Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE
Di Ruang Bersalin (VK)
RUMAH SAKIT DUSTIRA CIMAHI

OLEH
MIA RAHAYU YULIANI
214119075

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2019

Tanggal Nilai Tanggal Nilai Rata-rata


Rumah Sakit
Dustira Cimahi Paraf Paraf Dosen
CI+Stempel
INTRANATAL CARE

A. Konsep teori
1. Pengertian
Menurut WHO persalinan normal adalah persalinan yang dimulai
secara spontan (dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir),
beresiko rendah pada awal persalinan dan presentasi belakang kepala
pada usia pada usia kehamilan antara 37 - 42 minggu setelah persalinan
ibu maupun bayi berada pada kondisi yang baik.
Persalinan atau partus adalah proses dimana bayi, plasenta dan
selaput ketuban kluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu)
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (
membuka dan menipis dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap). Ibu dikatakn belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks (Damayanti, dkk: 2015).
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan bayi
cukup bulan atau hampir cukup bulan, di usul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Harianto, 2010).
2. Etiologi
a. Teori penurunan hormon progesteron
Progesteron menimbulkan relaksi otot rahim, sebaliknya estrogen
menimbulkan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progestero dan estrogen di dalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar proggesteron menurun sehingga
menimbulkan his.
b. Teori oxitocin
Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah. Oleh karena itu
timbul kontraksi otot-otot rahim.
c. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah.
Hal ini akan menimbulkan his.
d. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulakn
kontraksi miometrium pada setiap umur kehamilan.
e. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal janin memgang peranan oleh karena iu
pada anencephalus kehamilan sering lama dari biasanya.
f. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan tegang yang menyebabkan iskemi
otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
g. Teori iritasi mekanik
Dibelkaang serviks terletak ganglion serviks, bila ganglion ini
digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan
menimbulkan his.
3. Pathway
a. Trimester I
b. Trimester II
c. Trimester III

4. Tanda dan gejala


a. Lightening
Lightening yang dimulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum
pesalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis
minor. Pada presentasi sefalik, kepala bayi biasanya menancap
setelah lightening. Wanita sering menyebut lightening sebagai
“kepala bayi sudah turun”. Hal-hal spesifik berikut akan dialami ibu
:
1) Ibu jadi sering berkemih karena kandung kemih ditekan
sehingga ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang.
2) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul yang
menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan timbul
sensasi terus menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan atau ia
perlu defekasi.
3) Kram pada tungkai, yang disebabkan oleh tekanan fenomena
ischiadikum mayor dan menujuke tungkai.
4) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema dependen
akibat tekanan bagian presentasi pada pelvis minor menghambat
aliran balik darah dari ekstremitas bawah
b. Perubahan serviks
Mendekatai persalinan serviks semakin matang. Jika tadinya selama
masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan lunak=,
sekarang serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding
dan mnegalami sedkit penipisan (effacement) dan kemungkinan
sedikit dilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan tergantung pada
individu wanita dan paritasnya sebagai contoh pada masa hamil.
Serviks ibu multipara secara normal mengalami pembukaan 2 cm,
sedangkan pada primigravida dalam kondisi normal serviks
menutup. Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan
instansi kontraksi Braxton Hicks. Serviks menjadi matang selama
periode yang berbeda-beda sebelum persalinan. Kematangan serviks
mengindikasikan kesiapannya untuk perslalian.
c. Persalinan palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada
persalinan palsu sebenarnya timbul akibat kontraksi Braxton Hicks
yang tidak nyeri, yang telah terjadi sejak sekitar enam minggu
kehamilan.
d. Ketuban pecah dini
Pada kondisi normal ketuban pecah pada kahir kala I persalianan.
Apabila terjadi sebelum waktu persalinan, kondisi itu disebut
ketuban pecah dini (KPD). Hal ii dialami oleh sekitar 12% wanita
hami. Kurang lebih 80% wanita yang mendekati persalinan spontan
mereka pada waktu 24 jam.
e. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan terjadi,
biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi bloody show bukan
merupakan tanda persalianan yang bermakna jika pemeriksaan
vagina sudah dilakukan 48 jam sebelumnya karena rebas lendir yang
bercampur darah selama waktu tersebut mungkin akibat trauma
kecil terhadap atau perusakan plak lendir saat pemeriksan tersebut
dilakukan.
f. Lonjakan energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaskan selain bahwa
hal tersebut terjadi alamiah, yang kenungkinan wanita memperoleh
energi yang diperlukan untuk menjalin persalinan.
g. Gagguan saluran cerna
Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare, kesulitan
mencerna, mual, dan muntah, diduga hal-hal tersebut gejala
menjelang persalianan walaupun belum ada penjelasan untuk kali
ini.
5. Klasifikasi
a. Menurut cara persalinan
1) Persalinan spontan
Proses lahir bayi dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan dan
alat, serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung kurang
dari 24 jam.
2) Persalinan buatan
Persalinan pervagina dengan bantuan alat – alat atau melalui
dinding perut dengan operasi secio caesaria.
3) Persalinan anjuran
Kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalan rangsangan seperti memberi pitocin atau
prostaglandin atau pemecah ketuban.
b. Menurut usia (tua kehamilan)
1) Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu
atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
2) Partus imaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu
atau dengan bayi berat badan antara 500 dan 999 gram.
3) Partus prematurus
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu
atau dengan berat badan 1000 gram dan 2499 gram.
4) Partus matures (aterm)
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu
atau bayi dengan berat badan 2500 gam atau lebuh.
5) Partus post matures (serotinus)
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu
6. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisasi serta protein)
b. Pemeriksaan ultrasonografi
c. Pemantauan janin dengan kardiotografi
d. Amniosentesis dan kariopiting
7. Penatalkasanaan
a. Ibu
1) 8 Ampul oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml)
2) 20 ml Lidokain 1% tanpa epinefrin atau 10 ml Lidokain 2%
tanpa epinefrin
3) 3 botol RL
4) 2 Ampul metal ergometrin (disimpan dalam suhu 2-80 C)
b. Bayi
1) Salep mata tetrasiklin
2) Vit K 1 mg
8. Komplikasi
a. Perdarahan masa nifas
Perdarahan post partum atau perdarahan pasca persalinan adalah
perdarahan dengan jumlah lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Ada
dua jeis menurut waktunya, yaitu perdarahan dalam 24 jam pertama
setelah melahirkan dan perdarahan nifas. Perdarahan post partum
dalam 24 jam pertama biasanya masih berbeda dlam pengawasan
ketat dokter. Dalam dua jam pertama, kondisi terus dipantau, salah
satunya untuk mengetahui apakah terdapat perdarahan post partum.
Sementara itu, perdarahan masa nifas dapat terjadi ketika sudah
tidak berada dirumah sakit lagi.
b. Ruptur uteri
Secara sederhana ruptur uteri adalah robekan pada rahim tidak utuh.
Terdapat keadaan yang mneingkatkan kejadian ruptir uteri, misalnya
ibu yang mengalami operasi caesa pada kehamilan sebelumnya.
Selain itu, kehamilan dengan peregangan rahim yang berlebihan,
seperti pada kheamilan kembar, dapat pula menyebabkan rahim
sangat teregang dan menipis sehingga robek.
c. Trauma perinium
Perinium adalah otot, kulit, dan jaringan yang ada diantra kelamin
dan a us. Trauma perinium adalah luka pada perinium sering terjadi
saat proses persalinan. Hal ini karena deskan kepala atau bagian
tubuh janin secara tiba-tiba, sehingga kulit dan jaringan perinium
robek.
9. Mekanisme persalinan
a. Engagement
Tejadi ketika diameter biparietal kepala janin telah melalui pintu
atas panggul.
b. Penurunan kepala
Penurunan kepala lengkap terjadi selama persalinan oleh karena itu
keduanya diperlukan untuk terjadi bersamaan dnegan mekanisme
lainnya.
c. Fleksi rotasi internal
Hal yang sangat penting untuk penurunan lebih lanjut. Melalui
penurunan ini diamter sub oksipitobregmantika yang lebih kecil
digantikan dengan diameter kepala janin tidak dlam keadan fleksi
sempurna, atau tidak berada dalam sikap milite atau tidak dlam
keadaan beberapa derajat ekstensi.
d. Rotasi internal
Menyebabkan diameter antroposterior kepala janin menjadi sejajar
dengan diameter antroposterior pelvis ibu. Paling biasa terjadi
adalah oksipot berotasi kebagian anterior pelvis ibu, dibawah
simfisis pubis.
e. Pelahiran kepala
Pelahiran kepala berlangsung memulai ekstensi kepala untuk
mengluarkan oksiputanterior. Dengan demikian kepala dilahirkan
dengan ekstensi seperti oksiput, sutura sagitalis, fontanel anterior,
alis, orbit, hidung, mulut, dan dagu secara berurutan muncul dari
perinium.
f. Resitusi
Rotasi kepala 45 derajat baik ke arah kanan maupun kiri , berantung
pada arah dari tempat kepala berotasi ke posisi oktiput anterior.
g. Rotasi eksternal
Terjadi saat bahu berotasi 45 derajat, menyebabjan diameter
bisakromial sejajar dengan diameter anteroposterior pada pintu
bawah panggul. Hal ini menyebabkan kepala melakukan rotasi
eksternal lain sebesar 45 derajat 45 derajat ke posisi LOT atau ROT,
bergantung arah restuisi
h. Pelahiran bahu dan tubuh dengan fleksi lateral melalui sumbu arcus.
Sumbu carcus adalah ujung paling bawah pada pelvis. Bahu anterior
kemudian terlihat pada orifisum vulvoganial, yang menyentuh
dibawah simfisis pubis, bahu posterior kemudian mengembungkan
perinium dan lahir dengan posisi ateral. Setelah bahu lahir bagian
badan yang tersisa mengikuti sumbu.
10. Proses persalinan tiap kala

