Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA An. G.M DENGAN ASMA BRONKIAL

DI RUMAH SAKIT GUNUNG MARIA

TOMOHON

Nama:

Franklin J.J Sangian

NIM:

2018059

Dosen Pembimbing:

Ibu Vina P. Patandung S.kep.,Ners

AKADEMI KEPERAWATAN GUNUNG MARIA

TOMOHON

2020
LANDASAN TEORI

ASMA BRONKIAL

1. Definisi Asma Bronkhial

Asma bronkhial adalah suatu penyakit nafas dengan ciri


meningkatnya respon bronkhus dan trakea terhadap terhadap berbagai
rangsangan (Muttaqin, 2008).

Asma bronkhial adalah suatu bentuk peradangan (inflamasi) kronik


pada saluran nafas yang menyebabkan hyperaktivitas bronkus terhadap
berbagai rangsangan yang ditandai dengan adanya gejala episodik yang
berulang yang berupa sesak nafas, batu, mengi dan rasa sesak di dada
terutama dirasakan pada waktu malam yang bersifat reversible baik atau
tanpa pengobatan (Depkes, 2009).

Asma bronkhial adalah suatu peradangan akibat reaksi


hypersensitive mukosa bronkus terhadap bahan allergen yang
mengakibatkan pembengkakan pada mukosa bronkus (Riyadi & Sukirman,
2013).

Asma bronkhial adalah hiperreaksi bronkus akibat rangsangan dari


luar berupa allergen yang merupakan faktor dari lingkungan, radang
saluran pernapasan dan bronkokontriksi menyebabkan saluran pernapasan
menyempit dan sesak nafas/ sukar bernafas yang diikuti dengan suara
“wheezing” (bunyi yang meniup sewaktu mengeluarkan udara/ nafas),
(Putri, dkk 2013).

Asmabronkhial adalah salah satu penyakit noncommunicable


(penyakit yang tidak menular) utama kronis saluran pernafasan yang
hiperreaktif dan menyempit akibat berbagai rangsangan yang ditandai
adanya serangan sesak napas dan mengi dengan tingkat keparahan dan
frekwensi tiap orang berbeda (WHO, 2016).

2. Etiologi

Muttaqin (2008) mengungkapkan etiologi dari penyakit asma


bronkhial belum diketahui secara pasti namun ada beberapa faktor
pencetus yang menimbulkan asma bronkhial terjadi:

a. Alergen
Allergen adalah zat- zat tertentu yang dihirup maupun dimakan yang
dapat menimbulkan serangan asma bronkhial misalnya seperti debu
rumah, tengau, spora jamur, bulu binatang, beberapa makanan laut dan
sebagainya.
b. Infeksi saluran pernafasan
Infeksi saluran pernafasan terutama yang disebabkan oleh virus. Virus
yang biasa menjadi penyebab kambuhnya asmabronkhial adalah virus
influenza.
c. Olahraga/ kegiatan jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan
asmabronkhial bila melakukan olahraga atau aktivitas yang berlebih.
Lari cepat dan bersepeda merupakan jenis aktivitas yang mudah
menimbulkan serangan asmabronkhial terjadi.
d. Obat- obatan
Beberapa penderita asma bronkhial sensitive atau alergi dengan obat
tertentu seperti penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan sebagainya
e. Polusi udara
Penderita asma bronkhial sangat sensitive terhadap udara yang
berdebu, asap pabrik/ kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung
hasil pembakaran dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.

3. Pathofisiologi Asma Bronkhial

Asma bronkhial timbul akibat mengalami atopi dari pemaparan


allergen membentuk IgE menyerang sel- sel mast dalamparu yang
menyebabkan pelepasan sel- sel mast seperti histamin dan
prostaglandin.Terjadi hiperreaktif bronchus karena allergen (inhalan dan
kontaktan), polusi, asapserta bau tajam.Berdasarkan hal tersebut
asmabronkhial merupakan penyakit bronkhospasme yang reversible yang
secara pathofishiologi disebut sebagai suatu hiperreaksi bronkus dan
secara patologi sebagai suatu peradangan saluran pernafasan. Mukosa dan
dinding bronkus pada klien asma bronkhial akan terjadi edema
menyebabkan terjadinya penyempitan pada bronkus dan percabangannya,
sehingga akan menimbulkan sesak, nafas berbunyi (wheezing), dan batuk
yang produktif (Muttaqin, 2008).

