Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA BAHAYA NIFAS

Disusun Oleh :
INNA MUTHMAINNAH
P07224320043

KEMETERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
D-IV (SARJANA TERAPAN) KEBIDANAN
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Tanda -tanda Bahaya masa Nifas


Sub pokok bahasan : tanda bahaya masa nifas
Sasaran : Ibu nifas
Tanggal : 30 Februari 2021
Tempat : PMB Anita Dewi
Penyuluh : Inna Muthmainnah  

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah diberikan penyuluhan ibu memahami tentang tanda bahaya masa


nifas
B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan mengenai gizi ibu nifas


diharapkan :
1. Menyebutkan pengertian nifas
2. Menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas
3. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas
C. Analisa Situasi

1. Peserta Penyuluhan :

a. Ibu siap mengikuti penyuluhan kesehatan dari mahasiswa.

b. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila saat dievaluasi peserta


mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan oleh
mahasiswa yang menyuluh.

2. Penyuluh yaitu mahasiswa poltekkes samarinda

a. Mahasiswa menguasai materi yang akan disampaikan.


D. Materi

Terlampir

E. Metode

1.Ceramah

2.Tanya jawab

F. Media

Leafleat

G. Materi

1. Menyebutkan pengertian nifas


2. Menyebutkan pengertian tanda bahaya nifas
3. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tanda bahaya nifas

H. Kegiatan
NO URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA WAKTU
1. Pendahuluan : Ceramah Lisan 5 menit
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan tujuan
d. Mengemukakan kontrak
waktu
2. Pelaksanaan : Ceramah, Lisan 20 menit
a. Menjelaskanpengertian
gizi pada ibu nifas
b. Menjelaskan zat gizi

I. yang dibutuhkan ibu


Evaluasi
nifas
c. Menjelaskan manfaat
gizi pada ibu nifas
d. Menjelaskan dampak
jika gizi ibu nifas tidak
terpenuhi
3. Penutup diskusi, Lisan 5 menit
a. Evaluasi tanya
b. Menyampaikan jawab
kesimpulan
c. Memberi salam

1. Ibu mengetahu ipengertian gizi pada ibu nifas


2. Ibumengetahui zat gizi yang diperlukan tubuh selama nifas
3. Ibu mengetahui tentang manfaat gizi pada ibu nifas
4. Ibu mengetahui dampak jika kebutuhan gizi ibu nifas tidak terpenuhi.
5. Ibu mengetahui susunan menu makan ibu nifas
6.
MATERI
GIZI PADA IBU NIFAS

A. Pengertian Masa Nifas


Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasentakeluar dan berakhir kembali seperti keadaan semula (sebelum
hamil) yaitu pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang
berlangsung selamakira-kira 6-12 minggu setelah kelahiran anak
(Hutahaean, 2009; Sulistyawati,2009).
B. Pengertian Tanda Bahaya Nifas
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal
yangmengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi
selamamasa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa
menyebabkankematian ibu (Pusdiknakes, 2003).
C. Tanda-tanda Bahaya Masa Nifas
1. Perdarahan pasca persalinan (post partum )
a. PengertianPerdarahan pasca persalinan (post partum) adalah
perdarahan yang melebihi 500– 600 ml setelah bayi lahir (Eny,
2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu :
1) Perdarahan post partum primer (Early post partumhemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir.Penyebab utama
adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa plasentadan robekan
jalan lahir.
2) Perdarahan post partum sekunder (Late post partumhemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam. Penyebab utamanya adalah sub
involusi, infeksi nifas dan sisa plasenta. MenurutManuaba
(2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting
kematian maternal.
b. Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum
1) Paritas lebih dari 5
2) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
3) Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan
kalauri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008).
c. PenangananUntuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan
umumdengan perbaikan keadaan umum dengan pemasangan
infuse, transfusedarah, pemberian antibiotic, dan pemberian
uterotonika. Padakegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah
sakit (Manuaba, 2008).
2. Lochea yang berbau busuk
a. Pengertian Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Sedangkan lochea yang berbau busuk
adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas yang berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk
(Prawirohardjo, 2007).
b. Faktor penyebab
Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest
merupakan bentuk perdarahan pasca partus berkepanjangan
sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih dari 7– 10
hari.Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea
normal, dandapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi
pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan masih dapat diraba
sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi
dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).
c. PenangananTindakan penanganan meliputi pemasangan infus
profilaksis, pemberian antibiotik adekuat, pemberian uterotonika
(oksitosin ataumetergin), dan tindakan definitif dengan kuretase
dan dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo,
2008).
3. Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)
a. Pengertian Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi
rahimdimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin
menjadi 40-60gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini
kurang baik atauterganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).
b. Faktor penyebabIni terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta
rest. Plasenta rest merupakan bentuk perdarahan pasca partus
berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih
dari 7– 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran
lochea normal, dandapat berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada
evaluasi pemeriksaandalam terdapat pembukaan dan masih dapat
diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena
infeksi dan menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008)
c. PenangananPengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi
metherginsetiap hari ditambah ergometrin per oral. Bila ada sisa
plasenta lakukankuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung
infeksi (Prawirohardjo,2005).
4. Nyeri pada perut dan pelvis
a. PengertianTanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan
komplikasi nifas seperti peritonitis. Peritonitis adalah peradangan
pada peritonium.
b. Faktor penyebab Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya
endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan
salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya pada
kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan nanahnya
ke rongga paritonium danmenyebabkan peritonitis (Prawirihardjo,
2007). Gejala klinik peritonoitis dibagi 2 yaitu :
1) Peritonitis
terbatas pada daerah pelvisGejala-gejalanya tidak seberapa berat
seperti pada peritonitis umum. Penderita demam, perut bawah
nyeri, tetapikeadaan umum tetap baik. Pada pelvio peritonitis
bisa terdapat pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).
2) Peritonitis Umum Peritonitis umum disebabkan oleh kuman
yang sangat pathogen dan merupakan penyakit berat.Suhu
meningkat menjaditinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung
dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mula-
mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin,
terdapat apa yangdinamakan facies hippocratica. Mortalitas
peritonitis umum tinggi(Prawirohardjo, 2007).
c. PenangananPengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik,
pasang infuse intravena, berikan kombinasi antibiotic sampai
ibutidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g melalui intravena
setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan
melaluiintravena setiap 24 jam, ditambah metronidazol 500 mg
melaluiintravena setiap 8 jam) (Pamilih, 2006).
5. Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya
pada masa nifas, pusing bisa disebabkan oleh karena darah tinggi
(sistol>140 mmHg dan diastole >110 mmHg).Lemas yang
berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya,dimana keadaan
lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnyaasupan
kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah
(sistol<100 mmHg diastole <60 mmHg). Penanganan gejala
tersebut adalah :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
b. Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
c. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat
setidaknyaselama 40 hari pasca bersalin.
e. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
kadar vitaminnya pada bayinya.
f. Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
6. Suhu tubuh ibu > 380C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit
baik antara 37,20C-37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda
dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut demam
reabsorbsi. Halitu adalah normal. Namun apabila terjadi
peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaanyang
mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa
nifas(Mochtar, 2002). Penanganan umum bila terjadi demam :
a. Istirahat baring.
b. Rehidrasi peroral atau infuse.
c. Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.
d. Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas
gejala syokharus waspada untuk menilai berkala karena kondisi
ini dapatmemburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).
7. Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit
Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan
parenkim kelenjar payudara (mastitis). Mastitis bernanah dapat
terjadi setelahminggu pertama pascasalin, tetapi biasanya tidak
sampai melewati mingguke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).
Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil,
nyeridan takikardia. Pada pemeriksaan payudara membengkak,
mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan disertai
rasa nyeri(Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah
:
a.Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu
bernanah (abses) dan sepsis yang dapat terjadi bila
penangananterlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.
b.Susukan bayi sesering mungkin
c.Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.
d.Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.
e.Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi)
untukmengeluarkan nanah dan dilanjutkan dengan drainase
dengan pipa agarnanah dapat keluar terus.
8. Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)
Ada kalanya ibu mengalami parasaan sedih yang berkaitandengan
bayinya. Keadaan ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh
perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit
menerimakehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan
respon alamiterhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga
karena perubahan fisikdan emosional selama beberapa bulan
kehamilan (Eny, 2009). Gejala-gejala baby blues antara lain :
a. Menangis
b. Mengalami perubahan perasaan
c. Cemas
d. Kesepian
e. Khawatir mengenai sang bayi
f. Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap
kemampuanmenjadi seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan,
pengobatan psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik
untuk pengobatan lebih lanjut (tiga bulan) (Manuaba, 2008).
9. Depresi masa nifas (depresi postpartum)
Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal
inidisebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak
sebelumkelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak mengurus dirinya
sendiri, seorangibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009).
Gejala-gejala depresimasa nifas adalah :
a. Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur
b. Nafsu makan hilang
c. Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol
d. Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi
e. Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi
f. Pikiran yang menakutkan mengenai bayi
g. Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadih
Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan
berdebar-debar.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra


CendikiaPress.
Depkes. 2009. Menkes Buka Rakernas : Kebersamaan Pusat dan Daerah dalam
Kemandirian Pembangunan Kesehatan Menuju Rakyat Sehat dan Negara
Kuat
Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.
Manuaba, I.B.G. 2005. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
_____________. 2008. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi dan Obstetri-
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC

Tenggarong , 30 Januari 2021

Mahasiswa

Inna Muthmainnah
NIM. P07224320043

Mengetahui,

Pembimbing Institusi, Pembimbing Lahan,

(Dwi Agustiningsih. SST) ( Anita Dewi A. M. A.Md. Keb )

Anda mungkin juga menyukai