mengidentifikasi nyeri dalam
dengan selama 2x24 jam diharapkan 1. Identifikasi lokasi, membantu pemberian
faktor nyeri dapat berkurang karakteristik, durasi, implementasi yang tepat
pencedera dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas, 2. Membantu mengetahui tingkat
fisiologis 1. Klien mengatakan intensitas nyeri nyeri yang dirasakan Klien
nyerinya berkurang 2. Identifikasi skala 3. Membantu dalam mengetahui
2. Klien merasakan nyeri tingkat nyeri melalui respon
nyaman 3. Identifikasi respon tidak langsung yang
3. Skala nyeri dapat nyeri non verbal ditunjukkan oleh klien
berkurang 1-3 4. Identifikasi factor 4. Membantu dalam mengetahui
yang memperberat factor apa yang dapat memicu
dan meringankan terjadinya nyeri pada klien
nyeri 5. Membantu mengetahui sejauh
5. Identifikasi mana pemahaman klien
pengetahuan dan terhadap nyeri
keyakinan tentang 6. Sebagai data tambahan
nyeri mengenai hubungan nyeri
6. Identifikasi pengaruh terhadap perilaku dan budaya
budaya terhadap klien
respon nyeri 7. Membantu mengetahui sebesar
7. Identifikasi pengaruh apakah pengaruh yang
nyeri terhadap ditimbulkan nyeri terhadap
kualitas hidup kehidupan klien
8. Monitoring efek 8. Membantu mengetahui respon
samping penggunaan tubuh serta ketidakcocokan
analgetik terhadap penggunaan analgetik
Terapeutik Terapeutik
1. Berikan teknik non 1. Guna membantu klien dalam
farmakologis untuk untuk meredahkan nyeri yang
mengurangi rasa nyeri dirasakannya dengan cara
2. Control linkungan mengajarkan teknik relaksasi
yang memperberat napas dalam
rasa nyeri 2. Membantu klien dalam
3. Fasilitasi istirahat mendapatkan suasa yang
tidur nyaman dalam hal istirahat dan
4. Pertimbangkan jenis membantu dalam hal
dan sumber nyeri mengontrol nyeri
dalam pemilihan 3. Guna membantu klien
strategi meredahkan mendapatkan kualitas istirahat
nyeri tidur yang baik untuk
Edukasi membantu proses
1. Jelaskan penyebab, penyembuhannya
periode, dan pemicu 4. Mempertimbangankan jenis
nyeri melalu dan sumber nyeri dapat
penyuluhan terkait membantu untuk pemberian
nyeri strategi dalam meredahkan rasa
2. Jelaskan strategi nyeri
meredahkan nyeri Edukasi
3. Anjurkan 1. Memberikan pengetauan
memonitoring nyeri tambahan tentang nyeri pada
secara mandiri klien
4. Anjurkan 2. Menjelaskan strategi
menggunakan meredahkan nyeri kepada klien
analgetik secara tepat guna melatih klien dalam
5. Ajarkan teknik non pemilihan strategi mengurangi
farmakologis untuk rasa nyeri
mengurangi rasa nyeri 3. Membantu klien dalam
menentukan tindakan yang
tepat untuk mengatasi nyeri
yang dirasakannya
4. Membantu klien meredahkan
nyeri melalui teknik
farmakologis atau dengan obat-
obatan
5. Membantu klien meredahkan
nyeri yang dirasakan dengan
cara mengajarkan teknik
relaksasi napas dalam
Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji derajat gangguan 1. Untuk mengetahui derajat
keperawatan memori, seperti gangguan memeori
selama 2 x 24 jam perubahan orientasi 2. Supaya Ny. H nyaman pada
diharapkan gangguan terhadap orang, saat dilakukan implementasi
memori tidak bertambah waktu, dan tempat 3. Untuk mempermudah klien
Gangguan buruk, dengan 2. Pertahankan lingkungan mengingat
memori kriteria hasil : yangmenyenangkan dan

2 berhubungan a. Klien mampu tenang


dengan proses mengenali orang-orang 3. Ajarkan klien dalam
penuaan terdekatnya mengingat tempat
b. Klien mampu dan orang dengan kata-
mengingat alamat kata pendek dan
tempat tinggal sederhana
c. Klien mampu
mengenali waktu
3 Gangguan pola NIC
Trauma risk for Fall Prevention 1. untuk mengetahui lingkungan
Injury risk for 1. Mengidentifikasi yang aman dan tidak aman
Setelah dilakukan tindakan karakteristik lingkungan 2. untuk membantu atau
keperawatan
yang dapatmeningkatkan memudahkan klien dalam
selama 2 x 24 jam diharapkan
potensiuntukjatuh beraktivitas sehingga
risiko jatuh
2. Mendorong pasien untuk meminimalisir resiko jatuh
tidak terjadi dengan kriteria
tidur menggunakanalat bantu 3. membantu meminimalisir
hasil :
berhubungan berjalan resiko cedera akibat jatuh
1. Kejadian jatuh : Tidak ada
dengan kurang kejadian jatuh 3. pasien bagaimana jatuh

control tidur 2. Perilaku pencegahan untukmeminimalkan


jatuh :tindakan cedera
klien atau pemberi asuhan
untukmeminimalkan faktor
resiko jatuh
3. Pengetahuan : pemahaman
pencegahan
jatuh

Anda mungkin juga menyukai