DI RUANG NS 3 RSDH
DI SUSUN OLEH :
EGI PERMANA
Genetik
Metaplasia sel globet
Batuk
Sesak nafas
2. Sputum 4. Kelelahan
5. Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan
Eosiofil meningkat
berjalan bahkan berbicara
3. RO dada 6. serangan biasanya bermula dengan batuk dan
rasa sesak dalam dada disertai pernapasan lambat
Patologis paru komplikasi asma
7. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang
4. AGD dibanding inspirasi
8. Gerakan-gerakan retensi karbondioksida,
Terjadi pada asma berat, pada fase awalseperti
terjadiberkeringat, takikardi, dan pelebaran tekanan
hipoksemia dan hipokapnia (PCO2 nadi turun)
kemudian pada fase lanjut nomorkapnia dan
hiperkapnia (PCO2 naik). 9. serangan dapat berlangsung dari 30 menit
sampai beberapa jam dan dapat hilang secara spontan
5. Uji alergi kulit , igE (kurniawan Adi Utomo, 2015).
(Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma, 2015).
KLASIFIKASI KLASIFIKASI
1. Asma intermiten
1. Asma intermiten
Di tandai dengan gejala kurang dari 1 kali per
Di tandai dengan gejala kurang dari 1 kali per minggu, minggu, fungsi paru normal
fungsi paru normal
2. Asma persiten
2. Asma persiten
Ditandai dengan gejala lebih dari 1 kali
Ditandai dengan gejala lebih dari 1 kali perminggu, perminggu, fungsi paru normal
3. Asma persisten sedang
fungsi paru normal
Asma ini ditandai dengan gejala sepanjang
3. Asma persisten sedang hari, fungsi paru mulai menurun
4. Asma persisten berat
Asma ini ditandai dengan gejala sepanjang hari, fungsi
paru mulai menurun Asma ini ditandai dengan gejala sepanjang
hari dan lebih parah pada malam hari, fungsi
4. Asma persisten berat paru menurun cukup drastis
1. Tatalaksana awal
g
- Nebulisasi B2 agonis selang 20 menit
PPNI, T.P.S.D. (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : defisit dan indikator
Diagnostik (1.ed). DPP.PPNI.
PPNI, T.P.S.D, (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Defisit Dan
Tindakan Keperawatan (1.ed). DPP.PPNI.
PPNI, T.P.S.D. (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defisit Dan Kriteria
Hasil Keperawatan (1.ed), DPP.PPNI