p-ISSN : 2087-8508
H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I
ABSTRAK
Kejadian infeksi dianggap sebagai suatu masalah serius yang mengancam kesehatan dan keselamatan
pasien dan petugas kesehatan secara global. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di
Rumah Sakit dan menyerang penderita yang sedang dalam masa proses penyembuhan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam
penerapan alat pelindung diri terhadap pencegahan penularan infeksi nosokomial. Jenis penelitian
deskritif analitik desain cross sectional. Pengumpulan data telah dilaksanakan di RSUD Dr. Rasidin
kota Padang dan waktu penelitian pada tanggal 4-10 Juni 2018, sampel 40 responden perawat di ruang
rawat inap pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Pengambilan data menggunakan data
primer yang diperoleh melalui koesioner dan data di olah dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil
analisis univariat didapatkan 72,5% responden dengan pengetahuan tinggi, 50% dengan sikap positif,
52,5% dengan sarana dan prasarana yang lengkap, 57,5% dengan perilaku baik. Hasil analisis terdapat
hubungan pengetahuan dengan perilaku perawat dalam penerapan APD (p=0,043), terdapat hubungan
sikap dengan perilaku perawat dalam penerapan APD (p=0,000), terdapat hubungan sarana dan
prasarana dengan perilaku perawat dalam penerapan APD (p=0,012). Diharapkan kepada tenaga
kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap, dan kepada pihak rumah sakit agar
melengkapi ketersedian alat bagi perawat untuk mendukung penggunaan APD dan mencegah
penularan infeksi nosokomial.
Kata kunci : Perilaku, perawat, alat perlindungan diri, infeksi nosocomial
ABSTRACT
The incidence of infection is considered a serious problem that threatens the health and safety of
patients and health care workers globally. Nosocomial infection is an infection that occurs in
hospitals and attacks patients who are in the process of healing. The purpose of this study was to
determine factors related to nurses' behavior in the application of personal protective equipment
against the prevention of nosocomial infection transmission. This type of research is analytic
descriptive cross sectional design. Data collection has been carried out in Dr. Rasidin Padang city
and research time on 4-10 June 2018, a sample of 40 nurse respondents in the inpatient sampling
room with total sampling techniques. Retrieval of data using primary data obtained through
questionnaires and processed data with univariate and bivariate analysis. Univariate analysis results
found 72.5% of respondents with high knowledge, 50% with a positive attitude, 52.5% with complete
facilities and infrastructure, 57.5% with good behavior. The results of bivariate analysis there is a
relationship of knowledge with the behavior of nurses in the application of PPE (p=0,043), there is a
relationship between attitude and nurses 'behavior in the application of PPE (p=0,000), there is a
relationship between facilities and infrastructure and nurses' behavior in the application of PPE
(p=0.012). It is expected that health workers can increase knowledge, change attitudes, and the
hospital side to complete the availability of tools for nurses to support the use of PPE and prevent
transmission of nosocomial infections.
Keywords: Nurse, behavior, personal protective equipment, nosocomial infection
46
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508
H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I
47
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508
H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I
48
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508
H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat ada hubungan sikap dengan perilaku perawat
dari 20 responden yang bersikap negatif dalam penerapan APD terhadap pencegahan
ditemukan 15 responden berprilaku kurang infeksi nosokomial di Ruang Rawat Inap
baik (75,0%) dan 5 responden berprilaku baik RSUD Dr. Rasidin Padang tahun 2018.
(25,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan
4. Hubungan Sarana dan Prasarana dengan Perilaku Perawat dalam Penerapan APD terhadap
Pencegahan Infeksi Nosokomial
Tabel 3. Hubungan Perilaku Perawat dengan Sarana dan Prasarana dalam Penerapan APD
Perilaku
Sarana dan Kurang n= 40 p-Value
Baik
Prasarana Baik
f % f % f %
Tidak Lengkap 12 63,2 7 36,8 19 100
Lengkap 5 23,8 16 76,2 21 100 0,012
Jumlah 17 42,5 23 57,5 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rendah yaitu (72,7%) dibandingkan dengan
dari 19 responden yang menyatakan sarana responden yang memiliki pengetahuan tinggi
dan prasarana tidak lengkap ditemukan 12 yaitu (31,0%). Hasil penelitian ini sejalan
responden berprilaku kurang baik (63,2%) dan dengan penelitian yang dilakukan oleh
7 responden berprilaku baik (36,8%). Hasil uji Anawati (2013) tentang hubungan
statistik diperoleh nilai p=0,012 (p<0,05), pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan
maka dapat disimpulkan ada hubungan sarana perawat dalam penggunaan alat pelindung diri
dan prasarana dengan perilaku perawat dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa,
penerapan APD terhadap pencegahan infeksi ditemukan ada hubungan pengetahuan dengan
nosokomial di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. kepatuhan perawat dalam penggunaan alat
Rasidin Padang tahun 2018. pelindung diri (p = 0,008) (Anawati, Kartika
Rhomi Novitasari and Mawardika 2013).
PEMBAHASAN Menurut asumsi peneliti, terdapatnya
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku hubungan pengetahuan dengan perilaku dalam
Perawat dalam Penggunaan APD menerapkan APD terhadap pencegahan infeksi
Berdasarkan hasil penelitian, nosokomial karena pengetahuan merupakan
didapatkan bahwa responden yang memiliki hal yang sangat berpengaruh terhadap perilaku
perilaku kurang baik lebih banyak ditemukan responden dalam menggunakan APD. Oleh
pada responden yang memiliki pengetahuan sebab itu sebaiknya rumah sakit lebih berusaha
49
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508
H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I
untuk meningkatkan atau mempertahankan maupun tidak langsung), serta faktor emosi
pengetahuan pekerja mengenai APD. Hal ini dalam diri idividu itu sendiri yang kemudian
dapat dilakukan dengan pemasangan poster akan memberikan bentuk dan struktur terhadap
keselamatan kerja tentang APD karena apa yang dilihat dan ketahui, sehingga
pengetahuan dalam penggunaan alat pelindung menimbulkan kecendrungan untuk bersikap
diri yang baik dan aman mutlak dimiliki oleh dan bertindak. Hal ini didasarkan pada
responden. pengalaman kerja dari 31,81% perawat yang
Pengetahuan merupakan landasan cukup lama di RSUD Dr.Rasidin Padang,
utama dan penting bagi tenaga kesehatan bahwa adanya pengaruh sikap terhadap
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. penerapan APD, dimana jika perawat bersikap
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang positif maka akan berprilaku baik dalam
memiliki tanggung jawab utama dalam penerapan APD, sebaliknya jika perawat
pelayanan keperawatan serta pelaksanaan bersikap negatif maka cendrung berperilaku
asuhan keperawatan yang holistic dan kurang baik dalam penerapan APD. Untuk itu
komprehensif dituntut memiliki pengetahuan perlu adanya pembentukan sikap perawat
yang tinggi dalam profesi keperawatan tentang penerapan APD menjadi lebih baik
(Anugraheni 2010). sehingga perawat dapat melaksanakan
Pengetahuan merupakan faktor yang penerapan APD dengan baik. Hal ini
sangat penting untuk terbentuknya perilaku membuktikan bahwa sikap perawat
seseorang, bila pekerja mempunyai berpengaruh terhadap penerapan APD. Hal ini
pengetahuan yang kurang terhadap potensi disebabkan karena sikap negatif perawat yang
ataupun sumber bahaya yang ada di akan melahirkan respon yang kurang baik dari
lingkungan kerjanya, maka individu tersebut perawat dalam penerapan APD.
akan cenderung membuat suatu keputusan Hal ini sesuai dengan teori Green
yang salah, dalam hal ini perilaku penggunaan bahwa sikap dapat mempengaruhi perilaku dan
APD. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa juga sesuai dengan pendapat Allport (1954)
pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dikutip oleh Sarwono (2009), bahwa
berpengaruh (predisposing factors) yang sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu
mendorong atau menghambat individu untuk proses yang berlangsung dalam diri seseorang,
berperilaku (dalam hal penggunaan APD). bersama dengan pengalaman individual
masing-masing, mengarahkan dan menentukan
Hubungan Sikap dengan Perilaku Perawat respons terhadap berbagai objek dan situasi
dalam Penggunaan APD (Sarwono 2009). Pendapat lain disampaikan
Berdasarkan hasil penelitian, oleh Lestari (2015) bahwa sikap adalah suatu
didapatkan bahwa responden yang memiliki proses penilaian yang dilakukan seseorang
perilaku kurang baik lebih banyak ditemukan terhadap suatu objek atau situasi yang disertai
pada responden yang memiliki sikap negatif adanya perasaan tertentu dan memberikan
yaitu (70,0%) dibandingkan dengan responden dasar kepada orang tersebut untuk membuat
yang memiliki sikap positif yaitu (10,0%). respon atau berprilaku dalam cara yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tertentu yang dipilihnya (Lestari 2015).
yang dilakukan oleh Banda (2015) tentang Sikap terhadap suatu perilaku
hubungan perilaku perawat dengan kepatuhan dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku
menggunakan alat pelindung diri sesuai SOP tersebut akan membawa kepada hasil yang
di BLUD Rumah Sakit Knonawe, ditemukan diinginkan. Keyakinan mengenai perilaku apa
ada hubungan sikap dengan kepatuhan perawat yang bersikap normatif dan motivasi untuk
dalam penggunaan alat pelindung diri (p = bertindak sesuai dengan harapan normative
0,027) (Banda 2015). tersebut membentuk norma subjektif dalam
Menurut asumsi peneliti terhadap diri individu. Kontrol individu ditentukan oleh
penelitian ini adalah ditemukan sikap yang pengalaman masa lalu dan perkiraan individu.
