Anda di halaman 1dari 32

Departemen Keperawatan Maternitas

LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL CARE (INC)

Oleh:
A.NUR SETYAWATI DWI SUHARDINI, S.Kep
NIM: 70900119009

PRESEPTOR LAHAN PRESEPTOR INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS


KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019

1
KATA PENGANTAR

‫حيم م‬
‫ن ٱللر م‬
‫م م‬ ‫ب مسسم م ٱلل ل م‬
‫ه ٱللرسح م‬
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan
hidayah-Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga Laporan pendahuluan
yang berjudul ” Laporan Pendahuluan Intranatal Care (INC)” dapat terselesaikan,
dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW,
yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju alam terang benderang
seperti sekarang ini.
Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan, penyusun telah banyak dibantu
oleh berbagai pihak. Segala kerendahan hati penyusun menghaturkan terima
kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada keluarga yang tercinta dan
tersayang serta sebagai sumber inspirasi terbesar dan semangat hidup menggapai
cita. Terima kasih atas segala bimbingan, dukungan, motivasi serta doa restu, terus
mengiringi perjalanan hidup penulis hingga sekarang sampai di titik ini.
Oleh karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca atas kontribusinya
baik berupa saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan Laporan
Pendahuluan ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis memohon do’a dan
berharap semoga ilmu yang telah diperoleh dan dititipkan dapat bermanfaat
bagi orang serta menjadi salah satu bentuk pengabdian dimasyarakat nantinya.
Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.
Makassar, Januari 2020

A.Nur Setyawati DS, S.Kep

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………
Daftar Isi ………………………………………………………………
BAB I KONSEP MEDIS
A. Definisi Persalinan ……………………………………………..

B. Mekanisme Persalinan…………………………………………..

C. Etiologi …………………………………………………………

D. Manifestasi Persalinan ………………………………………..

E. Faktor Persalinan ……………………………………………..

F. Kala Persalinan ……………………………………………….

G. Pemeriksaan Penunjang …………………………………….

H. Penatalaksanaan ……………………………………………..

BAB II KONSEP KEPERAWATAN


A. Kala I ………………………………………………………
B. Kala II ………………………………………………………
C. Kala III ……………………………………………………
D. Kala IV …………………………………………………….
Daftar Pustaka ……………………………………………………..

3
BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi Persalinan

Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup bulan

atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu (Mitayani, 2015).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke

dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik

pada ibu maupun pada janin (Wiknjosostro, 2012).

B. Mekanisme Persalinan

1. Partus biasa/normal disebut juga partus spontan adalah proses lahirnya bayi

pada LBK dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat alat serta tidak melukai

ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.

2. Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan pervaginam dengan bantuan alat

alat atau melalui dinding perut dengan operasi sectio sesaria.

3. Partus Anjuran adalah roses persalinan dengan kekuatan yang diperlukan dan

ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau

prostaglandin atau pemecahan ketuban (Prawirohardjo, 2011).

C. Etiologi

Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori

menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh

tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).

4
1. Penurunan hormon

1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan

estrogen. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesterone

dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone

menurun sehingga menimbulkan his. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-

otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga

timbul his bila progesterone turun.

2. Teori plasenta menjadi tua

Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone

yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan

his.

3. Teori distensi rahim/keregangan otot-otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang

oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang

otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

4. Teori iritasi mekanik

Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus franterrhauss). Bila

ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

5. Induksi partus

Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam

kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi

pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan

perinfus.

5
D. Manifestasi Persalinan

Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau dropping

yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada

primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering-

sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh bagian

terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi-

kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek, mulai mendatar

dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Haffieva, 2011).

Tanda-Tanda In Partu :

1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.

2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian

servik.

3. Kadang-kadang ketuban pecah

4. Pada pemeriksaan dalam, servik mendatar

E. Faktor Persalinan

1. Passage (Jalan Lahir)

Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka

jalan lahir tersebut harus normal. Passage terdiri dari :

a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)

1) Os. Coxae

2) Os illium

3) Os. Ischium

4) Os. Pubis

5) Os. Sacrum = promotorium

6) Os. Coccygis

6
b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen

1) Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,

linea inominata dan pinggir atas symphisis.

2) Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut

midlet

3) Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut

outlet

4) Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet dan

outlet.

2. Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau

kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu.

a. His (kontraksi otot uterus)

Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan baik

dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim menguncup sehingga

menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta

mendorong janin dan kantung amneon ke arah segmen bawah rahim dan

serviks.kontraksi otot-otot dinding perut

b. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

c. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

Perubahan-perubahan akibat his :

a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi. Tekanan

hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta menyebabkan

serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka (dilatasi).

7
b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga ada

kenaikan nadi dan tekanan darah.

c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang, maka

timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat (bradikardi) dan

kurang jelas didengar karena adanya iskemia fisiologis.

Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang harus

diperhatikan dari his:

a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau

persepuluh menit.

b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan frekuensi

kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin meningkat waktu

persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa aktifitas uterus bertambah

besar jika wanita tersebut berjalan – jalan sewaktu persalinan masih dini.

c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik,

misalnya selama 40 detik.

d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.

e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his datang tiap

2 sampe 3 menit

f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

His Palsu

His palsu adalah kontraksi uterus yang tidak efisien atau spasme usus,

kandung kencing dan otot-otot dinding perut yang terasa nyeri. His palsu timbul

beberapa hari sampai satu bulan sebelum kehamilan cukup bulan. His palsu dapat

merugikan yaitu dengan membuat lelah pasien sehingga pada waktu persalinan

sungguhan mulai pasien berada dalam kondisi yang jelek, baik fisik maupun

mental.

8
3. Passanger

Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passangge utama

dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian yang paling

besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat

mempengaruhi jalan persalinan.

Kelainan-kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger adalah

kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus ataupun

anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak dahi, kelainan

kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak sungsang.

4. Psikis (Psikologis)

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-

benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias

melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan

kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu “ keadaan yang

belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :

a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

b. Pengalaman bayi sebelumnya

c. Kebiasaan adat

d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image

c. Medikasi persalinan

9
d. Nyeri persalinan dan kelahiran

5. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah mengantisipasi

dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses

tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi

proses persalinan.

F. Kala Persalinan

Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Robson (2013) yaitu:

1. Kala I (kala pembukaan)

In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah, servik

mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh darah

kapiler, kanalis servikalis.

Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

a. Fase laten

Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan berlangsung 2

jam, cepat menjadi 9 cm.

b. Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :

1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm.

Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina

menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat

10
tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun

ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)

His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin

telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot

dasar panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada

rectum sehingga merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu

his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.

Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan

janin. Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.

Mekanisme persalinan

Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar 95 %

dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan dengan palpasi

abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat awal persalinan

dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan kasus, presentasi

belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan sutura sagitalis

melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam

presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan

anterior.

Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan ukuran-

ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran dalam

panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan bentuk

panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul dan pada pintu

bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika sutura sagitalis

dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka hal ini akan

mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior adalah ukuran yang

11
terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura

sagitalis dalam jurusan muka belakang yang menguntungkan karena ukuran

terpanjang pada pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.

Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :

a. Penurunan Kepala.

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul

biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada

multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya

kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan

dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati pintu atas panggul

(PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila sutura sagitalis

terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simpisis dan

promontorium.

Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika

sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke belakang

mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan

asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :

1) Asinklitismus posterior : Bila sutura sagitalis mendekati simpisis dan

os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.

2) Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati

promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os parietal

belakang.

3) Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,

tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi

sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.

12
4) Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi

dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus

pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari

segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik.

Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir.

Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra

uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan

melurusnya badan anak.

1) Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara

simpisis dan promontorium.

2) Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih

rendah dari os parietal depan

3) Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal depan

lebih rendah dari os parietal belakang

b. Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan.

Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan

ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil

lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan karena adanya

tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai pelvis. Dengan

adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan

diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di dasar panggul, biasanya

kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.

c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)

13
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian

rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan

ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah

ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke

depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan

persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk

menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang

tengah dan pintu bawah panggul.

d. Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil

berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal

ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul

mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus mengadakan fleksi

untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh pada waktu mencapai

dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan pada

perineum dan dapat menembusnya.

Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan menjadi

pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut pada pinggir

atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan

gerakan ekstensi.

e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala

bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi

pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu

dalam keadaan miring. Di dalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan

diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya, sehingga di dasar panggul

14
setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran dalam dimana ukuran

bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter

anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala

bayi juga melanjutkan putaran hingga belakang kepala berhadapan dengan

tuber ischiadikum sepihak.

f. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis dan

menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu

bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu

jalan lahir.

Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin

dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang posisinya

posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar panggul, dan

persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada kira-kira 5-10 %

kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh

kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau keduanya, rotasi

mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali,

khususnya kalau janin besar.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)

Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba keras

dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.

Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta

terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir secara spontan atau dengan

sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30

menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah

kira-kira 100-200 cc.

15
a. Pelepasan Placenta

Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus, mengakibatkan volume

rongga uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi

placenta juga terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta tidak berubah,

sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas

dari dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. Terjadi

pengumpulan perdarahan diantara ruang placenta dan desidua basalis yang

retro placenter hematom. Setelah plasenta terlepas, plasenta akan

menempati segmen bawah uterus atau vagina.

Tanda-tanda pelepasan plasenta

1) Perubaha bentuk uterus. Dari doscoid menjadi globuler akibat dari

kontraksi uterus.

2) Semburan darah tiba-tiba

3) Tali pusat memanjang

4) Perubahan posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan menempati

segmen bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga abdomen

b. Pengeluaran plasenta

Perasat – perasat untuk mengetahui lepasnya uri, antara lain :

1) Kustner, dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas

simfisis, tali pusat di tegangkan maka bila tali pusat masuk (belum

lepas), jika diam atau maju ( sudah lepas).

2) Klein, saat ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat kembali

( belum lepas), diam atau turun ( sudah lepas).

3) Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila tali pusat

bergetar (belum lepas), tidak bergetar (sudah lepas), rahim menonjol

16
di atas simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dank eras,

keluar darah secara tiba – tiba

4. Kala IV

Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir, mengamati

keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. Dengan menjaga

kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas uterus

ini dapat dibantu dengan obat-obat oksitosin.

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Ultrasonografi (USG): Ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan

ganda, anomaly janin, atau melokalisai kantong amnion pada amniosintesis.

2. Amniosintesis: Cairan amnion dapat dikirim ke laboratorium untuk evaluasi

kematangan paru janin.

3. Pemantauan janin: Membantu dalam mengevaluasi janin.

4. Protein C-reaktif: Peningkatan protein C-reaktif serum menunjukkan peningkatan

korioamnionitis.

5. Histopatologi: Cairan ditampung dalam tabung reaksi kemudian dibakar sampai

tertinggal endapan tersebut dilihat dibawah mikroskop dan bila air ketuban

mengalami kelainan maka akan terlihat seperti daun pakis.

6. Kertas lakmus: Bila merah menunjukkan cairan mengandung urine yang bersifat

asam, bila biru menunjukkan cairan mengandung air ketuban yang bersifat basa.

H. Penatalaksanaan

1. Penanganan umum :

a. Konfirmasi usia kehamilan,kalau ada dengan USG

17
b. Lakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar (jumlah,

warna, bau) dan membedakannya dengan urin. Dengan pemeriksaan tes

lakmus,bila kertas lakmus biru menunjukkan air ketuban (basa), dan bila

kertas lakmus merah menunjukkan cairan urine (asam)

c. Jika ibu mengeluh perdarahan pada akhir kehamilan (setelah 32 minggu),

jangan melakukan menit pemeriksaan dalam secara digital

d. Tentukan ada tidaknya infeksi

e. Tentukan tanda-tanda inpartus

2. Penanganan khusus :

Konfirmasi diagnosis :

a. Bau cairan ketuban yang khas

b. Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit, tampung cairan yang keluar

dan nilai 1 jam kemudian

c. Dengan speculum DTT, lakukan pemeriksaan inspekulo, nilai apakah cairan

keluar melalui ostium uteri atau terkumpul di forniks posterior

3. Penanganan konservatif:

a. Rawat di rumah sakit

b. Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau erittromisin bila tidak tahan

ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari

c. Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih

keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi

d. Jika usia kehamilan 32 -37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi,tes busa

negative; beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan

kkesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu

e. Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, sudah inpartu,tidak ada infeksi, berikan

tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi sesudah 24 jam

18
f. Jika usia kehamilan 32 -37minggu, ada infeksi, beri antibiotic dan lakukan

induksi

g. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intra uterin).

Klien dianjurkan pada posisi trendelenburg untuk menghindari prolap tali

pusat.

4. Penanganan aktif :

a. Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio sesarea.

