Anda di halaman 1dari 30

KOMUNIKASI DALAM HUBUNGAN

TERAPEUTIK
(KOMUNIKASI FASILITATIF & KUALITAS
PRIBADI )

Team Komunikasi Therapeutik


PENDAHULUAN
interaksi sosial

komunikasi interpersonal

hubungan interpersonal

hubungan terapeutik
Hubungan terapeutik perawat-
klien
DEFINISI
• pengalaman belajar
bersama
• pengalaman untuk
memperbaiki emosi
klien.
• perawat memakai diri
sendiri dan teknik
pendekatan yang
khusus
• memberi pengertian dan
merubah perilaku klien.
tujuan hubungan terapeutik
untuk perkembangan klien (Stuart
dan Sundeen, 1987; 96), yaitu:
Kesadaran diri, penerimaan diri dan
penghargaan diri yang meningkat
Pengertian yang jelas tentang
identitas diri dan integritas diri
ditingkatkan
Kemampuan untuk membina
hubungan intim interdependen,
pribadi dengan kecakapan menerima
dan memberi kasih sayang.
Meningkatkan fungsi dan
kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan dan mencapai tujuan
pribadi yang realistis.
PRINSIP KOMUNIKASI
Mengenal dirinya sendiri (menghayati, memahami dirinya).
Sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai.
Memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien.
Mengetahui kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
Menciptakan suasana yang kondusif
Ciptakan suasana tingkatkan motivasi unt pecahkan masalah
Menguasai perasaan sendiri
Mampu menentukan batas waktu yang sesuai
Memahami betul arti empati.
Kejujuran dan terbuka merupakan dasar terapeutik.
Mampu berperan sebagai role model
Disarankan untuk mengekspresikan perasaan
Altruisme mendapatkan kepuasan dngn menolong orang lain.
Berpegang pada etika
Bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Teori komunikasi sangat sesuai dalam praktek keperawatan
(Stuart dan Sundeen, 1987; 111), karena:
Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan
terapeutik. Dalam proses komunikasi terjadi
penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan
pikiran.
Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku
orang lain. Berarti keberhasilan intervensi keperawatan
tergantung pada komunikasi karena proses keperawatan
ditujukan untuk merubah perilaku dalam mencapai
tingkat kesehatan yang optimal.
Komunikasi adalah hubungan. Hubungan perawat-klien
yang terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa komunikasi.
Dalam membina hubungan terapeutik
dengan klien, perawat perlu
mengetahui proses komunikasi dan
keterampilan berkomunikasi dalam
membantu klien memecahkan
masalahnya.
Elemen yang harus ada pada proses
komunikasi adalah pengirim pesan,
penerima pesan, pesan, media dan umpan
balik. Semua perilaku individu (pengirim
dan penerima) adalah komunikasi yang
akan memberikan efek pada perilaku.
Pesan yang disampaikan dapat verbal
maupun non verbal. Bermain merupakan
cara berkomunikasi dan berhubungan yang
baik dengan klien anak.
Perawat dapat menyampaikan atau mengkaji pesan
secara non verbal antara lain:
Vokal: nada, kualitas, keras atau lembut, kecepatan yang
semuanya menggambarkan suasana emosi.
Gerakan: refleks, postur, ekspresi muka, gerakan yang
berulang atau gerakan-gerakan yang lain. Khusus
gerakan dan ekspresi muka dapat diartikan sebagai
suasana hati.
Jarak (space): jarak dalam berkomunikasi dengan orang
lain menggambarkan tingkat keintiman hubungan.
Sentuhan: dikatakan sangat penting tetapi perlu
mempertimbangkan aspek budaya dan kebiasaan
setempat.
SIKAP PERAWAT DALAM
BERKOMUNIKASI
 
KEHADIRAN DIRI SECARA FISIK

Egan (1975, dikutip oleh Kozier dan Erb, 1983; 372) mengidentifikasi 5
sikap atau cara untuk menghadirkan diri secara fisik, yaitu:

Berhadapan. Arti dari posisi ini adalah ”saya siap untuk anda”.
Mempertahankan kontak mata. Kontak mata pada level yang sama
berarti menghargai klien dan menyatakan keinginan untuk tetap
berkomunikasi.
Membungkuk ke arah klien. Posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengar sesuatu.
Mempertahankan sikap terbuka. Tidak melipat kaki atau tangan
menunjukkan keterbukaan untuk berkomunikasi.
Tetap relaks. Tetap dapat mengontrol keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberi respon terhadap klien.
Sikap fisik dapat pula disebut sebagai
perilaku non verbal yang perlu
dipelajari pada setiap tindakan
keperawatan. Beberapa perilaku non
verbal yang dikemukakan oleh Clunn
(1991; 168-173) yang perlu diketahui
dalam merawat anak adalah:
Sikap fisik:
Gerakan mata.
Ekspresi muka
Sentuhan
ANALISIS KOMUNIKASI
(Kesadaran Diri Johari Window)

TAHU TIDAK TAHU


TTG DIRI TTG DIRI

DI KETAHUI I III
ORANG LAIN PUBLIK BUTA

TIDAK II IV
DIKETAHUI TERSEMBUNYI TAK DISADARI
ORANG LAIN
Lanjutan Johari Window
Arena publik (PUBLIC)
Kuadran (I) TERBUKA dimana kita saling
mengetahui. Kita tahu orang lain juga tahu.
Perilaku, Perasaan, Perilaku, Pikiran.
Ruang privat (PRIVATE)
Kuadran (II) TERSEMBUNYI dimana kita tahu
dan orang lain ngga tahu ( Rahasia )
Kuadran buta (BLIND)
Kuadran (III) BUTA / GELAP dimana kita tidak
tahu tetapi justru orang lain tahu.
Kuadran tak diketahui (UNKNOWN)
Kuadran (IV) TAK DISADARI / TAK
TERLIHAT dimana kita tidak tahu dan mereka
juga tidak tahu.
Tiga Prinsip memahami Fungsi
pribadi (Johari Window)

