RUANG NS 3 RSDH
DI SUSUN OLEH :
EGI PERMANA
18210100138
A. DEFINISI
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan angka kematian ( mortalitas ) ( Adib,
2009 ).
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri (Ruhyanudin, 2007 ).
Definisi TD yang disebut hipertensi sulit ditentukan karena tersebar di populasi sebagai distribusi
normal dan meningkat seiring bertambahnya usia. Pada dewasa muda TD > 140/90 mmHg bisa
dianggap hipertensi dan terapi mungkin bisa bermanfaat ( Gleadle, 2005 ).
Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanann darah di dalaam arteri. Secara umum, hipertensi
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteti
menyebabkan meningkatnya resiko tekanan stroke, aneurisma, gagaal jantung, serangan jantung dan
kerusakan ginjal (Faqih, 2007).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,2006).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas.
Hipertensi merupakan keadaan ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas
normal atau kronis dalam waktu yang lama( Saraswati,2009).
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang ditandai
dengan peningkatan tekanan darah. WHO (World Health Organization) memberikan batasan
tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jenis
kelamin (Marliani, 2007).
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang pertama menyatakan
tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir saat
jantung memompa darah keluar dari jantung. Angka yang kedua di sebut diastolic yaitu angka yang
menunjukkan besarnya tekanan yang dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk
kembali ke dalam jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan diastolic diukur ketika
jantung mengendur (relaksasi). Kedua angka ini sama pentingnya dalam mengindikasikan kesehatan
kita, namun dalam prakteknya, terutama buat orang yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun,
yang lebih riskan adalah jika angka diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg (Adib, 2009).
B. INSIDEN
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur
55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8%
terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta
32,3% tidak rutin minum obat.
C. JENIS JENIS
1. Hipertensi Primer atau Esensial
Jenis hipertensi ini akan muncul secara bertahap selama bertahun-tahun. Penyebabnya sendiri
adalah karena faktor genetik, atau gaya hidup tidak sehat yang dialami. Kebanyakan orang yang
memiliki penyakit ini tidak menunjukkan gejalanya sama sekali, bahkan gejala akan tampak
mirip dengan kondisi medis lainnya.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder merupakan salah satu jenis tekanan darah tinggi yang terjadi karena kondisi
medis lain yang dialami pengidap. Kondisi ini cenderung muncul secara tiba-tiba dan
menyebabkan tekanan darah melonjak naik. Beberapa kondisi yang memicu terjadinya
hipertensi primer, antara lain:
Penyakit ginjal, seperti penyakit ginjal polikistik, tumor ginjal, gagal ginjal, atau penyumbatan
arteri utama.
Mengonsumsi obat-obatan.
Mengidap sleep apnea, yaitu seseorang yang mengalami henti napas seketika saat tidur.
Mengidap cacat lahir dengan penyempitan aorta. Kondisi ini dikenal dengan sebutan koarktasio
aorta.
Mengidap preeklamsia, yaitu gangguan kehamilan yang ditandai oleh hipertensi dan tingginya
kadar protein dalam urine.
3. Prehipertensi
Prehipertensi merupakan kondisi kesehatan yang terjadi saat tekanan darah lebih tinggi dari
biasanya. Apabila kamu mengidap kondisi ini, hal tersebut menjadi pertanda bahwa kamu
berisiko terkena hipertensi. Prehipertensi merupakan kondisi saat tekanan darah berada di antara
120/80 mmHg dan 140/90 mmHg.
Sedangkan tekanan darah normal berada di bawah 120/80 mmHg. Seseorang dinyatakan
hipertensi apabila tekanan darah mencapai 140/90 mmHg atau lebih. Jenis hipertensi yang satu
ini umumnya tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun.
4. Krisis hipertensi
Krisis hipertensi merupakan jenis hipertensi yang sudah mencapai tahapan parah, yang ditandai
dengan tekanan darah mencapai 180/120 mmHg atau lebih. Tekanan darah yang terlalu tinggi
dapat merusak pembuluh darah, menyebabkan peradangan, serta bisa saja menimbulkan
pendarahan dalam. Jika sudah terjadi, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi berbahaya,
seperti stroke.
Krisis hipertensi sendiri bisa disebabkan oleh beberapa penyakit, seperti serangan jantung
stroke, gagal ginjal, atau gagal jantung. Jika sudah terjadi, pengidap bisa saja tidak merasakan
gejala tertentu. Namun saat gejala muncul, gejala yang dialami dapat berupa sakit kepala,
mimisan, atau rasa cemas yang berlebihan.
5. Hipertensi Urgensi
Saat hipertensi urgensi terjadi, tekanan darah sudah sangat tinggi, tapi diperkirakan belum
terjadi kerusakan pada organ-organ dalam tubuh. jenis hipertensi yang satu ini merupakan
bagian dari krisis hipertensi. Gejala yang terjadi antara lain sesak napas, nyeri dada, sakit
punggung, mati rasa, perubahan penglihatan, atau kesulitan bicara.
Baca juga: Buah Bit Bisa Digunakan untuk Mengatasi Darah Tinggi
6. Hipertensi Emergensi
Hipertensi emergensi merupakan kondisi yang terjadi saat tekanan darah sudah sangat tinggi
dan telah menyebabkan kerusakan pada organ tubuh. Gejalanya sendiri akan ditandai dengan
sesak napas, nyeri dada, sakit punggung, mati rasa, perubahan penglihatan, kesulitan bicara,
atau kejang-kejang.
Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi antara lain :
Merokok
Diet rendah serat
Dislipidemia
Konsumsi garam berlebih
Kurang aktivitas fisik
Stres
Berat badan berlebih/ kegemukan
Konsumsi alkoho
E. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial (primer) merupakan
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau
genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit
lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik.
Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam
dapur yang tinggi, merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan menderita
hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara
lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009).
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah
Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh hipertensi.
2. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
3. Kolesterol, HDL dan kolesterol total serum
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskuler di masa depan.
4. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
5. Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (Viskositas) dan
dapat mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
6. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
7. Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) Dapat diakibatkan oleh
peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
8. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping
terapi diuretic.
9. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
10. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak atero matosa
(efek kardiovaskuler).
11. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
12. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
13. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya diabetes.
14. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
15. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit pada dan atau takik aorta,
pembesaran jantung.
16. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopati, atau feokromositama (Doenges, 2000; John, 2003; Sodoyo,
2006).
G. PATHWAYS KEPERAWATAN
Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan fungsi
Feokromositoma
garam berlebih raga tahun ginjal
HIPERTENSI
Retensi
natrium
Oedem
Gangguan
keseimbangan
volume cairan
H. TATALAKSANA
No Hari/ tgl / jam Diagnosa Keperawatan Tujuan & kriteia hasil Intervensi
1. Selasa/ Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri
2022/ 15.00 dengan peningkatan tekanan 2X24 jam diharapkan nyeri berkurang dengan Observasi
vaskuler serebral. kriteria hasil : 1.identifikasi faktor nyeri
2.monitor lokasi nyeri
1. Mampu mengontrol nyeri Terapeutik
2. pasien tidak meringis 3.atur interval waktu pengecekan
3. pasien tenang Edukasi
4.anjurkan pasien melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
Kolaborasi