Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M.

H DENGAN GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULAR DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI

OLEH

Maria Sesilia Fernandez, S. Kep


013190008

Departemen Keperawatan Medikal Bedah

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

2020

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |1


LAPORAN PENDAHULUAN

. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian hipertensi
Menurut (American Heart Association 2017) tekanan darah tinggi (HBP atau
hipertensi) adalah kekuatan darah yang mengalir melalui pembuluh darah secara
konsisten terlalu tinggi. Hampir setengah dari orang dewasa Amerika memiliki tekanan
darah tinggi dan banyak dari mereka tidak mengetahui mengalami tekanan darah tinggi).
Menurut (James, et al. 2014 dalam Joint National Comitte 8) hipertensi
didefinisikan sebagai tingkat sistolik BP tingkat ≥140mmHg dan tekanan diastolik
≥90mmHg. Joint National Comitte 8 mendefinisikan BP (blood pressure) normal sebagai
BP sistolik <120mmHg dan diastolik BP <80mmHg. Tekanan sistolik 120- 139 mmHg
dan tekanan diastolik 80-89 mmHg didefinisikan sebagai prehipertensi.

2. Jenis-jenis hipertensi
Jenis-jenis hipertensi menurut Asosiasi Heart Amerika (2017) dibagi
berdasarkan penyebab yaitu:
a) Hipertensi primer (esensial) adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang
dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal.
b) Hipertensi sekunder adalah hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain
hipertensi esensial. Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut + 10%
dari kasus-kasus hipertensi.
Berdasarkan bentuk hipertensi yaitu hipertensi diastolik, sistolik dan campuran.
a) Hipertensi diastolik (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan diastolik tanpa
diikuti peningkatan tekanan sistolik. Paling sering ditemukan pada anak- anak dan
dewasa muda.
b) Hipertensi campuran (sistol dan diastol yang meninggi) yaitu peningkatan tekanan
darah pada sistol dan diastol.
c) Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan sistolik
tanpa diikuti peningkatan tekanan diastolik. Paling umum ditemukan pada usia lanjut.

3. Etiologi hipertensi
Penyebab terjadinya hipertensi menurut Asosiasi Heart Amerika (2017) ada 2
yaitu faktor hereditas dan gaya hidup yang tidak sehat. Menurut Sigarlaki H (2006)
bahwa jenis kelamin, usia, IMT, ras, riwayat penyakit, jumlah anak, pekerjaan,

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |2


pendidikan, sosio ekonomi merupakan karakteristik individu yang memiliki hubungan
dengan penyebab hipertensi.
a) Faktor hereditas
Adapun pembahasan hipertensi akibat faktor hereditas antara lain sebagai berikut:

1) Riwayat penyakit keluarga


Jika orang tua atau keluarga dekat memiliki tekanan darah tinggi, ada
kemungkinan besar anggota keluarga lain mengalami hipertensi.

2) Usia
Semakin tua atau semakin bertambah usia, semakin besar kemungkinan terkena
tekanan darah tinggi. Hal ini dapat terjadi karena pembuluh darah secara bertahap
kehilangan sebagian dari kualitas elastisitas yang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah.

3) Jenis kelamin
Sampai usia 45, pria lebih cenderung mendapat tekanan darah tinggi dibanding
wanita. Dari usia 45 sampai 64, pria dan wanita mendapatkan tekanan darah tinggi
dengan tingkat yang sama. Pada usia 65 dan lebih tua, wanita lebih cenderung
terkena tekanan darah tinggi.

4) Ras
Orang Afrika-Amerika cenderung tekanan darah tinggi lebih banyak dari pada
orang-orang dari latar belakang ras lain di Amerika Serikat. Bagi orang Afrika-
Amerika, tekanan darah tinggi juga cenderung terjadi pada usia muda dan menjadi
lebih parah.

b) Faktor gaya hidup


Adapun pembahasan hipertensi akibat faktor gaya hidip antara lain sebagai berikut:

1) Kurangnya aktivitas fisik


Tidak cukup melakukan aktivitas fisik yang merupakan bagaian dari gaya hidup
dapat meningkatkan risiko terkena tekanan darah tinggi. Aktivitas fisik sangat
bagus untuk jantung dan sistem peredaran darah hal ini akan berdampak terhadap
tekanan darah.

2) Diet yang tidak sehat, terutama sodium tinggi


Nutrisi yang baik dari berbagai sumber sangat penting bagi kesehatan. Diet yang
terlalu tinggi dalam konsumsi garam, serta kalori, lemak jenuh dan gula,
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |3
membawa risiko terhadap tekanan darah tinggi. Di sisi lain, memilih makanan
sehat justru bisa membantu menurunkan tekanan darah.

3) Kelebihan berat badan atau obesitas


Berat badan yang berlebihan mengakibatkan tekanan ekstra pada jantung dan
sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Ini
juga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, diabetes dan tekanan darah
tinggi.

4) Minum alkohol
Konsumsi alkohol secara teratur dan berat dapat menyebabkan banyak masalah
kesehatan, termasuk gagal jantung, stroke dan detak jantung tidak teratur
(aritmia). Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah meningkat secara dramatis.

5) Merokok dan penggunaan tembakau


Menggunakan tembakau dapat menyebabkan tekanan darah dan meningkat
sementara sehingga dapat menyebabkan arteri yang rusak. Perokok pasif, paparan
asap orang lain, juga meningkatkan risiko penyakit jantung bagi bukan perokok.

6) Stres
Terlalu banyak stres dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Selain itu,
terlalu banyak tekanan dapat mendorong perilaku yang meningkatkan tekanan
darah, seperti pola makan yang buruk, aktivitas fisik, dan penggunaan tembakau
atau minum alkohol lebih banyak dari biasanya.

4. Patofisiologi hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi di hati. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi
angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan
darah melalui dua aksi utama.
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus.
ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur
osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |4
diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan
dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat
yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur
volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali
dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.

5. Klasifikasi hipertensi
Klasifikasi tekanan darah yang telah direkomendasikan oleh AHA (American
Heart Association) pada usia dewasa > 18 tahun dapat dikelompokkan menjadi 5 yang
didasarkan pada nilai tekanan darah.
Tabel Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa >18 berdasarkan AHA
(American Heart Association) 2017
Kategori tekanan Sistolik (mmHg) Diastolik
darah (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 2 ≥160 ≥100
Hipertensi krisis >180 >110

Tabel Klasifikasi tujuan penurunan tekanan darah berdasarakan usia menurut European
Sociaty of Hypertension (Battegay et.al (2005) dalam Khotimah 2018)
Kelompok umur Normal Hipertensi
20-45 tahun 120-125/75-80 mmHg >135/90 mmHg
45-65 tahhun 135-140/85 mmHg >140/90-160/95
>65 tahun 150/85 mmHg 160/90 (bordline)

a. Hipertensi derajat 1
Tahanan perifer berkurang sedangkan saraf simpatis meninggi dengan
aktifitas renin plasma yang rendah. Makin besar massa tubuh, makin banyak darah
yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Kondisi
obesitas berhubungan dengan peningkatan volume intravaskuler dan curah jantung.
Daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi lebih tinggi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |5


dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan normal. Penurunan
berat badan merupakan unsur yang paling berperan dalam pencegahan dan
pengobatan hipertensi. Pasien hipertensi didiorong untuk melakukan penurunan
berat badan bila mengalami obesitas dan hal ini akan berefek pada penurunan
tekanan darah (Deborah 2000 dalam Khotimah 2018).

b. Hipertensi derajat 2
Berdasarkan Joint National Committee VII (JNC VII), termasuk hipertensi
stage 2 apabila tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik
≥100 mmHg. Hipertensi derajat 2 yang terjadi pada lansia disebabkan karena proses
penuaan dimana terjadi perubahan sistem kardiovaskuler, katup mitral dan aorta
mengalami sklerosis dan penebalan, miokard menjadi kaku dan lambat dalam
berkontraktilitas. Kemampuan pompa jantung harus bekerja lebih keras sehingga
terjadi hipertensi.
c. Hipertensi krisis
Hipertensi emergensi adalah pasien dengan adanya kerusakan target organ
yang sedang terjadi atau akut (ensefalopati, perdarahan intra serebral, kegagalan
ventrikel kiri akut dengan edema paru, unstable angina, diseksi aneurisme aorta,
IMA, eklampsia, anemia hemolitik mikro angiopati atau insufisiensi renal) yang
memerlukan intervensi farmakologi yang tepat untuk menurunkan tekana darah
sistemik. Manifestasi klinis hipertensi urgensi antara lain: meningkatnya tekanan
darah, sakit kepala yang parah, kecemasan, sesak napas (Sheps 2009). Sedangkan
manifestasi klinis dari hipertensi emergensi yaitu terdapat kerusakan organ,
misalnya perubahan status mental seperti pada ensefalopati, stroke, gagal jantung,
angina, edema paru, serangan jantung, aneurisma, eklampsi (Bryg 2009 dalam
Khotimah 2018). Patofisiologi hipertensi darurat belum diketahui secara pasti.
Kegagalan autoregulasi normal dan kenaikan resistensi vaskuler sistemik (SVR)
tiba-tiba biasanya awal dalam proses penyakit. Peningkatan SVR diperkirakan
terjadi dari pelepasan vasokonstriktor humoral dari dinding pembuluh darah yang
mengalami stres. Ketika tekanan meningkat dalam pembuluh darah akan memicu
siklus kerusakan endotel mulai dari aktivasi lokal faktor pembekuan intravaskular,
nekrosis fibrinoid pembuluh darah kecil, dan pelepasan lebih banyak
vasokonstriktor. Jika proses ini tidak berhenti, siklus dari cedera vaskular lebih
lanjut, iskemia jaringan, dan disfungsi autoregulatori terjadi kemudian. Presentasi
klinis yang paling umum adalah hipertensi darurat infark serebral (24,5%), edema

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |6


paru (22,5%), ensefalopati hipertensi (16,3%), dan gagal jantung kongestif (12%).
Kurang presentasi umum meliputi pendarahan intrakranial, diseksi aorta, dan
eklampsia.

