Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN

PERILAKU SULIT MAKAN PADA ANAK USIA


PRASEKOLAH (3-6 TAHUN)
Loka, Lola Vita1*, Martini, Margaretha2, Sitompul, Dania Relina3
1
mahasiswa STIKES Suaka Insan Banjarmasin
2,3Dosen STIKES Suaka Insan Banjarmasin

Email: Ollatan22@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Perilaku sulit makan merupakan salah satu masalah yang
sering terjadi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) dimana anak menolak
makan atau memilih-milih jenis makanan tertentu yang akan berdampak pada
status gizi anak, pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga perlu
perhatian khusus bagi ibu agar kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan
anak dapat terpenuhi secara optimal.
Tujuan: Mengetahui hubungan pola pemberian makan dengan perilaku sulit
makan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Arrahmatul Abadiyyah
Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin tahun 2018.
Metode: Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional.
Sampel penelitian yaitu ibu yang memiliki anak usia 3-6 tahun, pengambilan
sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 32
responden. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner. Analisa data
univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisa data bivariat
mengunakan rumus spearman rank.
Hasil: Pola pemberian makan baik yaitu ibu yang sangat baik dalam mengatur
frekuensi makan anak dengan presentase 62,5% dan anak yang tidak dipaksa
untuk makan tidak mengalami sulit makan dengan presentase 59,4%.
Koefisien korelasi spearman rank menunjukan 0,674 signifikansi 0,000 (P = <
0,05).
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pola pemberian makan dengan
perilaku sulit makan pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di TK Arrahmatul
Abdiyyah Kelurahan Alalak Selatan Banjarmasin.

Kata Kunci: Perilaku sulit makan, Pola pemberian makan.


LATAR BELAKANG tahap penyusunan menu, pengolahan,
Anak usia prasekolah (3-6 tahun) penyajian dan cara pemberiannya
terjadi masa pertumbuhan fisik yang kepada anak usia prasekolah agar
cepat. Sehingga, memerlukan kebutuhan nutrisi anak terpenuhi
kebutuhan gizi yang paling banyak (Rahmawati, 2016).
dibandingkan pada masa-masa Angka kejadian masalah
berikutnya. Sulit makan merupakan kesulitan makan dibeberapa negara
salah satu masalah yang ada pada termasuk cukup tinggi. Sebuah
anak usia prasekolah. Sulit makan penelitian The Gateshead Millenium
adalah sikap menolak untuk makan Baby Study pada tahun 2014 di
atau memilih-milih jenis makanan. Inggris menyebutkan 20% orang tua
Hal ini berkaitan dengan melaporkan anaknya mengalami
perkembangan anak, dimana anak masalah makan, dengan prevalensi
mengalami masa peralihan bentuk tertinggi anak hanya mau makan
makanan dari lunak ke makan biasa, makanan tertentu. Studi di Italia
serta anak sudah mulai memilih mengungkapkan 6% bayi mengalami
makanan yang disukai atau tidak kesulitan makan, kemudian
disukainya. Sulit makan dapat meningkat 25-40% pada saat fase
mengakibatkan kurangnya kebutuhan akhir pertumbuhan. Survey lain di
nutrisi (Judarwanto, 2010). Apabila Amerika Serikat menyebutkan 19-
kebutuhan nutrisi tidak ditangani 50% orang tua mengeluh anaknya
dengan baik maka anak mudah sangat pemilih dalam makan sehingga
mengalami gizi kurang atau gizi terjadi defisiensi zat gizi tertentu
buruk. Kekurangan gizi pada negara (Waugh, 2014 dalam Octaviyani,
berkembang diantaranya terjadi 2017).
