Anda di halaman 1dari 11

Nama : Rus Sriyani

NPM : 1420118070

Kelas : Ambon (Siang)

Semester : IV (Genap)

Tugas : Ringkasan

A. KONSEP RECOVERY / PEMULIHAN PENGERTIAN


Recovery / pemulihan adalah fase dimana gejala gangguan jiwa sudah terkendali yang
berlangsung seumur hidup. Kondisi ini bila tidak dijaga dan ditingkatkan kesehatan
jiwanya maka akan kembali dalam fase akut.
Recovery yang dijalani oleh pasien bukan hanya sekedar pulih dari penyakitnya tetapi
untuk membuat kehidupan orang yang mengalami keterbatasan akibat penyakitnya
menjadi lebih berarti.
Recovery menekankan bahwa meskipun individu tidak bias mengontrol penyakitnya
tetapi bias mengontrol kehidupan mereka.
Proses recovery adalah menemukan dan menhadapi setiap tantangan dari keterbatasan
akibat penyakit yang diderita agar individu bisa hidup, bekerja, dan berkontribusi
dimasyarakat.
Proses recovery membutuhkan supportivironment dari keluarga, tetangga, masyarakat,
pemerintah dan swasta dan berfokus pada hubungan social, pemberdayaan, strategi
koping dan makna hidup.

 Ada 5 tahap pemulihan yaitu :


1. Tahap 1: moratorium atau penundaan.
2. Tahap 2: awareness (kesadaran)
3. Tahap 3: preparation (persiapan)
4. Tahap 4: rebuilding (pembangunan kembali)
5. Tahap 5: growth (pertumbuhan)

 Beberapa prinsip dasar proses pemulihan adalah sebagai berikut :


1. Pemulihan adalah suatu proses membangun suatu kehidupan yang berarti
dan memuaskan sebagaimana didefinisikan oleh penderita sendiri,
meskipun kadang ada kondisi kambuh.
2. Harapan adalah titik pusat dari proses pemulihan. Harapan timbul antara
lain karena adanya “contoh” atau role model dari mereka yang pulih.
3. Keluarga dan teman-teman penderita berperan penting dalam proses
pemulihan

 Ada 4 komponen dari proses pemulihan yaitu :


1. Menemukan dan memupuk “harapan”
2. Membentuk kembali “identitas positif.
3. Membangun kehidupan yang berarti
4. Mengambil tanggung jawab dan kendali

B. MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN JIWA

Model Pandangan Terhadap Proses Peran Terapis dan


Penyimpangan Perilaku Terapeutik Pasien
Psikoanalitik Perilaku didasarkan pada Psikoanalisis Pasien
(S. Frued, perkembangan dini dan menggunakan mengungkapkan
Erikson, Klein, resolusi konflik yang tidak teknik asosiasi semua pikiran dan
Horney, adekuat. bebas dan analisis mimpi serta
Fromm- mimpi. Hal ini mempertimbangan
Reichmann, Pertahanan ego tidak adekuat menginterprestasi interprestasi terapis.
Menninger) untuk mengontrol ansietas. perilaku,
menggunakan Terapis tetap
Ggn jiwa Gejala merupakan upaya transferen untuk mengupayakan
terjadi pada untuk mengatasi ansietas dan memperbaiki perkembangan
seseorang berkaitan dengan konflik pengalaman masa transferen, serta
apabila ego yang tidak terselesaikan lalu, dan menginterpretasikan
tidak berfungsi mengidentifikasi pikiran dan mimpi
dalam area masalah pasien dalam
mengontrol melalui kaitannya dengan
id/insting/napsu interpretasi konflik, transferen,
resistensi pasien. dan resistensi.
Ketidak (Terapi Hipnotis)
mampuan
seseorang dlm
mengguakan
akal utk
mematuhi tata
tertib,
peraturan,
norma &
agama akan
mendorong
penyimpangan
perilaku
Interpersonal Ansietas timbul dan dialami Hubungan antara Pasien
(Sullivan, secara interpersonal. terapis dan pasien menceritakan
Peplau) membangun ansietas dan
Rasa takut yang mendasar perasaan aman. perasaannya pada
Kelainan Jiwa adalah takut terhadap terapis.
seseorang bisa penolakan. Terapis membantu
muncul akibat pasien mengalami Terapis menjalin
adanya ancaman Seorang membutuhkan rasa hubungan yang hubungan akrab
dimana ancaman aman dan kepuasan yang penuh rasa percaya dengan pasien,
tersebut dapat diperoleh melalui hubungan dan mencapai menggunakan
menimbulkan interpersonal yang positif. kepuasan empati untuk
ansiatas interpersonal. merasakan
perasaan pasien,
Pasien kemudian dan menggunakan
dibantu untuk hubungan sebagai
mengembangkan suatu pengalaman
hubungan akrab di interpersonal
luar situasi terapi. korektif

