Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 6 No.

20 (2018) : 21-27

Hubungan Pendidikan, Pengetahuan, Dan Masa Kerja Dengan Tingkat Kepatuhan


Perawat Dalam Penggunaan APD Di RS Harum Sisma Medika Tahun 2019

Restu Iriani1

The Correlation Of Education, Knowledge And Length Of Service With Nurses


Compliance Level In The Use Of Personal Protective Equipment In
RS Harum Sisma Medika In 2019

Abstrak

Rumah sakit merupakan salah satu lingkungan kerja yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan
kerja tenaga kesehatan salah satunya perawat. Tingginya angka kecelakaan kerja pada perawat disebabkan karena
ketidakpatuhan perawat terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Ada beberapa faktor yang menyebabkan
hal tersebut yaitu pendidikan, masa kerja dan tingkat pengetahuan perawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan pendidikan, masa kerja dan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan perawat dalam
penggunaan APD di RS Harum Sisma Medika Tahun 2019. Penelitian ini merupakan deksriptif kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 50 orang perawat di ruang rawat inap dewasa. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pendidikan dengan tingkat kepatuhan perawat dalam
penggunaan APD (p-value =0,365), ada hubungan antara masa kerja dengan tingkat kepatuhan perawat dalam
penggunaan APD (p-value =0,0017, OR =5,688), dan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat
kepatuhan perawat dalam penggunaan APD (p-value =0,000, OR =14,583). Diharapkan kepada pihak RS untuk
selalu memberikan pelatihan kepada perawat terkait dengan penggunaan APD sebagai upaya untuk mengurangi
resiko kecelakaan kerja.

Kata Kunci: Pendidikan, Masa Kerja, Pengetahuan, Kepatuhan, Alat Pelindung Diri

Abstract

Hospital is one of the working environment that can endanger the occupational health and safety of health
workers, one of them being a nurse. The high number of occupational accidents in nurses is due to nurses
disobedience in the use of personal protective equipment. The several cause factors are education, length of
service, and nurses’ level of knowledge. The purpose of this study was to determine the correlation of education,
length of service and the level of knowledge with nurse compliance in the use of personal protective equipment in
RS Harum Sisma Medika in 2019. This study was a quantitative descriptive with cross sectional approach with
sample of 50 nurses in adult inpatients ward. The sampling technique uses purposive sampling. The data analysis
used chi square test. The result shows that there was no correlation between education with nurses’ compliance
level in the use of personal protective equipment (p value=0,365), there was a correlation between length of service
with nurses’ compliance level of the use of personal protective equipment (p value=0,017, OR=5,688), and there
was a correlation between knowledge level with nurse compliance level the use of personal protective equipment
(p value= 0,000, OR= 14,583). Recommendation to the hospital to always provide training to nurses related to
the use of personal protective equipment as an effort to reduce occupational accidents risk.

Keyword: Education, Length of Service, Knowledge, Compliance, Personal Protective Equipment

1
Dosen Prodi D3 Keperawatan pada STIKes Persada Husada Indonesia

Copyright © 2019 STIKES Persada Husada Indonesia


http://jurnal.stikesphi.ac.id/index.php/kesehatan
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 6 No. 22 (2019) Juli
Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan APD

Pendahuluan responden di setiap ruang rawat adalah 20 orang


Rumah sakit merupakan salah satu tempat perawat (Agung, 2014).
kerja dengan risiko kerja yang sangat tinggi dan Hasil penelitian tersebut sejalan dengan
mengancam keselamatan dan kesehatan kerja penelitian yang dilakukan di ruang rawat inap
sumber daya manusia (SDM) serta pasien BLUD Rumah Sakit Kabupaten Konawe tahun
bahkan pengunjung yang berada didalamnya. 2015 bahwa ditemukan masih banyaknya
Lingkungan tersebut menimbulkan berbagai perawat yang kurang perhatian dan
dampak negatif yang dapat mempengaruhi kesadaran/kepatuhan dalam menggunakan APD
derajat kesehatan manusia terutama sehingga perawat memiliki potensi untuk
pekerjaannya. Dampak tersebut berupa paparan terpapar penyakit dan juga terjadinya
bahaya mulai dari fisik, kimia, biologis, kecelakaan kerja. Berdasarkan data pada tahun
organis, dan psikososial. 2013, terdapat kejadian kecelakaan kerja yaitu
Berdasarkan hasil laporan Nasional ringan sebanyak 16 kasus (25%) seperti
Safety Carscil (NCS) tahun 1988, bahwa kecelakaan tertusuk jarum suntik dan terkena
kecelakaan di RS 41% lebih besar dari pekerja pecahan botol suntik, kecelakaan berat
industry lainnya. Kasus yang sering terjadi sebanyak 13 kasus (22%) seperti kecelakaan
adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, terjatuh, tertindih alat kerja.
tergores, luka bakar dan penyakit infeksi. Ketidakpatuhan perawat dalam
Menurut Centre for disease control (CDC) penggunaan APD ini tidak menggunakan
memperkirakan setiap tahun terjadi 385.000 handscoon atau masker, atau bahkan keduanya
kejadian luka akibat benda tajam yang saat melakukan tindakan keperawatan,
terkontaminasi darah pada tenaga kesehatan di misalnya pemasangan infus dan pemberian
Amerika Serikat (Yusran, 2008). Lebih dari 8 obat suntik dengan alasan lupa ataupun
juta petugas kesehatan di rumah sakit terpajan merasa kesulitan dan tidak nyaman saat
darah atau cairan tubuh lainnya, diantaranya melakukannya. Bahkan akibat dari
melalui jenis kontak luka dengan instrumen ketidakpatuhan perawat dalam penggunaan
tajam yang terkontaminasi seperti jarum dan APD telah terjadi kecelakaan seorang perawat
pisau bedah (82%), kontak dengan selaput tertusuk jarum suntik bekas pasien dan setelah
lendir, mata hidung atau mulut (14%), terpajan dilakukan pemeriksaan laboratorium akhirnya
dengan kulit yang terkelupas atau rusak (3%), perawat tersebut dinyatakan tertular penyakit
dan gigitan manusia (1%). Hepatitis-B.
Di Indonesia, menurut data BPJS Tingginya frekuensi kontak dengan darah
Ketenagakerjaan yang dirangkum oleh Kemkes penderita akan meningkatkan resiko terjadinya
RI tahun 2018 menyatakan bahwa angka infeksi pada tenaga kesehatan. Penelitian yang
kecelakaan kerja di Indonesia mencapai 80.392 dilakukan terhadap 24.000 tenaga kesehatan di
kasus (Kemkes RI, 2019). Penyebab salah rumah sakit selama 3 tahun menunjukkan
satunya adalah kelalaian penggunaan Alat bahwa insiden kontak darah (exposure rate) 3,5
Pelindung Diri (APD) secara umum pada per 100 pekerja per tahun (Denis, 2003).
beberapa unit kerja. Berdasarkan penelitian Berdasarkan hasil penelitian Dedek Mulyanti
yang telah dilakukan di Rumah Sakit Sari Asih (2008) menunjukkan bahwa 45% bidan di RSU
Serang Provinsi Banten, didapatkan data bahwa Meuraxa Banda Aceh menggunakan APD
ketidakpatuhan perawat dalam penggunaan dengan baik dan benar dalam melakukan
APD yaitu di ruang ICU (39%), perinatologi tindakan.
(62%), ruang anak (79%), ruang perawatan Para petugas dalam hal ini perawat telah
umum (76%), instalasi gawat darurat (63%), diberi tugas untuk melaksanakan tugasnya.
dan ruang VIP (45,8%), dengan jumlah Mereka menjalankan tugas sebagai perawat

Copyright © 2019 STIKES Persada Husada Indonesia 22


Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 6 No. 22 (2019) Juli
Online ISSN: 2622-4666 - Print ISSN: 2356-3281