Asma nonalergnik (asma instrintik) terjadi bukan karena allergen


tetapi akibat faktor pencetus seperti insfeksi saluran pernafasan atas,
olahraga, atau kegiatan jasmani yang berat, dan tekanan jiwa atau stress
psikologis. Adanya gangguan saraf otonom terutama gangguan saraf
simpatis, yaitu blockade adrenergic beta dan hiperreaktivitas adrenergik
alfa. Aktivitas adrenergik alfa diduga meningkat sehingga mengakibkan
bronkhokontraksi dan menimbulkan sesak nafas (Muttaqin, 2008).
4. Patoflow
Allergen masuk

Ditangkap makrofag

Allergen dipresentasikan ke sel Th

Sel Th memberi signal ke sel B dengan


cara melepaskan interlukin 2

Membentuk IgE

IgE diikat mastosit (di jaringan)


& basophil (sirkulasi)

1x rentan asma 2x / lebih

Penurunan kadar cAMP

Degranulasi sel

Melepaskan mediator
kimia

Peningkatan sekresi Kontraksi otot polos Peningkatan permeabilitas


kelenjar mukosa kapiler
Bronkospasme
Edema mukosa
Peningkatan mukosa mukus

MK. Gangguan Pertukaran


Penyempitan saluran paru
Gas
Pengisian bronki dengan mukus

Penyempitan saluran paru


Sesak napas
Keletihan
MK. Bersihan Jalan Napas
Tidak Efektif MK. Pola Napas
Tidak Efektif
MK. Gangguan
Pola Tidur
MK.
Intoleransi
Aktivitas

5. Manifestasi Klinis

Mumpuni (2013) mengungkapkan tanda gejala ada sembilan yang


mudah dikenali oleh setiap orang:

1. Kesulitan bernafas dan sering terlihat terengah- engah apabila


melakukan aktivitas yang sedikit berat.
2. Sering batuk, baik disertai dahak atau tidak. Batuk adalah tanda adanya
ketidakberesan dari system pernafasan.
3. Mengi pada suara nafas penderita asma yang terus menerus.
4. Dada merasa sesak karena adanya penyempitan saluran pernafasan
akibat adanya suatu rangsangan tertentu. Akibatnya untuk memompa
oksigen keseluruh tubuh harus ekstra keras (memaksa) sehingga dada
menjadi sesak.
5. Perasaan selalu lesu dan lelah akibat dari kurangnya pasokan oksigen
ke seluruh tubuh.
6. Tidak mampu menjalankan aktivitas fisik yang lebiih berat karena
mengalami masalah pernafasan.
7. Susah tidur akibat dada sesak dan batuk.
8. Paru- paru tidak berfungsi secara normal.
9. Lebih sensitif terhadap alergi.

6. Komplikasi

Beberapa komplikasi dari asma bronkhial menurut Mansjoer


(2008) meliputi:
1. Pneumothoraks
Pneumothoraks adalah keadaan dimana adanya udara dalam rongga
pleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada.
2. Pneumomediastenum
Pneumomediastenum atau disebut emfisema mediastinum adalah suatu
kondisi dimana adanya udara pada mediastinum. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah keudara
luar dari paru- paru, saluran udara atau usus ke dalam rongga dada.

3. Atelectasis
Atelectasis adalah pengerutan atau seluruh paru- paru akibat
penyumbatan saluran udara atau akibat dari pernafasan yang sangat
dangkal.
4. Aspergilosis
Aspergilosis merupakan penyakit pernafasan yang disebabkan dari
jamur yaitu Aspergillus sp.
5. Gagal nafas
Gagal napas diakibatkan karena pertukaran oksigen dengan
karbondioksida dalam paru- paru yang tidak dapat mengontrol
konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel- sel
tubuh.
6. Bronkhitis
Bronkhitis atau radang paru- paru adalah kondisi dimana lapisan
bagian dalam saluran pernafasan yang kecil (bronkhiolis) mengalami
bengkak.

7. Pemeriksaan Diagnotik

Pemeriksaan diagnotik asma bronkhial meliputi:

1. Pengukuran Fungsi Paru (Spirometri)


Pengukuran ini dilakukan sebelum dan sesudah pemberian
bronkodilator aerosol golongan adrenergik. Menunjukkan diagnotik
asma jika adanya peningkatan pada nilai FEV dan FVC sebanyak lebih
dari 20%.
2. Tes Provokasi Bronkhus
Tes ini dilakukan pada Spirometri internal. Penurunan FEV sebesar
20% atau bahkan lebih setelah tes provoksi dan denyut jantung 80-
90% dari maksimum dianggap bermakna bila menimbulkanpenurunan
PEFR 10% atau lebih.
3. Pemeriksan Kulit
Pemeriksaan kulit ini dilakukan untuk menunjukkan adanya antibody
IgE hypersensitive yang spesifik dalam tubuh.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Analisa Gas Darah (AGD/ Astrup)
Hanya dilakukan pada serangan asma berat karena terjadi
hipoksemia, hiperksemia, dan asidosis respiratorik.
b. Sputum
Adanya badan kreola adalah salah satu karakteristik untuk
serangan asmabronkhial yang berat, karena hanya reaksi yang
hebat yang akan menyebabkan transudasi dari edema mukosa,
sehingga terlepas sekelompok sel- sel epitel dari perlekatannya.
c. Sel Eosinofil
Sel eosinofil pada klien asma dapat mencapai 1000- 1500/mm2
dengan nilai sel eosinofil normal adalah 100-200/mm2
d. Pemeriksaan Darah Rutin dan kimia.
Menunjukkan asmabronkhial jika jumlah sel eosinofil yang lebih
dari 15.000/mm2 terjadi karena adanya insfeksi. Serta nilai SGOT
dan SGPT meningkat disebabkan hati akibat hipoksia atau
hyperkapnea.
e. Pemeriksaan Radiologi
Hasil pemeriksaan radiologi biasanya normal tetapi ini merupakan
prosedur yang harus dilakukan dalam pemeriksaan diagnostik
dengan tujuan tidak adanya kemungkinan adanya penyakit patologi
di paru serta komplikasi asmabronkhial.(Muttaqin, 2008).

8. Penatalaksanaan Medis

Penatalaksaan medis pada klien asma bronkhial meliputi:

1. Pengobatan Nonfarmakologi
a. Penyuluhan. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan klien tentang penyakit asma sehingga klien dapat
menghindari faktor pencetus dari asmabronkhial, menggunakan
obat secara benar dan berkonsulati dengan tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus. Klien dibantu dalam
mengidentifikasi faktor pencetus serangan asmabronkhial.
c. Fisioterapi, digunakan untuk mempermudah pengeluaran mucus
yang dapat dilakukan dengan cara postural drainase, perkusi, dan
fibrasi dada.(Muttaqin, 2008)
2. Pengobatan Farmakologi
a. Agonis beta: metaproterenol (alupent, metrapel). Bentuknya
aerosol, bekerja sangat cepat, diberikan sebanyak 3-4 x semprot,
dan jarak antara semprotan pertama dan kedua 10 menit.
b. Metilxantin, dosis dewasa diberikan 125- 200 mg 4 x sehari.
Golongan metilxantin adalah aminofilin dan teofilin. Obat ini
diberikan jika golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang
memuaskan.
c. Kortikosteroid. Jika agonis beta dan metilxantin tidak memberikan
respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam
bentuk aerosol dengan dosis 4 x semprot tiap hari.Pemberian
steroid dalam jangka waktu yang lama akan memberikan efek
samping, maka klien yang mendapat steroid jangka lama harus
diawasi secara ketat.
d. Kromolin dan Iprutropioum bromide (atroven). Kromolin
merupakan obat pencegah asmabronkhial khususnya untuk anak-
anak. Dosis Iprutropioum bromide diberikan 1- 2 kapsul 4 x sehari.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada klien asma meliputi:

1. Pengkajian mengenai identitas klien dan keluarga mengenai nama,


umur, dan jenis kelamin karena pengkajian umur dan jenis kelamin
diperlukan pada klien dengan asma bronkhial.
2. Keluhan utama
Klien asmabronkhial akan mengluhkan sesak napas, bernapas terasa
berat pada dada, dan adanya kesulitan untuk bernapas.
3. Riwayat Penyakit Saat Ini
Klien dengan riwayat serangan asma bronkhial datang mencari
pertolongan dengan keluhan sesak nafas yang hebat dan mendadak,
dan berusaha untuk bernapas panjang kemudian diikuti dengan suara
tambahan mengi (wheezing), kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis,
dan perubahan tekanan darah.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit klien yang diderita pada masa- masa dahulu meliputi
penyakit yang berhubungan dengan system pernapasan seperti infeksi
saluran pernapasan atas, sakit tenggorokan, sinusitis, amandel, dan
polip hidung.
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada klien dengan asma bronkhial juga dikaji adanya riwayat penyakit
yang sama pada anggota keluarga klien.
6. Pengkajian Psiko-sosio-kultural
Kecemasan dan koping tidak efektif, status ekonomi yang berdampak
pada asuhan kesehatan dan perubahan mekanisme peran dalam
keluarga serta faktor gangguan emosional yang bisa menjadi pencetus
terjadinya serangan asmabronkhial.
7. Pola Resepsi da Tata Laksana Hidup Sehat
Gejala asmabronkhial dapat membatasi klien dalam berperilaku hidup
normal sehingga klien dengan asma bronkhial harus mengubah gaya
hidupnya agar serangan asma bronkhial tidak muncul.
8. Pola Hubungan dan Peran
Gejala asma bronkhial dapat membatasi klien untuk menjalani
kehidupannya secara normal sehingga klien harus menyesuaikan
kondisinya dengan hubungan dan peran klien.
9. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Persepsi yang salah dapat menghambat respons kooperatif pada diri
klien sehingga dapat meningkatkan kemungkinan serangan
asmabronkhial yang berulang.
10. Pola Penanggulangan dan Stress
Stress dan ketegangan emosional merupakan faktor instrinsik pencetus
serangan asma bronkhial sehingga diperlukan pengkajian penyebab
dari asmabronkhial.
11. Pola Sensorik dan Kognitif
Kelainan pada pola persepsi dan kognitif akan mempengaruhi konsep
diri klien yang akan mempengaruhi jumlah stressor sehingga
kemungkinan serangan asmabronkhial berulang pun akan semakin
tinggi.
12. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Kedekatan klien dengan apa yang diyakini di dunia ini dipercaya dapat
meningkatkan kekuatan jiwa klien sehingga dapat menjadi
penanggulangan stress yang konstruktif.
13. Pemeriksaan FisikHead to Toe
a. Keadaan umum: tampak lemah
b. Tanda- tanda vital (Tekanan Darah menurun, nafas sesak, nadi
lemah dan cepat, suhu meningkat, distress pernafasan sianosis)
c. TB/ BB
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
d. Kulit (Tampak pucat, sianosis, biasanya turgor jelek)
e. Kepala
Sakit kepala
f. Mata (tidak ada yang begitu spesifik)
g. Hidung
Nafas cuping hidung, sianosis
h. Mulut
Pucat sianosis, membran mukosa kering, bibir kering, bibir kuning,
dan pucat
i. Telinga
Lihat sekret, kebersihan, biasanya tidak ada spesifik pada kasus ini
j. Leher
Tidak terdapat pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
k. Jantung
Pada kasus komplikasi ke endokardititis, terjadi bunyi tumbuhan
l. Paru- paru
Infiltrasi pada lobus paru, perkusi pekak (redup), wheezing (+),
sesak istirahat dan bertambah saat beraktivitas.
m. Punggung
Tidak ada spesifik
n. Abdomen
Bising usus (+), distensi abdomen, nyeri biasanya tidak ada
o. Genetalia
Tidak ada gangguan
p. Ektremitas
Kelemahan, penurunan aktivitas, sianosis ujung jari dan kaki
q. Neurologis
Terdapat kelemahan otot, tanda reflex spesifik tidak ada
14. Pemeriksaan Penunjang
a. Spirometri, pengukuran fungsi paru.
b. Tes provokasi bronkhus, dilakukan pada spirometri internal
c. Pemeriksaan laboratorium meliputi analisa gas darah, sputum, sel
eosinofil, pemeriksaan darah rutin dan kimia.
d. Pemeriksaan radiologi.
2. Diagnosa Keperawatan

Muttaqin (2008) mengungkapkan diagnosa keperawatan


merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga, dan
masyarakat tentang kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara
akuntabilitas dapatmengidentifikasi dan memberikan intervensi
secara pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah, dan
merubah status kesehatan klien.

Diagnosa keperawatan meliputi:

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi


2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
adanya serta sekresi mucus kental dan batuk yang tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ventilasi
perfusi
3. Intervensi Keperawatan
1. Kertidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
 Kaji dan catat status pernapasan setidaknya setiap 4 jam
 Kaji nyeri setiap 3 jam
 Berikan obat anti nyeri bila diinstruksikan
 Bantu pasien berada di posisi yang nyaman yang
memungkinkan ekspansi dada
 Lakukan fisioterapi dada
 Berikan kesempatan pasien beristirahat ajarkan teknik
relaksasi
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan
adanya serta sekresi mucus kental dan batuk yang tidak efektif
 kaji status pernapasan sekurangnya setiap 4 jam atau
menurut standar yang ditetapkan
 gunakan posis fowler dan sangga lengan pasien
 bantu pasien untuk mengubah posisi
 berikan cairan (sekurang-kurangnya 3 liter setiap hari)
 hindari posisi telentang pada periode yang lama
3. gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan ventilasi
perfusi
 dorong pasien untuk menyelingi periode istirahat dan
tidur
 bila pasien tirah baring bantu pasien untuk berubah ke
posisi yang nyaman dan naikkan penghalang sisi tempat
tidur
 bantu pasien saat turun dari tempat tidur jika pasien
merasa pusing
 auskultasi paru setiap 4 jam
 tatalaksana pemberian obat
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA An. G.M DI RUANG IRINI THERESIA

RUMAH SAKIT GUNUNG MARIA

TOMOHON

1. Pengkajian
a. biodata
Nama: : An. G.M
Tempat tanggal,lahir : 01 juni 2012
Agama : Protestan
Pendidikan : SD
Alamat : Lahendong ling 4 tomohon
Tgl masuk : 25 November 2020
Tgl pengkajian : 26 November 2020
Diagnose medic : Asma bronkial
b. Identitas orang tua
1) Ayah
Nama : Tn. G.M
Usia : 34 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tenaga Kontrak
Agama : Protestan
Alamat : Lahendong ling 4 Tomohon
2) Ibu
Nama : Ny. Y.M
Usia : 31 Tahun
Pendidikan : D3 Parawisata
Pekerjaan : Swasta
Agama : Protestan
Alamat : Lahendong ling 4 Tomohon

No Nama Usia Hubungan Status


kesehatan
1 G.M 2 tahun Saudara Sehat
kandung
2 G.M 6 bulan Saudara Sehat
Kandung

2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama:
Sesak napas
Riwayat keluhan utama:sesak napas sejak 1 hari yang lalu dan
batuk sejak 2 hari yang lalu
Keluhan saat pengkajian:
Pasien mengatakan sesak napas dan batuk
b. Riwayat kesehatan lalu
Klien pernah mengalami penyakit
Ibu pasien mengatakan pasien pernah mengalami sakit yang sama
1 bulan yang lalu

c. Genogram

Keterangan:
Ibu pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit Asma dalam
keluarga
Riwayat imunisasi
No Jenis imunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah pemberian

1 BCG Ketika baru lahir


2 DPT(I,II,III) Ketika 2,3,4 bulan Demam
3 Polio(I,II,III,IV) Ketika baru lahir 2,3,4,18 Demam
bulan
4 Campak Ketika 9 dan 18 bulan
5 Hepatitis Ketika baru lahir 2,3,4
dan 24 bulan

3. Riwayat tumbuh kembang


a. Pertumbuhan fisik
1) Berat badan :21 kg
2) Tinggi badan :123 cm
3) Waktu tumbuh gigi :1 tahun,gigi tanggal 4 buah jumlah
gigi 19 buah
b. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat
1) Berguling : 5 bulan
2) Duduk : 8 bulan
3) Merangkak : 10 bulan
4) Berdiri : 1 tahun
5) Berjalan : 1 tahun
6) Senyum pertama kali : 5 bulan
7) Bicara pertama kali : 1 tahun dengan menyebutkan kata
“mama”
8) Berpakaian tanpa bantuan :3 tahun
4. Riwayat nutrisi
a. Pemberian ASI :21 hari
b. Pemberian susu formula
1) Alasan pemberian : Produksi ASI sedikit
2) Jumlah pemberian : Setiap kali menangis
3) Cara pemberian : Dot
Usia Jenis Nutrisi Lama pemberian
0-21 hari ASI 21 hari
21 hari – 6 bulan Susu formula+ bubur 6 bulan
tim
6 bulan – 1 tahun Nasi lembut 4 bulan
1 tahun – 6 bulan Nasi + sayur + ikan Sampai saat ini
5. Riwayat psikososial
a. Anak tinggal bersama :orang tua dirumah
b. Lingkungan berada di :desa
c. Rumah dekat dengan :rumah-rumah penduduk lainnya
Kamar klien :klien tidur satu kamar dengan orang
tua
d. Rumah ada tangga :rumah tidak ada tangga
e. Hubungan anggota keluarga :hubungan antar anggota keluarga
baik
f. Pengasuh anak :oma
6. Riwayat spiritual
a. Support system dalam keluarga :keluarga yakin dan percaya bahwa
Tuhan akan menyertai kehidupan keluarga, sehingga keluarga
menyerahkan pergemulan hidup keluarga pada Tuhan dan juga
keluarga saling memberikan dukungan apabila ada masalah dalam
keluarga
b. Kegiatan keagamaan :keluarga mengikuti kegiatan
keagamaan namun dikarenakan pandemic kegiatan keagamaan tidak
bisa diikuti dengan baik lagi oleh keluarga
7. Reaksi hospitalisasi
a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Ibu membawa anaknya karena sakit dirumah sakit dokter
menjelaskan kondisi status kesehatan pasien keluarga merasa
khawatir dengan kesehatan anaknya saat ini, dirumah sakit orang
tua pasien bergantian menjaganya,ibu pasien merasa khawatir dan
bingung dengan penyakit pasien
b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
Klien merasa bingung takut dan merasa asing dengan suasana
dirumah sakit,karena klien berada jauh dari rumah dan tidak bisa
bermain denngan teman-temannya.
8. Pengkajian pola kesehatan
a. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Pengetahuan tentang kesehatan anak saat ini baik, jika anak sakit
dibawah ke RS
b. Nutrisi metabolic
Selera makan anak dalam sehari 2-3kali, jenis makanan anak
nasi,ikan, dan sayur yang disukai anak wortel kemauan jajan tidak
sering
c. Eliminasi
Bab : 1-2kali dalam sehari
Bak : 3kali dalam sehari
Tidak ada gangguan klien dapat melakukannya sendiri
d. Aktivitas dan latihan
Klien merupakan anak yang aktif dan suka bermain jenis
permainan yang disukai klien sepeda
e. Tidur dan istirahat
Kebiasaan tidur pasien tidak teratur, klien kadang tidur
siang,kebiasaan tidur malam klien mulai dari sekitar jam 10-11
malam, dan bangun sekitar jam 9 pagi
f. Kognitif persepsi
Tidak ada masalah pada kemampuan
penglihatan,pendengaran,pengecapan,pencernaan,persepsi terhadap
nyeri dan memori,pengambilan keputusan oleh orang tua.
g. Persepsi diri – konsep diri
Pasien sangat dekat dengan orang tua nya tidak ada masalah dalam
keluarga yang membuat klien merasa tidak dihargai, klien merasa
dirantai dalam keluarga
h. Pola hubungan peran
Klien sering diasuh oleh oma dikarenakan kedua orangg tua yang
memiliki pekerjaan yang membuat orang tua klien pulang pada
malam hari.
i. Pola reproduksi dan kesehatan
Klien anak laki-laki berumur 8 tahun tidak terdapat kelainan pada
genetalia
j. Pola toleransi terhadap stress/koping
Toleransi klien terhadap stress belum terkontrol, masih bergantung
pada orang tua sepenuhnya
k. Pola keyakinan dan nilai
Keluarga pasien menganut kepercayaan Kristen protestan
l. Thorax dan pernapasan
Bentuk dada normal,(nama pernapasan hiperventilasi(hanya
dalam)3-4 x/menit dyspnea,suara napas bronchial, suara tambahan
wheezing,ronchi ada
m. Abdomen
Perut tidak buncit,tidak terdapat luka,tidak ada nyeri
tekan,peristaltic normal tympani.
n. Ektremitas
-ekstremitas atas normal tidak ada masalah
-ekstremitas bawah normal tidak ada masalah
9. Pemeriksaan penunjang
Parameter Result unit Ref.Range
WBC 11,01x10^3/uL 4.00-12.00
Neu% H 73,6% 50.0-70.0
Lym% L 16,8% 20.0-60.0
Mon% 5,0% 3.0-12.0
Eos% 4,1% 0.5-5.0
Bas% 0,5% 0.0-1.0
Neu# H 8,11x10^3/uL 2.00-8.00
Lym# 1,85x10^3/uL 0.80-7.00
Mon# 0,54x10^3/uL 0.12-1.20
Eos# 0,45x10^3/uL 0.02-0.80
Bas# 0,06x10^3/uL 0.00-0.10