karena pola pemberian makan yang Masalah sulit makan terutama
tidak sesuai. Pola pemberian makan pada anak merupakan masalah yang
yang diberikan pada anak usia umum di Indonesia. Penelitian yang
prasekolah akan mempengaruhi dilakukan di Picky Eater Clinic
proses pertumbuhan anak karena Jakarta Indonssia menyebutkan pada
dalam asupan gizi tersebut anak pra sekolah usia 4-6 tahun
mengandung zat gizi yang penting didapatkan prevalensi kesulitan
untuk pertumbuhan, kesehatan, dan makan sebesar 33,6 %, sebagian besar
kecerdasan. Pola pemberian makan 79,2 % telah berlangsung lebih dari 3
yang sehat akan berdampak baik pada bulan (Vina, 2008 dalam Aizah,
kesehatan dikemudian hari, oleh 2009). Jumlah anak yang gizi kurang
karena itu sikap seorang ibu sangat akibat dari sulit makan terus
penting atau di butuhkan dalam mengalami peningkatan. Tahun 2005
pemenuhan gizi pada anak ditemukan 1,8 juta anak dengan status
(Sulistyoningsih, H. (2011). gizi buruk dalam waktu yang sanggat
Pemberian makanan pada anak singkat meningkat menjadi 2,3 juta
usia prasekolah adalah segala upaya pada tahun 2006 anak yang menderita
dan cara ibu untuk memberikan gizi buruk. Sementara itu hingga
makanan pada anak usia prasekolah Maret 2008 27% anak di Indonesia,
dengan tujuan supaya kebutuhan diperkirakan mengalami gizi buruk
makan anak terpenuhi. Tahap akibat dampak sulit makan
pemberian makanan dimulai dari (Judarwanto, 2011 dalam Octaviyani,
2017). Status gizi menurut sebanyak 22,76 % pendek, sebanyak
Departemen Kesehatan (Depkes) RI 0,22% sangat kurus dan sebanyak
dalam profil kesehatan Indonesia 14,51% kurus (Dinkes Kota
tahun 2013 yang didapat dari Riset Banjarmasin, 2016).
Kesehatan Dasar (Riskesdas), Peneliti mendapatkan data dari
terdapat 19,6% balita kekurangan gizi puskesmas Alalak Selatan
yang terdiri dari 5,7% balita dengan Banjarmasin dengan gizi kurang
gizi buruk dan 13,9% berstatus gizi berjumlah 5,45% dan gizi buruk
kurang. Pada tahun yang sama berjumlah 2,73%, sangat pendek
terdapat 37,2% balita dengan tinggi berjumlah 6,05% dan pendek
badan dibawah normal yang terdiri berjumlah 3,62%, sangat kurus
dari 18,0% balita sangat pendek dan berjumlah 4% dan kurus berjumlah
19,2% balita pendek. Indikator 3,09% di tahun 2016. Peneliti
antropometri lain untuk menilai status mendapatkan data dari puskesmas
gizi balita yaitu berat badan menurut Alalak Selatan Banjarmasin dengan
tinggi badan (BB/TB), pada tahun gizi kurang berjumlah 5,45% dan gizi
2013 terdapat 12,1% balita wasting buruk berjumlah 2,73%, sangat
(kurus) yang terdiri dari 6,8% balita pendek berjumlah 6,05% dan pendek
kurus dan 5,3% sangat kurus. Secara berjumlah 3,62%, sangat kurus
nasional prevalensi kurus pada anak berjumlah 4% dan kurus berjumlah
balita masih 12,1%, yang artinya 3,09% dan di tahun 2016. Peneliti
masalah gizi di Indonesia masih juga mendapatkan data dari Dinas
merupakan masalah kesehatan yang Pendidikan Kota Banjarmasin
serius (Depkes RI, 2013). didapatkan data bahwa TK
Rekapitulasi data status gizi dinas Arrahmatul Abadiyyah yang memiliki
kesehatan kota Banjarmasin tahun siswa terbanyak di wilayah kerja
2016, terdapat balita kekurangan gizi puskesmas alalak selatan yaitu
terdiri dari 1,80% gizi buruk dan berjumlah 106 siswa untuk tahun
7,90% berstatus gizi kurang. Tahun 2016.
