Anda di halaman 1dari 8

e-ISSN : 2540-9611

p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU


PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

FACTORS RELATED TO NURSES BEHAVIOR IN THE APPLICATION


OF PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT

Nova Fridalni1, Rini Rahmayanti2


STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
novafridalni@gmail.com, rinie.rahmayanti@gmail.com

ABSTRAK
Kejadian infeksi dianggap sebagai suatu masalah serius yang mengancam kesehatan dan keselamatan
pasien dan petugas kesehatan secara global. Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang terjadi di
Rumah Sakit dan menyerang penderita yang sedang dalam masa proses penyembuhan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku perawat dalam
penerapan alat pelindung diri terhadap pencegahan penularan infeksi nosokomial. Jenis penelitian
deskritif analitik desain cross sectional. Pengumpulan data telah dilaksanakan di RSUD Dr. Rasidin
kota Padang dan waktu penelitian pada tanggal 4-10 Juni 2018, sampel 40 responden perawat di ruang
rawat inap pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Pengambilan data menggunakan data
primer yang diperoleh melalui koesioner dan data di olah dengan analisa univariat dan bivariat. Hasil
analisis univariat didapatkan 72,5% responden dengan pengetahuan tinggi, 50% dengan sikap positif,
52,5% dengan sarana dan prasarana yang lengkap, 57,5% dengan perilaku baik. Hasil analisis terdapat
hubungan pengetahuan dengan perilaku perawat dalam penerapan APD (p=0,043), terdapat hubungan
sikap dengan perilaku perawat dalam penerapan APD (p=0,000), terdapat hubungan sarana dan
prasarana dengan perilaku perawat dalam penerapan APD (p=0,012). Diharapkan kepada tenaga
kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap, dan kepada pihak rumah sakit agar
melengkapi ketersedian alat bagi perawat untuk mendukung penggunaan APD dan mencegah
penularan infeksi nosokomial.
Kata kunci : Perilaku, perawat, alat perlindungan diri, infeksi nosocomial

ABSTRACT
The incidence of infection is considered a serious problem that threatens the health and safety of
patients and health care workers globally. Nosocomial infection is an infection that occurs in
hospitals and attacks patients who are in the process of healing. The purpose of this study was to
determine factors related to nurses' behavior in the application of personal protective equipment
against the prevention of nosocomial infection transmission. This type of research is analytic
descriptive cross sectional design. Data collection has been carried out in Dr. Rasidin Padang city
and research time on 4-10 June 2018, a sample of 40 nurse respondents in the inpatient sampling
room with total sampling techniques. Retrieval of data using primary data obtained through
questionnaires and processed data with univariate and bivariate analysis. Univariate analysis results
found 72.5% of respondents with high knowledge, 50% with a positive attitude, 52.5% with complete
facilities and infrastructure, 57.5% with good behavior. The results of bivariate analysis there is a
relationship of knowledge with the behavior of nurses in the application of PPE (p=0,043), there is a
relationship between attitude and nurses 'behavior in the application of PPE (p=0,000), there is a
relationship between facilities and infrastructure and nurses' behavior in the application of PPE
(p=0.012). It is expected that health workers can increase knowledge, change attitudes, and the
hospital side to complete the availability of tools for nurses to support the use of PPE and prevent
transmission of nosocomial infections.
Keywords: Nurse, behavior, personal protective equipment, nosocomial infection