Model Pandangan Terhadap Proses Terapeutik Peran Terapis dan


Penyimpangan Pasien
Perilaku
Sosial Faktor sosial dan Pasien dibantu Pasien secara aktif
(Szasz, Caplan) lingkungan untuk mengatasi menyampaikan
menciptakan stres, yang sistem sosial. masalahnya kepada
Seseorang mengalami menyebabkan ansietas, Mungkin terapis dan bekerja
gangguan jiwa atau serta mengakibatkan digunakan sama dengan
penyimpangan perilaku timbulnya gejala. intervensi krisis. terapis untuk
apabila banyak factor menyelesaikan
social dan lingkungan Perilaku yang tidak Manipulasi masalahnya.
yang akan memicu dapat diterima /modifikasi Menggunakan
munculnya stress yang (menyimpang) diartikan lingkungan dan sumber yang ada di
akan menimbulkan secara sosial dan menunjukkan masyarakat.
kecemasan memenuhi kebutuhan dukungan sosial Terapis menggali
sistem sosial. juga diterapkan. sistem sosial pasien
dan membantu
Dukungan pasien
kelompok sebaya menggunakan
dianjurkan. sumber yang
tersedia atau
menciptakan
sumber baru.

Eksistensial Hidup ini akan sangat Individu dibantu Pasien bertanggung


(Perls, Glesser, Ellis, berarti apabila untuk mengalami jawab terhadap
Rogers, Frankl) seseorang dapat kemurnian perilakunya dan
mengalami dan hubungan. berperan serta
Gangguan jiwa terjadi menerima diri (self dalam suatu
apabila individu gagal acceptance ) Terapi sering pengalaman yang
menemukan jati diri dan sepenuhnya. dilakukan dalam berarti untuk
tujuan hidup. Individu kelompok. mempelajari
tdk memiliki kebanggaan Penyimpangan perilaku tentang diri yang
diri terjadi jika individu Pasien dianjurkan sebenarnya.
gagal dalam upayanya untuk menggali dan
untuk menemukan dan menerima diri dan Terapis membantu
menerima diri. dibantu untuk pasien untuk
mengendalikan mengenal nilai diri.
Menjadi diri sendiri perilakunya.
bisa dialami melalui Terapis
hubungan murni dengan mengklarifikasi
orang lain. realitas dari suatu
situasi dan
mengenalkan
pasien tentang
perasaan tulus dan
memperluas
kesadaran dirinya.