Pada persalinan normal, persalinan dibagi menjadi 4 kala :

a. Kala I : kala pembukaan serviks.

Proses pembukaan adalah sejak persalinan sampai pada

pembukaan serviks lengkap pada primigravida 7-8 jam, terdiri dari 2

fase, yaitu :

1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam sampai pembukaan 3 cm.

His masih lemah, dengan frekuensi his jarang.

2) Fase aktif ;

a) Fase akselerasi, lamanya 2 jam dengan pembukaan 2-3 cm.

b) Fase dilatasi maksimal, lamanya 2 jam dengan pembukaan

lebih dari 9 cm sampai pembukaan lengkap. His tipa 3-4 menit

selama 45 detik. Pada multigravida proses ini akan

berlangsung lebih cepat.

c) Fase deselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm

menjadi lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada

primigravida. Pada multigravida fase laten, fase aktif dan fase

deselerasi lebih pendek.


b. Kala II : kala pengeluaran

Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar. His

terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik. His sempurna dan efektif

bila ada koordinasi gelombang kontraksi sehingga kontraksi simetris

dengan dominasi di fundus uteri, mempunyai ampitudo 40-60 mmHg,

berlangsung 60-90 detik dengan jangka waktu 2-4 menit dan tonus

uterus saat relaksasi kurang dari 12 mmHg. Pada primigravida kala II

berlangsung kira-kira sau setengah jam dan pada multi gravida

setengah jam. Tanda obyektif yang menunjukkan tahap kedua dimulai

adalah sebagai berikut :

1) Muncul keringat tiba-tiba diatas bibir

2) Adanya muntah

3) Aliran darah ( show ) meningkat

4) Ekstremitas bergetar

5) Semakin gelisah

6) Usaha ingin mengedan

Tanda-tanda ini seringkali muncul pada saat serviks berdilatasi

lengkap. Pemantauan yang kontinyu pada tahap kedua dan

mekanisme persalinan, respons fisiologis dan respons emosi ibu serta

respons janin terhadap stres.

c. Kala III : kala uri (kala pengeluaran plasenta)

Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan. Tahap ketiga

persalinan berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta lahir, tujuan

penanganan kala III adalah pelepasan dan pengeluaran plasenta yang

aman.
d. Kala IV ; pengawasan hingga satu jam setelah plasenta lahir

Kala ini sangat penting untuk menilai perdarahan (maks 500 ml)

dan baik tidaknya kontraksi uterus. Hingga lahirnya uri sampai dengan

1-2 jam setelah uri lahir. Tanda kala IV adalah banyaknya darah yang

keluar.

11. Faktor - faktor yang mempengaruhi persalinan

a. Power / Tenaga

Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan

oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan

menebal otot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut

kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi

mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma)

digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong

bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh

otot-otot volunter ibu.

b. Passages/Lintasan

Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina

sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula

tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan

sekitarnya.

c. Passanger

Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang

paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin

selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau

amnion.
d. Psikologis

Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak

tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis

keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran

anaknya terkena akibat yang merugikan.

12. Langkah - langkah Pertolongan Persalinan Normal

a. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning

sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi

dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi

median/mediolateral atau lateral.

b. Episotomi dilakukan pada saat his dan mengejan untuk mengurangi

sakit. Tujuan episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur

sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi.

c. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum

sehingga tidak terjadi robekan baru sedangkan tangan kiri menahan

kepala untuk mengendalikan ekspulsi.

d. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka

dan hidung dibersihkan dari lender kepala dibiarkan untuk melakukan

putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput kearah punggung.

e. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik

curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk

melahirkan bahu belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikaitr untuk

melahirkan sisa badan bayi.