46
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

PENDAHULUAN pakai pada saat bekerja seperti, pelindung


Kejadian infeksi dirumah sakit kepala (helmet), sarung tangan (gloves),
dianggap sebagai suatu masalah serius yang pelindung mata (eye protection), pelindung
mengancam kesehatan dan keselamatan pasien muka (face shield), pakaian yang bersifat
dan petugas kesehatan secara global. Selain reflektive, sepatu, pelindung pendengaran
itu, kejadian infeksi juga berdampak pada (hearing proctection) dan pelindung
kualitas pelayanan kesehatan dan peningkatan pernafasan (masker) (Kementerian Kesehatan
pembiayaan pelayanan kesehatan. Buruknya Republik Indonesia 2012). Penggunaan alat
suatu pelayanan kesehatan, khususnya dalam perlindungan diri bertujuan untuk melindungi
pencegahan infeksi dan pengendalian infeksi kulit atau selaput lendir perawat dari semua
dapat mengakibatkan infeksi nosokomial. cairan tubuh dari kontal langsung dengan
Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang pasien. Alat perlindungan diri meliputi sarung
terjadi di Rumah Sakit dan menyerang tangan, masker, dan perlindungan mata, topi,
penderita yang sedang dalam masa proses gaun dan apron. Salah satu alat perlindungan
penyembuhan. Infeksi nosokomial terjadi diri yang digunakan untuk mencegah
karena adanya transmisi mikroba patogen yang kontaminasi antara perawat dengan pasien saat
bersumber dari lingkungan rumah sakit dan melakukan tindakan adalah pemakaian sarung
perangkatnya (Darmadi 2008). Menurut tangan dan masker (Tien, Arifin, and Jaya
Dewan Penasehat Keselamat Pasien, infeksi Alfiat 2015)
nosokomial menyebabkan 1,5 juta kematian Perilaku seorang perawat dalam
setiap hari diseluruh dunia. Studi yang penerapan APD dalam melakukan asuhan
dilakukan World Health Organization (WHO) keperawatan di rumah sakit akan
di 55 rumah sakit di 14 negara diseluruh dunia mencerminkan kinerja seorang perawat. Salah
juga menunjukkan bahwa 8,7% pasien satu model determinan yang digunakan untuk
dirumah sakit menderita infeksi selama melihat perilaku yaitu PRECEDE Model.
menjalani perawatan dirumah sakit. Kasus Model ini menjelaskan bahwa suatu perilaku
infeksi nosokomial di Indonesia mencapai kesehatan seseorang akan dipengaruhi faktor
15,74% jauh berbanding terbalik dari negara reinforcing ( penguat), faktor predisposisi dan
maju yang hanya berkisar 4,8 – 15,5% faktor enabling ( pemungkin), model ini
(Centers for Desease Control and Prevention dikeluarkan oleh Lawrence Green. Menurut
2016). penelitian Syaaf (2008), faktor-faktor yang
Kejadian klien yang terkena infeksi berkaitan dengan perilaku kepatuhan individu
nosokomial semakin meningkat hari semakin saat bekerja sehingga dapat mempengaruhi
meningkat setiap tahunnya. Sudah berbagai dalam melakukan prosedur pekerjaan, antara
upaya telah dilakukan oleh tenaga kesehatan lain pengetahuan, pelatihan, sikap, motivasi,
untuk dapat mencegah terjadinya infeksi komunikasi, ketersediaan fasilitas,
nosocomial, salah satu upayanya adalah pengawasan, hukuman, dan penghargaan
penerapan APD yang benar pada tenaga (Syaaf 2008). Adapun menurut Ramdayana
kesehatan (Saputro 2015). Alat pelindung diri (2008) faktor yang dapat memengaruhi
merupakan alat yang akan digunakan oleh para kepatuhan individu yaitu faktor instrinsik;
tenaga kerja untuk dapat melindungi tubuh pengetahuan, masa kerja, pendidikan, usia,
dari terhadap kemungkinan akan adanya jenis kelamin, dan sikap) dan faktor ekstrinsik;
potensi bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono kelengkapan alat, kenyamanan pemakaian alat,
S 2006) peraturan tentang APD dan pengawasan
Alat perlindungan diri (APD) adalah terhadap APD (Ramdayana 2009).
alat yang digunakan petugas kesehatan selama Menurut Green dalam Notoadmodjo
bertahun-tahun untuk melindungi pasien dari (2010) bahwa faktor utama penyebab
mikroorganisme yang ada pada petugas terbentuknya tindakan pendukung seperti
kesehatan, peralatan APD yang digunakan terwujudnya lingkungan fisk, tersedia atau
petugas kesehatan untuk melindungi diri tidaknya fasilitas kesehatan misalnya,
selama bekerja termasuk pakaian yang harus di tersedianya APD yang cukup daenga jumlah

