Anda di halaman 1dari 13

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI DAN CARA

PERAWATANNYA PADA LANSIA DI RW 001 DI KELURAHAN


TOBEKGODANG KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU

OLEH
KELOMPOK 1

Amalia Yunita, S.Kep


Anifa Fudhla, S.Kep
Anisa Arifin, S.Kep
Essa Widya Pertiwi, S.Kep
Fitri Yanti, S.Kep
Geby Swarty, S.Kep
Ilham Kurniadi, S.Kep
Lawva Desverisca, S.Kep
Litria Suirvi, S.Kep
Lusiana Sari, S.Kep
Mira Anggraini, S.Kep
Nada Cindya, S.Kep
Rahma, S.Kep
Rani Hardianti, S.Kep
Ratin Syakinah, S.Kep
Riga Opri Sandrelly, S.Kep
Syahrul Ramadhan, S.Kep
Yohana Keresa Hurit, S.Kep
Zihni Sharfina Darmizah, S.Kep

PROFESI NERS KEPERAWATAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1
PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI DAN CARA
PERAWATANNYA PADA LANSIA DI RW 001 KELURAHAN TOBEK GODANG
KECAMATAN TAMPAN

A. Latar Belakang
Sehat adalah keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental, dan sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan (WHO, 2015). Sehat juga dapat dilihat dari
kemampuan dalam berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Visi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015-2019 yaitu, mewujudkan masyarakat
dengan derajat kesehatan setinggi-tingginya maka diperlukan tujuan, kebijakan dan
strategi dalam rencana Strategis Kementrian Kesehatan. Paradigma baru dalam aspek
kesehatan adalah mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan hanya
mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit, sehingga
perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap
kemungkinan timbulnya penyakit dan masalah kesehatan serta pemeliharaan kesehatan
seoptimal mungkin, termasuk pada lingkup suatu usaha/pekerjaan (Kemenkes, 2015).
Menurut World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang
telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging process atau
proses penuaan. Proses penuaan adalah siklus kehidupan yang ditandai dengan
tahapan-tahapan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh, yang ditandai dengan
semakin rentannya tubuh terhadap berbagai serangan penyakit yang dapat
menyebabkan kematian misalnya pada sistem kardiovaskuler dan pembuluh darah,
pernafasan, pencernaan, endokrindan lain sebagainya (Fatmah, 2010). Seiring dengan
pertambahan usia, pembuluh darah akan mengalami kekakuan atau arteriosklerosis
sehingga mengalami peningkatan faktor resiko hipertensi.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara kronis, sebagai kumpulan
sindrom dari beberapa penyakit (McPhee & Ganong, 2010; Kemenkes RI, 2013).
Hipertensi tidak menunjukkan gejala yang spesifik, namun hipertensi lebih sering
menjadi gejala dari beberapa penyakit mematikan seperti infark miokardium, gagal
jantung kongestif, stroke trombotik dan hemoragik, dan gagal ginjal, sehingga disebut
sebagai “the silent killer” (McPhee & Ganong, 2010). Menurut Bell, et al. (2015),

2
hipertensi pada orang dewasa terdiri dari tiga kategori yaitu prahipertensi, hipertensi
derajat 1, dan hipertensi derajat 2.
Hasil angket tentang lansia diperoleh data bahwa, sebanyak 28,85% lansia di
RW 001 tidak rutin memeriksakan kesehatan kepelayanan kesehatan. Hasil angket juga
menunjukkan jenis penyakit kronis terbanyak yang diderita oleh lansia adalah yang
hipertensi yaitu sebanyak 48,54%. Sebanyak 64,58% lansia juga, tidak mengkonsumsi
obat hipertensi secara teratur. Serta didapat data bahwa, keluarga tidak menyediakan
menu khusus untuk lansia yaitu sebanyak 68,27%. Berdasarkan hasil data di atas,
menunjukkan pentingnya pemberian pendidikan kesehatan tentang terapi herbal untuk
menangani hipertensi. Salah satu terapi herbal untuk menangani hipertensi yaitu terapi
jus mentimun.
Jus mentimun dapat menjadi alternatif yang bagus dari segi ekonomis atau
manfaatnya. Kandungan potasium bermanfaat untuk membersihkan karbon
dioksida dalam darah, memicu kerja otot dan simpul saraf serta mengatur tekanan
osmotik bersama natrium. Kandung mineral kalium, magnesium dan serat dalam
mentimun bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah. Mineral magnesium
berperan melancarkan aliran darah dan menenangkan syaraf. Selain itu mentimun
bersifat deuritic karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan
tekanan darah. Unsur fosfor, asam folat dan vitamin C pada mentimun bermanfaat
bermanfaat menghilangkan ketegangan atau stress (Nurhidayat, 2012).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan terapi jus mentimun untuk
hipertensi pada lansia di RW 001 Kelurahan Tobek Godang Kecamatan Tampan,
diharapkan lansia dapat memahami dan menerapkan terapi jus mentimun untuk
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1x50 menit
diharapkan pekerja konveksi mampu:
a. Mengetahui tentang pengertian hipertensi
b. Mengetahui tentang faktor resiko hipertensi
c. Mengetahui tentang tanda dan gejala hipertensi
d. Mengetahui tentang klasifikasi hipertensi

