Anda di halaman 1dari 8

PENGETAHUAN DAN SIKAP PERAWAT TENTANG PENGGUNAAN

ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DI PUSKESMAS SAUSU


KABUPATEN PARIGI MOUTONG
Sitti Fajrah

Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Parigi

Abstrak

Pemakaian alat pelindung diri merupakan upaya untuk menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja
bagi perawat. Adanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya bertujuan untuk mencegah dan
mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Hasil wawancara tanggal 25 september 2017
di Ruangan Rawat Inap Puskesmas Sausu, 3 perawat mengatakan bahwa sudah mengikuti pelatihan tentang
penggunaan APD yang diadakan oleh pihak puskesmas, namun penggunaan APD terkadang diabaikan
karena dalam bekerja didasarkan pada pengalaman, juga terkadang masker dan sarung tangan maupun alat
pelindung lainnya kehabisan stok. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengetahuan dan sikap perawat
tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Puskesmas Sausu Kabupaten Pariggi Moutong.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan
sikap perawat tentang penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi
Moutong. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Analisa data dengan menggunakan
analisa univariat. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi
Moutong. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 perawat dengan teknik sampling jenuh.
Hasil analisis univariat responden berpengetahuan baik tentang penggunaan Alat Pelindung Diri
(APD) 90%, pengetahuan cukup 10%, sedangkan untuk sikap hasil univariat baik tentang penggunaan APD
73%, cukup 27%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagian besar perawat menunjukan bahwa berpengetahuan dan
sikap yang baik tentang penggunaan APD. Disarankan agar perawat di Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi
Moutong selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) ketika melakukan tindakan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Alat Pelindung Diri.

Pendahuluan pencegahan (universal precaution) dengan cara


menggunakan alat pelindung diri (APD) (Riyanto,
Kesehatan adalah salah satu unsur yang 2012).
penting untuk menjadikan sumber daya manusia Tahun 2012 World Health Organization
yang berkualitas dan produktif. Hal ini sejalan (WHO), bahwa dari ±45 juta perawat yang bekerja
dengan arah pembangunan yang memantapkan dirumah sakit 45% terkadang memakai APD, 25%
industri nasional dan penyebaran industri selalu memakai APD, dan 30% kurang patuh
keseluruh wilayah Indonesia, sehingga terhadap pemakaian APD (Riyanto, 2012).
penggunaan berbagai penggunaan bahan kimia, Berdasarkan data Kementrian Kesehatan Republik
mekanisme, berbagai metode dan sarana yang Indonesia (2011) bahwa angka kecelakaan kerja
canggih akan meluas dan menyentuh seluruh Rumah Sakit di Indonesia mencapai 99.491 kasus
lapisan masyarakat (Prasetiyowati, 2012) yang diakibatkan kelalaian penggunaan APD
Kontaminasi penyakit terjadi karena adanya secara umum pada beberapa unit kerja.
transmisi mikroorganisme yang dapat melalui Pemakaian alat pelindung diri merupakan
darah, udara baik droplet maupun airbone, dan upaya untuk menciptakan keselamatan dan
juga kontak langsung. Infeksi dapat terajdi antara kesehatan kerja bagi perawat di beberapa ruangan
pasien, dari pasien kepetugas kesehatan, dari antar perawatan Rumah Sakit. Alat pelindung diri
sesama petugas kesehatan, dan dari petugas seperti diantaranya sarung tangan, maskesr,
kesehatan kepasien. Kontaminasi penyakit dapat kacamata menjadi alternatif tindakan pencegahan
beresiko terjadi pada seorang perawat maupun bagi perawat dalam melindungi diri dari resiko
dokter apa bila selama melakukan interaksi penularan penyakit selama berinteraksi dengan
dengan pasien tidak memperhatikan tindakan pasien. Alat pelindung diri harus digunakan pada

1
Penngetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Sitti Fajrah

saat melakukan tidakan yang beresiko terjadinya menjaga kesehatan dan kenyamanan dalam
kontak dengan darah, cairan tubuh, sekret, lendir, menjalankan tindakan keperawatan (Depkes RI,
kulit yang tidak utuh dan benda yang 2010).
terkontaminasi (Mubarak, 2010). Puskesmas sausu merupakan puskesmas inti
Adanya Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada yang berada di Kecamatan Sausu dengan adanya
dasarnya bertujuan untuk mencegah dan mengurangi fasilitas yang cukup memadai dan akan menjadi
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk Puskesmas berakreditas yang memiliki Ruangan
mewujudkan tujuan tersebut maka, disetiap tempat kerja Rawat inap dengan jumlah perawat di Puskesmas
diwajibkan memenuhi syarat Keselamatan dan
Sausu (2017) sebanyak 30 orang, yang terdiri dari
Kesehatan Kerja (K3) yang ditetapkan dalam undang –
undang No. 1 tahun 1970 beserta peraturan jumlah S1 Keperawatan sebanyak 1 orang, DIII
pelaksanaanya. Pengupayaan perlindungan tenaga kerja keperawatan sebanyak 18 orang, dan ditambah
berupa alat pelindung diri (APD) pada hakikatnya dengan SPK sebanyak 11 orang. (Profil
merupakan upaya meningkatkan harkat dan Puskesmas Sausu, 2017).
martabat pekerja sehingga timbul kepercayaan diri Hasil wawancara tanggal 25 september 2017
untuk mengembangkan kemampuannya (Raharjo, di Ruangan Rawat Inap Puskesmas Sausu, 3 orang
2008). perawat mengatakan bahwa sudah mengikuti
Perawat merupakan salah satu tenaga medis pelatihan tentang penggunaan APD yang diadakan
dirumah sakit yang memberikan pelayanan untuk oleh pihak puskesmas, namun penggunaan APD
menunjang kesembuhan pasien, oleh sebab itu terkadang diabaikan karena dalam bekerja
peran perawat dirumah sakit sangant dibutuhakan. didasarkan pada pengalaman, juga terkadang
Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan Republik masker dan sarung tangan maupun alat pelindung
Indonesia No. HK.02.02/MENKES/148/1/2010 lainnya kehabisan stok. Hasil observasi dilapangan
tentang izin dan penyelenggaraan praktik perawat, perawat terkadang tidak mengganti handscoon,
difinisi perawat adalah seseorang yang telah lulus topi, celemek, sepatu boot, kacamata dan masker
pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar pada saat melakukan perawatan luka ke pasien
negri sesuai dengan peraturan perundang – berikutnya.
undangan. Seorang perawat di tuntut untuk Dari latar belakang tersebut peneliti merasa
meningkatkan kualitas pelayanan kesahatan kepada tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
masyarakat (Dalami, 2011). ‖Pengetahuan dan Sikap Perawat Tentang
Perawat harus berbekal pengetahuan maupun Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
sikap positif dalam pemberian pelayanan kepada Puskesmas Sausu‖.
masyarakat, termasuk dididalamnya pengetahuan
tentang pentingnya Alat Pelindung Diri (APD). Metode Penelitian
Pengetahuan yang baik oleh perawat sebagai
pendorong untuk berperilaku kesehatan termasuk Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis
pada pemakaian APD ketika bertugas (Rifiani, penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
2013). mengetahui pengetahuan dan sikap perawat tentang
Pemenuhan kebutuhan kepuasan pasien penggunaan Alat Pelindung Diri di Puskesmas
selama di Puskesmas diperlukan tenaga kesehatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong.
yang harus mepunyai pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill) yang tinggi serta mempunyai Populasi Dan Sampel
sikap professional (attitude) dan dapat menunjang
pembangunan kesehatan. Pelayanan yang diberikan Populasi merupakan keseluruhan objek atau
akan berkualitas dan dapat memberikan kepuasan subjek yang berada pada suatu wilayah dan
kepada pasien sebagai penerima pelayanan maupun memenuhi syarat – syarat tertentu (Martono,
perawat sebagai pemberi pelayanan. Selain itu 2011). Sedangkan Populasi dalam penelitin ini
pula sikap positif sebagai seorang perawat. Orang berjumlah 30 orang, yaitu semua jumlah perawat
memandang sejauh mana obyek sikap dapat yang bertugas di Puskesmas Sausu, Kabupaten
digunakan sebagai sarana atau sebagai alat dalam Parigi Moutong (Data kepegawaian
rangka mencapai tujuan, mengingat pemulihan Puskesmas Sausu 2018).
luka pasca operasi dan memberi efek positif pada Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
penyembuhan luka pasca operasi (Gaffar, 2012). yang diteliti (Sugiono 2011). Penelitian ini
Penggunaan APD sebagai pencegahan mengunakan total populasi yaitu semua populasi
infeksi di Puskesmas merupakan tindakan yang dijadikan sampel yang berjumlah 30 orang
perlu untuk dilakuakan. Perawat termasuk responden, yang terdiri dari seluruh perawat di
didalamnya memiliki tanggung jawab untuk Puskesmas Sausu.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 19 No. 1, Februari 2019 (1-8) 2
Penngetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Sitti Fajrah