RBC H 5,43x10^6/uL 3.50-5.20


HGB 13.7 g/dL 12.0-16.0
HCT 40.1% 35.0-49.0
MCV L 73.8fL 80.0-100.0
MCH L 25.2pg 27.0-34.0
MCHC 34.2g/dL 31.0-37.0
RDW-CV 12.5% 11.0-16.0
RDW-SD 38,7fL 35.0-56.0

PLT 255x10^3/uL 100-300


MPV 7.6fL 6.5-12.0
PDW 15.7 9.0-17.0
PCT 0.195% 0.108-0.282

10. Penatalaksanaan
1. Nama obat :ambroxol 3-2 dosis x 15 mg
Golongan :antibiotic
Indikasi :mengencerkan dahak
Kontraindikasi :alergi,magg,ibu hamil dan menyusui, ginjal
Efek samping :gangguan pencernaan ringan,mual dan
muntah,sakit ulu hati,dyspepsia
2. Nama obat :salbutamol 3x2,5 mg
Golongan :bronkodilator(beta2-agolast dengan reaksi
cepat
Indikasi :mengatasi sesak napas akibat meyempitnya
saluran pernapasan
Kontraindikasi :alergi,ibu hamil dan menyusui,hipertensi
diabetes
Efek samping :jantung berdebar,tangan atau kaki
gemeteran
3. Nama obat :dexamethasone 3x0,5mg
Golongan :kortikosteroid
Indikasi :mengatasi peradangan,reaksi alergi
Kontraindikasi :alergi,TBC,herpes,
penyakit ginjal,diabetes,jantung
Efek samping :nafsu makan meningkat,berat badan
bertambah,tidur,pusing,sakit kepala,sakit
perut.
4. Nama obat :donperidon 3x4,5mg
Golongan :antiemetic(anti muntah)
Indikasi :meredakan muah dan muntah
Kontraindikasi :ginjal,jantung,alergi,gangguan elektrolit
Efek samping :sakit kepala,merasa kepanasan,mata
merah,mulut kering payudara terasa nyeri
11. Klasifikasi data
a. Data subjektif
1. Pasien mengeluh sesak napas
2. Ibu pasien mengatakan pasien sesak sejak 1 hari yang lalu
3. Ibu pasien mengatakan pasien batuk sejak 2 hari yang lalu
4. Ibu pasien mengatakan pasien pernah mengalami sakit yang
sama pada 1 bulan yang lalu
5. Pasien mengatakan bingung takut dan merasa asing dengan
lingkungan RS
6. Ibu pasien mengatakan khawatir dan bingung dengan penyakit
yang dialami pasien