2016 terdapat balita dengan tinggi Peneliti melakukan observasi ke
badan di bawah normal yang terdiri TK Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan
dari 6,06% balita sangat pendek dan Alalak Selatan Banjarmasin Pada
13,32% balita pendek. Indikator tanggal 8 November 2017. Anak-anak
antropometri lain untuk menilai status yang mendaftarkan diri di sekolah
gizi balita yaitu berat badan menurut taman kanak-kanak (TK) Arrahmatul
tinggi badan(BB/TB), pada tahun Abadiyyah Kelurahan Alalak selatan
2016 terdapat 1,69% balita wasting adalah mereka yang memiliki rentang
(kurus) dan 0,20% sangat kurus usia dari 3-6 tahun. Jumlah siswa
(Dinkes Kota Banjarmasin, 2016). yang bersekolah di TK Arrahmatul
Peneliti melakukan studi Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan
pendahuluan pada Dinas Kesehatan Banjarmasin berjumlah 83 siswa,
Kota Banjarmasin didapatkan data kelas A sebanyak 21 siswa dengan
bahwa gizi kurang dan gizi buruk usia 3-5 tahun, kelas B1 sebanyak 22
tertinggi di puskesmas Alalak Selatan siswa dengan usia 5-6 tahun, kelas B2
Banjarmasin, hal ini dibuktikan sebanyak 19 siswa dengan usia 5-6
dengan sebanyak 29,86% gizi kurang, tahun, dan kelas B3 sebanyak 21
sebanyak 12,53% gizi buruk, siswa dengan usia 5-6 tahun.
sebanyak 32, 64% sangat pendek,
Peneliti melakukan wawancara
pada 10 orang ibu didapatkan hasil METODOLOGI
30% ibu mengatakan anaknya sulit Jenis penelitian ini adalah
makan, 20% ibu mengatakan anaknya penelitian kuantitatif dengan
tidak terlalu sulit makan, dan 50% ibu pendekatan cross sectional. Penelitian
mentakan anaknya tidak sulit makan. ini menggunakan rancangan analitik
Peneliti melakukan observasi dan korelasi bertujuan untuk
penimbangan berat badan pada 20 menghubungkan masalah penelitian
orang anak di TK Arrahatul yang terjadi. Penelitian ini
Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan dilaksanakan di TK Arrahmatul
Banjarmasin, anak yang berat Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan
badannya di bawah BBI berjumlah 4 Banjarmasin pada tanggal 8 Maret
orang anak (20%), sebanyak 1 orang 2018.
anak (5%) orang anak berat badannya Populasi dalam penelitian ini
di atas BBI dan 15 orang anak (75%) adalah 82 anak usia prasekolah (3-6
mempunyai berat badan ideal. tahun) yang terdaftar di TK
Peneliti juga melihat beberapa anak Arrahmatul Abadiyyah. Sampel
sangat aktif dan beberapa anak juga dalam penelitian ini adalah 32 anak
pendiam, kemudian kepala sekolah usia prasekolah (3-6 Tahun) di TK
dan guru-guru mengatakan beberapa Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan
dari siswa/i ada yang Alalak Selatan Banjarmasin. Teknik
mewarnai/menggambar bagus, namun sampling yang digunakan dalam
menghitung lambat sebaliknya ada penelitian ini adalah nonprobability
yang menghitung cepat namun sampling dengan teknik purposive
mewarnai/menggambar kurang bagus. sampling. Instrument yang digunakan
Peneliti tertarik dan merasa perlu dalam penelitian ini adalah kuesioner,
dilakukan penelitian lebih lanjut pola pemberian makan dan kuesioner
mengenai pola pemberian makanan perilaku sulit makan.
dengan perilaku sulit makan pada Data yang telah dikumpul
anak usia prasekolah (3-6 tahun) di kemudian dianalisis secara deskriptif
Tk Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan dengan menggunakan tabel distribusi
Alalak Selatan Banjarmasin Tahun
2018.
frekuensi dan dilakukan korelasi
menggunakan program SPSS yaitu
uji statistik Spearman Rank.
HASIL Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pola Pola Pemberian Makan dengan
Pemberian Makan pada Anak Perilaku Sulit Makan pada
Berdasarkan Usia Prasekolah (3-6 berdasarkan Anak Usia Prasekolah.
tahun) Pola Perilaku makan Jumlah
Pola pemberian F % pemberian Tidak Sulit
No makan sulit makan
makan
makan
1. Baik 20 62,5%
Baik F 17 3 20
2. Buruk 12 37,5% % 53,1% 9,4% 62,5%
Total 32 100%
Buruk F 2 10 12
% 6,3% 31,2% 37,5%
Pada tabel 1. didapatkan hasil 19 13 32
terbanyak yaitu ibu dengan pola
pemberian makanan dengan kategori Total 59,4 % 40,6% 100%
baik sebanyak 20 orang (62,5%). Correlation coefficient = 0,674 Sig.
Sedangkan ibu dengan pola (two-tailed) = 0,000 < α (0,05) Ha diterima.
pemberian makan berkategori buruk
sebanyak 12 orang (37,5%). Hasil berdasarkan table 7. maka
dapat dilihat ibu yang memiliki anak
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku usia prasekolah 3-6 tahun di TK
Sulit Makan Anak Berdasarkan Usia Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan
Prasekolah (3-6 tahun). Alalak Selatan Banjarmasin tahun
No Perilaku Makan F % 2018 dengan pola pemberian
berkategori baik berjumlah 20 orang
1. Tidak sulit makan 9 59,4% (62,5%) sebagian besar memiliki
2. Sulit Makan 3 0,6% anak dengan perilaku sulit makan
yaitu sebanyak 12 orang anak
Total 32 100%
(37,5%). Ibu dengan pola pemberian
makan berkategori baik sebanyak 19
Pada tabel 2. didapatkan hasil
orang (59,4%) sebagian besar
sebagian besar anak di TK
memiliki anak tidak sulit makan
Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan
yaitu sebanyak 14 orang (40,6%).
Alalak Selatan Banjarmasin memiliki
perilaku tidak sulit makan sebanyak
19 orang (59,375%). Sedangkan PEMBAHASAN
anak dengan perilaku sulit makan Hasil kuesioner penelitian pada
sebanyak 14 orang (40,625%). variabel pola pemberian makan
tentang frekuensi makan anak yang
paling tinggi. Hasil analisa yang
dilakukan peneliti, hal ini sebabkaan
karena responden baik dalam
mengatur frekuensi makan yaitu
dengan menerapkan pola pemberian
yang terdiri 3 kali makan utama yaitu
pagi, siang, dan malam serta dua kali
makan selingan, meski demikian
harus diberikan dengan porsi kecil
dan teratur.
Penelitian ini sejalan dengan dengan gambar-gambar kartun lucu
teori Rahmawati (2016), anak usia yang disukai anak, sehingga selain
prasekolah 3-6 tahun sudah dapat anak tergugah untuk makan, anak
makan seperti orang dewasa atau juga untuk dapat berlatih untuk
anggota keluarga lainnya dengan makan sendiri. Pola pemberian
frekuensi makan 3 kali makan utama makan yang baik dapat memberikan
dan 2 kali makan selingan namun pengalaman yang menyeangkan bagi
harus dengan porsi kecil serta tidak anak agar meningkatkan nafsu
dengan paksaan karena hal tersebut makan anak.
dapat menyebabkan anak menolak
untuk makan. Hasil penelitian ini menunjukan
Peneliti berpendapat bahwa ibu bahwa perilaku sulit makan tidak
sudah cukup baik dalam penyajian terjadi pada anak di TK Arrahmatul
makanan. Dapat dilihat dari hasil Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan
kuesioner pola pemberian makan Banjarmasin. Ini disebabkan karena
pada bagian penyajian makan yang apabila anak menolak untuk makan,
baik yaitu dengan porsi kecil dan ibu berinisiatif untuk bertanya makan
tidak langsung banyak serta kadang- apa yang ingin dimakan anak dan
kadang memberi hiasan atau mengajak untuk memasak bersama
membuat kreasi seperti membuat dan tidak melakukan tekanan atau
telur dadar yang di tambahkan mata memaksa anak untuk makan.
dengan kecap, atau saos tomat dan Hasil kuisioner penelitian pada
nasi sayur-sayuran yang di bentuk variabel perilaku sulitkan makan
bulat-bulat, kemudian dicampuri tentang pengontrol berat badan anak.
dengan sedikit daging di dalamnya. Analisa yang dilakukan oleh peneliti
Hal ini akan menjadi daya tarik hal ini sebabkan karena ibu tidak
tersendiri bagi anak untuk mencicipi melakukan pengontrolan berat
makanan yang sudah disediakan, badan, sehingga anak dapat
karena sikap ibu yang baik dalam mengkonsumsi makanan tanpa perlu
pemberian makan bagi anak sangat dibatasi yang akan berdampak pada
penting untuk memenuhi kebutuhan berat badan anak. Dapat terlihat dari
nutrisi anak. Melalui aktivitas makan beberapa anak di TK Arrahmatul
akan merasa makananan adalah Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan
sesuatu yang menyenangkan Banjarmasin, rata-rata memiliki berat
sehingga berdampak positif pada badan ideal/normal.