Dapat pula diberikan misoprotal 50 μg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4

kali

b. Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan

diakhiri:

1) Bila skor pelvic < 5, lakukan pematangan serviks kemudian induksi,

jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea

2) Bila skor pelvic > 5, induksi persalinan, partus pervaginam

19
PERSIAPAN PERSALINAN

1. Ibu :

a. Gurita, 3 buah

b. Baju tidur, 3 buah

c. Underware secukupnya

d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi

e. Pembalut khusus, 1 bungkus

f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar

2. Bayi :

a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah

b. Baju bayi, 1-2 buah

c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah

d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi

e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir

2. Penolong :

a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,

celemek

b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan

Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan akan

berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau penerangan

yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain penutup yang

bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus hangat (tetapi

jangan pamas), harus rersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah

dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan.

c. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.

20
Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25 oC,

pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.

3. Alat :

Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :

a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher

b. Gunting tali pusat

c. Benang tali pusat

d. Kateter nelaton

e. Gunting episiotomy

f. Alat pemecah selaput ketuban

g. 2 psang sarung tangan dtt

h. Kasa atau kain kecil

i. Gulungan kapas basah

j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai

k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)

l. 4 kain bersih

m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi

Bahan :

a. Partograf

b. Termometer

c. Pita pengukur

d. Feteskop / dopler

e. Jam tangan detik

f. Stetoskop

g. Tensi meter

h. Sarung tangan bersih

21
4. Obat-Obatan

Ibu:

a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml

b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa Epinefrin

c. 3 botol RL

d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C

Bayi:

a. Salep mata tetrasiklin

b. Vit K 1 mg

22
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

1. KALA I (fase laten)

a. Pengakajian

1) Integritas ego : Klien tampak tenang atau cemas

2) Nyeri atau ketidaknyamanan

Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan

3) Seksualitas

4) Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau

terdiri dari flek lendir.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Ansietas

2) Defisit pengetahuan

3) Risiko infeksi

4) Risiko hipovolemia

5) Risiko koping individu tidak efektif

c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Ansietas Ansietas Menurun 1. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
2. Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
3. Identifikasi tingkat kecemasan
4. Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan dan persepsi
5. Instruksikan pasien menggunakan tekhnik
relaksasi

2. Defisit Pengetahuan 1. Berikan penilaian tentang tingkat


pengetahuan Meningkat pengetahuan pasien tentang proses

23
persalinan yang spesifik
2. Gambarkan tanda dan gejala yang muncul
pada persalinan dengan cara yang tepat
3. Berikan informasi pada pasien tentang
kondisi dengan cara yang tepat
3. Risiko infeksi Resiko infeksi 1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai
menurun pasien
2. Pertahankan lingkungan aseptic selama
persalinan monitor kerentanan terhadap
infeksi
3. Dorong nutrisi yang cukup
4. Ajarkan cara menghindari infeksi

4. Risiko Resiko hipovolemi 1. Pertahankan catatan intake dan output


hipovolemia menurun yang akurat
2. Monitor vital sign
3. Dorong masukan oral
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
5. Kolaborasi pemberian cairan IV

5. Risiko kopingResiko koping 1. Informasikan pasien alternative atau


individu tidakindividu efektif solusi lain penanganan
efektif 2. Gunakan pendekatan tenang dan
meyakinkan
3. Berikan informasi actual yang terkait
tentang persalinan

2. KALA I (fase aktif)

a. Pengkajian

1) Aktivitas istirahat

Klien tampak kelelahan.

2) Integritas ego

Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan tentang

kemampuan mengendalikan pernafasan.

3) Nyeri atau ketidaknyamanan

Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.

4) Keamanan

Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi vertexs.

24
5) Seksualitas

6) Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam pada

primipara)

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut

2) Gangguan eliminasi urin

3) Risiko koping individu tidak efektif

4) Risiko cedera pada ib

c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut Nyeri akut1. Lakukan pengkajian nyeri secara
berkurang komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang tidak berhasil

2. Gangguan Eliminasi urin 1. Lakukan penilaian kemih yang


eliminasi urin membaik komprenshif berfokus pad ainkontinensia
2. Merangsang reflex kemih
3. Anjutkan pasien/keluarga untuk merekam
output urine, sesuai.
4. Memantau asupan dan keluaran
5. Memantau tingkat distensi kandung kemih
dengan palpasi dan perkusi

3. Risiko kopingKoping individu 1. Informasikan pasien alternative atau


individu tidakefektifl solusi lain penanganan
efektif 2. Gunakan pendekatan tenang dan
meyakinkan
3. Berikan informasi actual yang terkait
tentang persalinan

4. Risiko cedera padaResiko cedera pada1. Sediakan lingkungan yang aman untuk

25
ibu ibu membaik pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
3. Menghindari lingkungan yang berbahaya
4. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan

3. KALA II

a. Pengkajian

1) Aktivitas/ istirahat

a) Melaporkan kelelahan

b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik

relaksasi

c) Lingkaran hitam di bawah mata

2) Sirkulasi

Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg

3) Integritas ego

Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya

4) Eliminasi

Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih

5) Nyeri / ketidaknyamanan

a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi

b) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum

c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong

d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit

6) Pernafasan

Peningkatan frekwensi pernafasan

7) Seksualitas

a) Serviks dilatasi penuh (10 cm)

b) Peningkatan perdarahan pervagina

26
c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh

d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut

2) Risiko gangguan integritas kulit

c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut Nyeri akut menurun 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang tidak berhasill

2. Risiko gangguanResiko integritas1. Anjurkan pasien untuk menggunakan


integritas kulit kulit menurun pakaian yang longgar
2. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering
3. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area
epiostomi
4. Bersihkan area sekitar jahitan
5. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien

4. KALA III

a. Pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Klien tampak senang dan keletihan

2) Sirkulasi

27
a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali

normal dengan cepat

b) Hipotensi akibat analgetik dan anastesi

c) Nadi melambat

3) Makan dan cairan

Kehilangan darah normal 250 – 300 ml

4) Nyeri / ketidaknyamanan

Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil

5) Seksualitas

a. Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas

b. Tali pusat memanjang pada muara vagina

b. Diagnosa Keperawatan

1) Risiko hipovolemi

2) Nyeri akut

3) Risiko cedera pada ibu

c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Risiko Resiko hipovolemia1. Pertahankan catatan intake dan output
hipovolemia menurun yang akurat
2. Monitor vital sign
3. Dorong masukan oral
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
5. Kolaborasi pemberian cairan IV
2. Nyeri akut Nyeri akut menurun 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan, dan kebisingan
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter jika ada

28
keluhan dan tindakan nyeri yang tidak
berhasil

3. Risiko cedera padaResiko cedera pada1. Sediakan lingkungan yang aman untuk
ibu ibu menurun pasien
2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien
3. Menghindari lingkungan yang berbahaya
4. Memindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan

5. KALA IV

a. Pengkajian

1) Aktivitas

Dapat tampak berenergi atau kelelahan

2) Sirkulasi

Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin lebih

rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat pada respon

pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah selama persalinan

400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria

3) Integritas Ego

Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia

4) Eliminasi

Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis

5) Makanan/cairan

Mengeluh haus, lapar atau mual

6) Neurosensori

Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi spinal

7) Nyeri/ketidaknyamanan

Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan

episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor

8) Keamanan

29
Peningkatan suhu tubuh

9) Seksualitas

Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,

perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striaemungkin pada

abdomen, paha dan payudara.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut

2) Resiko hipovolemi

c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Luaran Intervensi
No.
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut Nyeri akut menurun 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
komprenshif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan faktor presipitasi
2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
pencahayaan, dan kebisingan
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri yang tidak berhasil

2. Resiko Resiko hipovolemi1. Pertahankan catatan intake dan output


hipovolemia menurun yang akurat
2. Monitor vital sign
3. Dorong masukan oral
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien
makan
5. Kolaborasi pemberian cairan IV

30
31
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2010. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Hafifah. Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal. Dimuat


dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/laporan-
pendahuluan-pada-pasien-dengan.html. 2011

Mitayani. 2015. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Mochtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri. Jilid I. EGC: Jakarta.

Oxorn H, 2010. Ilmu Kebidanan: Patologi dan Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: ANDI;
YEM.

PPNI. 2017. Standar Diagnosis Kepertawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik. Edisi I, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Kepertawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan. Edisi I, Cetakan II. Jakarta: DPP PPNI.

Prawirohardjo, Sarwono.2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Robson, Elizabeth, Jason Waugh. 2013. Patologi Pada kehamilan Manajemen & Asuhan
Kebidanan. Jakarta: EGC.

Saleha S, 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Varney, Hellen. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4 Volume1. Jakarta: EGC.

Wiknjosostro. 2012. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.

32

Anda mungkin juga menyukai