3
e. Mengetahui manfaat jus mentimun terhadap hipertensi
f. Mengetahui cara dan takaran pembuatan jus mentimun yang benar
g. Mendemonstrasikan pembuatan jus mentimun
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Terapi Jus Timun untuk Penderita Hipertensi pada Lansia
2. Sasaran : Lansia RW 001
3. Metoda : Ceramah, diskusi dan demonstrasi
4. Media dan alat : a. Power point
b. Leaflet
c. Infocus
e. Layar
f. Mikrofon
g. Kursi
h. Bahan membuat jus timun:
1) 400 gr atau 1 buah mentimun yang sudah dikupas dan
dicuci
2) 100 ml atau setengah gelas air mineral
3) Contoh jus timun
5. Waktu dan Tempat
Waktu : kamis, 13 Desember 2019
Jam : 19.30 WIB
Tempat : rumah warga RT 01
6. Pengorganisasian
a. Setting Tempat

1 2

3
4 4

5 6

Keterangan:

4
1. Moderator
2. Penyaji
3. Peserta
4. Fasilitator
5. Observer
6. Dokumentasi
b. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan Pembukaan
(10 menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan
2 Penyampaian  Menjelaskan tentang  Memperhatikan
materi pengertian hipertensi dan mendengarkan
(30 menit)  Menjelaskan tentang faktor  Memperhatikan dan
resiko hipertensi mendengarkan
 Menjelaskan tentang tanda  Memperhatikan dan
dan gejala hipertensi mendengarkan
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan dan
klasifikasi hipertensi mendengarkan
 Menjelaskan manfaat jus  Memperhatikan dan
timun terhadap hipertensi mendemonstrasikan
 Menjelaskan cara dan  Mengajukan
takaran pembuatan jus pertanyaan
mentimun yang benar
 Mendemonstrasikan
pembuatan jus mentimun

5
3. Penutup Penutup
(10 menit)  Meminta peserta  Redemonstrasi
mengulangi apa itu
hipertensi
 Meminta peserta  Mendengar
mengukangsi cara dan
takaran pembuatan jus
mentimun yang benar
 Meminta peserta  Memperhatikan
mendemonstrasikan
pembuatan jus mentimun
 Memberikan reinforcement
positif atas tindakan yang
dilakukan peserta
 Menyimpulkan dan  Memperhatikan
menutup diskusi
 Pemberian kenang-  Menerima
kenangan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

c. Uraian Tugas
1. Penanggung Jawab : Lusiana Sari, S. Kep
2. Ketua Panitia : Yohana Keresa Hurit, S. Kep
Tugas :
a) Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
3. Moderator : Rahma, S.Kep
Tugas:
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa
c) Membuat kontrak waktu
d) Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4. Presentator/Leader : dr. Rizki Maulana
Tugas:

6
a) Memberikan penyuluhan kesehatan pada lansia di RW 01 Kelurahan
Tobek Godang Kecamatan Tampan.
5. Co Leader : Yohana Keresa Hurit, S. Kep
Tugas:
a) Membantu leader dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada lansia
dan membantu leader mendemonstrasikan
6. Fasilitator : Anisa Arifin, S.Kep
: Ilham Kurniadi, S.Kep
: Rani Hardianti, S.Kep
: Lawva Desverisca, S.Kep
: Rani Hardiyanti, S.Kep
: Amalia Yunita, S.Kep
: Essa Widya Pertiwi, S.Kep
: Litria Suirvi, S.Kep
: Anifa Fudhla, S.Kep