6. Tanda dan gejala hipertensi


Menurut AHA American Heart Association (2017) bahwa Pada pemeriksaan
fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh
darah, dan pada kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus).
Menurut Price (2006), gejala hipertensi antara lain sakit kepala bagian belakang, kaku
kuduk, sulit tidur, gelisah, kepala pusing, dada berdebar-debar, lemas, sesak nafas,
berkeringat dan pusing.
Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi maupun
pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah,
jantung berdebar, perdarahan hidung, sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga
berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di malam hari. Gejala akibat
komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai meliputi gangguan penglihatan, saraf,
jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) yang mengakibatkan kejang dan
pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan
kesadaran hingga koma. sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami
hipertensi bertahun-tahun adalah nyeri kepala saat terjaga, kadang kadang disertai mual
dan muntah yang disebabkan peningkatan tekanan darah intrakranial (Corwin 2005
dalam Khotimah 2018).
7. Komplikasi hipertensi
Komplikasi yang diakibatkan oleh hipertensi menurut America Heart
Assosiasi (2017) adalah sebagai berikut:
a. Serangan jantung : Tekanan darah tinggi merusak arteri yang dapat tersumbat dan
mencegah darah mengalir ke jaringan di otot jantung.
Stroke : Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pembuluh darah di otak pecah atau
menyumbat lebih mudah.

b. Gagal jantung : Beban kerja yang meningkat dari tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan jantung membesar dan gagal memasok darah ke tubuh.
c. Penyakit ginjal atau gagal ginjal : Tekanan darah tinggi dapat merusak
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |7
arteri di sekitar ginjal dan mengganggu kemampuan mereka untuk secara
efektif menyaring darah.
d. Kerugian penglihatan : Tekanan darah tinggi bisa menyiksa atau merusak pembuluh
darah di mata.
e. Disfungsi seksual : Ini bisa menjadi disfungsi ereksi pada pria atau libido rendah pada
wanita.
f. Nyeri dada : Seiring waktu, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan penyakit jantung
atau penyakit mikrovaskular. Angina, atau nyeri dada, adalah gejala yang umum.
g. Penyakit arteri perifer (PAD) : Artherosclerosis yang disebabkan oleh tekanan darah
tinggi dapat menyebabkan penyempitan arteri pada kaki, lengan, perut dan kepala,
menyebabkan rasa sakit atau kelelahan.

8. Penatalaksana hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi meliputi modifikasi gaya hidup namun terapi
antihipertensi dapat langsung dimulai untuk hipertensi derajat 1 dengan penyerta dan
hipertensi derajat 2. Penggunaan antihipertensi harus tetap disertai dengan modifikasi
gaya hidup. Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah:
 Target tekanan darah <150/90, untuk individu dengan diabetes, gagal ginjal,
dan individu dengan usia > 60 tahun <140/90
 Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler
Selain pengobatan hipertensi, pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi
penyerta lainnya seperti diabetes mellitus atau dislipidemia juga harus dilaksanakan
hingga mencaoai target terapi masing-masing kondisi.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi nonfakmakologis dan farmakologis.
Terpai nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan
tujuan menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor resiko penyakit
penyerta lainnya.
Modifikasi gaya hidup berupa penurunan berat badan (target indeks massa
tubuh dalam batas normal untuk Asia-Pasifik yaitu 18,5-22,9 kg/m2), kontrol diet
berdasarkan DASH mencakup konsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, serta produk
susu rendah lemak jenuh/lemak total, penurunan asupan garam dimana konsumsi
NaCl yang disarankan adalah < 6 g/hari. Beberapa hal lain yang disarankan adalah
target aktivitas fisik minimal 30 menit/hari dilakukan paling tidak 3 hari dalam
seminggu serta pembatasan konsumsi alkohol. Terapi farmakologi bertujuan untuk
mengontrol tekanan darah hingga mencapai tujuan terapi pengobatan. Berdasarkan
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |8
JNC VIII pilihan antihipertensi didasarkan pada ada atau tidaknya usia, ras, serta ada
atau tidaknya gagal ginjal kronik. Apabila terapi antihipertensi sudah dimulai, pasien
harus rutin kontrol dan mendapat pengaturan dosis setiap bulan hingga target tekanan
darah tercapai. Perlu dilakukan pemantauan tekanan darah, LFG dan elektrolit.
Jenis obat antihipertensi:
a. Diuretik
Obat-obatan jenis diuretic bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh (lewat
kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa
jantung menjadi lebih ringan dan berefek pada turunnya tekanan darah. Contoh obat-
obatan ini adalah: Bendroflumethiazide, chlorthizlidone, hydrochlorothiazide, dan
indapamide.

b. ACE-Inhibitor
Kerja obat golongan ini menghambat pembentukan zat angiotensin II (zat yang
dapat meningkatkan tekanan darah). Efek samping yang sering timbul adalah batuk
kering, pusing sakit kepala dan lemas. Contoh obat yang tergolong jenis ini adalah
Catopril, enalapril, dan lisinopril.

c. Calsium channel blocker


Golongan obat ini berkerja menurunkan menurunkan daya pompa jantung dengan
menghambat kontraksi otot jantung (kontraktilitas). Contoh obat yang tergolong jenis
obat ini adalah amlodipine, diltiazem dan nitrendipine.

d. ARB
Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang
termasuk golongan ini adalah eprosartan, candesartan, dan losartan.

e. Beta blocker
Mekanisme obat antihipertensi ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung.
Jenis obat ini tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan
pernafasan seperti asma bronchial. Contoh obat yang tergolong ke dalam beta blocker
adalah atenolol, bisoprolol, dan beta metoprolol.

Penatalaksanaan non farmakologi pada hipertensi sering digunakan untuk


intervensi keperawatan. Menurut JNC 8 (2014) penatalaksanaan hipertensi non
farmakologi adalah dengan modikasi gaya hidup antara lain:
a. Penurunan berat badan
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |9
Menurunkan berat badan dapat mengurangi tekanan darah sistolik 5-
20mm)/penurunan 10 kg. Rekomendasi ukuran pingangg <94 cm untuk pria dan <
80 cm untuk wanita, indeks massa tubuh < 25 kg/m2 rekomendasi penurunan berat
badan meliputi nasehat mengurangi asupan kalori dan juga meningkatkan
aktifitas.

b. Adopsi pola makan DASH (dietary Approaches to stop Hypertension)


Pola makan DASH dapat menurunkan tekanan darah sistolik. Lebih banyak
makan buah, sayuran dan produk susu rendah lemak dengan kadungan lemak
jenuh lebih sedikit, kaya potassium dan kalsium.

c. Resistensi garam harian


Retensi garam harian dapat menurunkan tekanan darah sistolik 2-8
mmHg. Rekomendasi konsumsi garam seagai pola makan sehat.
d. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik dapat menurunkan tekanan darah sistolik 4-9 mmhg. Lakukan
aktifitas fisik intensitas sedang atau setiap hari pada 1 minggu.

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |10


Pathway
Etiologi

Faktor hereditas Faktor gaya hidup


Riwayat penyakit keluarga Kurangnya aktifitas fisik
Usia (73 Tahun Diet yang tidak sehat
Jenis kelamin Kelebihan BB
ras Konsumsi alkohol
merokok
stress
Kelainan pembuluh darah

Peningkatan kolesterol /
lemak dalam darah ( Kadar
kolestrol 229 mg/dl)
Masuk ke pembuluh darah

Penumpukan lemak/ kolesterol dalam dinding arteri

Penyempitan pembuluh darah


Gejala
Jantung berdebar- debar
Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah
Gangguan penglihatan
Pusing
MK : Gejala
Hipertensi
Penurunan curah jantung Mual dan muntah
Resiko cidera Gejala Nafsu makan menururn
Kurang pengetahuan Sakit kepala MK :
Sakit tengkuk Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
MK :
Nyeri akut

Komplikasi :
Serangan jantung
Gagal jantung
Penyakit ginjal
Kerugian penglihatan
Disfungsi seksual
Nyeri dada
Penyakit arteri perifer
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |11

Gagal organ

Meninggal dunia
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajiian
Pada pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, bisanya didapat adanya riwayat
peningkatan tekanan darah, adanya riwayat keluarga dengan penyakit yang sama, dan
riwayat meminum obat antihipertensi
Dasar-dasar pengkajian
a. Aktivitas/istirahat
1) Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton
2) Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, dan takipnea.
b. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklorosis, penyakit jantung coroner, dan
penyakit serebrovaskuler. Dijumpai pula episode palpitasi serta perspirasi.
2) Tanda :Kenaikan tekanan darah (pengukuran serial dari kenaikan darah)
diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Hipotensi postural mungkin
berhubungan dengan regimen obat.
3) Nadi :Denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,Perbedaan denyut femoral
melambat sebagai kompensasi denyutan radialis/brakhialis ; denyut (popliteal,
tibialis posterior,dan pedalis) tidak terba atau lemah
4) Denyut apical : PMI kemungkinan bergeser atau sangat kuat.
5) Frekuensi / irama : Takikardi, berbagai disritmia
6) Bunyi jantung :Terdengar S2 pada dasr, S3 (CHF dini), dan S4 (pengerasan
ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri)
7) Murmur stenosis valvular
8) Desiran vascular terdengar diatas karotis, vemoralis, atau epigastrum (stenosis
arteri)
9) DVJ (distensi vena jugularis dan kongesti vena).
10) Ekstremitas : Perubahan warna kulit, suhu dingin ( vasokontriksi periver);
pengisian kapiler mungkin lambat/tertunda (vasokontriksi)
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |12
11) Kulit pucat, sianosis, dan diaphoresis (kongesti, hipoksemia). Bisa juga kulit
berwarna kemerahan (feokromositoma)
c. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat kepribadian, ansietas, depresi, euporia, atau marakronik (dapat
mengindikasikan kerusakan serebral). Selain itu, juga ada factor-faktor
multiple,,seperti hubungan, keuangan, atau hal-hal yang berkaitan dengan
pekerjaan.
2) Tanda : Letupan suasana hati , gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan
yang meledak, gerak tangan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata),
gerakan fisik cepat, dan peningkatan pola bicara.
d. Eliminasi
1) Gejala : Adanya gangguan ginjal saat ini atau yang telah lalu, seperti
infeksi/obsturksi atau riwayat penyakit ginjal masa lalu.
e. Makanan/cairan
1) Gejala
a) Makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak,
tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur), gula-gula yang
berwarna hitam, dan kandungan tinggi kalori.
b) Mual dan muntah
c) Perubahan berat badan (meningkat/turun)
d) Riwayat penggunaan obat diuretic
2) Tanda
a) Berat badan normal, bisa juga mengalami obesitas
b) Adanya edema (mungkin umum atau edema tertentu); kongesti vena, DVJ, dan
glikosuria (hamper 10% pasien hipertensi adalah penderita diabetes)
f. Neurosensori
1) Gejala : Keluhan pening/pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi
saat bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
g. Status mental : Perubahan keterjagaan, orientasi, pola atau isi bicara, efek, proses
pikIr, atau memori.
h. Respon motoric : Penurunan kekuatan genggaman tangan atau reflex, tendon dalam,
perubahan-perubahan retinal optic (dari penyempitan arteri rinagn sampai berat dan
perubahan sklerotik dengan edema atau pupil edema, eksudat, dan hemoragik
tergantung pada berat atau lamanya hipertensi).
i. Nyeri/ketidaknyamanan

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |13


1) Angina (penyakit arteri coroner/keterlibatan jantung)
2) Nyeri hilang timbul pada tungkai atau klaudikasi (indikasi arteriosisklerosis
pada erteri ekstremitas bawah)
3) Sakit kepala oksipital berat, seperti yang pernah terjadi sebelumnya
4) Nyeri abdomen/massa feokromositoma)
j. Pernapasan : Secara umum, gangguan ini berhubungan dengan efek kardiopulmonal,
tahap lanjut dari hipertensi menetap/berat.
1) Gejala
a) Dyspnea yang berikatan dengan aktivitas atau kerja
b) Takipnea,ortopnea,dyspnea nocturnal paroksismal
c) Batuk dengan atau tanpa pembentukan sputum
d) Riwayat merokok
2) Tanda
a) Disters respirasi/penggunaan otot aksesori pernapasan
b) Bunyi napas tambahan (krakles/mengi)
c) Sianosis
k. Keamanan
 Gangguan koordinasi/cara berjalan
 Episode parestesia unilateral transient
 Hipotensi postural

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |14


2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan
afterload, vasokontriksi, iskemi miokard, hipertrofi/rigiditas ventrikuler.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Penurunan curah jantung NOC : NIC :


b/d gangguan irama jantung,  Cardiac Pump Evaluasi adanya nyeri dada
stroke volume, pre load dan effectiveness Catat adanya disritmia jantung
afterload, kontraktilitas  Circulation Status Catat adanya tanda dan gejala
jantung.  Vital Sign Status penurunan cardiac putput
 Tissue perfusion: Monitor status pernafasan yang
DO/DS: perifer menandakan gagal jantung
- Aritmia, takikardia, Setelah dilakukan asuhan Monitor balance cairan
bradikardia selama………penurunan Monitor respon pasien terhadap efek
- Palpitasi, oedem kardiak output klien pengobatan antiaritmia
- Kelelahan teratasi dengan kriteria Atur periode latihan dan istirahat
- Peningkatan/penurunan hasil: untuk menghindari kelelahan
JVP  Tanda Vital dalam Monitor toleransi aktivitas pasien
- Distensi vena jugularis rentang normal Monitor adanya dyspneu, fatigue,
- Kulit dingin dan lembab (Tekanan darah, Nadi, tekipneu dan ortopneu
- Penurunan denyut nadi respirasi) Anjurkan untuk menurunkan stress
perifer  Dapat mentoleransi  Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
- Oliguria, kaplari refill aktivitas, tidak ada  Monitor VS saat pasien berbaring,
lambat kelelahan duduk, atau berdiri
- Nafas pendek/ sesak nafas  Tidak ada edema paru,  Auskultasi TD pada kedua lengan dan
- Perubahan warna kulit perifer, dan tidak ada bandingkan
- Batuk, bunyi jantung asites  Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
S3/S4  Tidak ada penurunan selama, dan setelah aktivitas
- Kecemasan kesadaran  Monitor jumlah, bunyi dan irama
 AGD dalam batas jantung
normal  Monitor frekuensi dan irama
 Tidak ada distensi pernapasan
vena leher  Monitor pola pernapasan abnormal
 Warna kulit normal  Monitor suhu, warna, dan kelembaban
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |15
kulit
 Monitor sianosis perifer
 Monitor adanya cushing triad (tekanan
nadi yang melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab dari perubahan
vital sign
 Jelaskan pada pasien tujuan dari
pemberian oksigen
 Sediakan informasi untuk mengurangi
stress
 Kelola pemberian obat anti aritmia,
inotropik, nitrogliserin dan vasodilator
untuk mempertahankan kontraktilitas
jantung
 Kelola pemberian antikoagulan untuk
mencegah trombus perifer
 Minimalkan stress lingkungan

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Intoleransi aktivitas NOC : NIC :


Berhubungan dengan :  Self Care : ADLs  Observasi adanya pembatasan klien
 Tirah Baring atau  Toleransi aktivitas dalam melakukan aktivitas
imobilisasi  Konservasi eneergi  Kaji adanya faktor yang
 Kelemahan menyeluruh Setelah dilakukan tindakan menyebabkan kelelahan
 Ketidakseimbangan keperawatan selama ….  Monitor nutrisi dan sumber energi
antara suplei oksigen Pasien bertoleransi terhadap yang adekuat
dengan kebutuhan aktivitas dengan Kriteria  Monitor pasien akan adanya
Gaya hidup yang Hasil : kelelahan fisik dan emosi secara
dipertahankan.  Berpartisipasi dalam berlebihan
DS: aktivitas fisik tanpa  Monitor respon kardivaskuler
 Melaporkan secara disertai peningkatan terhadap aktivitas (takikardi,
verbal adanya kelelahan tekanan darah, nadi dan disritmia, sesak nafas, diaporesis,
atau kelemahan. RR pucat, perubahan hemodinamik)
 Adanya dyspneu atau  Mampu melakukan  Monitor pola tidur dan lamanya
ketidaknyamanan saat aktivitas sehari hari tidur/istirahat pasien
beraktivitas. (ADLs) secara mandiri  Kolaborasikan dengan Tenaga
 Keseimbangan aktivitas
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |16
DO : dan istirahat Rehabilitasi Medik dalam
 Respon abnormal dari merencanakan progran terapi yang
tekanan darah atau nadi tepat.
terhadap aktifitas  Bantu klien untuk mengidentifikasi
 Perubahan ECG : aktivitas yang mampu dilakukan
aritmia, iskemia  Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
sosial
 Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
 Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi roda,
krek
 Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
 Bantu klien untuk membuat jadwal
latihan diwaktu luang
 Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
 Bantu pasien untuk mengembangkan
motivasi diri dan penguatan
 Monitor respon fisik, emosi, sosial
dan spiritual