Model Pandangan Terhadap Proses Peran Terapis dan


Penyimpangan Perilaku Terapeutik Pasien
Suportif Masalah terjadi sebagai Uji coba realitas Pasien secara aktif
(Werman, Rockland) akibat dari faktor bio- dan peningkatan terlibat dalam
psiko-sosial. harga diri. pengobatan.
Ggn jiwa etrjadi akibat
factor biopsikososial Penekanan pada respons Dukungan sosial Terapis menjalin
dan respon maladaptif koping maladaptif saat diidentifikasi hubungan yang hangat
ini. dan respons dan penuh empati
koping yang dengan pasien
adaptif
dikuatkan.
( mengenal
kekuatan-
kekuatan diri)
Komunikasi Gangguan perilaku Pola komunikasi Pasien
(Berne, Watzlawick) terjadi apabila pesan dianalisis dan memperhatikan pola
tidak dikomunikasikan umpan balik komunikasi, termasuk
dengan jelas. diberikan untuk permainan, dan
mengklarifikasi bekerja untuk
Bahasa dapat digunakan area masalah. mengklarifikasi
untuk merusak makna komunikasinya
pesan bisa diteruskan Analisis sendiri serta
secara serentak pada transaksional memvalidasi pesan
berbagai tingkatan. berfokus pada dari orang lain.
Kesan verbal dan permainan dan
nonverbal mungkin tidak belajar untuk Terapis
selaras. berkomunikasi menginterpretasi pola
secara langsung komunikasi kepada
tanpa pasien dan
bersandiwara. mengajarkan prinsip-
prinsip komunikasi
yang baik.
Perilaku Perilaku dipelajari. Terapi Pasien
(Bandura, Pavlov, Peyimpangan terjadi merupakan mempraktikkan teknik
Wolpe, Skinner) karena manusia telah proses perilaku yang
membentuk kebiasaan pendidikan. digunakan,
perilaku yang tidak Penyimpanyan mengerjakan
diinginkan. perilaku tidak pekerjaan rumah, dan
Oleh karena perilaku dihargai; penggalakan latihan.
dapat dipelajari, maka perilaku yang Pasien membantu
perilaku juga dapat tidak produktif mengembangkan
dipelajari. dikuatkan. hierarki perilaku.

Perilaku menyimpang Terapi relaksasi Terapis mengajar


terjadi berulang karena dan latihan pasien tentang
berguna untuk keasertifan pendekatan perilaku,
mengurangi ansietas. Jika merupakan membantu
demikian, perilaku lain pendekatan mengembangkan
yang dapat mengurangi perilaku. hierarki perilaku dan
ansietas dapat dipakai menguatkan perilaku
sebagai pengganti. yang diinginkan.
Medik Gangguan perilaku Diagnosis Pasien
(Meyer, Kraeplin, disebabkan oleh penyakit penyakit mempraktikkan
Spitzer, Frances) biologis. dilandasi oleh regimen terapi yang
kondisi yang ada dianjurkan dan
Gejala timbul sebagai dan informasi melaporkan efek
akibat dari kombinasi historis serta terapi kepada dokter.
faktor fisiologik, genetik, pemeriksaan
lingkungan, dan sosial. diagnostik. Pasien menjalani
Perilaku menyimpang terapi jangka panjang
berhubungan dengan Pengobatan apabila diperlukan.
toleransi pasien terhadap meliputi terapi
stres. somatik dan Terapis menggunakan
farmakologik, kombinasi terapi
serta berbagai somatik dan terapi
teknik interpersonal.
interpersonal. Terapis menegakkan
diagnosis penyakit
dan menentukan
pendekatan terapeutik

Stres adaptasi Sehat sakit diidentifikasi Mengidentifikas Membantu pasien


(Gail Stuart) sebagai hasil berbagai i faktor lebih adaptif dalam
karakteristik individu predisposisi, menghadapi stressor
yang berinteraksi dengan presipitasi,
faktor lingkungan. penilaian
terhadap stresor,
sumber koping,
dan mekanisme
koping yang
digunakan
pasien.

C. SEJARAH KEPERAWATAN JIWA, TREN DAN ISSU DALAM


KEPERAWATAN JIWA.
Kesehatan jiwa???
1. WHO : Suatu kondisi sejahtera secara fisik, sosial, dan mental yg tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kecacatan.
2. UU Kes Jiwa no 18 Tahun 2014 : Kondisi dimana individu dpt berkembang
secara fisik,mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dpt mengatasi tekanan, dpt bekerja secara produktif &
mampu memberikan kostribusi untuk komunitasnya.
3. Clausen mengatakan bahwa orang yang sehat jiwa adalah orang yang dapat
mencegah gangguan mental akibat berbagai stresor, serta dipengaruhi oleh besar
kecilnya stresor, intensitas, makna, budaya, kepercayaan, agama, dan sebagainya.

WHO pada tahun 2008 menjelaskan kriteria orang yang sehat jiwanya adalah orang yang dapat
melakukan hal berikut :

1. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk.
2. Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan.
3. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan hidupnya.
4. Merasa lebih puas untuk memberi dari pada menerima.
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.
6. Mempunyai daya kasih sayang yang besar.
7. Menerima kekecewaan untuk digunakan sebagai pelajaran di kemudian hari.
8. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif.

Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada Bab IX tentang kesehatan jiwa
menyebutkan Pasal 144 ayat 1 “Upaya kesehatan jiwa ditujukan untuk menjamin setiap orang
dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan
lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa

a) Zaman Yunani (Hypocrates)


b) Zaman Vesalius
c) Revolusi Prancis I
PhillipePinel, seorang direktur di RS Bicetri Prancis, berusaha memanfaatkan Revolusi
Prancis untuk membebaskan belenggu pada pasien gangguan jiwa. Revolusi Prancis ini
dikenal dengan revolusi humanisme dengan semboyan utamanya “Liberty, Equality,
Fraternity”.
d) Revolusi Kesehatan Jiwa II
Qubius menuntut agar gangguan jiwa masuk dalam bidang kedokteran. Oleh karena itu,
ganguan jiwa dituntut mengikuti paradigma natural sciences, yaitu ada taksonomi
(penggolongan penyakit) dan nosologi (ada tanda/gejala penyakit).
e) Revolusi Kesehatan Jiwa III
Pola perkembangan pada Revolusi Kesehatan Jiwa II masih berorientasi pada berbasis
rumah sakit (hospital base), maka pada perkembangan berikutnya dikembangkanlah basis
komunitas (communitybase) dengan adanya upaya pusat kesehatan mental komunitas
(community mental healthcentre) yang dipelopori oleh J.F. Kennedy. Pada saat inilah
disebut revolusi kesehatan jiwa III.
 Sejarah Usaha Kesehatan Jiwa di Indonesia
1. Zaman Kolonial
2. Zaman Setelah Kemerdekaan

a) Pengertian
Trendad/ hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga dapat
di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat ini biasanya
sedang populer dikalangan masyarakat.
Trendad/sesuau yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya
berdasarkan fakta
b) Issu
Issu adalah sesuatu yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat akn tetapi
kebenaranya belum dapat dibuktikan
c) Tren dan Issu Dalam Keperawatan
Trend dan issue keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang
mengenai praktek keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, dan tentunya
menyangkut tentang aspek legal dan etik dalam keperawatan
d) Tren dan Issu Dalam Kep Jiwa
Tren dan Issu adalah masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap penting.
Masalaha tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan berdampak besar
pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun global.

 Beberapa Tren Dan Issu Dalam Kep Jiwa


1. Data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang
terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia.
2. Data Riskesdas 2018 prevalensi ganggunan mental emosional yang ditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai
sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia
3. Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000
orang atau sebanyak 1,7 per1.000 penduduk.
4. Tren dalam pelayanan kesehatan jiwa (Martabat dalam kesehatan jiwa :
pertolongan pertama psikologi dan kesehatan jiwa bagi semua, promatif&
preventif)
5. Peningkatan Kompentesi Perawatan Jiwa
6. Pemberdayaan keluarga sebagai deteksi dan penyaring awal kesehatan jiwa
7. Data World Federationof Mental Health (WMFH) setiap 40 detik seseorang di
suatu tempat di dunia meninggal akibat bunuh diri
8. Satu dari setiap empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan jiwa
pada suatu saat dalam hidupnya

 Beberapa Tren Dan Issu Yang Lain


1) Kesehatan jiwa dimulai dari konsepsi
2) Tren peningkatan masalah kesehatan jiwa
3) Penggunaan narkoba bagi remaja
4) Kecenderungan Faktor Penyebab Gangguan Jiwa
5) Kecenderungan Situasi Era Globalisasi
 Pemasungan
Alasan penggunaan
 Anticipatorybeliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang akan
menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya.
 Relievingbeliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk
mengatasi ketegangan, \cemas, dan depresi akibat stresor psikososial
 Facilitative atau permissivebeliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna narkoba
merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman atau perubahan
nilai, sehingga dapat diterima.
Alasan lain
o Hedonistik
o Kepribadian Remaja
o Tekanan Kelompok Sebaya
o Rasa Tidak Aman dan Penilaian Diri Rendah

 Beberapa Issu Dalam Pelayann Kep Jiwa


a) Upaya reformasi pelayanan kesehatan jiwa dengan menyediakan
pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas dan RSU Kabupaten/Kota terus
diupayakan, namun belum didukung oleh tenaga kesehatan khususnya
dokter umum yang siap pakai untuk merespon berbagai masalah kesehatan
jiwa.
b) Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat dipertanggung
jawabkan karena masih kurangnya hasil riset keperawatan jiwa klinik
c) Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan pengalaman
sering kali tidak jelas “positiondecription.” Jobresponsibility dan sistem
reward di dalam pelayanan.