Tugas:
a) Memotivasi peserta/masyarakat untuk berperan aktif dalam penyuluhan
b) Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
7. Observer : Geby Swarti, S.Kep
Tugas :
a) Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan dari awal sampai
akhir dan membuat laporan hasil penyuluhan
8. Dokumentasi : Mira Anggraini, S.Kep
: Nada Cindya, S.Kep
Tugas:
a) Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan Kesehatan
9. Konsumsi : Zihni Sharfina Darmizah, S.Kep
: Ratin Syakinah, S.Kep
: Fitri Yanti, S.Kep
: Riga Opri Sandrelly, S.Kep
Tugas:
a) Menyiapkan makanan bagi peserta yang hadir

7
d. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Lansia dan mahasiswa yang menghadiri penyuluhan
b) Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b) Lansia yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Lansia yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a) Lansia mampu menyebutkan pengertian hipertensi
b) Lansia mampu menyebutkan faktor resiko hipertensi
c) Lansia mampu menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
d) Lansia mampu menyebutkan klasifikasi hipertensi
e) Lansia mampu menyebutkan manfaat jus mentimun untuk hipertensi
f) Lansia mampu menyebutkan cara dan takaran pembuatan jus timun
yang benar
g) Lansia mampu mendemonstrasikan pembuatan jus mentimun

8
Ringkasan Materi
Terapi Jus Mentimun untuk Hipertensi

A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler, yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara terus menerus pada dua kali
pengukuran dalam waktu yang berbeda (McPhee & Ganong, 2010; Berman & Snyder,
2012). Menurut Bell, et al. (2015), hipertensi adalah suatu kondisi, dimana tekanan
darah lebih tinggi sama dengan 140/90 mmHg pada usia kurang dari 60 tahun, dan
untuk usia 60 tahun atau lebih apabila tekanan darahnya lebih tinggi sama dengan
150/90 mmHg.
B. Faktor Resiko Hipertensi
1. Riwayat keluarga
Seseorang dengan orang tua penderita hipertensi, mempunyai risiko yang
lebih besar untuk menderita hipertensi di usia muda (Black & Hawks, 2009).
2. Usia
Kejadian hipertensi meningkat sekitar 50% hingga 60% pada klien dengan
usia lebih dari 60 tahun yang mempunyai tekanan darah lebih tinggi sama dengan
150/90 mmHg (Black & Hawks, 2009; Bell, et al., 2015).
3. Jenis kelamin
Pada usia 56 hingga 74 tahun kejadian hipertensi antara jenis kelamin laki-
laki dan perempuan hampir sama. Pada usia lebih dari 74 tahun, perempuan
mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita hipertensi (Black & Hawks,
2009).
4. Etnis
Berdasarkan statistik kematian akibat hipertensi, kejadiannya lebih tinggi
pada pria dan wanita berkulit hitam dibandingkan yang berkulit putih (Black &
Hawks, 2009).
5. Diabetes
Berdasarkan penelitian terbaru, hipertensi ditemukan dua kali lebih besar
pada penderita diabetes. Diabetes mempercepat terjadinya penumpukan plak di
pembuluh darah dan menyebabkan hipertensi karena menyumbat dan merusak
pembuluh darah (Black & Hawks, 2009).