f. Setelah bayi lahir seluruhnya jalan nafas dibersihkan dengan

menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan

nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan.

g. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :

1) Setelah bayi menangis dengan nyaring artinya paru-paru bayi

telah berkembang dengan sempurna

2) Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada

bayi yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc

3) Pada bayi prematur pemotongan tali pusat dilakukan segera

sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu

besar untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus

h. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya

i. Sementara menunggu pelepasan plasenta dapat dilakukan

1) Kateterisasi kandung kemih

2) Menjahit luka spontan atau luka episiotomy

13. Adaptasi Psikologis

a. Penerimaan Kehamilan

Tingkat penerimaan kehamilan digambarkan dengan kesiapan

wanita tersebut untuk hamil dan respon emosionalnya. penerimaan

terhadap kondisi hamil sejalan dengan penerimaan tubuhnya anak

secara nyata. Kehamilan yang tidak diterima, tidak sama dengan

menolak seorang anak. Seorang wanita bisa tidak suka hamil, tetapi

mencintai anak yang akan dilahirkan. Wanita yang berbahagia dan

senang dengan kehamilannya memperlihatkan tidak adanya

kekurangan secara biologis. Mereka mempunyai harga diri tinggi dan


percaya terhadap dirinya, bayinya, serta kepada anggota keluarga

yang lain.

Walaupun dengan kondisi yang prima, banyak wanita

mengalami kondisi yang labil secara emosional, terjadi perubahan

perasaan secara cepat, tidak dapat diprediksi. perubahan hormonal

ikut mempengaruhi perubahan persaan seperti menjelang menstruasi

atau selama menopause. Penanganan kondisi ini termasuk intervensi

dan hubungan yang memerlukan perhatian dan konseling seputar

kehamilan, misalnya cemas dan depresi pada kehamilan, baik normal

ataupun abnormal.

b. Kesiapan Kehamilan

Persiapan kehamilankehamilan sangat diperlukan bagi

seorang perempuan yang akan merencanakan kehamilan.

Persiapan kehamilan ini diperlukan guna mendukung terciptanya

kehamilan yang sehat dan menghasilkan keturunan yang

berkualitas yang didambakan oleh keluarga. Ada banyak faktor

yang sebaiknya perlu dipersiapkan sebelum seorang perempuan

menginginkan kehamilan di antaranya:

1) Pemeriksaan penyakit dan virus

2) Pemeriksaan darah

3) pemeriksaan faktor genetic

4) persiapan keuangan

5) Persiapan mental
c. Respon Emosional

Perubahan emosional pada trimester I ditandai dengan adanya

penurunan kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan

suasana hati, seperti depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir mengenai

bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk penampilan

diri yang kurang menarik.

1) Respon terhadap perubahan body image

Perubahan tubuh ibu hamil yang berlangsung cepat, akan

menimbulkan perubahan citra tubuh. Tingkat perubahan dengan

factor-faktor kepribadian, respon sosial dan sikap menghadapi

kehamilan. Perubahan citra tubuh adalah normal tetapi dapat

menimbulkan stress. Diperlukan penjelasan dan diskusi kepada

pasangan yang dapat membantu menghilangkan stres dalam

kehamilan.

2) Membina hubungan dengan pasangan

Membina hubungan baik dengan pasangan selama

kehamilan meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi

kehamilan dan persalinan, dapat memicu produksi ASI dan Ibu

hamil atau istri dapat mengkonsultasikan setiap masalah yang

dialaminya selama kehamilan.

3) Ambivalensi selama kehamilan

Ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang

bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang,

sesuatu, atau keadaan. Setiap wanita hamil memiliki sedikit rasa

ambivalen dalam dirinya selama masa kehamilan. Ambivalen


merupakan respon normal individu ketika akan memasuki suatu

peran baru. Beberapa wanita merasa kondisi ini tidak nyata dan

bukanlah saat tepat untuk hamil, walaupun hal ini telah

direncanakan atau diidamkan sebelumnya.

Wanita yang sudah merencanakan hamil sering berfikir

bahwa dirinya membutuhkan waktu yang lama untuk menerima

kehamilan, sehingga merasa khawatir dengan bertambahnya

tanggung jawab dan perasaan akan ketidakmampuannya untuk

menjadi orangtua yang baik, serta takut jika kehamilan ini akan

mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.

Beberapa faktor yang menyebabkan perasaan ambivalensi

pada ibu-ibu hamil ialah menyangkut pada perubahan kondisi

dirinya sendiri, berusaha untuk menghadapi pengalaman

kehamilan yang buruk, terutama bagi ibu-ibu yang pernah

mengalami sebelumnya, dampak dari kehamilan terhadap

kehidupannya kelak (terutama bagi ibu-ibu yang bekerja atau

memiliki karir), perubahan terhadap tanggung jawab yang baru atau

tambahan yang akan ditanggungnya dan kecemasan yang

berhubungan dengan kemampuannya menjadi ibu, masalah

keuangan dan sikap penerimaan dari orang-orang terdekat selama

kehamilanya.

4) Perhatian terhadap janin

Selama massa kehamilan dari trimester 1, II, III ibu harus

selalu menjaga kesehatannya dan juga janinya dengan cara

mengkonsumsi makanan yang dapat membantu perkembangan


janinnya. ibu hamil juga harus selalu rutin untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan.

5) Membina hubungan ibu dan anak

Ibu hamil harus tetap menjaga hubungan dengan anak agar

tidak merasa cemburu akan kehadiran anggota keluarga baru. ibu

hamil harus tetap melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang

ibu untuk mengurus dan tetap memperhatikan anaknya, agar

mereka tidak merasa terabaikan oleh ibunya karena aka nada

kehadiran anggota keluarga yang baru.

14. Adaptasi fisiologis persalinan

a. Perubahan kardiovaskuler

Perubahan pada sistem kardiovaskuler wanita selama proses

persalinan, pada setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan dari

uterus dan masuk ke sistem vaskuler ibu,hal ini akan meningkatkan

curah jantung sekitar 10% sampai 15% pada tahap pertama persalinan

dan sekitar 30% sampai 50% pada tahap kedua persalinan,untuk

mengantisipasi perubahan tekanan darah,ada beberpa faktor yang

mengubah tekanan darah ibu.Aliran darah yang menurun pada arteri

uterus akibat kontraksi dialirkan kembali ke pembuluh darah

perifer,timbul tahana perifer,tekanan darah meningkat dan frekwensi

denyut nadi menurun.Pada persalinan tahap pertama,kontraksi uterus

meningkatkan tekanan sistolik 10 mmHg sedangkan pada tahap kedua

sekitar 30 mmHg dan tekanan diastolik sampai 25 mmHg.


b. Perubahan pernafasan

Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen

terlihat dari peningkatan frekuensi pernafasan,pada tahap kedua

persalinan jika ibu tidak diberi obat-obatan maka ia akan memakai

oksigen hampir dua kali lipat.

c. Perubahan pada ginjal

Pada trimester kedua kandung kemih menjadi organ

abdomen,apabila terisi,kandung kemih akan teraba diatas simpisis

pubis.Selama persalinan wanita dapat mengalami kesulitan berkemih

secara spontan akibat berbagai alasan : edema jaringan akibat

tekanan bagian presentasi,perasaan tidak nyaman dan rasa malu.

d. Perubahan integument

Adaptasi sistem integumen jelas terlihat khususnya pada daerah

introitus vagina,meskipun daerah itu dapat meregang namun dapat

terjadi robekan-robekan kecil pada kulit sekitar introitus vagina

sekalipun tidak dilakukan episiotomi atau tidak terjadi laserasi.

e. Perubahan musculoskeletal

Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung

dan nyeri sendi terjadi sebagai akibat semakin renggangnya sendi

pada masa aterm,proses persalinan itu sendiri dan gerakan

meluruskan jari-jari kaki dapat menimbulkan kram tungkai.

f. Perubahan neurologi

Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stres dan rasa

tidak nyaman selama persalinan,perubahan sensoris terjadi saat

memasuki tahap persalinan pertama dan masuk ke tahap berikutnya.


g. Perubahan pencernaan

Persalinan mempengaruhi sistem saluran cerna ,bibir dan mulut

menjadi kering akibat bernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagai

respons emosi terhadap persalinan.selama persalinan motilitas dan

absorpsi saluran cerna menurun dan pada waktu pengosongan

lambung menjadi lambat,seringkali ada rasa mual dan memuntahkan

makanan yang belum dicerna,mual dan sendawa juga terjadi sebagai

respons refleks terhadap dilatasi serviks lengkap.

i. Perubahan endokrin

Sistem endokrin aktif selama persalinan,awal persalinan dapat

diakibatkan penurunan kadar progesteron dan peningkatan kadar

estrogen,prostaglandin dan oksitosin,metabolisme meningkat dan

kadar glukosa darah dapat menurun akibat proses persalinan.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. KALA I (fase laten)

a. Pengakajian

1) Integritas ego

Klien tampak tenang atau cemas

2) Nyeri atau ketidaknyamanan

Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau

keparahan

3) Seksualitas

Servik dilatasi 0 - 4 cm mungkin ada lendir merah muda kecoklatan

atau terdiri dari flek lendir.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Ansietas b.d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.


2) Defisiensi pengetahuan tentang kemajuan persalinan b.d kurang

mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi

informasi.

3) Risiko infeksi maternal

4) Risiko kekurangan volume cairan


c. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN

1. Ansietas b.d krisis Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Orientasikan klien pada lingkungan, staf dan

situasional akibat selama ……..diharapkan ansietas prosedur

proses persalinan pasien berkurang dengan criteria hasil: 2. Berikan informasi tentang perubahan psikologis dan

a. TTV dbn fisiologis pada persalinan.

b. Pasien dapat mengungkapkan 3. Kaji tingkat dan penyebab ansietas.

perasaan cemasnya. 4. Pantau tekanan darah dan nadi sesuai indikasi.

c. Lingkungan sekitar pasien tenang 5. Anjurkan klien mengungkapkan perasaannya.

dan kondusif 6. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman untuk

pasien

2. Defisiensi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji persiapan,tingkat pengetahuan dan harapan

pengetahuan selama….,pengetahuan pasien tentang klien


tentang kemajuan persalinan meningkat dengan kriteria 2. Beri informasi dan kemajuan persalinan normal.

persalinan b.d hasil: 3. Demonstrasikan teknik pernapasan atau relaksasi

kurang mengingat Pasien dapat mendemonstrasikan dengan tepat untuk setiap fase persalinan

informasi yang teknik pernafasan dan posisi yang

diberikan, kesalahan tepat untuk fase persalinan

interpretasi

informasi.

3. Risiko tinggi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji latar belakang budaya klien.

terhadap infeksi selama….diharapkan infeksi maternal 2. Kaji sekresi vagina, pantau tanda-tanda vital.

maternal b.d dapat terkontrol dengan criteria hasil: 3. Tekankan pentingnya mencuci tangan yang baik.

pemeriksaan vagina a. TTV dbn 4. Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina.

berulang dan b. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi 5. Lakukan perawatan perineal setelah eliminasi.

kontaminasi fekal.
2. KALA I (fase aktif)

a. Pengkajian

1) Aktivitas istirahat

Klien tampak kelelahan.

2) Integritas ego

Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan

tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.

3) Nyeri atau ketidaknyamanan

Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.

4) Keamanan

Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi

vertexs.

5) Seksualitas

Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam

pada primipara).

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b.d tekanan mekanik dari bagian presentasi.

2) Gangguan eliminasi urin b.d perubahan masukan dan kompresi

mekanik kandung kemih.

3) Keletihan b.d peningkatan kebutuhan energi akibat peningkatan

metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan

4) Risiko cidera maternal

5) Risiko kerusakan gas janin


c. Intervensi

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji derajat ketidaknyamanan secara verbal dan

dengan tekanan mekanik selama…..,diharapkan nyeri terkontrol nonverbal

dari bagian presentasi. dengan criteria hasil: 2. Pantau dilatasi servik

a. TTV dbn 3. Pantau tanda vital dan DJJ

b. Pasien dapat mendemonstrasikan 4. Bantu penggunaan teknik pernapasan dan

kontrol nyeri relaksasi

5. Bantu tindakan kenyamanan spt.

6. Gosok punggung, kaki

7. Anjurkan pasien berkemih 1-2 jam


8. Berikan informasi tentang ketersediaan

analgesic

9. Dukung keputusan klien menggunakan obat-

obatan/tidak

10. Berikan lingkungan yang tenang

2. Gangguan eliminasi urin Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Palpasi di atas simpisis pubis

b.d perubahan masukan selama….,diharapkan eliminasi urine 2. Monitor masukan dan haluaran

dan kompresi mekanik pasien normal dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan upaya berkemih sedikitnya 1-2 jam

kandung kemih. a. Cairan seimbang 4. Posisikan klien tegak dan cucurkan air hangat

b. Berkemih teratur di atas perineum

5. Ukur suhu dan nadi, kaji adanya peningkatan

6. Kaji kekeringan kulit dan membrane mukosa

3 Keletihan b.d peningkatan Setelah diberikan asuhan keperawatan 1. Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan

kebutuhan energi akibat selama … diharapkan ibu tidak darah

peningkatan metabolisme mengalami keletihan dengan kriteria


sekunder akibat nyeri hasili: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada 2. Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara

selama persalinan his), ibu menyatakan masih memiliki kontraksi

cukup tenaga 3. Sarankan suami atau keluarga untuk

mendampingi ibu

4. Sarankan keluarga untuk menawarkan dan

memberikan minuman atau makanan kepada

ibu

4. Risiko cidera maternal Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Pantau aktivitas uterus secara manual

selama….,diharapkan cidera terkontrol 2. Lakukan tirah baring saat persalinan menjadi

dengan kriteria hasil: intensif

a. TTV dbn 3. Hindari meninggikan klien tanpa perhatian

b. Aktivitas uterus baik 4. Tempatkan klien pada posisi tegak, miring ke

c. Posisi pasien nyaman kiri

5. Berikan perawatan perineal selama 4 jam

6. Pantau suhu dan nadi


7. Kolaborasi pemberian antibiotik (IV)

6 Risiko kerusakan gas janin Setelah asuhan keperawatan 1. Kaji adanya kondisi yang menurunkan situasi

selama….,diharapkan janin dalam uteri plasenta

kondisi baik dengan criteria hasil: 2. Pantau DJJ dengan segera bila pecah ketuban

o DJJ dbn 3. Instuksikan untuk tirah baring bila presentasi

o Presentasi kepala (+) tidak masuk pelvis

o Kontraksi uterus teratur 4. Pantau turunnya janin pada jalan lahir

5. Kaji perubahan DJJ selama kontraksi


3. KALA II

a. Pengkajian

1. Aktivitas/ istirahat

a) Melaporkan kelelahan

b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri /

teknik relaksasi

c) Lingkaran hitam di bawah mata

2. Sirkulasi

Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg

3. Integritas ego

Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya

4. Eliminasi

Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung

kemih

5. Nyeri / ketidaknyamanan

a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi

b) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum

c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong

d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit

6. Pernafasan

Peningkatan frekwensi pernafasan

7. Seksualitas

a) Servik dilatasi penuh (10 cm)

b) Peningkatan perdarahan pervagina


c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh

d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi

2) Penurunan curah jantung b.d fluktasi aliran balik vena

3) Risiko kerusakan integritas kulit


c. Intervensi

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

1. Nyeri akut b.d tekanan mekanis Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Identifikasi derajat ketidaknyamanan

pada bagian presentasi selama….,diharapkan nyeri terkontrol 2. Berikan tanda/ tindakan kenyamanan

dengan kriteria hasil: seperti perawatan kulit, mulut,

a. TTV dbn perineal dan alat-alat tenun yang

b. Pasien dapat mendemostrasikan nafas kering

dalam dan teknik mengedan 3. Bantu pasien memilih posisi yang

nyaman untuk mengedan

4. Pantau tanda vital ibu dan DJJ

5. Kolaborasi pemasangan kateter dan

anastesi

2. Penurunan curah jantung b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Pantau tekanan darah dan nadi tiap 5

fluktuasi aliran balik vena selama…..,diharapkan kondisi – 15 menit


cardiovaskuler pasien membaik dengan 2. Anjurkan pasien untuk inhalasi dan

kriteria hasil: ekhalasi selama upaya mengedan

a. TD dan nadi dbn 3. Anjurkan klien / pasangan memilih

b. Suplay O2 tersedia posisi persalinan yang

mengoptimalkan sirkulasi.

3. Risiko kerusakan integritas kulit Setelah asuhan keperawatan 1. Bantu klien dan pasangan pada posisi

selama….,diharapkan integritas kulit tepat

terkontrol dengan kriteria hasil: 2. Bantu klien sesuai kebutuhan

Luka perineum tertutup (epiostomi) 3. Kolaborasi epiostomi garis tengah

atau medic lateral

4. Kolaborasi terhadap pemantauan

kandung kemih dan kateterisasi


4. KALA III

a. Pengkajian

1. Aktivitas / istirahat

Klien tampak senang dan keletihan

2. Sirkulasi

a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan

kembali normal dengan cepat

b) Hipotensi akibat analgetik dan anastesi

c) Nadi melambat

3. Makan dan cairan

Kehilangan darah normal 250 – 300 ml

4. Nyeri / ketidaknyamanan

Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil

5. Seksualitas

a) Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas

b) Tali pusat memanjang pada muara vagina

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b.d trauma jaringan setelah melahirkan

2) Risiko kekurangan volume cairan

3) Risiko cidera maternal


c. Intervensi

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

1. Nyeri akut b.d trauma jaringan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Bantu penggunaan teknik pernapasan

setelah melahirkan selama…,diharapkan nyeri terkontrol 2. Berikan kompres es pada perineum setelah

dengan criteria hasil: melahirkan

Pasien dapat control nyeri 3. Ganti pakaian dan liner basah

4. Berikan selimut penghangat

5. Kolaborasi perbaikan episiotomy

2 Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Instruksikan klien untuk mendorong pada

cairan selama….,diharapkan cairan seimbang kontraksi

denngan criteria hasil: 2. Kaji tanda vital setelah pemberian oksitosin

a. TTV dbn 3. Palpasi uterus

b. Darah yang keluar ± 200 – 300 cc 4. Kaji tanda dan gejala shock
5. Massase uterus dengan perlahan setelah

pengeluaran plasenta

6. Kolaborasi pemberian cairan parentral

3. Risiko cedera maternal Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Palpasi fundus uteri dan massase dengan

selama….,diharapkan cidera terkontrol perlahan

dengan criteria hasil: 2. Kaji irama pernafasan

a. Plasenta keluar utuh 3. Bersihkan vulva dan perineum dengan air

b. TTV dbn dan larutan antiseptic

4. Kaji perilaku klien dan perubahan system

saraf pusat

5. Dapatkan sampel darah tali pusat, kirim ke

laboratorium untuk menentukan golongan

darah bayi

6. Kolaborasi pemberian cairan parenteral


5. KALA IV

a. Pengkajian

1) Aktivitas

Dapat tampak berenergi atau kelelahan

2) Sirkulasi

Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi,

mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia,

atau meningkat pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema,

kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran

pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria

3) Integritas Ego

Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia

4) Eliminasi

Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis

5) Makanan/cairan

Mengeluh haus, lapar atau mual

6) Neurosensori

Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya

anastesi spinal

7) Nyeri/ketidaknyamanan

Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau

perbaikan episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau

otot tremor
8) Seksualitas

Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi

umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis,

striae mungkin pada abdomen, paha dan payudara.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b.d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan

fisik dan psikologis, ansietas.

2) Penurunan koping keluarga b.d transisi/peningkatan anggota

keluarga

3) Resiko kekurangan volume cairan


c. Intervensi

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

1. Nyeri akut b.d efek hormone, Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji sifat dan derajat

trauma,edema jaringan, kelelahan keperawatan selama … diharapkan ketidaknyamanan

fisik dan psikologis, ansietas pasien dapat 2. Beri informasi yang tepat tentang

mengontrol nyeri, nyeri berkurang perawatan selama periode

dengan Kriteria hasil : pascapartum

a. Pasien melaporkan nyeri 3. Lakukan tindakan kenyamanan

berkurang 4. Anjurkan penggunaan teknik relaksasi

b. Menunjukkan postur dan ekspresi 5. Beri analgesic sesuai kemampuan

wajah rileks

c. Pasien merasakan nyeri berkurang

pada skala nyeri (0-2)


3. Penurunan koping keluarga b.d Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Anjurkan klien untuk menggendong,

transisi/peningkatan anggota keluarga selama…..,diharapkan proses keluarga menyentuh bayi

baik dengan kriteria hasil: 2. Observasi dan catat interaksi bayi

o Ada kedekatan ibu dengan bayi 3. Anjurkan dan bantu pemberian ASI,

tergantung pada pilihan klien

2. Resiko kekurangan volume cairan Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Tempatkan klien pada posisi

selama….,diharapkan cairan simbang rekumben

dengan criteria hasil: 2. Kaji hal yang memperberat kejadian

a. TD dbn intrapartal

b. Jumlah dan warna lokhea dbn 3. Kaji masukan dan haluaran

4. Perhatikan jenis persalinan dan

anastesi, kehilangan daripada

persalinan

5. Kaji tekanan darah dan nadi setiap 15

menit
6. Dengan perlahan massase fundus

bila lunak

7. Kaji jumlah, warna dan sifat aliran

lokhea

8. Kolaborasi pemberian cairan

parentral
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, S. (2009). Kehamilan Persalainan Gangguan Kehamilan, Yogjakarta: Nuha


Medika.
Llewellyn, Derek. ( 2001 ).Dasar –Dasar Obstetri dan Ginekologi, edisi 6 (ed-6) Jakarta :
Hipokrates
Manuaba, I. B. (2009). Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. (2003). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Surasno.(2015). Intranatal. Diunduh pada tanggal 25 November 2019 website :
Suririnah. (2009). Buku Pintar Kesehatan Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama
Manuaba, Ida Bagus Gde.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
perencanaan dan dokumentasi perawatan klien. Jakarta : EGC
Hidayati, Ratna. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Kehamilan Fisiologis dan
Patologis. Jakarta : Salemba Medika.
Bobak, Irene. 2007. Perawatan Maternitas dan Gynekologi. Bandung: VIA PKP

Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Salmah, dkk., 2006. Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC

Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.Jakarta: Salemba Medika

Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Volume I. Jakarta: EGCs

Anda mungkin juga menyukai