Hasil Dan Pembahasan tahun berjumlah 36,7%, dan responden


berusia 46 – 55 tahun berjumlah 26,7%
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas 2. Pendidikan `
Sausu pada tanggal 23 sampai dengan 25 Oktober Berdasarkan hasil penelitian secara
2018. Sampel dalam penelitian ini adalah perawat keseluruhan diperoleh karakteristik
yang bekerja di Puskesmas Sausu yang berjumlah pendidikan responden di Puskesmas sausu
30 responden. Hasil penelitian ini diperoleh dengan Kabupaten Parigi Moutong dikelompokan
cara mengumpulkan informasi langsung dari menjadi 3, Depkes (2009), yaitu SPK, DIII
responden melalui kuesioner yang dibagikan Keperawatan dan SI keperawatan. Untuk
kepada responden yang dilakukan oleh peneliti. melihat karakteristik responden berdasarkan
Hasil pengolahan data peneliti menyajikan pendidikan dapat dilihat pada tabel 2 berikut
dalam analisis univariat untuk mengetahui ini :
pengetahuan dan sikap perawat tentang
penggunaan APD di Puskesmas Sausu Kabupaten Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan
Parigi Moutong dengan menggunakan distribusi Pendidikan di Puskesmas Sausu
frekuensi. Kabupaten Parigi Moutong.

Hasil Penelitian No Pendidikan Frekuensi Persentase


(f) (%)
A. Karakteristik Responden 1 SPK 12 40
2 DIII Keperawatan 17 56,7
1. Usia 3 SI Keperawatan 1 3,3
Berdasarkan hasil penelitian secara Jumlah 30 100
keseluruhan diperoleh karakteristik umur
responden, sehin gga kategori Sumber : Data Primer, 2018
karakteristik usia perawat di Puskesmas
Sausu Kabupaten Parigi Moutong Berdasarkan tabel 2 responden
pendidikan SPK 40%, pendidikan DIII
dikelompokan menjadi 2 menurut Depkes
keperawatan 56,7%, pendidikan SI
RI (2009) yaitu: masa remaja akhir : 17 keperawatan 3,3%.
– 25 tahun, masa dewasa awal: 26 – 35
tahun, masa dewasa akhir: 36 – 45 tahun, 3. Jenis Kelamin
masa lansia awal: 46 – 55 tahun. Untuk Berdasarkan hasil penelitian secara
melihat gambaran karakteristik responden keseluruhan diperoleh karakteristik jenis
berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel kelamin responden di Puskesmas Sausu
1 berikut ini: dikelompokan menjadi 2, Depkes (2009),
yaitu jenis kelamin laki – laki dan
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia perempuan untuk melihat karakteristik
Di Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi responden berdasarkan jenis kelamin dapat
Moutong. dilihat pada tabel 3 berikut :

No Usia Frekuensi Persentase Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis


(f) (%) Kelamin di Puskesmas Sausu Kabupaten
1 17 – 25 Tahun 1 3,3 Parigi Moutong
2 26 – 35 Tahun 10 33,3
3 36 – 45 Tahun 11 36,7 No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
(f) (%)
4 46 – 55 Tahun 8 26,7 1 Laki – laki 8 26,7
Jumlah 30 100 2 Perempuan 22 73,3
Sumber : Data Primer, 2018 Jumlah 30 100