9
6. Stres
Stres menstimulasi aktivitas sistem saraf simpatik yang dapat meningkatkan
curah jantung dan vasokonstriksi pembuluh darah, sehingga tekanan darah
meningkat. Stresor dapat berupa banyak hal, seperti kebisingan, infeksi,
peradangan, nyeri, penurunan suplai oksigen, panas, dingin, trauma, obesitas, usia
tua, pembedahan dan lain sebagainya, dapat menyebakan respon stres (Black &
Hawks, 2009).
7. Obesitas
Obesitas yaitu keadaan ketika berat badan lebih dari 25% diatas berat badan
ideal. Baik masa kanak-kanak maupun dewasa, obesitas mempengaruhi kejadi
hipertensi. Kombinasi dari obesitas dan faktor lainnya dapat menyebabkan sindrom
metabolik, yang juga meningkatkan risiko hipertensi (Black & Hawks, 2009).
8. Gizi
Konsumsi natrium merupakan faktor penting pada kejadian hipertensi
esensial. Natrium yang tinggi dalam tubuh dapat menstimulasi mekanisme
vasopressor pada sistem saraf pusat, dan menyebabkan peningkatan tekanan darah
(Black & Hawks, 2009).
9. Penyalahgunaan zat
Merokok, konsumsi alkohol berat, dan penggunaan obat-obatan terlarang
merupakan faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi. Kandungan
nikotin dalam rokok dan obat-obatan seperti kokain menyebabkan peningkatan
tekanan darah segera, tergantung dosisnya. Kejadian hipertensi juga tinggi pada
orang yang mengkonsumsi minuman beralkohol lebih dari 3 ons etanol per hari.
Kafein dapat meningkatkan tekanan darah secara akut, namun tidak memberikan
efek yang berkelanjutan (Black & Hawks, 2009).
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
1. Sakit kepala terus-menerus,
2. Pusing,
3. Palpitasi atau jantung berdebar-debar,
4. Pandangan kabur,
5. Nafas pendek, dan
6. Nyeri dada (Black & Hawks, 2009; WHO, 2013).

10
D. Akibat Jika Tidak Ditangani
1. Stroke
2. Serangan jantung
3. Gagal ginjal
4. Kerusakan mata
5. Kematian
E. Pencegahan Hipertensi
1. Pertahankan berat badan ideal
2. Olahraga teratur
3. Kurangi konsumsi garam
4. Berhenti merokok
5. Hindari kondisi stres
F. Manfaat Jus Mentimun untuk Hipertensi
Dalam mentimun terdapat kandungan mineral yaitu potassium, magnesium dan
fospor inilah yang dapat mengobati hipertensi. Selain itu juga mentimun bersifat
diuretik karena kandungan air yang tinggi juga berfungsi sebagai penurun tekanan
darah.
G. Cara dan Takaran Pembuatan Jus Timun yang Benar
1. Alat
a. Blender
b. Gelas
c. Sendok
2. Bahan
a. 400 gr atau 1 buah mentimun yang sudah dikupas dan dicuci
b. 100 ml atau setengah gelas air mineral
3. Cara pembuatan
a. Cuci bersih mentimun yang sudah dikupas
b. Potong menjadi beberapa bagian
c. Masukkan 400 gr mentimun ke dalam blender
d. Masukkan 100 ml air ke dalam blender
e. Blender bahan hingga halus
f. Setelah halus masukkan ke dalam gelas 200 ml

11
g. Minum 2 kali sehari selama 1 minggu (apabila tekanan darah sudah normal
hentikan konsumsi jus timun untuk menghindari tekanan darah rendah)
(Nurhidayat, 2012).

12
DAFTAR PUSTAKA
Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R. (2015). Hypertension the Silent Killer: Updated JNC-8
Guideline Recommendations. Diperoleh pada tanggal 25 Februari 2019 dari
https://cdn.ymaws.com/www.aparx.org/resource/Hypertension_The_Silent K.pdf
Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical-surgical nursing: Clinical management for
positive outcomes. Ed 8. Filipina: Elsevier Inc.
Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Erlangga: Jakarta.
Kemenkes, R. I. (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019
Revisi 1 tahun 2017. Diperoleh tanggal 11 Desember 2019 dari
http://farmalkes.kemkes.go.id/2018/04/rencana-strategis-kementerian-kesehatan-
tahun-2015-2019-revisi-1/
McPhee, S. J., & Ganong, W. F. (2010). Patofisiologi penyakit: Pengantar menuju
kedokteran klinis (Brahm U. Pendit, Penerjemah). Jakarta: EGC.
Nurhidayat, S. (2012). Efektivitas jus mentimun terhadap penurunan tekanan darah tinggi
pada penderita hipertensi. Diperoleh pada tanggal 11 Desember 2019 dari
http://eprints.umpo.ac.id/2195/2/monograf%20Maret%202012.pdf
WHO. (2012). Konsep Sehat. Diperoleh pada tanggal 11 Desember 2019 dari
www.iosh.gov.twl/.,960718.pdf

13

Anda mungkin juga menyukai