b. Data objektif
1. Pasien Nampak sesak bernafas
2. Pasien Nampak sulit mengeluarkan secret saat batuk
3. TTV
TD :100/70mmHg
N :68x/menit
R :34x/menit
SB :36oc
4. (nama pernapasan hiperventilasi(hanya dalam)dyspnea
5. Suara napas bronchial
6. Suara napas tambahan ronchi
7. Keadaan umum pasien,pasien tampak kebingungan,wajah
pasien tampak takut,pasien tampak sakit ringan
8. Kesadaran: CM(compos metis (sadar penuh)
12. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 Ds: Respon dinding Bersihan jalan napas
1. Pasien mengeluh sesak bronkus tidak efektif
bernapas
2. Ibu pasien mengatakan
pasien sesak napas sejak 1 Hipersekresi mukosa
hari yang lalu
3. Ibu pasien mengatakan
pasien batuk sejak 2 hari
Penumpukan secret
yang lalu
kental
4. Ibu pasienn mengatakan
pasien pernah mengalami
sakit yang sama pada 1 bulan
yang lalu Secret tidak keluar
Do
1. Keadaan umum pasien:
Pasien tampak kebingungan Batuk tidak efektif
wajah pasien tampak
takut,pasien sakit ringan.
2. Kesadaran compos Bersihan jalan napas
metis(sadar penuh) tidak efektif
3. TTV
TD:100/70mmHg
N:68x/menit
R:34x/menit
SB:36oc
4. irama pernapasan
hiperventilasi (hanya
dalam)dyspnea
5. suara napas bronchial
6. suara tambahan:ronchi
7. pasien Nampak sesak
bernafas
8. pasien Nampak sulit
mengeluarkan secret saat
batuk
2 Ds Proses perawatan Defisit pengetahuan
1. pasien mengatakan
bingung,takut dan merasa
asing dengan lingkungan RS Kurang terpapar
2. ibu pasien mengatakan informasi
khawatir dan bingung
dengan penyakit yang
dialami pasien Defisit pengetahuan
Do
1. pasien Nampak kebingungan
wajah pasien tampak takut
Hari/ Diagnose Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
tangga
l
Kamis Bersihan jalan nafas tidak Setelah 1. observasi tanda- 1. untuk mengetahui 12:00 1. mengobservas Jumat,27
,26 efektif b/d penumpukan dilakukan tanda vital keadaan umum i tanda-tanda november 2020
nove secret kental ditandai tindakan pasien vital pasien S:
mber dengan keperawatan hasil: -pasien
2020 Ds: kepada pasien TD:100/70 mengatakan
1. Pasien mengeluh sesak selama 1x24 N:68x/menit sesak mulai
bernapas jam maka R:34x/menit berkurang
2. Ibu pasien mengatakan bersihan jalan SB:36oc -keluarga pasien
pasien sesak napas napas dapat mengatakan
sejak 1 hari yang lalu teratasi dengan 2. atur posisi semi 2. agar memudahkan 12:15 2. mengatur sudah bisa
3. Ibu pasien mengatakan kriteria hasil: fowler mengeluarkan posisi semi melakukan
pasien batuk sejak 2 1. batuk efektif secret fowler batuk efektif
hari yang lalu 2. produksi Hasil: namun masih
4. Ibu pasienn sputum Posisikan sedikit lender
mengatakan pasien menurun pasien semi yang keluar
pernah mengalami 3. pola napas fowler O:
sakit yang sama pada 1 membaik -R:28x/menit
bulan yang lalu 3. ajarkan teknik 3. untuk 12:30 3. mengajarkan -tampak pasien
batuk efektif mengeluarkan teknik batuk sudah bisa
Do: secret efektif melakukan
1. Keadaan umum hasil: batuk secara
pasien: pasien efektif
Pasien tampak mengerti dan A:
kebingungan wajah dapat -masalah
pasien tampak melakukann keperawatan
takut,pasien sakit teknik batuk bersihan jalan
ringan. efektif napas belum
2. Kesadaran compos teratasi.
metis(sadar penuh) 4. ajarkan teknik 4. untuk melatih 12:45 4. mengajarkan P:
3. TTV relaksasi napas teknik napas teknik napas -Intervensi
TD:100/70mmHg dalam dalam dan agar dalam melalui lanjut
N:68x/menit pengeluaran secret hidung selama 1,2,5,6
R:34x/menit dapat terjadi 4 detik dilanjutkan
SB:36oc secara efektif kemudian -intervensi 3,4,7
4. irama pernapasan ditahan diberhentikan
hiperventilasi (hanya selama 2 detik
dalam)dyspnea kemudian
5. suara napas bronchial keluarkan dari
6. suara tambahan:ronchi mulut dengan
7. pasien Nampak sesak bibir
bernafas dibulatkan
8. pasien Nampak sulit selama 8 detik
mengeluarkan secret hasil
saat batuk pasien dapat
melakukan
teknik
relaksasi
napas dalam