dengan tiga shift dalam setiap harinya. Dengan sampling dengan jumlah sampel 50 responden
waktu dinas setiap harinya kurang lebih delapan yang bertugas di ruang rawat inap.
jam. Masalah dalam kepatuhan menggunakan Instrumen pengumpulan data yang
APD menjadi sebuah renungan dalam digunakan adalah lembar kuesioner yang berisi
melaksanakan tugas setiap harinya, karena data demografi dan tingkat kepatuhan perawat.
berhubungan langsung dengan pasien di tempat Saat responden mengisi kuesioner didampingi
mereka bekerja berpotensi terhadap berbagai oleh peneliti, sebagai upaya untuk menghindari
penyakit yang tanpa mereka sadari dengan adanya isian kuesioner yang tidak diisi oleh
dampak resiko penyakit dikemudian hari. responden. Dalam pengisian kuesioner ini,
APD adalah peralatan keselamatan masing-masing responden tidak membutuhkan
merupakan upaya terakhir melindungi diri waktu lama dan tidak mengganggu
dalam meminimalkan bahaya (Suwardi, 2018). pekerjaannya dikarenakan pengisian kuesioner
Perawat diwajibkan untuk menggunakan APD dilakukan setelah perawat selesai dinas.
untuk menghindari resiko keselamatan dan Analisis data yang digunakan dalam
kasehatan kerja di rumah sakit dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan
memberikan asuhan keperawatan. Perawat bivariat. Analisis univariat untuk
dalam menjalankan peran sebagai pemberi menggambarkan distribusi frekuensi; usia, jenis
asuhan keperawatan dituntut untuk menjaga kelamin, pendidikan, pengetahuan, dan masa
keselamatan diri dari bahaya serta dampak yang kerja serta kepatuhan penggunaan APD.
ditimbulkan yakni dengan menggunakan Analisis bivariat yang digunakan adalah chi-
proteksi diri, dimana proteksi diri merupakan square untuk mengetahui hubungan
suatu pencegahan untuk menghindari atau pendidikan, pengetahuan dan lama masa kerja
meminimalkan bahaya (Diklat RS dr. Kariadi, terhadap tingkat pengetahuan perawat. Analisis
2003 dalam Sarce 2009). Ada beberapa faktor data menggunakan SPSS 20.
yang berhubungan dengan kepatuhan perawat
untuk menggunakan APD diantaranya Hasil dan Pembahasan
pengetahuan, pendidikan dan masa kerja
seorang perawat. Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Berdasarkan latar belakang di atas, Usia Responden (n=50)
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Variabel F %
tentang hubungan pendidikan, pengetahuan dan 20 Tahun-30 Tahun 33 66
lama masa kerja terhadap tingkat kepatuhan 30 Tahun-40 Tahun 17 34
perawat dalam penggunaan APD di RS Harum
Sisma Medika Tahun 2019.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Tujuan penelitian ini adalah untuk
sebagian besar responden berada dalam rentang
mengetahui hubungan pendidikan, pengetahuan
usia 20 tahun sampai 30 tahun. Hal tersebut
dan lama masa kerja terhadap tingkat kepatuhan
menunjukkan bahwa rata-rata perawat di RS
perawat dalam penggunaan APD di RS Harum
Harum Sisma Medika berada pada rentang usia
Sisma Medika Tahun 2019.
produktif.

Metode Tabel 2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Penelitian ini merupakan penelitian Jenis Kelamin (n=50)
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross Variabel F %
sectional. Penelitian ini dilakukan di ruang
Laki-laki 8 16
rawat inap RS Harum Sisma Medika. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive Perempuan 42 84

23 Copyright © 2019 STIKES Persada Husada Indonesia


Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 6 No. 22 (2019) Juli
Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan APD

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan Berdasarkan tabel di atas menunjukkan


sebagian besar responden adalah berjenis sebagian besar responden memiliki masa kerja
kelamin perempuan. kurang dari 5 tahun dan lebih dari 5 tahun.

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan


Tingkat Pendidikan Responden (n=50) Tingkat Pengetahuan Responden (n=50)
Variabel F % Variabel F %
D3 Keperawatan 43 86 Pengehuan Kurang 22 44
S1 Keperawatan 3 6 Pengetahuan Baik 28 56
Ners 4 8
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden memiliki
sebagian besar responden mempunyai tingkat pengetahuan yang baik tentang penggunaan
pendidikan D3 Keperawatan. Faktor pendidikan APD dengan jumlah 56%.
merupakan suatu hal yang besar pengaruhnya
terhadap peningkatan produktivitas kerja yang Tabel 6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dilakukan oleh seseorang. Tingkat Kepatuhan Responden (n=50)
Variabel F %
Tidak Patuh 17 34
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Patuh 33 66
Masa Kerja Responden (n=50)
Variabel F %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
<5 Tahun 25 50 bahwa sebagian besar responden patuh terhadap
>5 Tahun 25 50 penggunaan APD dengan nilai 66%.

Tabel 7 Hubungan Pendidikan dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan


APD (n=50)
Tingkat Kepatuhan
Pendidikan Total P-value
Tidak Patuh Patuh
D3 Keperawatan 15 (34,9%) 28 (65,1%) 43 (100%)
S1 Keperawatan 0 3 (100%) 3 (100%) 0,365
Ners 2 (50%) 2 (50%) 4 (100%)
Total 17 (34%) 33 (66%) 50 (100%)