47
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

pasien akan saling mempengaruhi sedangkan Penelitian ini bersifat deskriptif


yang mempengaruhi perilaku dalam analitik dengan desain penelitian cross
penggunaan APD antara lain: faktor sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan di
predisposisi meliputi pengetahuan, sikap, RSUD Rasidin Padang dan pengumpulan data
sistem budya, tingkat pendidikan, adapun dilaksanakan pada tanggal 4 Juni - 10 Juni
faktor pemungkin meliputi, sarana dan 2018. Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh
prasarana/ fasilitas, sedangkan faktor perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
pengguatnya meliputi sikap petugas kesehatan (Interne, ICU, Bedah, Maternitas dan Anak)
dan peraturan atau kebijakan (Notoatmodjo RSUD Dr. Rasidin Padang yang berjumlah 40
2010). Berdasarkan undang-undang No 36 orang termasuk kepala ruangan dengan kriteria
tahun 2009 pasal 165 yaitu pengelola tempat bersedia menjadi responden, tidak dalam masa
kerja wajib melakukan segala bentuk upaya cuti atau sedang dalam keadaan sakit, perawat
kesehatan melalui upaya pencegahan, yang dinas pagi dan sore di ruang rawat inap
peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi RSUD Dr.Rasidin Padang dan minimal
tenaga kerja (Harlan and Paskarini 2017). pendidikan SPK. Sampel dalam penelitian ini
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui diambil dengan teknik total sampling.
faktor-faktor yang berhubungan dengan Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini
perilaku perawat dalam penerapan alat adalah kuisioner dan lembar observasi. Analisa
pelindung diri di RSUD. Dr. Rasidin Padang. bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
BAHAN DAN METODE statistik Chi-square.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Perawat dalam Penggunaan APD
2.
Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Perawat dalam Penerapan APD
Perilaku
Kurang n= 40
Pengetahuan Baik p-Value
Baik
f % f % f %
Rendah 8 72,7 3 27,3 11 100
Tinggi 9 31,0 20 69,0 29 100 0,043
Jumlah 17 42,5 23 57,5 40 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat yaitu 72,7% dibandingkan dengan responden
dari 11 responden yang berpengetahuan yang memiliki pengetahuan tinggi yaitu
rendah ditemukan 8 responden berprilaku 31,0%. Hasil uji statistik diperoleh p = 0,043
kurang baik (72,7%) dan dari 29 responden (p<0,05), maka dapat disimpulkan ada
berpengetahuan tinggi ditemukan 9 responden hubungan pengetahuan dengan perilaku
berprilaku kurang baik (31,0%). Jadi perawat dalam penerapan APD terhadap
ditemukan responden yang memiliki perilaku pencegahan infeksi nosokomial di Ruang
kurang baik lebih banyak ditemukan pada Rawat Inap RSUD Dr. Rasidin Padang tahun
responden yang memiliki pengetahuan rendah 2018.

48
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

3. Hubungan Sikap dengan Perilaku Perawat dalam Penerapan APD

Tabel 2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Perawat dalam Penggunaan APD


Perilaku
Kurang n=40
Sikap Baik p-value
Baik
f % f % f %
Negatif 15 75,0 5 25,0 20 100
Positif 2 10,0 18 90,0 20 100 0,000
Jumlah 17 42,5 23 57,5 40 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat ada hubungan sikap dengan perilaku perawat
dari 20 responden yang bersikap negatif dalam penerapan APD terhadap pencegahan
ditemukan 15 responden berprilaku kurang infeksi nosokomial di Ruang Rawat Inap
baik (75,0%) dan 5 responden berprilaku baik RSUD Dr. Rasidin Padang tahun 2018.
(25,0%). Hasil uji statistik diperoleh nilai
p=0,000 (p<0,05), maka dapat disimpulkan
4. Hubungan Sarana dan Prasarana dengan Perilaku Perawat dalam Penerapan APD terhadap
Pencegahan Infeksi Nosokomial

Tabel 3. Hubungan Perilaku Perawat dengan Sarana dan Prasarana dalam Penerapan APD

Perilaku
Sarana dan Kurang n= 40 p-Value
Baik
Prasarana Baik
f % f % f %
Tidak Lengkap 12 63,2 7 36,8 19 100
Lengkap 5 23,8 16 76,2 21 100 0,012
Jumlah 17 42,5 23 57,5 40 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa rendah yaitu (72,7%) dibandingkan dengan
dari 19 responden yang menyatakan sarana responden yang memiliki pengetahuan tinggi
dan prasarana tidak lengkap ditemukan 12 yaitu (31,0%). Hasil penelitian ini sejalan
responden berprilaku kurang baik (63,2%) dan dengan penelitian yang dilakukan oleh
7 responden berprilaku baik (36,8%). Hasil uji Anawati (2013) tentang hubungan
statistik diperoleh nilai p=0,012 (p<0,05), pengetahuan dan sikap dengan kepatuhan
maka dapat disimpulkan ada hubungan sarana perawat dalam penggunaan alat pelindung diri
dan prasarana dengan perilaku perawat dalam di Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa,
penerapan APD terhadap pencegahan infeksi ditemukan ada hubungan pengetahuan dengan
nosokomial di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. kepatuhan perawat dalam penggunaan alat
Rasidin Padang tahun 2018. pelindung diri (p = 0,008) (Anawati, Kartika
Rhomi Novitasari and Mawardika 2013).
PEMBAHASAN Menurut asumsi peneliti, terdapatnya
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku hubungan pengetahuan dengan perilaku dalam
Perawat dalam Penggunaan APD menerapkan APD terhadap pencegahan infeksi
Berdasarkan hasil penelitian, nosokomial karena pengetahuan merupakan
didapatkan bahwa responden yang memiliki hal yang sangat berpengaruh terhadap perilaku
perilaku kurang baik lebih banyak ditemukan responden dalam menggunakan APD. Oleh
pada responden yang memiliki pengetahuan sebab itu sebaiknya rumah sakit lebih berusaha

49
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

untuk meningkatkan atau mempertahankan maupun tidak langsung), serta faktor emosi
pengetahuan pekerja mengenai APD. Hal ini dalam diri idividu itu sendiri yang kemudian
dapat dilakukan dengan pemasangan poster akan memberikan bentuk dan struktur terhadap
keselamatan kerja tentang APD karena apa yang dilihat dan ketahui, sehingga
pengetahuan dalam penggunaan alat pelindung menimbulkan kecendrungan untuk bersikap
diri yang baik dan aman mutlak dimiliki oleh dan bertindak. Hal ini didasarkan pada
responden. pengalaman kerja dari 31,81% perawat yang
Pengetahuan merupakan landasan cukup lama di RSUD Dr.Rasidin Padang,
utama dan penting bagi tenaga kesehatan bahwa adanya pengaruh sikap terhadap
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. penerapan APD, dimana jika perawat bersikap
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang positif maka akan berprilaku baik dalam
memiliki tanggung jawab utama dalam penerapan APD, sebaliknya jika perawat
pelayanan keperawatan serta pelaksanaan bersikap negatif maka cendrung berperilaku
asuhan keperawatan yang holistic dan kurang baik dalam penerapan APD. Untuk itu
komprehensif dituntut memiliki pengetahuan perlu adanya pembentukan sikap perawat
yang tinggi dalam profesi keperawatan tentang penerapan APD menjadi lebih baik
(Anugraheni 2010). sehingga perawat dapat melaksanakan
Pengetahuan merupakan faktor yang penerapan APD dengan baik. Hal ini
sangat penting untuk terbentuknya perilaku membuktikan bahwa sikap perawat
seseorang, bila pekerja mempunyai berpengaruh terhadap penerapan APD. Hal ini
pengetahuan yang kurang terhadap potensi disebabkan karena sikap negatif perawat yang
ataupun sumber bahaya yang ada di akan melahirkan respon yang kurang baik dari
lingkungan kerjanya, maka individu tersebut perawat dalam penerapan APD.
akan cenderung membuat suatu keputusan Hal ini sesuai dengan teori Green
yang salah, dalam hal ini perilaku penggunaan bahwa sikap dapat mempengaruhi perilaku dan
APD. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa juga sesuai dengan pendapat Allport (1954)
pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dikutip oleh Sarwono (2009), bahwa
berpengaruh (predisposing factors) yang sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu
mendorong atau menghambat individu untuk proses yang berlangsung dalam diri seseorang,
berperilaku (dalam hal penggunaan APD). bersama dengan pengalaman individual
masing-masing, mengarahkan dan menentukan
Hubungan Sikap dengan Perilaku Perawat respons terhadap berbagai objek dan situasi
dalam Penggunaan APD (Sarwono 2009). Pendapat lain disampaikan
Berdasarkan hasil penelitian, oleh Lestari (2015) bahwa sikap adalah suatu
didapatkan bahwa responden yang memiliki proses penilaian yang dilakukan seseorang
perilaku kurang baik lebih banyak ditemukan terhadap suatu objek atau situasi yang disertai
pada responden yang memiliki sikap negatif adanya perasaan tertentu dan memberikan
yaitu (70,0%) dibandingkan dengan responden dasar kepada orang tersebut untuk membuat
yang memiliki sikap positif yaitu (10,0%). respon atau berprilaku dalam cara yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian tertentu yang dipilihnya (Lestari 2015).
yang dilakukan oleh Banda (2015) tentang Sikap terhadap suatu perilaku
hubungan perilaku perawat dengan kepatuhan dipengaruhi oleh keyakinan bahwa perilaku
menggunakan alat pelindung diri sesuai SOP tersebut akan membawa kepada hasil yang
di BLUD Rumah Sakit Knonawe, ditemukan diinginkan. Keyakinan mengenai perilaku apa
ada hubungan sikap dengan kepatuhan perawat yang bersikap normatif dan motivasi untuk
dalam penggunaan alat pelindung diri (p = bertindak sesuai dengan harapan normative
0,027) (Banda 2015). tersebut membentuk norma subjektif dalam
Menurut asumsi peneliti terhadap diri individu. Kontrol individu ditentukan oleh
penelitian ini adalah ditemukan sikap yang pengalaman masa lalu dan perkiraan individu.
baik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor Kontrol individu ditentukan oleh pengalaman
yaitu pengalaman yang pribadi (baik langsung masa lalu dan perkiraan individu mengenai

48
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

seberapa sulit atau mudahnya untuk Hal ini sesuai dengan teori Green
melakukan perilaku yang bersangkutan bahwa salah satu faktor yang mempermudah
(Azwar 2008). atau mempresdisposisi terjadinya perilaku
seseorang adalah ketersedian sarana dan
Hubungan Sarana dan Prasarana dengan prasarana. Sarana dan prasarana termasuk
Perilaku Perawat dalam Penggunaan APD faktor pemungkin untuk terjadinya perilaku
Berdasarkan hasil penelitian, kesehatan. Alat pelindung diri (APD) adalah
didapatkan bahwa responden yang memiliki alat yang dipakai untuk melindungi diri atau
perilaku kurang baik lebih banyak ditemukan tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan
pada sarana dan prasarana yang tidak lengkap kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
yaitu (63,2%) dibandingkan dengan sarana dan tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang
prasarana yang lengkap yaitu (23,8%). terjadi. Alat pelindung diri tidak dapat
Menurut asumsi peneliti, terdapatnya menghilangkan ataupun mengurangi bahaya
hubungan sarana dan prasarana dengan yang ada. Alat ini hanya mengurangi jumlah
perilaku dalam penerapan APD terhadap kontak dengan bahaya dengan cara
pencegahan infeksi nosokomial karena sarana penempatan penghalang antara tenaga kerja
dan prasarana yang lengkap di rumah sakit dengan bahaya (Suma’mur 2009).
akan membantu responden dalam menerapkan Kementrian Kesehatan RI (2012)
APD dengan baik, sedangkan sarana dan menurutnya alat pelindung diri merupakan
prasarana yang tidak lengkap membuat salah satu peralatan yang akan digunakan oleh
responden sulit dalam menerapkan tenaga kesehatan untuk mencegah terjadinya
penggunaan APD sesuai dengan standar yang infeksi nosocomial, melindungi penderita dari
diterapkan oleh rumah sakit. Dan ditemukan kemungkinan terjadinya infeksi dimulai dari
bahwa ketersedian APD akan mempengaruhi pasien masuk, mendapatkan asuhan
perilaku perawat dalam penerapan APD. keperawatan dan tindakan medis sampai
Dimana APD merupakan alat yang dapat pasien pulang dari rumah sakit. Pemakaian alat
digunakan perawat dalam perilaku penerapan pelindung diri dalam sehari-hari lebih banyak
APD. Jika APD tersedia dengan lengkap maka berfungsi untuk melindungi pasien dibanding
perawat akan bisa mengunakan APD tersebut melindungi perawat (Kementerian Kesehatan
saaat berkerja. Sebaliknya jika APD tidak Republik Indonesia 2012).
tersedia maka perawat tidak bisa
menggunakan APD lengkap dalam bekerja.
Untuk itu agar perilaku penerapan APD KESIMPULAN DAN SARAN
menjadi lebih baik, maka perlu adanya Dari hasil penelitian didapatkan
ketersedian APD secara lengkap di Ruang kesimpulan bahwa ada hubungan pengetahuan
Rawat Inap RSUD Dr.Rasidin Padang. dengan perilaku perawat dalam penerapan
Masih kurangnya ketersediaan alat APD terhadap pencegahan infeksi nosokomial
pelindung diri di Ruang Rawat Inap RSUD. di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Rasidin
Rasidin padang perlu mendapat perhatian bagi Padang tahun 2018 (p=0,043), ada hubungan
manajemen rumah sakit karena ketersedian sikap dengan perilaku perawat dalam
alat pelindung diri ini sangat penting unuk penerapan APD terhadap pencegahan infeksi
mencegah terjadinya penularan infeksi pada nosokomial (p=0,000) dan ada hubungan
perawat. Hasil penelitian ini sejalan dengan sarana dan prasarana dengan perilaku perawat
penelitian yang dilakukan oleh Runtu (2009) dalam penerapan APD terhadap pencegahan
yang berjudul Faktor-faktor yang berhubungan infeksi nosokomial (p=0,012). Disarankan
dengan perilaku perawat dalam penerapan kepada rumah sakit agar dapat mengubah
universal precaution di RSUP Prof. Dr. R.D. sikap perawat tentang pentingnya
Kandou Manado. Hasil ini menunjukkan menggunakan APD sesuai SOP di ruang rawat
bahwa ada hubungan ketersedian sarana inap yang baik dan benar dengan mempertegas
dengan perilaku universal precautions (Runtu, peraturan penggunaan APD di setiap ruangan.
Haryanti, and Rahayujati 2013).

49
e-ISSN : 2540-9611
p-ISSN : 2087-8508

H
T
IN
GG
I ILM
U
K
E

Jurnal Kesehatan Medika Saintika


S
EH
A
S EKO L

AT A N
SY E NT I K A
D Z A SA I

Volume 11 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id

DAFTAR PUSTAKA Infeksi Di Rumah Sakit Dan Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Lainnya.
Anawati, Kartika Rhomi Novitasari, Dwi, Jakarta: 5. Kementerian Kesehatan
and Tina Mawardika. 2013. Republik Indonesia.
“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lestari, Titiek. 2015. Kumpulan Teori
Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Untuk Kajian Pustaka Penelitian
Penggunaan Alat Pelindung Diri Di Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
RSUD Ambara.” STIKES Ngudi Medika.
Waluto Ungaran. Notoatmodjo, Sujatmiko. 2010. Promosi
Anugraheni, Christina. 2010. “Hubungan Kesehatan Teori & Aplikasi Edisi
Faktor Individu Dan Organisasi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Dengan Kepatuhan Perawat Dalam Ramdayana. 2009. “Faktor-Faktor Yang
Menerapkan Pedoman Patient Safety Berhubungan Dengan Tingkat
Di RSAB Harapan Kita Jakarta.” Kepatuhan Perawat Terhadap
Universitas Indonesia. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Azwar. 2008. Sikap Manusia. Yogyakarta: (APD) Di Ruang Rawat Inap Rumah
Pustaka Pelajar. Sakit Marinir Cilandak. Jakarta
Banda, Irfan. 2015. “Hubungan Perilaku Selatan.” Universitas Pembangunan
Perawat Dengan Kepatuhan Nasional Veteran Jakarta.
Menggunakan Alat Pelindung Diri Runtu, Lorrien G, Fitri Haryanti, and T.
Sesuai Standard Operating Procedure Baning Rahayujati. 2013. “Faktor-
Di Ruang Rawat Inap BLUD RS Faktor Yang Berhubungan Dengan
Konawe.” Universitas Haluleo Perilaku Perawat Dalam Penerapan
Kendari. Universal Precausations Di RSUP
Budiono S, Jusuf Pusparini A. 2006. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.”
Bunga Rampai HIPERKES & JUIPERDO 2(1).
Kesehatan Kerja. Semarang: Badan Saputro, V A. 2015. “Hubungan Antara
penerbit Universitas Diponegoro. Pengetahuan Dan Sikap Perawat
Centers for Desease Control and Dalam Mengunakan Alat Pelindung
Prevention. 2016. “Healthcare Diri Berhubungan Dengan Usia.”
Associated Infection (HAIs).” Sarwono. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta:
https://www.cdc.goc/hai/surveillance/ Salemba Humanika.
. Suma’mur. 2009. Higiene Perusahaan
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial Dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT
Problematika Dan Pengendaliannya. Gunung Agung.
Jakarta. Salemba Medika. Jakarta: Syaaf, Fathul Mashuri. 2008. “Analisis
Salemba Media. Perilaku Beresiko (At Risk
Harlan, Arta Novita, and Indriati Paskarini. Behaviour) Pada Pekerja Unit Usaha
2017. “Faktor Yang Berhubungan Las Sektor Informal Di Kota X Tahun
Dengan Perilaku Penggunaan APD 2008.” Universitas Indonesia.
Pada Petugas Laboratorium Rumah Tien, Zubaidah, Arifin, and Yudha Jaya
Sakit PHC.” The Indonesian journal Alfiat. 2015. “Pemakaian Alat
of Occupational Safety and Health Pelindung Diri Pada Tenaga Perawat
8(3). Dan Bidan Di Rumah Sakit Pelita
Kementerian Kesehatan Republik Insani Kota Banjarbaru.” Jurnal
Indonesia. 2012. Pedoman Kesling Poltekkes Banjarmasin 12(2).
Pencegahan Dan Pengendalian
50

Anda mungkin juga menyukai