5. beri minum air 5. untuk membantu 13:00 5. memberikan


hangat mengeluarkan minum air
secret hangat
hasil:
pasien merasa
nyaman
ditenggorokan
dan
memudahkan
pasien
mengeluarkan
secret

6. beri nebulizer 6. untuk 13:15 6. memberikan


mengencerkan nebulizer Ns
secret 3% 2,5cc + 1
combiven
hasil
secret dapat
dikeluarkan
dengan mudah

7. tatalaksana 7. untuk membantu 13:30 7. penatalaksana


pemberian obat proses an pemberian
penyembuhan obat ambroxol
pasien 3x4mg
,salbotamol
3x25.
8. beri pendidikan 8. untuk membantu 14:00
kesehatan pada keluarga untuk 8. Memberikan
pasien dan mengetahui pendidikan
keluarga pasien kesehatan pasien kesehatan
untuk menghindari pada keluarga
paparan asap pasien
rokok atau pun
debu
Hari/ta Diagnose Tujuan Intervensi Rasional Jam Implementasi Evaluasi
nggal
Kamis Deficit pengetahuan b/d
Setelah dilakukan 1. kaji pengetahuan 1. untuk menambah 11:00 1. mengkaji Jumat,27
26,nov kurang terpapar informasi tindakan keperawatan pasien dan pengetahuan pengetahuan november 2020
ember ditandai dengan kepada pasien selama keluarga pasien pasien dan tentang penyakit S:
2020 Ds: 1x24 jam maka tentang penyakit keluarga pasien yang dialami dan -pasien dan
1. pasien mengatakan
deficit pengetahuan yang dialami keluarga pasien keluarga sudah
bingung,takut dan merasabisa teratasi dengan pasien memahami mengerti dan
asing dengan lingkungan kriteria hasil: penyakit yang memehami
RS 1. pasien dan dialami pasien mengenai penyakit
2. ibu pasien mengatakan keluarga pasien yang dialami
khawatir dan bingung mengetakan 2. jelaskan pada 2. kaji pasien dan 11:15 2. menjelaskan pada pasien
dengan penyakit yang memahami pasien dan keluarga pasien pasien dan -pasien dan ibu
dialami pasien tentang penyakit keluarga pasien untuk keluarga pasien pasien mengatakan
yang diderita tentang penyakit mengetahui tentang penyakit memahami tentang
Do: pasien saat ini dan tindakan yang penyakit yang dan tindakan yang tindakan medis
1. pasien Nampak 2. pasien dan akan dilakukan dialami pasien akan dilakukan yang dilakukan
kebingungan wajah pasien keluarga mampu serta tindakan Hasil: O:
tampak takut melaksanakan yang akan Pasien dan -pasien dan ibu
prosedur dilakukan keluarga pasien pasien tampak
prenatalaksanaan paham dengan memahami tentang
yang telah penyakit yang penjelasan yang di
dijelaskan dialami pasien berikan
3. pasien dan serta tindakan -masalah
keluarga mampu yang akan keperawatan
menjelaskan dilakukan deficit
kembali apa yang pengetahuan
telah dijelaskan 3. beri pendidikan 3. untuk melatih 11:18 3. memberikan dihentikan
oleh tenaga kesehatan tentang relaksasi napas pendidikan P:
kesehatan relaksasi napas dalam pada kesehatan tentang Intervensi
dalam pasien relaksasi napas diberhentikan
dalam
hasil:
pasien dan
keluarga paham
dan mengerti
tentang pendidikan
kesehatan yang
diberikan

4. beri kesempatan 4. untuk 11:25 4. memberikan


pada pasien atau mengetahui kesempatan pada
keluarga pasien pemahaman pasien atau
untuk bertanya pasien atau keluarga pasien
keluarga pasien tuntuk bertanya
tentang Hasil:
pendidikan Keluarga pasien
kesehatan yang bertanya tentang
telah diberikan hal-hal yang tidak
mereka pahami

Anda mungkin juga menyukai