pertumbuhan dan perkembangan Perilaku Sulit makan merupakan
anak selanjutnya. Sejalan dengan ketidakmampuan untuk makan dan
teori Sulistyoningsih (2018), yang menolak makan atau memilih-milih
menyatakan bahwa penyajian jenis makanan. Kejadian ini sering
makanan salah satu hal yang dapat terjadi pada usia balita, hal ini
menggugah selera makan anak. berkaitan dengan peralihan jenis
Penyajian makanan dapat di buat makanan dari lunak ke makanan
semenarik mungkin baik dari bentuk, biasa sehingga terkadang anak
warna dan rasa misalkan bentuk bola memberontak dan menjadi malas
warna warni yang di hias dengan dalam hal makan yang akan
rasa nyaman, dan disamping itu berdampak pada pertumbuhan dan
menggunakan alat saji yang menarik perkembangan anak (Judarwanto,
seperti tempat makanan atau bekal 2010).
Hasil analisa yang dilakukan 0,674 sehingga dapat
oleh peneliti yaitu anak mempunyai diinterpretasikan bahwa kedua
perilaku sulit makan disebabkan variable terdapat hubungan yang
karena anak yang sering dipaksa kuat kuat atau tinggi dengan arah
untuk menghabiskan makananya, korelasi positif yang artinya
dapat dilihat pada kuesioner perilaku semakin baik pola pemberian makan
sulit makan tentang ibu memaksa maka tidak terjadi perilaku sulit
anaknya untuk menghabiskan makan pada anak.
makanan yang seharusnya orang tua Pola pemberian makan yang
tidak perlu memaksa anaknya karena diberikan kepada anak akan sangat
hal tersebut akan membuat anak mempengaruhi proses pertumbuhan
merasa tidak nyaman dan berdampak dan perkembangan anak karena
pada pengalaman yang tidak dalam asupan nutrisi tersebut
menyenangkan saat makan. Menurut mengandung zat gizi yang sangat
Aizah, S. (2009) menyatakan bahwa penting untuk pertumbuhan,
tekanan yang dilakukan oleh orang perkembangan, kesehatan, dan
tua agar anak mau makan atau ceredasan anak. Sejalan dengan teori
menghabiskan makanannya akan Sulistyoningsih, H. (2011)
menganggu psikologis anak, dimana yang menyatakan bahwa pola
anak akan merasa bahwa aktivitas pemberian makan yang sehat akan
makan adalah aktivitas yang tidak berdampak baik pada kesehatan di
menyenangkan, sehingga anak dapat masa yang akan datang. Dalam
kehilangan nafsu makannya. pemenuhan nutrisi sang anak pola
Aktivitas makan anak haruslah pemberian sangat erat hubungan
menyenangkan tanpa tekanan yang dengan perilaku makan anak agar
diberikan. lebih baik dan menyenangkan.
Analisis statistik hubungan pola Didukung oleh penelitian
pemberian makan dengan perilaku Nurhasanah dkk (2016), menyatakan
sulit makan pada anak usia bahwa ada hubungan antara praktik
prasekolah (3-6 tahun) di TK pemberian makan dengan status gizi
Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan anak dengan nilai P=0,000 < 0,05.
Alalak Selatan Banjarmasin tahun Anak yang kurang optimal dalam
2018 dengan menggunakan uji pemberian makan mempunyai
korelasi spearman rank, diperoleh peluang 8 kali untuk mempunyai
nilai p value = 0,000 dengan status gizi kurus dibandingkan orang
signifikansi 5% maka p value < 0,05 tua yang optimal dalam pemberian
artinya Ha diterima dan dapat makan. Status gizi sangat erat
disimpulkan bahwa terdapat hubungaya pertumbuhan dan
hubungan antara pola pemberian perkembangan agar dapat bertumbuh
makan dengan perilaku sulit makan. dan berkembang sesuai dengan usia
Nilai korelasi koefisien antara dan kebutuhan anak.
pola pemberian makan dengan Hasil kuesioner, peneliti
perilaku sulit makan pada anak usia berpendapat bahwa, Ibu yang
prasekolah (3-6 tahun) di TK melibatkan anak dalam
Arrahmatul Abadiyyah Kelurahan merencanakan makanan,
Alalak Selatan Banjarmasin, dapat memberikan kesempatan pada anak
dilihat dari nilai coefficient untuk memilih makanan, membantu
corelation menunjukan nilai sebesar memasak, mengajak anak untuk
berbelanja, membuat makanan yang memberikan hadiah, pemberian
menarik secara tidak langsung akan makanan manis ketika memberikan
mengedukasi makanan kepada anak asupan nutrisi bagi anaknya, hal ini
tentang apa yang sehat dan tidak didukung oleh penelitian Putri
sehat, manfaat memakan sayuran (2012) yang menunjukan ada
lauk pauk dan bahayanya hubungan antara kontrol makanan
mengkonsumsi makanan cepat saji. dengan kejadian sulit makan.
Sejalan dengan teori Putri (2010) Dimana kontrol makan yang
yang menyatakan bahwa praktik dilakukan oleh orang tua sesuai
pemberian makanan yang baik dapat dengan keinginannya sendiri.
menimbulkan pengalaman yang Tindakan pemaksaan dan pemberian
menyenangkan pada anak saat hadiah jika anak mau menghabiskan
aktivitas makan, banyak hal yang makanan merupakan bentuk kontrol
dapat dilakukan agar anak menikmati makanan yang tidak tepat diterapkan
makanannya, yaitu memasak kepada anak.
makanan sehat bersama, membuat Peneliti berpendapat bahwa ibu
makanan menjadi lebih menarik, dengan pola pemberian makan yang
mengajak anak berbelanja bahan baik yaitu mulai dari penyusunan,
makanan merupakan kegiatan yang pengolahan, penyajian dan cara
dapat dilakukan ibu bersama anak. memberikan makan pada anak yang
Pengalaman tersebut dapat membuat baik, menarik serta teratur maka hal
anak belajar menyukai makanan ini secara tidak senagaja akan
yang sehat. Perilaku sulit makan memberikan rasa ingin tahu anak,
anak dapat terjadi oleh berbagai sehingga dapat membuat anak
faktor yang mempengaruhi menjadi tertarik untuk
diantaranya jenis makananan, mengkonsumsi makanan yang
tampilan makanan, dan pengaturan disediakan. Diperkuat oleh teori Putri
jadwal makan yang akan berdampak (2010) yang mengatakan bahwa
pada status gizi anak. Oleh karena itu anak-anak sangat menyukai makanan
peran seorang ibu dalam yang disajikan dalam warna rasa, dan
memperhatikan dan mengasuh bentuk yang menarik. Makanan yang
anaknya sangat dibutuhkan disini. menarik dan lucu dapat meningkat
Sejalan dengan penelitian Aizah, S. nafsu makan anak.
(2009) menunjukan bahwa ada Pola pemberian makan yang
hubungan antara sikap ibu tentang baik harus dilakukan sejak dini
kesulitan makan dengan status gizi dengan cara memberikan makanan
anak usia prasekolah dimana sikap yang bervariasi dan memberikan
ibu yang negatif akan mempunyai informasi kepada anak waktu makan
anak dengan status gizi yang kurang yang baik dan teratur. Diharapkan
baik. Peran ibu sangat penting dalam sikap ibu dalam memenuhi
pemenuhan nutrisi anak karena anak kebutuhan nutrisi anak selalu
prasekolah masih memerlukan mempertimbangkan kondisi
bantuan dalam hal makanan. Dilihat psikologi anak, agar anak merasa
dari hasil kuesioner peneliti makan adalah sesuatu yang
berpendapat, perilaku sulit makan menyenangkan sehingga berdampak
juga dapat dipengaruhi oleh ibu yang positif bagi pertumbuhan dan
melakukan tekanan (memaksa, perkembangan selanjutnya. Dengan
membentak, dan berkata kasar), demikian, anak akan terbiasa dengan
pola hidup sehat dan terhindar dari makan dengan perilaku sulit
sulit makan. makanan pada anak usia prasekolah
Sejalan dengan teori (3-6 tahun) di TK Arrahmatul
keperawatan Becoming Of Mother Abdaiyyah Kelurahan Alalak
dari Ramona T. Mercer yang Selatan. Terdapat korelasi yang
berfokus pada peran ibu dimana tinggi atau kuat, pola pemberian
peran seorang ibu dalam memenuhi makan yang baik yaitu dengan
kebutuhan nutrisi anak dengan mengatur frekuensi makan dan
memberikan makanan mulai dari penyajian makanan yang menarik
masa kemahilan, melahirkan, dan dengan porsi kecil serta tidak
mengasuh anak hingga dewasa. memaksa anak untuk makan.