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |17


c. Perubahan kenyamanan (nyeri kepala akut) berhubungan dengan peningkatan
tekanan vascular otak.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan:  Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Agen injuri (biologi, kimia,  pain control, komprehensif termasuk lokasi,
fisik, psikologis), kerusakan  comfort level karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
jaringan Setelah dilakukan dan faktor presipitasi
tinfakan keperawatan 2. Observasi reaksi nonverbal dari
DS: selama …. Pasien tidak ketidaknyamanan
- Laporan secara verbal mengalami nyeri, dengan 3. Bantu pasien dan keluarga untuk
DO: kriteria hasil: mencari dan menemukan dukungan
- Posisi untuk menahan  Mampu mengontrol 4. Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri nyeri (tahu penyebab mempengaruhi nyeri seperti suhu
- Tingkah laku berhati-hati nyeri, mampu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
- Gangguan tidur (mata menggunakan tehnik 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
sayu, tampak capek, sulit nonfarmakologi untuk 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
atau gerakan kacau, mengurangi nyeri, menentukan intervensi
menyeringai) mencari bantuan) 7. Ajarkan tentang teknik non
- Terfokus pada diri sendiri  Melaporkan bahwa farmakologi: napas dala, relaksasi,
- Fokus menyempit nyeri berkurang dengan distraksi, kompres hangat/ dingin
(penurunan persepsi menggunakan 8. Berikan analgetik untuk
waktu, kerusakan proses manajemen nyeri mengurangi nyeri: ……...
berpikir, penurunan  Mampu mengenali nyeri 9. Tingkatkan istirahat
interaksi dengan orang (skala, intensitas, 10. Berikan informasi tentang nyeri
dan lingkungan) frekuensi dan tanda seperti penyebab nyeri, berapa lama
- Tingkah laku distraksi, nyeri) nyeri akan berkurang dan antisipasi
contoh : jalan-jalan,  Menyatakan rasa ketidaknyamanan dari prosedur
menemui orang lain nyaman setelah nyeri  Monitor vital sign sebelum dan sesudah
dan/atau aktivitas, berkurang pemberian analgesik pertama kali
aktivitas berulang-ulang)  Tanda vital dalam
- Respon autonom (seperti rentang normal
diaphoresis, perubahan  Tidak mengalami
tekanan darah, perubahan gangguan tidur
nafas, nadi dan dilatasi
pupil)
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |18
- Perubahan autonomic
dalam tonus otot
(mungkin dalam rentang
dari lemah ke kaku)
- Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
- Perubahan dalam nafsu
makan dan minum

d. Risiko tinggi terhadap injuri atau trauma fisik berhubungan dengan pandangan
kabur, rupture pembuluh darah otak, epistaksis.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Risiko Injury NOC : NIC : Environment Management


Risk Kontrol (Manajemen lingkungan)
Faktor-faktor risiko : Immune status  Sediakan lingkungan yang aman untuk
Eksternal Safety Behavior pasien
- Fisik (contoh : rancangan Setelah dilakukan  Identifikasi kebutuhan keamanan
tindakan keperawatan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan
struktur dan arahan
selama…. Klien tidak fungsi kognitif pasien dan riwayat
masyarakat, bangunan dan mengalami injury dengan penyakit terdahulu pasien
atau perlengkapan; mode kriterian hasil:  Menghindarkan lingkungan yang
transpor atau cara Klien terbebas dari berbahaya (misalnya memindahkan
perpindahan; Manusia cedera perabotan)
atau penyedia pelayanan) Klien mampu  Memasang side rail tempat tidur
- Biologikal ( contoh : menjelaskan  Menyediakan tempat tidur yang
tingkat imunisasi dalam cara/metode nyaman dan bersih
masyarakat, untukmencegah  Menempatkan saklar lampu ditempat
mikroorganisme) injury/cedera yang mudah dijangkau pasien.
- Kimia (obat-obatan:agen Klien mampu  Membatasi pengunjung
farmasi, alkohol, kafein, menjelaskan factor  Memberikan penerangan yang cukup
nikotin, bahan pengawet, risiko dari  Menganjurkan keluarga untuk
kosmetik; nutrien: lingkungan/perilaku menemani pasien.
vitamin, jenis makanan; personal  Mengontrol lingkungan dari kebisingan
racun; polutan) Mampumemodifikasi  Memindahkan barang-barang yang
Internal gaya hidup dapat membahayakan
- Psikolgik (orientasi untukmencegah injury  Berikan penjelasan pada pasien dan
afektif) Menggunakan fasilitas keluarga atau pengunjung adanya
- Mal nutrisi kesehatan yang ada perubahan status kesehatan dan
- Bentuk darah abnormal, Mampu mengenali penyebab penyakit.

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |19


contoh : perubahan status
leukositosis/leukopenia kesehatan
- Perubahan faktor
pembekuan,
- Trombositopeni
- Sickle cell
- Thalassemia,
- Penurunan Hb,
- Imun-autoimum tidak
berfungsi.
- Biokimia, fungsi regulasi
(contoh : tidak
berfungsinya sensoris)
- Disfugsi gabungan
- Disfungsi efektor
- Hipoksia jaringan
- Perkembangan usia
(fisiologik, psikososial)
- Fisik (contoh : kerusakan
kulit/tidak utuh,
berhubungan dengan
mobilitas)

e. Perubahan nutrisi (lebih dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan kelebihan


asupan makanan, gaya hidup, kebiasaan, atau budaya.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Ketidakseimbangan NOC : NIC :


nutrisi lebih dari  Nutritional Status : Weight Management
kebutuhan tubuh food and Fluid
Berhubungan dengan : Intake  Diskusikan bersama pasien mengenai
Intake yang berlebihan hubungan antara intake makanan,
 Nutritional Status :
terhadap kebutuhan nutrient Intake latihan, peningkatan BB dan
metabolisme tubuh  Weight control penurunan BB
Setelah dilakukan  Diskusikan bersama pasien mengani
DS : tindakan keperawatan kondisi medis yang dapat
- Laporan adanya sedikit selama …. Ketidak mempengaruhi BB
aktivitas atau tidak ada  Diskusikan bersama pasien mengenai
seimbangan nutrisi lebih
aktivitas teratasi dengan kriteriakebiasaan, gaya hidup dan factor
DO: hasil: herediter yang dapat mempengaruhi
- Lipatan kulit tricep > 25 BB
 Mengerti factor
mm untuk wanita dan >  Diskusikan bersama pasien mengenai
yang meningkatkan
15 mm untuk pria risiko yang berhubungan dengan BB
berat badan
- BB 20 % di atas ideal berlebih dan penurunan BB
 Mengidentfifikasi
untuk tinggi dan  Dorong pasien untuk merubah
tingkah laku
kerangka tubuh ideal kebiasaan makan
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |20
- Makan dengan respon dibawah kontrol  Perkirakan BB badan ideal pasien
eksternal (misalnya : klien
situasi sosial, sepanjang  Memodifikasi diet Nutrition Management
hari) dalam waktu yang
- Dilaporkan atau lama untuk  Kaji adanya alergi makanan
diobservasi adanya mengontrol berat  Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
disfungsi pola makan badan menentukan jumlah kalori dan nutrisi
(misal : memasangkan  Penurunan berat yang dibutuhkan pasien.
makanan dengan badan 1-2  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
aktivitas yang lain) pounds/mgg intake Fe
- Konsentrasi intake  Menggunakan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
makanan pada energy untuk protein dan vitamin C
menjelang malam aktivitas sehari hari  Berikan substansi gula
 Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan yang terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan ahli gizi)
 Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi dan kandungan
kalori
 Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi
 Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Weight reduction Assistance


 Fasilitasi keinginan pasien untuk
menurunkan BB
 Perkirakan bersama pasien mengenai
penurunan BB
 Tentukan tujuan penurunan BB
 Beri pujian/reward saat pasien berhasil
mencapai tujuan
 Ajarkan pemilihan makanan

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |21


f. Kurang pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi
Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil

Kurang Pengetahuan NOC: NIC :


Berhubungan dengan :  Kowlwdge : disease
 Kaji tingkat pengetahuan pasien dan
keterbatasan kognitif, process
keluarga
interpretasi terhadap  Kowledge : health
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit
informasi yang salah, Behavior
dan bagaimana hal ini berhubungan
kurangnya keinginan untuk Setelah dilakukan
dengan anatomi dan fisiologi, dengan
mencari informasi, tidak tindakan keperawatan
cara yang tepat.
mengetahui sumber-sumber selama …. pasien
informasi. menunjukkan  Gambarkan tanda dan gejala yang
pengetahuan tentang biasa muncul pada penyakit, dengan
proses penyakit dengan cara yang tepat
DS: Menyatakan secara kriteria hasil:  Gambarkan proses penyakit, dengan
verbal adanya masalah  Pasien dan keluarga cara yang tepat
DO: ketidakakuratan menyatakan  Identifikasi kemungkinan penyebab,
mengikuti instruksi, pemahaman tentang dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai penyakit, kondisi,  Sediakan informasi pada pasien
prognosis dan program tentang kondisi, dengan cara yang
pengobatan tepat
 Pasien dan keluarga  Sediakan bagi keluarga informasi
mampu melaksanakan tentang kemajuan pasien dengan cara
prosedur yang yang tepat
dijelaskan secara  Diskusikan pilihan terapi atau
benar penanganan
 Pasien dan keluarga  Dukung pasien untuk mengeksplorasi
mampu menjelaskan atau mendapatkan second opinion
kembali apa yang dengan cara yang tepat atau
dijelaskan perawat/tim diindikasikan
kesehatan lainnya  Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |22


DAFTAR PUSTAKA

Amanda, H., Prastiwi, S., & Sutriningsih, A. (2017). Hubungan Kualitas Tidur dengan Tingkat
Kekambuhan Hipertensi pada Lansia di Kelurahan Tlogomas Kota Malang. Nursing
News: Jurnal Ilmiah Keperawatan, 2(3).
American Heart Association, 2017, 'The facts about high blood pressure'diakses 18 mei 2020,
<https://www.heart.org >.