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dimana tidak ada hubungan antara tingkat
hasil uji statistik diperoleh nilai p =0,365 maka pendidikan perawat dengan perilaku kepatuhan
dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara perawat dalam menjalankan SOP resiko pasien
tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan jatuh (Pagala, I., Shaluhiyah, Z., Widjasena,
dalam penggunaan APD bagi perawat. Tabel 2017). Pendidikan merupakan proses formal
tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar dari pelatihan seorang intelek dan suatu
perawat dengan tingkat pendidikan D3 pengembangan seseorang individu meliputi
Keperawatan. intelektual, spiritual, moral, kreatif, emosional
Hasil penelitian ini sejalan dengan dan juga kegiatan fisik. Dalam hal ini, tingkat
penelitian yang dilakukan oleh Pagala (2017) pendidikan akan menjadi faktor predisposisi

Copyright © 2019 STIKES Persada Husada Indonesia 24


Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 6 No. 22 (2019) Juli
Online ISSN: 2622-4666 - Print ISSN: 2356-3281

seseorang untuk perubahan perilaku seseorang dalam diri seorang perawat untuk melakukan
karena memberikan pengalaman belajar yang suatu tindakan yang lebih baik. Selain itu,
berbeda bagi individu. dengan adanya motivasi akan menimbulkan
Namun, dalam bekerja sebagai perawat kesadaran dalam diri perawat bahwa pentingnya
tidak hanya pendidikan formal saja yang penggunaan APD untuk meningkatkan
menjadi dasar bagi perawat, melainkan harus keselamatan saat bekerja.
dilengkapi dengan pelatihan dan motivasi dari

Tabel 8 Hubungan Masa Kerja dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Penggunaan
APD (n=50)
Tingkat Kepatuhan OR
Masa Kerja Total P-value
Tidak Patuh Patuh (95% CI)
< 5 tahun 13 (52%) 12 (48%) 25 (100%) 5,688
0,017
> 5tahun 4 (16%) 21 (84%) 25 (100%) (1,510-21,424)
Total 17 (34%) 33 (66%) 50 (100%)

Hasil uji statistik pada tabel 8 didapatkan Masa kerja ini erat kaitannya dengan
nilai p =0,017, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman seseorang, sehingga sangat
ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dibutuhkan dalam melakukan asuhan
dengan tingkat kepatuhan penggunaan APD. keperawatan. Dengan pengalaman kerja yang
Dari hasil analisis juga didapatkan nilai OR lebih lama tentu akan memberikan pengalaman
=5,688, yang artinya perawat dengan masa yang lebih lama kepada perawat dalam
kerja >5 tahun mempunyai peluang 5,688 kali menangani pasien dan upaya untuk
untuk lebih patuh dalam penggunaan APD meningkatkan keselamatan kerja bagi individu.
dibandingkan dengan perawat dengan masa Dalam penelitian, adanya hubungan
kerja <5 tahun. tersebut juga dipengaruhi oleh faktor lain yaitu
Masa kerja dapat menyebabkan adanya pelatihan dan edukasi yang selalu
seseorang untuk lebih memahami tentang faktor diberikan oleh pihak RS kepada perawat dan
resiko terhadap pekerjaannya serta upaya tenaga kesehatan lainnya terkait dengan
pencegahannya. Namun penelitian ini tidak penggunaan APD, sehingga semakin lama masa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh kerja seorang perawat maka akan meningkatkan
Wekoyla (2012) dimana tidak ada hubungan pemahaman dan meningkatkan kesadaran bagi
antara masa kerja dengan tingkat kepatuhan perawat bahwa penggunaan APD tersebut
penggunaan APD oleh bidan dalam membantu merupakan upaya pencegahan untuk
persalinan normal (Wekoyla, 2012). menghindari bahaya kecelakaan kerja.

Tabel 9 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam


Penggunaan APD (n=50)
Tingkat Kepatuhan OR
Pengetahuan Total P-value
Tidak Patuh Patuh (95% CI)
Kurang baik 14 (63,6%) 8 (36,4%) 22 (100%) 14,583
0.00
Baik 3 (10,7%) 25 (89,3%) 28 (100%) (3,322-64,027)
Total 17 (34%) 33 (66%) 50 (100%)

25 Copyright © 2019 STIKES Persada Husada Indonesia


Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 6 No. 22 (2019) Juli
Tingkat Kepatuhan Perawat Dalam Penggunaan APD

Berdasarkan tabel 9, diperoleh bahwa Kesimpulan


perawat dengan pengetahuan yang baik Hasil penelitian ini dapat disimpulkan
memiliki tingkat kepatuhan tidak patuh bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
sebanyak 3 (10,7%) perawat dan patuh antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan
sebanyak 25 (89,3%) dalam menggunakan APD perawat dalam penggunaan APD (p-value
saat memberikan asuhan keperawatan. Hasil uji =0.365), ada hubungan yang signifikan antara
statistik didapatkan nilai p =0,000, maka dapat masa kerja dengan tingkat kepatuhan perawat
disimpulkan bahwa ada hubungan yang dalam penggunaan APD (p-value =0,017), dan
signifikan antara tingkat pengetahuan dengan ada hubungan yang signifikan antara
tingkat kepatuhan penggunaan APD. Dari hasil pengetahuan dengan tingkat kepatuhan perawat
analisis juga didapatkan nilai OR =14,583 yang dalam penggunaan APD (p-value =0,000).
artinya perawat dengan tingkat pengetahuan
yang baik mempunyai peluang 14,583 kali Saran
untuk lebih patuh dalam penggunaan APD Disarankan kepada pihak RS agar selalu
dibandingkan dengan perawat dengan memberikan pelatihan dan edukasi berkala
pengetahuan kurang. Dari hasil penelitian ini kepada perawat dan tenaga kesehatan lainnya
dapat dikatakan bahwa perawat di ruang rawat sebagai upaya untuk meminimalkan bahaya
inap memiliki tingkat pengetahuan yang baik dalam keselamatan kerja bagi tenaga kerja di
secara umum tentang APD. Hasil lingkungan RS Harum Sisma Medika.
penelitian ini sejalan dengan studi
fenomenologi yang dilakukan oleh Agustine Ucapan Terima Kasih
(2015) dimana sikap ketidakpatuhan pekerja Dalam hal ini peneliti mengucapkan
yang kurang baik dipengaruhi oleh pengetahuan terimakasih kepada semua pihak RS Harum
yang terbatas (Agustine, 2015). Penelitian ini Sisma Medika, STIKes Persada Husada
juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Indonesia dan pihak lain yang telah membantu
oleh Yuliana (2012) yang mengatakan bahwa dalam penyelesaian penelitian ini.
ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan perawat tentang cara transmisi Daftar Pustaka
HIV/AIDS dengan kepatuhan terhadap
kewaspadaan standar di RSKO Jakarta Tahun
2012 (Yuliana, 2012). Agung, D. (2014). Penggunaan Alat Pelindung
Diri di Rumah Sakit Sari Asih Serang.
Tingkat pengetahuan yang baik terkait
Journal of Enviromental and Public
dengan APD akan menumbuhkan sikap dan Health, 4(3), 81–89.
perilaku yang baik sehingga perawat akan patuh
dalam menggunakan APD dalam setiap Agustine, S. (2015). Perilaku Penggunaan Alat
Pelindung Diri (Universitas Indonesia).
melakukan asuhan keperawatan. Tingkat
Retrieved from
pengetahuan yang baik akan memberikan http://journal2.um.ac.id/index.php/prev
pemahaman kepada perawat bahwa jika tidak entia/article/view/2744
menggunakan APD akan membahayakan diri
Kemkes RI. (2019). Menaker hanif canangkan
perawat. Hal tersebut sesuai dengan teori
peringatan bulan K3 Nasional 2018.
Bloom dalam Notoatmodjo (2003) yang Retrieved from
menjelaskan bahwa tingkatan pengetahuan http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=1
seseorang terdiri dari enam domain yaitu, tahu, 8012200004
paham, aplikasi, analisis, sistematis dan
Medical Record RS Harum Sisma Medika
evaluasi. Setiap tingkatan tersebut akan Jakarta Timur Tahun 2019.
memperlihatkan kemampuan individu.

Copyright © 2019 STIKES Persada Husada Indonesia 26


Jurnal Persada Husada Indonesia Vol. 6 No. 22 (2019) Juli
Online ISSN: 2622-4666 - Print ISSN: 2356-3281

Nursalam, Sukidjo. (2003). Promosi Kesehatan Wekoyla. (2012). Hubungan Pengetahuan,


Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta Sikap, Pendidikan dan Masa Kerja
Bidan Terhadap Perilaku Penggunaan
Pagala, I., Shaluhiyah, Z., Widjasena, B. Alat Pelindung Diri.
(2017). Perilaku Kepatuhan Perawat
Melaksanakan SOP Terhadap Kejadian Yuliana, C. (2012). Kepatuhan Perawat
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit X Terhadap Kewaspadaan Standar di
Kendari. Jurnal Promosi Kesehatan RSKO Jakarta Tahun 2012. Universitas
Indonesia, 12(1), 138–149. Indonesia.

27 Copyright © 2019 STIKES Persada Husada Indonesia

Anda mungkin juga menyukai