Secara keseluruhan teori Becoming Perilaku sulit makan dapat terjadi
Of Mother dari Ramona T. Mercer karena mendapatkan
menyatakan ada 3 faktor yang bisa paksaan/tekanan psikologis anak
mempengaruhi pencapaian peran dari yang dapat mempengaruhi nafsu
seorang ibu, faktor tersebut terdiri makan anak. Semakin baik pola
dari mikrosistem ibu, yang sangat pemberian makan maka perilaku
mempengaruhi pencapaian peran ibu sulit makan pada anak tidak terjadi.
meliputi ibu, anaknya, pasangannya Saran bagi peneliti selanjutnya
dan hubungan yang intim dalam agar dapat melanjutkan penelitian
keluarga. Pencapaian peran ibu ini, dan peneliti juga berharap agar
dalam mikrosistem ini melalui penelitian selanjutnya meniliti
interaksi ayah-ibu-anak. Mesosistem tentang faktor-faktor apa saja yang
meliputi keluarga besar, sekolah, dapat mempengaruhi perilaku makan
lingkungan pekerjaan dan sistem lain anak dengan jumlah sampel yang
yang berada dalam lingkungan ibu lebih besar dan waktu yang lebih
dan mempengaruhi mikrosistem ibu. panjang.
Makrosistem meliputi lingkungan
sosial politik dan budaya yang dapat ACKNOWLEDGMENT
berpengaruh dalam bagaimana Ucapan terima kasih saya
seorang ibu untuk memenuhi berikan special untuk para responden
kebutukan nutrisi anaknya dengan yang telah dengan sangat baik hati
memberikan makanan sesuai dengan menyetujui menjadi bagian dari
kebutuhan nutrisi anak (Tomey & penelitian ini. Terima kasih juga
Alligood, 2014). kepada TK Arrahmatul Abadiyyah
Kelurahan Alalak Selatan
KESIMPULAN Banjarmasin yang telah sangat
Pola pemberian makan yang membantu saya dalam proses
berikan oleh ibu di TK Arrahmatul penelitian ini.
Abadiyyah Kelurahan Alalak Selatan
Banjarmasin Tahun 2018 didapatkan
frekuensi dalam kategori baik. DAFTAR PUSTAKA
Perilaku sulit makan pada anak usia Aizah, S. (2009) Faktor-faktor
prasekolah (3-6 tahun) di TK penyebab kesulitan makan pada
Arrahmatul Abadiyyah kelurahan anak usia pra sekolah di dusun
Alalak Selatan Banjarmasin sebagian Pagut desa Blabak kecamatan
besar tidak mengalami sulit makan. Pesantren kota Kediri
Ada hubungan antara pola pemberian
Alligood M. Raile & Tomey makanan pada anak TK anak
(2014). Nursing theorits and soleh mandiri Banjarmasin
theirwork. Eighth edition. tahun 2017.
Morsby Elsevier. USA Putri. (2010) Pemberian makanan
Judarwanto (2010). Gangguan yang baik dan menyenangkan
proses makan pada anak, picky pada anak.
eaters clinic, Jakarta Rahmawati, F. (2016). Hubungan
Nurhasanah, dkk. (2016). Hubungan pengetahuan ibu, pola
praktik pemberian makan pemberian makan dan
dengan status gizi anak usia 3-5 pendapatan keluarga terhadap
tahun di pos desa Tegal Kunir status gizi balita di desa
Lok Mauk. Pajerukan kecamatan Kalibagor
Octaviyani Yani. (2017). Sulistyoningsih, H. (2011).
Hubungan pola asuh ibu Gizi untuk kesehatan ibu
dengan perilaku sulit dan anak.Yogyakarta: Graha

Anda mungkin juga menyukai