baik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor Kontrol individu ditentukan oleh pengalaman
yaitu pengalaman yang pribadi (baik langsung masa lalu dan perkiraan individu mengenai
48
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508
H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I
seberapa sulit atau mudahnya untuk Hal ini sesuai dengan teori Green
melakukan perilaku yang bersangkutan bahwa salah satu faktor yang mempermudah
(Azwar 2008). atau mempresdisposisi terjadinya perilaku
seseorang adalah ketersedian sarana dan
Hubungan Sarana dan Prasarana dengan prasarana. Sarana dan prasarana termasuk
Perilaku Perawat dalam Penggunaan APD faktor pemungkin untuk terjadinya perilaku
Berdasarkan hasil penelitian, kesehatan. Alat pelindung diri (APD) adalah
didapatkan bahwa responden yang memiliki alat yang dipakai untuk melindungi diri atau
perilaku kurang baik lebih banyak ditemukan tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan
pada sarana dan prasarana yang tidak lengkap kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
yaitu (63,2%) dibandingkan dengan sarana dan tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang
prasarana yang lengkap yaitu (23,8%). terjadi. Alat pelindung diri tidak dapat
Menurut asumsi peneliti, terdapatnya menghilangkan ataupun mengurangi bahaya
hubungan sarana dan prasarana dengan yang ada. Alat ini hanya mengurangi jumlah
perilaku dalam penerapan APD terhadap kontak dengan bahaya dengan cara
pencegahan infeksi nosokomial karena sarana penempatan penghalang antara tenaga kerja
dan prasarana yang lengkap di rumah sakit dengan bahaya (Suma’mur 2009).
akan membantu responden dalam menerapkan Kementrian Kesehatan RI (2012)
APD dengan baik, sedangkan sarana dan menurutnya alat pelindung diri merupakan
prasarana yang tidak lengkap membuat salah satu peralatan yang akan digunakan oleh
responden sulit dalam menerapkan tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya
penggunaan APD sesuai dengan standar yang infeksi nosocomial, melindungi penderita dari
diterapkan oleh rumah sakit. Dan ditemukan kemungkinan terjadinya infeksi dimulai dari
bahwa ketersedian APD akan mempengaruhi pasien masuk, mendapatkan asuhan
perilaku perawat dalam penerapan APD. keperawatan dan tindakan medis sampai
Dimana APD merupakan alat yang dapat pasien pulang dari rumah sakit. Pemakaian alat
digunakan perawat dalam perilaku penerapan pelindung diri dalam sehari-hari lebih banyak
APD. Jika APD tersedia dengan lengkap maka berfungsi untuk melindungi pasien dibanding
perawat akan bisa mengunakan APD tersebut melindungi perawat (Kementerian Kesehatan
saaat berkerja. Sebaliknya jika APD tidak Republik Indonesia 2012).
tersedia maka perawat tidak bisa
menggunakan APD lengkap dalam bekerja.
Untuk itu agar perilaku penerapan APD KESIMPULAN DAN SARAN
menjadi lebih baik, maka perlu adanya Dari hasil penelitian didapatkan
ketersedian APD secara lengkap di Ruang kesimpulan bahwa ada hubungan pengetahuan
Rawat Inap RSUD Dr.Rasidin Padang. dengan perilaku perawat dalam penerapan
Masih kurangnya ketersediaan alat APD terhadap pencegahan infeksi nosokomial
pelindung diri di Ruang Rawat Inap RSUD. di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Rasidin
Rasidin padang perlu mendapat perhatian bagi Padang tahun 2018 (p=0,043), ada hubungan
manajemen rumah sakit karena ketersedian sikap dengan perilaku perawat dalam
alat pelindung diri ini sangat penting unuk penerapan APD terhadap pencegahan infeksi
mencegah terjadinya penularan infeksi pada nosokomial (p=0,000) dan ada hubungan
perawat. Hasil penelitian ini sejalan dengan sarana dan prasarana dengan perilaku perawat
penelitian yang dilakukan oleh Runtu (2009) dalam penerapan APD terhadap pencegahan
yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan infeksi nosokomial (p=0,012). Disarankan
dengan perilaku perawat dalam penerapan kepada rumah sakit agar dapat mengubah
universal precaution di RSUP Prof. Dr. R.D. sikap perawat tentang pentingnya
Kandou Manado. Hasil ini menunjukkan menggunakan APD sesuai SOP di ruang rawat
bahwa ada hubungan ketersedian sarana inap yang baik dan benar dengan mempertegas
dengan perilaku universal precautions (Runtu, peraturan penggunaan APD di setiap ruangan.
Haryanti, and Rahayujati 2013).
49
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508
H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E
AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I