Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(SOP)
Dosen Pengampu : Suhardono, S.Kep, Ners, M.Kes

Nama Kelompok :

1. Tri Wahyu Yulianti (P1337420417006)


2. Mega Indah Nurdian Yuliana (P1337420417026)
3. Hafilda Qoirul Firdayanti (P1337420417032)
4. Della Ayu Sasmita (P1337420417038)
5. Moh. Ilham Rizki Ramadhan (P1337420417056)
6. Dewi Restika Rini (P1337420417079)
7. Yuliaji Setyaningrum (P1337420417090)
8. Hana Afthira Risfa (P1337420417110)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN BLORA
2018/2019
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MEMASANG INFUS

A. Pengertian

Menurut Lukman (2007), terapi intravena adalah memasukkan jarum atau


kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus atau
pengobatan, dengan tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam
tubuh melalui vena dalam jangka waktu tertentu.

B. Tujuan
1. Pertahankan dan mengganti cairan tubuh yang didalamnya mengandung
air, vitamin, elektrolit, lemak, protein, kalori, yang tidak mampu untuk
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
2. Agar dapat memperbaiki asam basa.
3. Memperbaiki volume komponen-komponen darah.
4. Memberikan jalur masuk dalam pemberian obat-obatan ke dalam tubuh.
5. Memonitor tekanan darah Intra Vena Central (CVP).

C. Indikasi

1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yang tidak


memungkinkan untuk pemberian obat secara langsung ke dalam pembuluh
darah Intra Vena.
2. Untuk dapat memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat
(seperti furosemid, digoxin).
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara terus-
menerus melalui pembuluh darah Intra vena.
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi injeksi
intramuskuler.
6. Pasien yang mendapatkan tranfusi darah.
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur, contohnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena
untuk persiapan seandainya berlangsung syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat.
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, contohnya syok
(meneror nyawa) dan risiko dehidrasi (kekurangan cairan), sebelum
pembuluh darah kolaps (tak teraba), maka dipasang infus.

D. Persiapan Peralatan
1. Sarung tangan Steril 1 pasang
2. Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3. Cairan parenteral sesuai program
4. Jarum intra vena (ukuran sesuai)
5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6. Desinfektan
7. Torniquet/manset
8. Perlak dan pengalas
9. Bengkok 1 buah
10. Plester / hypafix
11. Kassa steril
12. Penunjuk waktu

E. Prosedur Pelaksanaan
a. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
b. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap Kerja
1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2. Menutup saluran infus (klem)
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol cairan pada standard infuse
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8. Memasang perlak dan alasnya
9. Membebaskan daerah yang akan di insersi
10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai hand schoen
12. Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam
keluar)
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
14. Memegang IV cateter dengan sudut 300
15. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
16. Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik
Mandrin + 0,5 cm
17. Memasukkan IV cateter secara perlahan
18. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse
19. Melepaskan toniquet
20. Mengalirkan cairan infuse
21. Melakukan fiksasi IV cateter
22. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa
23. Mengatur tetesan sesuai program
d. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien.
4. Membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan
6. Mendokumentasikan tindakan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MERAWAT INFUS

A. Pengertian
Perawatan pada tempat pemasangan infus
B. Tujuan
Mencegah terjadinya infeksi
C. Indikasi
Pasien yang terpasang infus
D. Peralatan
1. Pinset anatomis steril: 2 buah
2. Kasa steril
3. Sarung tangan steril
4. Gunting plester
5. Plester/hypavic
6. Kapas alkohol
7. Salep
8. Penunjuk waktu
9. Bengkok
10. Perlak dan pengalas
E. Prosedur pelaksanaan
a. Tahap prainteraksi
1. Melakukan verifikasi data
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
b. Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
c. Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
2. Memakai sarung tangan
3. Membasahi plester dengan kapas alkohol dan buka balutan
dengan menggunakan pinset
4. Membersihkan bekas plester
5. Membersihkan daerah tusukan & sekitarnya dengan nacl
6. Mengolesi tempat tusukan dengan salep
7. Menutup dengan kassa steril dengan rapi
8. Memasang plester penutup
9. Mengatur tetesan infus sesuai program
d. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

Anda mungkin juga menyukai