Sumber : Data Primer, 2018


Berdasarkan tabel 1 menunjukan
bahwa responden berusia 17 – 25 tahun Berdasarkan tabel 3 responden jenis
berjumlah 3,3%, responden berusia 26 – 35 kelamin pria 26,6%, jenis kelamin wanita
berjumlah 33,3%, responden berusia 36 – 45 73,3%.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 19 No. 1, Februari 2019 (1-8) 3
Penngetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Sitti Fajrah

4. Lama Masa Kerja Berdasarkan tabel 5 menunjukan


bahwa responden yang pengetahuan baik
Berdasarkan hasil penelitian secara 90%, dan responden yang berpengetahuan
keseluruhan diperoleh karakteristik lama cukup 10%.
masa kerja responden di Puskesmas Sausu
Kabupaten Parigi Moutong dikelompokan 2. Sikap
menjadi 2, Anderson (2010), yaitu : < 6 Setelah dilakukan perhitungan secara
tahun (baru), 6 – 10 tahun (sedang), dan > keseluruhan, kategori sikap dikelompokan
10 tahun (lama). Untuk melihat karakteristik menjadi tiga yaitu sikap baik dengan
lama masa kerja dapat dilihat pada tabel persentase 76% - 100%, sikap cukup baik
berikut. dengan persentasi 56% - 75%, dan sikap
kurang baik dengan persentase < 56%.
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Gambaran distribusi sikap tentang
Lama Masa Kerja di Puskesmas Sausu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di
Kabupaten Parigi Moutong. Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi Moutong
dapat dilihat pada tabel berikut:
No Masa Kerja Frekuensi Persentase
(f) (%) Tabel 6 Distribusi Sikap Responden Tentang Alat
1 < 6 Tahun 4
Pelindung Diri (APD) di Puskesmas
13.3 Sausu Kabupaten Parigi Moutong.
2 6 – 10 Tahun 8 26,7
3 < 10 Tahun 18 60,0 No Sikap Frekuensi Persentase
(f) (%)
Jumlah 30 100 1 Baik 22 73,3
Sumber : Data Primer, 2018 2 Cukup 8 26,7
3 Kurang 0 0
Berdasarkan tabel 4 lama masa kerja
< 6 Tahun (baru) 13,3%, lama masa kerja 6 – Jumlah 30 100
10 tahun (sedang) 26,7%, lama masa kerja > Sumber : Data Primer 2018.
10 Tahun (lama) 60%.
Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa
B. Analisis Univariat
responden bersikap baik 73,3%, dan
responden bersikap cukup 26,7%.
1. Pengetahuan
Setelah dilakukan perhitungan secara Pambahasan
keseluruhan, kategori pengetahuan
dikelompokan menjadi tiga yaitu A. Pengetahuan Perawat Tentang Penggunaan
pengetahuan baik dengan persentase 76% - Alat Pelindung Diri (APD) Di Puskesmas
100%, pengetahuan cukup baik dengan Sausu Kabupaten Parigi Moutong.
persentase 56% - 75%, dan pengetahuan
kurang baik dengan persentase < 56%. Hasil penelitian, menujukan bahwa dari 30
Gambaran distribusi pengetahuan perawat responden, berpengetahuan baik tentang
tentang Alat Pelindung Diri (APD) dapat Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) 90%,
dilihat pada tabel berikut: sedangkan responden yang berpengetahuan
cukup 10%,
Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Responden Asumsi peneliti, responden berpengetahuan
Tentang Alat Pelindung Diri di Puskesmas baik tentang penggunaan APD dipengaruhi
Sausu Kabupaten Parigi Moutong. oleh pendidikan responden, dimana responden
berpendidikan sekolah perawat kesehatan
No Pengetahuan Frekuensi Persentase (SPK), DIII keperawatan dan SI keperawatan.
(f) (%) Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka
1 Baik 27 90
semakin bertambah pula pengetahuannya
2 Cukup 3 10 disamping itu pula responden yang sudah
memahami tentang arti penggunaan APD. Hal
Jumlah 30 100
tersebut dapat dilihat pada kuesioner nomor 4
Sumber : Data Primer 2018. bahwa kegunaan alat pelindung diri (APD)

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 19 No. 1, Februari 2019 (1-8) 4
Penngetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Sitti Fajrah

adalah untuk menjaga kesehataan dan keahlian dan keterampilan kerja, sebaliknya
keselamatan kerja. Dari 30 responden semua terbatasnya pengalaman kerja mengakibatkan
menjawab pertanyaan ini dengan benar, tingkat keahlian dan keterampilan yang
demikian pula pertanyaan nomor 8 bahwa dimiliki juga rendah. Waktu 6 sampai 10 tahun
dalam menangani pasien yang beresiko perawat akan banyak memperoleh pengalaman
penyakit menular sebaiknya menggunakan alat kerja yang baik dibandingkan dengan yang
pelindung diri yang lengkap. Pada kuesioner lama masa kerja kurang dari 6 tahun.
ini responden menjawab semua dengan benar. Demikian pula dengan pendidikan,
Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin
maka makin baik pula pengetahuan serta makin besar peluang mengetahui dan memahami
baik pula peluang dalam memahami dan sesuatu secara benar. Jadi dapat dikatakan
mengetahui sesuatu secara benar. Jadi dapat bahwa pendidikan sangat berpengaruh terhadap
dikatakan bahwa pendidikan sangat apa yang digeluti sesorang untuk berbuat dan
berpengaruh terhadap apa yang digeluti mengisi kehidupannya dalam mencapai
sesorang untuk membuat dan mengisi keselamatan dan kebagiaan termasuk dalam
kehidupannya dalam mencapai keselamatan pentingnya penggunaan APD.
dan kebahagian, termasuk pentingnya
Sesuai teori Notoatmodjo (2010) bahwa
penggunaan alat pelindung diri. Pada dasarnya
pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor
pengetahuan akan terus bertambah dan
pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat
bervariatif sesuai dengan proses pengalaman
hubungannya dengan pendidikan, dimana
manusia. Pengetahuan melibatkan 3 aspek
yaitu proses mendapatkan informasi, proses pendidikan yang tinggi akan semakin luas pula
transformasi dan proses evaluasi. Informasi pengetahuannya. Akan tetapi, bukan berarti
yang baru didapatkan oleh seseorang akan seseorang yang berpendidikan rendah
mampu merubah pola fikir orang tersebut pengetahuannya rendah pula. Hal ini
terhadap aspek tertentu sehingga mampu mengingat bahwa pendidikan formal
mempengaruhi pola pikir serta perilaku mereka mempengaruhi pengetahuan seseorang, akan
kedepannya untuk mencari informasi akan tetapi dapat di peroleh melalui pendidikan non
lebih luas, karena orang yang memiliki formal.
pendidikan tinggi lebih mudah mengerti dan Penelitian ini sejalan dengan penelitian
memahami informasi yang diterimanya, bila Akbar (2015) di Rumah Sakit Umum Daerah
dibandingkan dengan responden yang Ampana Kota Kabupaten Tojo Una – Una, dari
berpendidikan rendah. 43 responden (65%) berpengetahuan baik
Sedangkan dari 3 responden yang tentang pengetahuan dan sikap perawat tentang
berpengetahuan cukup baik tentang pentingnya alat pelindung diri karena
penggunaan APD, 4 responden dengan masa pendidikan responden adalah pendidikan
kerja kurang dari 6 tahun. Dimana masa kerja tinggi, sedangkan responden yang
kurang dari 6 tahun belum banyak pengalaman berpengetahuan kurang baik tentang
yang diperoleh (Anderson, 2010) hal itu dapat pengetahuan dan sikap perawat tentang
dilihat pada pernyataan tentang penyediaan pentingnya alat pelindung diri karena
APD dilakukan berdasarkan banyaknya jumlah pendidikannya rendah dan masa kerja kurang
pekerja yang mau menggunakan APD. Dari dari 6 tahun. Namun hasil penelitian ini
kuesioner tersebut 50% responden menjawab bertentangan dengan penelitian Udin Kurnia
dengan salah. Demikian pula dengan (2012). Tentang hubungan pengetahuan dan
pernyataan APD tidak memberikan sikap dengan perilaku penggunaan alat
perlindungan yang adekuat terhadap bahaya. pelindung diri di Fakultas Ilmu Keperawatan,
Pada kuesioner ini sebagian responden yang menyatakan bahwa lama masa kerja
menjawab dengan salah. seseorang tidak menjadi ukuran jika
Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) pengetahuan kurang pula, karena ada beberapa
dalam suatu organisasi masa kerja beriringan faktor yang menyebabakan misalnya
dengan produktivitas kerja yang tinggi. Masa pendidikan seseorang, lingkungan kerja dan
kerja yang lama, besar kemungkinan yang motivasi kerja, produktivitas kerja yang baik
bersangkutan memiliki tingkat kemampuan akan berdampak pada pengetahuan pekerja
yang baik, terampil dan berpengalaman dalam termasuk dalam mengambil tindakan. Adanya
menghadapi masalah pekerjaannya. tekanan dalam bekerja akan mempengaruhi
Pengalaman kerja banyak memberikan hasil yang dicapai, termasuk penggunaan APD.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 19 No. 1, Februari 2019 (1-8) 5
Penngetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Sitti Fajrah

B. Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat memberi keahlian dan keterampilan kerja,
Pelindung diri (APD) di Puskesmas Sausu sebaliknya terbatasnya pengalaman kerja
Kabupaten Parigi Moutong. mengakibatkan tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimilki juga rendah.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh Sesuai pendapat Rahmat (2010),
hasil dari 30 responden bersikap baik 73,3%, pembentukan sikap terjadi tidak dengan
sedangkan yang bersikap cukup baik 26,7%. sendirinya atau dengan sembarangan saja,
Peneliti berasumsi, sebagian besar tetapi pembentukan sikap senantiasa
responden yang memiliki sikap baik tentang berlangsung dalam interaksi manusia dimana
penggunaan APD, karena pendidikan dalam interaksi yang terjadi antara manusia
responden adalah pendidikan DIII dan masa dapat saling tukar informasi sehingga dari
kerja responden 6 tahun. Hal tersebut dapat informasi dapat mempengaruhi sikap menjadi
dilihat pada pernyataan bahwa responden lebih baik. Sikap yang baik perawat akan lebih
merasa nyaman menggunakan APD saat tahu melakukan tindakan yang terbaik buat
bekerja. Pada kuesioner ini responden 90% pasien. Seorang perawat akan mampu
sangat setuju dengan pernyataan ini. Demikian menentukan tindakan yang baik demi kesehatan
pula dengan pernyataan tentang penggunaan pasien. Seorang yang bersikap positif
APD harus sesuai prosedur yang ada. Pada cenderung akan menerapkan prinsip-prinsip
kuesioner ini 77% menjawab sangat setuju yang baik dalam bekerja.
dengan pernyataan ini. Sikap positif terhadap Menurut Aswar (2007) struktur sikap
tindakan keperawatan atau menggambarkan terdiri dari tiga komponen penting dan saling
sikap suka terhadap suatu objek tertentu, menunjang yaitu komponen kognitif
dengan dasar tersebut maka seseorang (cognitive), komponen afektif (Affective) dan
mempunyai kecenderungan untuk bertindak, komponen konatif (conative). Komponen
karena itu perawat bersikap peduli terhadap kognitif merupakan representasi apa yang
pemakaian APD dan juga sudah menjadi dipercaya oleh individu. Komponen ini berisi
kebutuhan sebagai perawat pelaksana. kepercayaan seseorang mengenai apa yang
Pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap
seseorang dalam bersikap dan berperilaku. dan hal ini sudah terpolakan dalam pikirannya.
Sikap yang baik akan memberi respon dengan Komponen afektif merupakan perasaan yang
menerima sebagai suatu bentuk kesiapan diri. menyangkut aspek emosional atau evaluasi.
Sikap yang baik, seseorang mempunyai Pada umumnya reaksi emosional sebagai
kecenderungan untuk bertindak positif. komponen afektif banyak dipengaruhi oleh
Sedangkan pada pernyataan masker tidak harus kepercayaan atau apa yang dipercayai sebagai
selalu digunakan selama melakukan tindakan. sesuatu yang benar dan berlaku bagi objek
Pada pernyataan tersebut responden sebagian tersebut. Komponen konatif adalah aspek
kecil setuju. Sikap yang kurang baik akan kecenderungan berperilaku tertentu sesuai
mempengaruhi produktivitas kerja. Memakai dengan sikap yang dimilki oleh seseorang
APD terlabih dahulu dibaca cara berkaitan dengan objek sikap yang dihadapi.
pemakaiannya. Pada koesioner ini 53.3% Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa
menjawab sangat setuju pada pernyataan ini. kepercayaan dan perasaan banyak
Sedangkan responden yang bersikap mempengaruhi perilaku.
kurang baik tentang penggunaan APD Hal tersebut sejalan dengan pendapat
dipengaruhi oleh masa kerja perawat yang Notoatmodjo (2010) yang menyatakan bahwa
masih minim, masa kerja yang kurang biasanya sikap merupakan hasil dari pengalaman
masih kurang dalam kecakapan bekerja, seseorang orang dalam kegiatan sehari – hari
sedangkan responden yang mempunyai masa sehingga dapat mengenal lingkungan sekitar
kerja yang lama besar kemungkinan untuk dan memahami segala proses yang berkaitan
cakap dalam bekerja dan mempunyai dengan masalah kesehatan.
produktivitas dalam bekerja. Produktivitas Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
kerja yang baik akan berdampak pada sikap penelitian yang dilakukan Amirudin (2012) di
pekerja termasuk dalam penggunaan APD. Rumah Sakit Stellamaris Makasar. Dari 55
Masa kerja yang lama besar kemungkinan responden yang bersikap baik tentang
yang bersangkutan memiliki tingkat gambaran pengetahuan dan sikap perwat
kemampuan yang baik, terampil dan tentang alat pelindung diri (APD) 65%,
berpengalaman dalam menghadapi masalah bersikap kurang baik tentang gambaran
pekerjaannya. Pengalaman kerja banyak pengetahuan dan sikap perwat tentang alat

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 19 No. 1, Februari 2019 (1-8) 6
Penngetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Sitti Fajrah

pelindung diri (APD) 35%. Lebih dominannya


sikap baik karena rata – rata pendidikan Dalami dkk. 2011. Dokumentasi Keperawatan.
responden adalah pendidikan tinggi SI Trans Info Media. Jakarta
Keperawatan. Depkes RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia.
Depkes RI. Jakarta
Kesimpulan
Depkes, RI. 2009. Pedoman pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan kewaspadaan universal di pelayanan
dan sikap perawat tentang penggunaan APD di kesehatan. Departemen Kesehatan Republik
Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi Moutong dapat Indonesia. Jakarta
diambil kesimpulan; Sebagian besar perawat
memiliki pengetahuan yang baik tentang Gaffar, L. 2007. Pengantar Keperawatn
penggunaan APD di Puskesmas Sausu Kabupaten Profesional. EGC, Jakarta
Parigi Moutong.
Sebagian besar perawat mempunyai sikap Kemenkes RI. 2012. Survei Demografi dan
yang baik tentang penggunaan APD di Puskesmas Kesehatan Indonesia. Kemenkes RI. Jakarta
Sausu Kabupaten Parigi Moutong. Martono, Nanang, 2012. Metode Penelitian
Kuantitatif. Rajawali Pers. Jakarta
Saran
Mubarak, W. 2010. Pelayanan keshatan Nasional.
Bagi Puskesmas Sausu, diharapkan kepada Nuha Medika, Jakarta
petugas kesehatan Puskesmas Sausu Kabupaten
Parigi Moutong untuk meningkatkan mutu Nasir, ABD. Dkk. 2011. Buku ajar Metodologi
pelayanan kesehatan khususnya mengenai Penelitian Kesehatan Konsep Pembuatan
pengetahuan dan sikap perawat tentang Karya dan Thesis untuk Mahasiswa
penggunaan APD di Puskesmas Sausu Kabupaten Kesehatan. Nuha Medika. Yogyakarta.
Parigi Moutong.
Bagi perawat Puskesmas Sausu Kabupaten Nisya Rifiani dan Hartanti Sulihandari. 2013.
Prinsip – Prinsip Dasar Keperawatan
Parigi Moutong, diharapkan perawat di Puskesmas Cetakan 1. Dunia cerdas Jakarta
Sausu Kabupaten Parigi Moutong selalu
menggunakan Alat Pelindung diri (APD) ketika Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
melakukan tindakan. Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
Bagi Peneliti Selanjutnya, diharapkan dapat
dipergunakan sebagai bahan masukan dan referensi Notoatmojo. 2012. Promosi Kesehatan Dan
untuk penelitian , metode yang sama maupun Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
berbeda, di tempat yang sama atau di tempat yang
lain dan jumlah sampel yang lebih luas. Panggabean, P., Sirait, E., Wartana, I. K.,
Subardin., Pelima, R., Rasiman, N. 2017.
Daftar Pustaka Pedoman Penulisan Proposal Skripsi.
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Akbar 2015 Pengetahuan Dan Sikap Perawat Jaya Palu.
Tentang pentingnya Alat Pelindung Diri
(APD) di Ruangan Perawatn Interna Priyoto, 2014. Teori sikap dan prilaku dalam
Rumah Sakit Umum Daerah Ampana Kota kesehatan dilengkapi contoh kueisioner.
Kabupaten Tojo Una –Una. Skripsi Sekolah Nuha medika. Yogyakarta
Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu
Prasetiowati. 2012. Pelayanan kesehatan di
Anderson, L (2010) Kerangka Landasan untuk Indonesia, Jakarta.
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen:
Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Puskesmas Sausu. 2018. Laporan Tahunan
Puskesmas Sausu Kabupaten Parigi
Amirudin. 2012. Gambaran Pengetahuan dan Moutong. Sausu
Sikap Perawat Tentang Alat Pelindung Diri
(APD) di Rumah Sakit Stellamaris Makasar. Raharjo. 2008. Kesehatan dan Keselamatn Kerja.
Skripsi Universitas Muhammadiyah UI Press, Jakarta.
Makassar.
Rahmat. 2010. Psikologi Komunikasi. Rosda karya,
Azwar, S. 2013. Sikap Manusia Teori & Bandung.
Perkembangannya (edisi 2), Pustaka
Pelajar. Yogyakarta Riyanto. 2012. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kepatuhan perawat dalam
Azwar. 2007. Sikap manusia dan teori pemakayan alat pelindung diri (APD) di
pengukurannya. Rajawali Perss, Jakarta. Rumah Sakit Sariasih Serang Banten. Jurnal
Publikasi Ilmiah Tahun 2012.

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 19 No. 1, Februari 2019 (1-8) 7
Penngetahuan Dan Sikap Perawat Tentang Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Sitti Fajrah

Saam, zulfan dan Wahyuni,


Sri. 2013 Psikologi
keperawatan. Rajawali
pers. Jakarta

Sunyoto, Danang dan


Setiawan, Ari Buku
Ajar Statistik
Kesehatan Paramatrik
Non Paramatrik
Validasi reliabitas di
Lengkapi Analisis Data
dengan Perhitungan
Manual dan Program
SPSS. Nuha Medika.
yogyakarta

Sugiono, 2011. Metode


Penelitian Kuantitatif
dan Kualiitatif dan R &
D. Alfabeta. Bandung

Tarwaka. 2009. Studi


pengetahuan pekerja
kasus tentang alat
pelindung diri di Desa
Dalaka kecamatan
Sindue. Skripsi
universitas padjajaran,
Bandung.

Udin. 2012. Hubungan


Tingkat Pengetahuan
Dan Sikap Dengan
Prilaku Penggunaan
Alat Pelindung Diri
Pada Mahasiswa
Profesi Fakultas Ilmu
Keperawatan.
Universitas Indonesia.

Wawan & Dewi M., 2010,


Teori Dan
Pengukuran
Pengetahuan Sikap
Dan Perilaku
Manusia.
Yogyakarta: Nuha
Medika. Yogyakarta

Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 19 No. 1, Februari 2019 (1-8) 8

Anda mungkin juga menyukai