Perubahan didalam salah satu kuadran


jiwa akan mempengaruhi seluruh
kuadran lainya.
Makin kecil kuadran I (Publik Area),
makin lemah / buruk kualitas komunikasi.
Pembelajaran interpersonal, bila
perubahan telah terjadi maka kuadran I
menjadi lebih luas, dan satu atau lebih
kuadaran lainya menjadi lebih kecil.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGERUHI HUB.
INTERPERSONAL :
1. kepercayaan
Menerima
Empati
Kejujuran
2. Sikap sportif.

Evaluasi dan diskripsi


Kontrol dan orientasi masalah
Strategi dan spontanitas
Netralitas dan empati.
Superior dan persamaan
Kepastian dan provisionalisme
3. Sikap terbuka

besar pengaruhnya dalam


menumbuhkan komunikasi
interpersonal yang efektif.
Sikap terbuka (open
mindedness)
INTERAKSI TERAPEUTIK

ANALISA DIRI PERAWAT

1. kesadaran diri,
2. klarifikasi nilai,
3. eksplorasi perasaan,
4. kemampuan menjadi model
5. rasa tanggung jawab
INTERAKSI TERAPEUTIK

Hub Kesadaran
KLIENDiri Tujuan
Seharusnya
DOKTER
PERAWAT
PERAWAT
Interpersonal Kurang
PASIEN Tak Tercapai
penderitaan 

DENGAN DEMIKIAN 

INTERAKSI PERAWAT – PASIEN/KLIEN

Komunikasi
SEMBUH SEMAKIN PARAH
Tdk Terapeutik
PERAWAT YANG PROFESIONAL
BERPERILAKU TERAPIUTIK
Perawat yang faham
May I help perilaku terapiutik
you, sir ?
telah menyadari
bahwa interaksi
Oh my dirinya dengan klien
sweet
heart
harus mempercepat
reaksi penyembuhan.
Scr profesional interaksi
demikian akan
memicu proses adaptasi
It’s yang menghasilkan
OK Hubungan yang
lebih baik.
Keadaan ini akan
mempercepat
penyembuhan
PERAWAT YANG TIDAK PROFESIONAL
TIDAK BERPERILAKU TERAPIUTIK
Get Oh my Secara umum interaksi
up ! God perawat dan klien ini
menghasilkan kondisi
“Stres”
yang menyebabkan
ketahanan tubuh
semakin menurun.
Kondisi ini
menyebabkan proses
penyembuhan
Stop terhambat dan
it ! bahkan dapat
menimbulkan
penyakit baru.
Hubungan Terapeutik
Saling Menolong
TERAPEUTIK
Koreksi Terhadap Emosi
Kunci Terapeutik  Kualitas Personal
Bersifat
Menyembuhkan
Unsur Kualitas Personal adalah
KESADARAN DIRI

Perilaku terapeutik  menimbulkan ketenangan


Perbaikan Hubungan Perawat
Perawat
Profesional
Profesional
Pasien / klien cepat sembuh
Siapakah
Siapakah
Saya
Saya?...?...
?...?...
.?....?.
.?....?.
KESADARAN DIRI
Saya pikir Emangnya gue
generasi kita akan
pikirin.Yang
semakin berat
menghadapi
penting Saya
Haem....
tantangan hidup. SADAR DIRI
Haem….

Saya pikir
memang Ok, baby
demikian. It’s right
KLARIFIKASI NILAI
hubungan perawat-klien:
TERAPEUTIK hubungan timbal balik
kebutuhan klien
selalu diutamakan
Tidak ada:
konflik, Perawat punyai sumber kepuasan
ketidakpuasan & rasa aman yang cukup

menyadari sistem nilai yang dimiliki


perawat  klien
Perbaiki Hubungan Perawat
Perawat
Profesional
Profesional
Pasien / klien cepat sembuh
EKSPLORASI PERASAAN

Perawat perlu
terbuka dan sadar
terhadap
perasaannya dan
mengontrolnya agar
ia dapat
menggunakan dirinya
secara terapeutik
KEMAMPUAN MENJADI MODEL
Perawat yang mempunyai
masalah pribadi seperti
ketergantungan obat,
hubungan interpersonal
yang terganggu akan
mempengaruhi
hubungannya dengan
klien.
Tugas Perawat pada Tahapan
Hubungan Terapeutik
 Eksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan sendiri
Fase  Analisa kekuatan-kelemahan profesional
 Dapatkan data tentang klien jika mungkin
Prainteraksi  Rencanakan pertemuan pertama
 Tentukan alasan klien minta pertolongan
 Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
Fase  Rumuskan kontrak pertama
 Eksplorasi pikiran, perasaan dan perilaku klien
Orientasi  Identifikasi masalah klien
 Rumuskan tujuan dengan klien
 Eksplorasi stressor yang tepat
Fase  Dorong perkembangan kesadaran diri klien
dan pemakaian mekanisme koping yang konstruktif.
Kerja  Atasi penolakan perilaku adaptif

 Ciptakan realitas perpisahan


Fase Perawat
Perawat
 Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan
Profesional
Profesional
 Saling mengeksplorasi perasaan penolakan dan
Terminasi kehilangan, sedih, marah dan perilaku klien
SELAMAT

BELAJAR SEMOGA SUKSES

Anda mungkin juga menyukai