Anda di halaman 1dari 3

A.

Imunisasi
Kontraindikasi imunisasi yaitu ketika terdapat penyakit ringan seperti alergi, diare
ringan atau infeksi pernafasan. Perawat juga memberi informasi pada pengasuh tentang
manfaat daan resiko dari imunisasi dan menjawab pertanyaan tentang itu. Disamping
itu, pengasuh harus menerma informasi yang mungkin akan dialami oleh bayi setelah
imunisasi (Center for Disesase Control and Prevention, 2009 ; 2010).
a. Reaksi yang paling umum biasanya terjadi 1 – 2 hari terakhir :
- Iritasi
- Kehilangan nafsu makan ringan
- Demam ringan (101 f) / (38,2 C)
- Kemerahan, berair, dan nyeri pada area injeksi
b. Perawatan umum pada area sekitar reaksi
- Berikan acetaminophen setiap 4 – 6 jam
c. Reaksi spesifik imunisasi
- Diftheria, Tetanus, Pertusis (DtaP) : demam tinggi dengan kemerahan, bengkak,
dan nyeri pada area injeksi
- Inactivated Polio Vaccine (IPV) : kelembaban pada area injeksi
- Hepatitis B (Hep B) : iritasi dan kemerahan, pembengkakan, dan nyeri pada area
suntikan
- Measles, Mumps, Rubella (MMR) : ruam ringan, demam ringan, dan rasa kantuk
7 – 10 hari setelah imunisasi

B. Visual
Sistem penglihatan tidak berkembang sepenuhnya saat lahir. Penelitian
menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir memiliki sinar visual lebuh dengan ketajaman
20/100 sampai 20/200 (kliegman ,et.al., 2007).oleh karena itu, penting dengan masalah
penglihatan dideteksi dengan cepat untuk mencegah keteralmbatan yang signifikn
dalam perkembangan motorik. Karena kemampuan visual dan pendengaran berdampak
pada persepsi dan pemahaman tentang lingkungan sekitarnya untuk peningkatan
perkembangan visual .
Perkembangan visual ditunjukkan oleh kemampuan bayi untuk mengikuti cahaya /
objek yang ditempatkan dalam bidang visual. Pada usia 6 bulan, bayi dapat mengenali
wajah-wajah yang mungkin dikenalnya dan akan mengalami kegelisahan terhadap
orang asing. Ketika ketajaman penglihatan meningkat dan keterampilan motorik
berkembang, bayi mulai menanggapi berbagai wajah dan bentuk dilingkungan. Pada
usia 1 tahun, ketajaman dekat dan jauh menjadi baik, ia dapat membedakan antara
bentuk geometris sederhana, coretan dengan krayon dan secara visual tertarik pada
gambar (Monitoring Visual Development, 2007). Indikator penglihatan yang paling baik
pada anak dibawah usia 3 tahun adalah kemampuan untuk dengan mudah menemukan
dan mengambil benda, perilaku brmain dapat diamati untuk mengevaluasi penglihatan
(kliegman, et.al., 2007)
Perilaku bayi terkait masalah penglihatan
a. Tidak adanya kedipan
b. Tidak adanya refleks boneka (gerakan kepala kekanan/kiri, dimana mata teertinggal
dan tidak segera menyesuaikan dengan posisi baru)
c. Tidak terpaku pada objek pada usia 3 – 4 bulan
d. Pada usia 4 bulan tidak dapat melihat tangan dan kaki sendiri
e. Pada usia 5 bulan tidak dapat mencapai suatu objek
f. Pada usia 7 bulan tidak ada/koordinasi tangan dan mata buruk
g. Tidak dapat melihat benda jatuh ketika dijatuhkan

C. Hearing (Pendengaran)
Intensitas respons bayi terhadap pendengaran dapat bervariasi, terganting pada
keadaan kewaspaaan. Manusia adalah stimulus suara yang penting. Bayi juga
merespons dengan baik terhadap mainan musik dan orang yang membuat suara berbeda.
Masalah pendengaran harus dideteksi secara dini untuk mencegah keterlambatan yang
signifikan dalam perkembangan bicara. Perkembangan dapat sangat dipengaruhi oleh
ketidakmampuan melihat atau mendengar. Anak-anak dengan gangguan pendengaran
yang memiliki skrining pendengaran bayi baru lahir memiliki hasil bahasa yang lebih
baik pada usia sekolah daripada merek yang tidak diskrining.

D. Dental Care (Perawatan Gigi)


Perkembangan dan eruspi gigi dipengaruhi oleh faktor genetik, jenis kelamin, ras
dan pola pertumbuhan. Erupsi gigi bervariasi pada anak-anak, tetapi proses
pertumbuhan gigi biasanya dimulai sekitar usia 3 – 4 bulan (Kliegman, et.al., 2007).
Kebersihan dan perawatan gigi yang baik dimulai sebelum kehamilan. Nutrisi ibu
sebelum dan selama kehamilan serta menyusui sangat penting untuk kesehatan gigi
yang baik selama masa bayi dan anak-anak (American Academy of Pediatrics (AAP)
2008). Untuk mengurang iresiko karoes gig dan memastikan kesehatan terbaik dan hasil
pengenbangan, disarankan agar orang tua mlakukan hal berikut : menyusui bayi apad
tahun pertama, bersihkan mulut, gigi dan gsui setelah menyusu dan sebelum tidur.
Batasi makanan dan minuman manis dan hindari untuk minum minuman bersoda dan
jus berkarbonasi (AAP section oon Pediatric Dentistry and Oral Health, 2008).
Flouride adalah elemen alami yang telah berperan dalam penurunan luas karies
gigi. American Academy of Pediatric Denttistry (AAPD) merekomendasikan nahwa
anak-anak dibawah usia 12 bulan tidak boleh mengkonsumsi air yang mengandung
fluride. Sementara bayi dibawah usia 6 bulan tidak boleh menerima flouride tetes.
Karies gigi juga sering terjadi pada bayi yang menerima botol berisi susu formula saat
tidur/sebelum tidur.
Daily Flouride Supplementation

Flouride Content of Water


Child’s Age
< 0,3 PPM 0,3 – 0,6 PPM > 0,6 PPM
Birth – 6 month 0 0 0
6 month – 3 years 0,25 0 0
3 – 6 years 0,50 0,25 0
6 – 12 years 1,00 0,50 0

Anda mungkin juga menyukai