Anbarasan, S. S. (2015). Gambaran kualitas hidup lansia dengan hipertensi di wilayah kerja
puskesmas rendang pada periode 27 februari sampai 14 maret 2015. Intisari Sains
Medis, 4(1), 113-124.
Iswahyuni, S. (2017). Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dan Hipertensi Pada Lansia. Profesi
(Profesional Islam): Media Publikasi Penelitian, 14(2), 1-4.
Sylvestris, A. (2017). Hipertensi dan Retinopati Hipertensi. Saintika Medika: Jurnal Ilmu
Kesehatan dan Kedokteran Keluarga, 10(1), 1-9.
http://repository.unimus.ac.id/1478/3/BAB%20II.pdf oleh U. Wijayanti 2015 diakses pada : 18
Mei 2020
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/3f252a705ddbef7abf69a6a9ec69b2fd.pdf
diakses pada : 18 Mei 2020
https://www.academia.edu/8931301/Kumpulan_Nanda_NIC-NOC diakses pada : 18 Mei 2020

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |23


PROGRM STUDI NERS FORMAT PENGKAJIAN KMB
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DENGAN PENDEKATAN POLA
UNIVERSITAS NUSA NIPA
MAUMERE FUNGSIKESEHATAN MENURUT GORDON
( GORDON’S FUNCTIONAL HEALTH PATTERNS)

Tanggal masuk :……………………………. Tanggal Pengkajian: 20 Mei 2020

Ruangan/Kelas :……………………………. Waktu Pengkajian : 08.00

Kamar :…………………………… Auto Anamese :………………………….

No Registrasi : Allo Anamese :…………………………

I. IDENTITAS
1. Nama :Ny. M. H
2. Umur : 73 tahun
3. Jenis kelamin :Perempuan
4. Agama :Katolik
5. Suku / bangsa :Indonesia
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan :Petani
8. Alamat :Larantuka
9. Penanggung jawab :Ny. K. A

II. DATA MEDIK


1. Dikirim Oleh : UGD Dokter Praktik
2. Diagnosa Medik :
- Saat Masuk : Hipertensi
- Saat Pengkajian : Hipertensi

III. KEADAAN UMUM


1. Keadaan Sakit ; Klien tampak sakit ringan/sedang/berat
Dengan alasan : Tak bereaksi/ baring lemah/ duduk/ aktif/ gelisah/ posisi
tubuh……………..................…/ pucat/ cyanosis/ sesak nafas/ penggunaan alat
medis………………............... lain –lain……………………………………………….
2. Tanda – Tanda Vital :
 Kesadaran : Penuh
 Skala Coma Glasgow : Respon Motorik :6
Respon Bicara :5

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |24


Respon Membuka Mata :4
Kesimpulan :Composmentis .
 Tekanan Darah : 160/100mmHg
160+2(90) 100
MAP = =100 mmHg
3 3
Kesimpulan : Perfusi ginjal memadai

 Suhu : 36,70C Nadi : 80x/ menit


 Pernapasan : frekuensi 14 x/mnt
Irama : teratur / Kusmaul / cheysnes – strokes
Jenis : dada / perut
3. Antropometri :
 Lingkar lengan Atas : 25,2cm
 Tinggi Badan : 153cm
 Berat Badan : 50 kg
50 50
 IMT ( Indeks Masa Tubuh ) : = =21,28 kg/m2
1,53 x 1,53 2,35
4. Kesimpulan : Indeks masa tubuh ideal
5. Genogram (min 3 generasi ke atas)

Keterangan
: tinggal serumah
X :Meninggal dunia
: Perempuan
: Laki-laki
: ada hubungan keluarga
: pasien

IV. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan Utama : klien mengatakan tengkuknya terasa sakit

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |25


2. Riwayat Penyakit Sekarang : klien mengatakan merasa tengkuknya terasa
sakit seperti dipukul. Rasa sakitnya pada bagian tengkuk belakang skala nyeri
3 (nyeri ringan) keluhan dirasakan sekitar sebulan terakhir
3. Riwayat Penyakit Dahulu : klien mengatakan pernah sakit hipertensi sejak 1
tahun yang lalu tapi selau rutin memeriksakan diri ke puskesmas dan
posyandu lansia
4. Riwayat Alergi : klien mengatakan memiliki alergi terhadap jenis ikan tertentu

5. Riwayat Kesehatan Keluarga : klien mengatakan saudaranya juga memiliki


penyakit hipertensi.

V. POLA FUNGSI KESEHATAN ( Gordon’s functional health )


1. Pola Persepsi/penatalaksanaan kesehatan : klien mengatakan selalu aktif mengikuti
posyandu lansia dan selalu berobat ke puskesmas apabila sakit .
2. Pola Nutrisi Metabolik;
a. Keadaan sebelum sakit : frekuensi makan 3x sehari porsi makanan dihabiskan
menu makanan berupa nasi, ikan, sayur, daging, tahu, tempe, telur, buah dan tidak
ada pembatasan menu yang dimakan. Frekuensi minum 6-8 gelas perhari berupa
kopi dan air mineral
b. Keadaan saat sakit : pada saat sakit porsi makan dan frekuensi makan tetap sama
namun ada pembatasan pada menu makanan yaitu mengurangi konsumsi makanan
berlemak, mengurangki konsumsi garam dan daging. Frekuensi minum pun sama
namum ada perbedan saat sakit klien mengatan tidak lagi mengkonsumsi kopi dan
menggantinya dengan susu rendah lemak dan tinggi kalsium.
3. Pola Eliminasi :
a. Keadaan sebelum sakit : frekuensi BAK 3-4 kali perhari warna kuning,
jernih.frekuensi BAB ± 2 kali sehari dan tidak ada keluhan untuk BAB dan BAK.
b. Keadaan saat sakit : frekuensi BAK 3-4 kali perhari warna kuning,
jernih.frekuensi BAB ± 2 kali sehari dan tidak ada keluhan untuk BAB dan BAK.
Tidak ada perubahan setelah klien sakit.

4. Pola Aktivitas dan Latihan :


a. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit bisa melakukan
aktivitas secara mandiri dan berkerja seperti biasa seperti masak, mencuci dan lain
sebagainya.
b. Keadaan saat sakit : klien mengatakan setelah sakit tidak bisa melakukan
aktivitas seperti biasa karena merasa tengkuknya tegang dan lebih banyak
beristirahat.

5. Pola Persepsi dan Kognitif :


a. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan penglihtan sudah agakburam karena
usia yang sudah menua
b. Keadaan saat sakit : klien mengatakan penglihtan sudah agakburam karena usia
yang sudah menua dan tidak ada perubahan setelah sakit
6. Pola Persepsi dan Konsep Diri :

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |26


a. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit biasanya selalu
mengikuti kegiatan sosial seperti, arisan, kumpul-kumpul bersama tetangga serta
mengikuti kegiatan keagamaan
b. Keadaan saat sakit : klien mengatakan setelah sakit klien tidak bisa melakukan
kegiatan sosial di luar rumah karena harus istirahat karena tengkuknya merasa
tegang tapi klien masih bisa berkumpul bersama anggota keluarga lain di dalam
rumah
7. Pola Reproduksi – Seksualitas :
a. Keadaan sebelum sakit : tidak dikaji
b. Keadaan saat sakit : tidak dikaji
8. Pola Mekanisme koping dan Toleransi terhadap Sters
a. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit klien tidak pernah
merasa cemas tentang kesehatannya.
b. Keadaan saat sakit: klien mengatakan setelah sakit klien merasa sedikit cemas
tentang penyakitnya dan selalu memikirkan tentang penyakitnya dan berharap
tekanan darahnya segera kembali normal
9. Pola Nilai Kepercayaan :
a. Keadaan sebelum sakit : klien mengatakan selalu aktif mengikuti kegiatan
keagamaaan baik di gereja maupun di lingkungan masyarakat.
b. Keadaan saat sakit : klien mengatakan setelah sakit klien tidak bisa mengikuti
kegiatan keagamaan karena alasa kesehatannya dan hanya bisa berdoa di rumah

VI. PENGKAJIAN FISIK


1. Rambut dan kulit kepala: rambut hitam dan sedikit beruban (karena menggunakan
pewarna hitam pada rambut). Kulit kepala bersih dan tampak berminyak karena
mengunakan minyak rambut. tidak ada benjolan dikulit kepala.
2. Hidrasi kulit : kulit lembab
3. Mata:
a. Palpebral : tidak ada pembengkakan
b. Conjungtiva: merah muda
c. Kornea: bening
d. Sklera : bening
e. TIO: tidak ada penigkatan tekanan intra okular pada mata
f. Pupil : isokor
g. Refleks cahaya : ada refleks mata terhadap cahaya bila di dekatkan ke mata
h. Visus: tidak di kaji
4. Hidung : keadaan hidung tampak bersih tidak ada sputum . terdapat septum hidung
tidak ada polip dan pembesaran pada sinus
5. Rongga mulut: rongga mulut bersih
a. Gigi geligi: gigi geligi masih lengkap. Terdapat caries gigi
b. Lidah: keberiha lidah bersih
c. Tonsil: tidak ada pembengkakan pada tonsil
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |27
6. Telinga:
a. Pina : tidak ada kelainan pada pinna telinga
b. Canalis:canalis bersih
c. Membrane timpani: membran timpani utuh
d. Tes pendengaran: tidak di kaji
7. Leher
JVP: 5 + 3 cmH2O
Kesimpulan: tekanan vena jugularis dalam batas normal (5-15 mH2O)
Kelenjar getah bening: tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
Tiroid : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Kaku kuduk: tidak ada kaku kuduk

8. Thorak:
a. Inspeksi: bentuk dada simetris
b. Palpasi: tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi: sonor
d. Batas paru: di ICS 4 kanan
Kesimpulan: tidak ada kelainan pada thorak
9. Jantung:
a. Inspeksi: tampak ictus kordis pada ICS ke 5 linea medio clavicilaris kiri selebar 1
cm
b. Palpasi: teraba ictus kordis lebar 1 cm
c. Perkusi: tidak ada pembesaran jantung
d. Auskultasi:
 BJ II.A: ICS 2 linea sternalis kanan
 BJ II-P : ICS 2 linea sternalis kiri
 BJ I-T : ICS 4 linea sternalis kiri
 BJ I-M:ICS 5 linea mideo clavicularis kiri
10. Abdomen:
a. Inspeksi: bentuk abdomen simetris
b. Auskultasi: terdengar bising usus 10 kali per menit
c. Palpasi: tidak ada nyesi tekan pada abdomen dan tidak teraba pembesaran hepar
d. Perkusi: terdengar bunyi tympani
11. Ginjal: nyeri ketuk tidak ada
12. Kelenjar linfe, inguinal, genital, anus : tidak ada kelainan
13. Lengan dan tungkai:
 Inspeksi: tidak terdapat edema pada tungkai
 Rentang gerak: ada keterbatasan gerak pada tangan kanan karena terdapat fraktur
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |28
pada pergelanngan tangan kanan
 Kekuatan otot; kekuatan otot kurang dibandingkan sisi lain karena terdapat fraktur
pada tangan kanan
 Refleks fisiologi: terdapat kontraksi otot biceps, triceps, lutut dan archiles
 Refleks patologi: tidak di temukan refleks patologis
14. Payudara: tidak terdapat kelainan pada payudara. Kedua payudara tampak simetris, dan
tidak teraba masa pada payudara.
15. Cullumna vertebralis: terdapat kelainan collumna vertebralis yaitu kyposis.
16. Uji saraf cranialis:
a. NI: fungsi penghiduan normal. Klien dapat mengenali rangsangan bau yang
diberikan
b. NII: tidak di kaji( tidak ada snellen card)
c. NIII, IV,VI: klien dapat menggerakan bola mata ke segala arah, pupil isokor
(diameter 3 mm). Pupil bereaksi terhadap cahaya
d. NV:
 Sensorik: klien dapat merasakan goresan kapas pada bagian pipi, dahi dan
rahang bawah
 Motorik: kemampuan mengigit baik
e. NVII:
 Sensorik: klien dapat merasakan mana rasa asin,asam dan manis
 Motorik: klien mampu mengangkat alis, mengerutkan dahi, tersenyum,
memperlihatkan gigi depan, bersiul dan mengembungkan pipi.
f. NVIII: keseimbanganklien baik , klien dapat berjalana pada satu garis lurus
g. NIX: uvula berada di tengah
h. NX: kemampuan menelan pasien baik
i. NXI: klien mampu mengangkat bahu kiri dan kanan serta bisa menggerakan kepala
j. NXII : klien mampu menjulurkan lidah serta mampu menggerakan lidah untuk
mendoronng pipi kiri dan kanan dari arah dalam
17. Sistem Reproduksi : klien telah mengalami menopause .

VII. Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaa Hasil
Tanggal No Kriteria Nilai Normal Satuan
n Pemeriksaan
20/04/202 Laboratoriu 1 Gula darah puasa 88 80-120 mg/dl
2 Urid acid 7,1 L: 3,4-7,0 mg/dl

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |29


P: 2,4 -6,0
0 m 3 Cholesterol 229 < 200 mg/dl
VIII. TERAPI

N Dosis Cara Kontra


TgL Terapi (Kandungan Indikasi
o Obat)
Pemberian Indikasi
20/04/202 1 Captopril 25 mg oral Mengatasi Riwatar
0 hipertensi dan hipersesitivita
gagal jantung, s dengan obat
mencegah ini atau
komplikasi golongan
setelah serangan ACE
jantung , dan inhibitors
menangani lainnya. Tidak
nefropatik boleh
diabetik dikonsumsi
oleh pasien
yang sedang
hamil
2 Simvastin 10 mg Oral Menurunkan Penyakit hati
kadar kolesterol akut atau
dalam darah, transmise
serta mengurangi serum yang
resiko serangan tidak dapat
jantung dijelaskan.
3 Alupurinol 100mg Oral Hiperurisemia Hipersensitivi
baik primer tas terhadap
maupun alupurinol
sekunder,
terutama
penyakit gout
untuk mencegah
serangan gout,
batu ginjal yang
disebabkan oleh
batu oksalat

Maumere, 19 Mei 2020 Mengetahui,


Pengkaji, Preseptor

(Maria Sesilia Fernandez, S.Kep) ( Melkias Dikson, S.Kep.,Ns.,M.Kep)

B. KLASIFIKASI DATA :

Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020


Nama Klien/ Usia : Ny. M. H / 73 Tahun
Diagnosa Medis : Hipertensi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |30


DATA SUBYEKTIF :
 Klien mengatakan masih merasa temgkuknya sedikit sakit
 Klien mengatakan tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri karena merasa tengkuknya sakit
dan tanggan kanan tidak bisa digerakan dengan baik
DATA OBYEKTIF : (Termasuk Hasil Pemeriksaan Fisik, Monitoring, dan Pemeriksaan Penunjang)
Klien namapak meringis kesakitan (skala nyeri 3)
Tanda-tanda vital :
 Tekanan Darah : 160/100mmHg
 Suhu : 36,70C
 Nadi : 80x/ menit
 Pernapasan : frekuensi 14 x/mnt
Pemeriksaan lengan dan tungkai:
 Inspeksi: tidak terdapat edema pada tungkai
 Rentang gerak: ada keterbatasan gerak pada tangan kanan karena terdapat fraktur pada
pergelanngan tangan kanan
 Kekuatan otot; kekuatan otot kurang dibandingkan sisi lain karena terdapat fraktur pada tangan
kanan
 Refleks fisiologi: terdapat kontraksi otot biceps, triceps, lutut dan archiles
 Refleks patologi: tidak di temukan refleks patologis

C. ANALISA DATA :
Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020
Nama Klien/ Usia : Ny. M. H / 73 Tahun
Diagnosa Medis : Hipertensi
(minimal 3 diagnosa)
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |31
No Data Etiologi Problem (NANDA)
1 DS: Klien mengatakan masih merasa Proses penyakit Nyeri akut
temgkuknya sedikit sakit hipertensi

DO: Klien namapak meringis kesakitan


(skala nyeri 3)
Tanda-tanda vital :
 Tekanan Darah : 160/100mmHg
 Suhu : 36,70C
 Nadi : 80x/ menit
 Pernapasan : frekuensi 14 x/mnt
2 DS : Klien mengatakan tidak bisa Kerusakan Hambatan mobilitas
melakukan aktivitas secara mandiri karena muskuloskeletal fisik
merasa tengkuknya sakit dan tanggan kanan
tidak bisa digerakan dengan baik

DO : Pemeriksaan lengan dan tungkai:


 Inspeksi: tidak terdapat edema
pada tungkai
 Rentang gerak: ada keterbatasan
gerak pada tangan kanan karena
terdapat fraktur pada
pergelanngan tangan kanan
 Kekuatan otot; kekuatan otot
kurang dibandingkan sisi lain
karena terdapat fraktur pada
tangan kanan
 Refleks fisiologi: terdapat
kontraksi otot biceps, triceps, lutut
dan archiles
 Refleks patologi: tidak di temukan
refleks patologis

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020


Nama Klien/ Usia : Ny. M. H / 73 Tahun
Diagnosa Medis : Hipertensi

PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN :


Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |32
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit hipertensi

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal

E. PATOFLOWDIAGRAM KASUS :

etiologi

Faktor gaya hidup Faktor hereditas


Asuhan Keperawatan Medikal
Diet yang tidak sehatBedah Usia |33
stress

Peningkatan kolesterol/ lemak dalam


darah (kadar kolesterol 229 mg/dl

Masuk ke pembuluh darah


Penumpukan lemak /
kolesterol dalam
dinding arteri

Penyempitan pembuluh
darah

Peningkatan tekanan dalam pembuluh darah

HIPERTENSI

Gejala Masalah pada klien :


Sakit tengkuk Fraktur pada tangan kanan
MK MK :
Nyeri akut berhubungan hambatan mobilitas fisik
dengan proses penyakit berhubungan dengan kerusakan
hipertensi muskuluskeletal

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah |34


G. INTERVENSI KEPERAWATAN

Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020 Nama Mahasiswa : Maria Sesilia Fernandez
Nama Klien/ Usia : Ny. M. H / 73 Tahun
Diagnosa Medis : Hipertensi
No Diagnosa Konfirmasi Data Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
RM Pasien
1. Nyeri akut DS: Klien mengatakan masih Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam di termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
merasa temgkuknya sedikit sakit
proses penyakit harapkan Pasien tidak mengalami dan faktor presipitasi
hipertensi nyeri, dengan kriteria hasil: 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
DO: Klien namapak meringis  Mampu mengontrol nyeri (tahu
3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
penyebab nyeri, mampu menemukan dukungan
kesakitan (skala nyeri 3) menggunakan tehnik 4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nonfarmakologi untuk nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Tanda-tanda vital :
mengurangi nyeri, mencari 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri
 Tekanan Darah :
bantuan) 6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
160/100mmHg
 Melaporkan bahwa nyeri dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
 Suhu : 36,70C 7. Tingkatkan istirahat
berkurang dengan menggunakan
 Nadi : 80x/ menit 8.Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
manajemen nyeri
 Pernapasan : frekuensi berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
 Mampu mengenali nyeri (skala,
14 x/mnt ketidaknyamanan dari prosedur
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri) 9.Monitor vital sign
 Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
 Tanda vital dalam rentang
normal
 Tidak mengalami gangguan
tidur

2 Hambatan mobilitas DS : Klien mengatakan tidak bisa Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 35 NERS-FIKES-UNIPA


fisik berhubungan melakukan aktivitas secara keperawatan selama 3x 24 jam lihat respon pasien saat latihan
dengan kerusakan mandiri karena merasa diharapkan pasien menunjukan 2. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
muskuloskeletal tengkuknya sakit dan tanggan gangguan mobilitas fisik teratasi 3. Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
kanan tidak bisa digerakan dengan kriteria hasil: 4. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs
dengan baik  Klien meningkat dalam secara mandiri sesuai kemampuan
aktivitas fisik 5. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
DO : Pemeriksaan lengan dan  Mengerti tujuan dari penuhi kebutuhan ADLs ps.
tungkai: peningkatan mobilitas 6. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
 Inspeksi: tidak terdapat  Memverbalisasikan perasaan berikan bantuan jika diperlukan
edema pada tungkai dalam meningkatkan
 Rentang gerak: ada kekuatan dan kemampuan
keterbatasan gerak pada berpindah
tangan kanan karena
terdapat fraktur pada
pergelanngan tangan kanan
 Kekuatan otot; kekuatan otot
kurang dibandingkan sisi
lain karena terdapat fraktur
pada tangan kanan
 Refleks fisiologi: terdapat
kontraksi otot biceps,
triceps, lutut dan archiles
 Refleks patologi: tidak di
temukan refleks patologis

H. IMPLEMENTASI DAN EVALUSASI KEPERAWATAN

Hari / Tanggal : Rabu, 20 Mei 2020 Nama Mahasiswa : Maria Sesilia Fernandez
Nama Klien/ Usia : Ny. M. H / 73 Tahun

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 36 NERS-FIKES-UNIPA


Diagnosa Medis : Hipertensi
No. Hari , tanggal Paraf
Implementasi Evaluasi
DX (jam) Mahasiswa CT/ CI
1 Rabu, 20 Mei 2020 13.00
09.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk S : klien mengatakan sakit di tengkuknya sudah
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor berkurang
presipitasi
Hasil : klien mengatakan merasa tengkuknya terasa sakit O : klien nampak lebih rileks dan nyaman
seperti dipukul. Rasa sakitnya pada bagian tengkuk belakang  (skala nyeri 2)
skala nyeri 3 (nyeri ringan) keluhan dirasakan sekitar  Tanda-tanda vital
sebulan terakhir  Tekanan Darah : 160/90
09.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan  Nadi : 86 x/ menit
Hasil : klie mengatakan mengeluhkan tengkuknya sakit  Pernafasan : 16x/ menit
09.10 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan  Suhu : 36,50C
dukungan
Hasil : klien memiliki dukungan penuh dari anggota keluarga A: masalah belum teratasi
yang lain
09.15 4. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri P: intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6,7,8,9)
seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Hasil : klien merasa nyaman dengan lingkungan sekitar
09.20 5. Mengurangi faktor presipitasi nyeri
Hasil : klien merasa nyaman
09.30 6. Mengajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Hasil : klien mengatakan merasa nyeri sedikit berkurang
09.40 7. Meningkatkan istirahat
Hasil : klien lebih sering beristirahat dan merasa nyaman
09.41 8. Memberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
Hasil : klien menerima informasi yang diberikan perawat dan
mengerti
10.15 9. Memonitor vital sign
Tanda-tanda vital :
 Tekanan Darah : 160/90mmHg
 Suhu : 36,70C

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 37 NERS-FIKES-UNIPA


 Nadi : 80x/ menit
 Pernapasan : frekuensi 14 x/mnt
2 Rabu, 20 Mei 2020 13.00
10.15 1. Memonitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat S : klien masih belum bisa melakukan aktivitas
respon pasien saat latihan secara mandiri dan masih perlu dibantu oleh
Hasil : vital sign keluarga dan perawat
 Tekanan Darah : 160/90mmHg
 Suhu : 36,70C O : klien nampak belum bisa beraktivitas
 Nadi : 80x/ menit mandiri
Pernapasan : frekuensi 14 x/mnt Tanda-tanda vital
10.20 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi  Tekanan Darah : 160/90
Hasil : klien tidak bisa mengenggam dengan baik karena ada  Nadi : 86 x/ menit
faktur pada tangan kanan  Pernafasan : 16x/ menit
10.25 3. Mengajarkan pasien teknik ambulasi  Suhu : 36,50C
Hasil : klien mengerti dengan apa yang diajarkan
10.50 4. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara A: masalah belum teratasi
mandiri sesuai kemampuan
Hasil : klien kooperatif dan megikuti apa yang diajarkan P: intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6)
11.00 5. Mendampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi
kebutuhan ADLs
Hasil: klien merasa terbantu dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan harian
11.06 6. Mengajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
Hasil: klien mengikuti apa yang diajarkan
1 Kamis, 21 Mei 2020 (1,2,3,4,5,6,7,8,9) 13.00
08.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk S : klien mengatakan sakit di tengkuknya sudah
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor berkurang
presipitasi
Hasil : klien mengatakan masih merasa tengkuknya terasa O : klien nampak lebih rileks dan nyaman
sedikit sakit seperti dipukul. Rasa sakitnya pada bagian tengkuk  (skala nyeri 1)
belakang skala nyeri 2 (nyeri ringan) keluhan dirasakan sekitar  Tanda-tanda vital
sebulan terakhir  Tekanan Darah : 160/90mmHg
08.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan  Suhu : 36,50C
Hasil : klie mengatakan mengeluhkan tengkuknya masih sedikit  Nadi : 82x/ menit
sakit. Rasa sakitnya sudah berkurang  Pernapasan : frekuensi 15

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 38 NERS-FIKES-UNIPA


08.08 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan x/mnt
dukungan A: masalah belum teratasi
Hasil : klien memiliki dukungan penuh dari anggota keluarga
yang lain P: intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6,7,9)
08.15 4. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Hasil : klien merasa nyaman dengan lingkungan sekitar
08.20 5. Mengurangi faktor presipitasi nyeri
Hasil : klien merasa nyaman
08.22 6. Mengajarkan kembali tentang teknik non farmakologi: napas
dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Hasil : klien mengatakan merasa nyeri sedikit berkurang
08.30 7. Meningkatkan istirahat
Hasil : klien lebih sering beristirahat dan merasa nyaman
08.45 8. Memberikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,
berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
Hasil : klien menerima informasi yang diberikan perawat dan
mengerti
08.50 9. Memonitor vital sign
Tanda-tanda vital :
 Tekanan Darah : 160/90mmHg
 Suhu : 36,40C
 Nadi : 78x/ menit
 Pernapasan : frekuensi 18 x/mnt
2 Kamis, 21 Mei 2020 (1,2,3,4,5,6) 13.00
08.50 1. Memonitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat S : klien masih belum bisa melakukan aktivitas
respon pasien saat latihan secara mandiri dan masih perlu dibantu oleh
Hasil : vital sign keluarga dan perawat
 Tekanan Darah : 160/90mmHg
 Suhu : 36,40C O : klien nampak belum bisa beraktivitas
 Nadi : 78x/ menit mandiri
 Pernapasan : frekuensi 18 x/mnt Tanda-tanda vital
08.55 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi  Tekanan Darah : 160/90mmHg
Hasil : klien tidak bisa mengenggam dengan baik karena ada  Suhu : 36,50C
faktur pada tangan kanan  Nadi : 82x/ menit

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 39 NERS-FIKES-UNIPA


09.00 3. Mengajarkan pasien kembali teknik ambulasi  Pernapasan : frekuensi 15
Hasil : klien mengingat dan mengerti dengan apa yang diajarkan x/mnt
09.10 4. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara A: masalah belum teratasi
mandiri sesuai kemampuan
Hasil : klien kooperatif dan megikuti apa yang diajarkan P: intervensi dilanjutkan (1,2,3,4,5,6)
09.16 5. Mendampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs
Hasil: klien merasa terbantu dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan harian
09.25 6. Mengajarkan kembali pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan
Hasil: klien mengingat dan mengikuti apa yang diajarkan
1 Jumat, 22 Mei 2020 (1,2,3,4,5,6,7,9) 13.00
08.00 1. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk S : klien mengatakan tengkuknya sudah tidak
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor sakit lagi
presipitasi
Hasil : klien mengatakan masih merasa tengkuknya terasa O : klien nampak lebih rileks dan nyaman
sedikit sakit seperti dipukul. Rasa sakitnya pada bagian tengkuk  (skala nyeri 0)
belakang skala nyeri 1 (nyeri ringan) keluhan dirasakan sekitar  Tanda-tanda vital
sebulan terakhir  Tekanan Darah : 150/90mmHg
08.05 2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan  Suhu : 36,50C
Hasil : klie mengatakan mengeluhkan tengkuknya masih sedikit  Nadi : 84x/ menit
sakit. Rasa sakitnya sudah berkurang dan sudah jauh lebih baik  Pernapasan : frekuensi 19
08.07 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan x/mnt
dukungan A: masalah teratasi
Hasil : klien memiliki dukungan penuh dari anggota keluarga
yang lain P: intervensi dihentikan
08.10 4. Mengontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Hasil : klien merasa nyaman dengan lingkungan sekitar
08.13 5. Mengurangi faktor presipitasi nyeri
Hasil : klien merasa nyaman
08.17 6. Mengajarkan kembali tentang teknik non farmakologi: napas
dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
Hasil : klien mengatakan merasa nyeri sedikit berkurang
08.24 7. Meningkatkan istirahat

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 40 NERS-FIKES-UNIPA


Hasil : klien lebih sering beristirahat dan merasa nyaman
08.40 9. Memonitor vital sign
Tanda-tanda vital :
 Tekanan Darah : 150/90mmHg
 Suhu : 36,60C
 Nadi : 85x/ menit
 Pernapasan : frekuensi 17 x/mnt
2 Jumat, 22 Mei 2020 (1,2,3,4,5,6) 13.00
08.40 1. Memonitoring vital sign sebelm/sesudah latihan dan lihat S : klien sudah bisa melakukan bebrapa
respon pasien saat latihan aktivitas secara mandiri dan masih perlu
Hasil : vital sign dibantu oleh keluarga dan perawat
 Tekanan Darah : 150/90mmHg
 Suhu : 36,60C O : klien nampak sduah bisa beraktivitas
 Nadi : 85x/ menit mandiri
 Pernapasan : frekuensi 17 x/mnt Tanda-tanda vital
08.50 2. Mengkaji kemampuan pasien dalam mobilisasi  Tekanan Darah : 150/90mmHg
Hasil : klien tidak bisa mengenggam dengan baik karena ada  Suhu : 36,50C
faktur pada tangan kanan  Nadi : 84x/ menit
08.55 3. Mengajarkan pasien kembali teknik ambulasi  Pernapasan : frekuensi 19
Hasil : klien mengingat dan mengerti dengan apa yang diajarkan x/mnt
09.00 4. Melatih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara A: masalah teratasi
mandiri sesuai kemampuan
Hasil : klien kooperatif dan megikuti apa yang diajarkan dan P: intervensi dihentikan
sudah bisa melakukan bebrapa aktivitas secara mandiri.
09.10 5. Mendampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu
penuhi kebutuhan ADLs
Hasil: klien merasa terbantu dalam melakukan pemenuhan
kebutuhan harian
09.17 6. Mengajarkan kembali pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan
Hasil: klien mengingat dan mengikuti apa yang diajarkan

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 41 NERS-FIKES-UNIPA


LAMPIRAN

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 42 NERS-FIKES-UNIPA


Hasil pemeriksaan kesehatan di puskesmas

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 43 NERS-FIKES-UNIPA


Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 44 NERS-FIKES-UNIPA
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sasaran : Ny. M.H
Tanggal Pelaksanaan : 22 Mei 2020
Waktu : 1x45 menit
Penyaji : Maria Sesilia Fernandez

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan,klien mampu memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit,kliwn mampu dapat:
1. Menjelaskan kembali pengertian hipertensi dengan bahasanya sendiri dengan benar.
2. Menyebutkan 4 penyebab hipertensi dengan baik
3. Menyebutkan 5 tanda dan gejala hipertensi dengan baik
4. Menyebutkan contoh makanan (5) yang dianjurkan untuk penderita Hipertensi
1. Menyebutkan 4 penatalaksanaan hipertensi dengan baik Cara mengatasi dan mencegah hipertensi

C. MATERI PENYULUHAN

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 45 NERS-FIKES-UNIPA


1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Klasifikasi hipertensi
4. Tanda dan gejala hipertensi
5. Komplikasi hipertensi
6. Cara mengatasi dan mencegah hipertensi

D. MEDIA PENYULUHAN
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet

E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah dan diskusi / tanya jawab tentang hipertensi
F. KEGIATAN PENYULUHAN
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Perserta
1 3 menit Pembukaan  Menjawab
 Salam perkenalan Salam
 Mengingatkan kontrak  Mendengarkan
 tujuan penyuluhan  Mendengarkan
 Menyebutkan Materi yang akan  Memperhatikan
diberikan
2 15 menit Pelaksanaan

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 46 NERS-FIKES-UNIPA


Menjelaskan tentang :
 pengertian hipertensi  Memperhatikan
 penyebab hipertensi  Memperhatikan
 klasifikasi hipertensi bertanya dan
 tanda dan gejala menjawab pertanyan
hipertensi yang diajukan
 komplikasi hipertensi  Memperhatikan
 cara mengatasi dan bertanya dan
mencegah hipertensi menjawab pertanyan
 membuka sesi yang diajukan
pertanyaan
 diskusi dengan warga
3. 10 menit Evaluasi :
 mengajukan pertanyaan
pada warga  Menjawab
 memberikan pertanyaan
reinforcemen positif atas
jawaban yang diberikan

4 2 Menit Terminasi :
 Mengucapkan terima  Mendengarkan
kasih atas peran serta lansia  Menjawab

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 47 NERS-FIKES-UNIPA


 Mengucapkan salam Salam
penutup

G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
1. Bagaimana pengertian hipertensi
2. Apa saja penyebab hipertensi
3. Menyebutkan klasifikasi hipertensi
4. Bagaimana tanda dan gejala hipertensi
5. Apa saja komplikasi hipertensi
6. Bagaimana cara mengatasi dan mencegah hipertensi

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 48 NERS-FIKES-UNIPA


MATERI
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi normal, yaitu systole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg.

B. PENYEBAB HIPERTENSI
Penyebab Hipertensi antara lain :
 Stres,
 Usia,
 Diet
 Merokok,

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 49 NERS-FIKES-UNIPA


 Obesitas (kegemukan),
 Alkohol,
 Faktor keturunan,
 Faktor lingkungan (gaduh/bising)

C. KLASIFIKASI

KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK


mmHg mmHg
Optimal < 120 < 80

Normal <130 < 85

High Normal 130 – 139 85 – 89

Hipertensi

Derajat 1 140 – 159 90 – 99

Derajat 2 160 – 179 100 – 109

Derajat 3 > 180 > 110

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 50 NERS-FIKES-UNIPA


D. TANDA DAN GEJALA
a. Gelisah,
b. kepala pusing
c. Jantung berdebar – debar
d. Tekanan darah lebih dari 140 / 90 mmHg
e. Gangguan penglihatan
f. Nafsu makan menurun
g. Sulit konsentrasi
h. Mual muntah
i. Mudah tersinggung

E. KOMPLIKASI
 Stroke
 Gagal jantung
 Kerusakan gagal ginjal
 Kerusakan jaringan otot
 kebutaan

F. CARA MENGATASI DAN PENCEGAHANNYA


Cara mengatasi dan mencegah Hipertensi adalah :
 Makan – makanan yang bergizi
 Menghindari makanan yang berlemak dan mengurangi asin

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 51 NERS-FIKES-UNIPA


 Menghindari makanan dengan bahan pengawet
 Menjaga berat badan agar tetap stabil
 Menghindari minum – minuman keras
 Menghindari merokok
 Istirahat yang cukup
 Belajar untuk tenang, menikmati hidup dan selalu bersukur
 Peran keluarga dan individu sangat ditekankan dalam rangka mengatasi hidup orang dengan hipertensi dan mencegah hipertensi.

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 52 NERS-FIKES-UNIPA


DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko dan Dewi Anggraini. 2012. Keperawatan Kardiovaskular edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Bustan MN. 2012. Pengantar Kardiologi, Jakarta :  Rineka Cipta

Http://www.google.com/book-6342P_hipertensi_pada _lansia-ed2

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 53 NERS-FIKES-UNIPA


PENGERTIAN  Merokok, KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
mmHg mmHg
Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah  Obesitas (kegemukan), Optimal < 120 < 80
melebihi normal, yaitu systole lebih dari 140
 Alkohol,
mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg Normal <130 < 85
 Faktor keturunan,
 Faktor lingkungan (gaduh/bising) High Normal 130 – 139 85 – 89

Hipertensi
Derajat 1 140 – 159 90 – 99
PENYEBAB HIPERTENSI Derajat 2 160 – 179 100 – 109
Penyebab Hipertensi antara lain :
Derajat 3 > 180 > 110
 Stres,
 Usia, TANDA DAN GEJALA
KLASIFIKASI  Gelisah,
 Diet

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 54 NERS-FIKES-UNIPA


 kepala pusing
 Jantung berdebar – debar
 Tekanan darah lebih dari 140 / 90
mmHg
 Gangguan penglihatan
 Nafsu makan menurun
 Sulit konsentrasi  Kerusakan gagal ginjal G. CARA MENGATASI DAN
 Mual muntah PENCEGAHANNYA
 Mudah tersinggung Cara mengatasi dan mencegah
Hipertensi adalah :
 Makan – makanan yang bergizi
 Menghindari makanan yang
KOMPLIKASI
berlemak dan mengurangi asin
 Stroke
 Menghindari makanan dengan
bahan pengawet
 Kerusakan jaringan otot
 Menjaga berat badan agar tetap
stabil
 Menghindari minum – minuman
keras
 Menghindari merokok
 Gagal jantung
 Istirahat yang cukup
 Belajar untuk tenang, menikmati
hidup dan selalu bersukur
 kebutaan
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 55 NERS-FIKES-UNIPA
 Peran keluarga dan individu
sangat ditekankan dalam rangka
mengatasi hidup orang dengan
hipertensi dan mencegah
hipertensi.

Oleh :

Maria Sesilia Fernandez, S. Kep

013190008

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN


HIPETRENSI
UNIVERSITAS NUSA NIPA

MAUMERE

2020

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah 56 NERS-FIKES-UNIPA

Anda mungkin juga menyukai