D. TREN DAN ISSU DALAM KEPERAWATAN JIWA


a. Pengertian
Trendad/ hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa, trend juga
dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang terjadi pada saat
ini biasanya sedang populer dikalangan masyarakat
Trendad/sesuau yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta
b. Issu
Issu adalah sesuatu yang sedang banyak dibicarakan oleh masyarakat akn tetapi
kebenaranya belum dapat dibuktikan
c. Tren dan Issu Dalam Keperawatan
Trend dan issue keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan banyak
orang mengenai praktek keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak,
dan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etik dalam keperawatan
d. Tren dan Issu Dalam Kep Jiwa
Tren dan Issu adalah masalah yang sedang hangat dibicarakan dan dianggap
penting. Masalaha tersebut dapat dianggap ancaman atau tantangan yang akan
berdampak besar pada keperawatan jiwa baik dalam tatanan regional maupun
global.
 BEBERAPA TREN DAN ISSU DALAM KEP JIWA
1. Data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta
orang terkena bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena
dimensia.
2. Data Riskesdas 2013 prevalensi ganggunan mental emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15
tahun ke atas mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah
penduduk Indonesia
3. Prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per1.000 penduduk.
4. Tren dalam pelayanan kesehatan jiwa (Martabat dalam kesehatan jiwa :
pertolongan pertama psikologi dan kesehatan jiwa bagi semua, promatif&
preventif)
5. Peningkatan Kompentesi Perawatan Jiwa
6. Pemberdayaan keluarga sebagai deteksi dan penyaring awal kesehatan
jiwa
7. Data World Federationof Mental Health (WMFH) setiap 40 detik
seseorang di suatu tempat di dunia meninggal akibat bunuh diri
8. Satu dari setiap empat orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan
jiwa pada suatu saat dalam hidupnya.

 BEBERAPA TREN DAN ISSU DALAM KEP JIWA


1. Kesehatan jiwa dimulai dari konsepsi
2. Tren peningkatan masalah kesehatan jiwa
3. Penggunaan narkoba bagi remaja
4. Pemasungan
Alasan penggunaan
 Anticipatorybeliefs, yaitu anggapan bahwa jika memakai narkoba, orang
akan menilai dirinya hebat, dewasa, mengikuti mode, dan sebagainya.
 Relievingbeliefs, yaitu keyakinan bahwa narkoba dapat digunakan untuk
mengatasi ketegangan, \cemas, dan depresi akibat stresor psikososial.
 Facilitative atau permissivebeliefs, yaitu keyakinan bahwa pengguna
narkoba merupakan gaya hidup atau kebiasaan karena pengaruh zaman
atau perubahan nilai, sehingga dapat diterima
Alasan lain
1. Hedonistik
2. Kepribadian Remaja
3. Tekanan Kelompok Sebaya
4. Rasa Tidak Aman dan Penilaian Diri Rendah
 Beberapa Issu Dalam Pelayann Kep Jiwa
a. Upaya reformasi pelayanan kesehatan jiwa dengan menyediakan
pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas dan RSU Kabupaten/Kota
terus diupayakan, namun belum didukung oleh tenaga kesehatan
khususnya dokter umum yang siap pakai untuk merespon berbagai
masalah kesehatan jiwa.
b. Pelayanan keperawatan mental psikiatri, kurang dapat
dipertanggung jawabkan karena masih kurangnya hasil riset
keperawatan jiwa klinik
c. Pembedaan peran perawat jiwa berdasarkan pendidikan dan
pengalaman sering kali tidak jelas “positiondecription.”
Jobresponsibility dan sistem reward di dalam pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai