A. Ramona T. Mercer
Konsep teori Mercer ini dapat diaplikasikan dalam perawatan bayi baru lahir
terutama pada kondisi psikososial dan emosional bayi baru lahir masih sering
terabaikan. Model konseptual Mercer memandang bahwa sifat bayi berdampak
pada identitas peran ibu. Respon perkembangan bayi baru lahir yang berinteraksi
dengan perkembangan identitas peran ibu dapat diamati dari pola perilaku bayi.
Model pencapaian peran maternal yang dikemukakan oleh Mercer dengan
menggunakan konsep Bronfenbrenner’s (1979) memperlihatkan bagaimana
lingkungan berpengaruh terhadap pencapaian peran ibu.
B. Katharine Kolcaba
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut
dibutuhkan komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang trampil dalam hal
melakukan asuhan keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga
evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
1) Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian, Konsep vulnerable meningkatkan
kesadaran akan situasi mendekati kematian termasuk di dalamnya adalah
keadaan gawat seperti disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan pengasuhan.
2) Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui apa yang telah dicapai, suatu
gerak dari yang kurang baik menjadi baik dan dari yang baik menjadi lebih baik.
3) Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara menyeluruh baik fisik, psikologis,
sosial, budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu kesejahteraan dan keadan
yang baik.
4) Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses transendensi diri yang berkontribusi
terhadap kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis kelamin, kemamapuan kognitif,
pengalaman hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial, dan riwayat masa lalu.
5) Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat dua poin intervensi.
a) Tindakan keperawatan secara langsung berfokus pada sumber-sumber yang
berasal dari dalam diri seseorang terhadap transendensi diri
b) Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor personal dan kontekstual yang
mempengaruhi hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel hubungan
antar transendensi diri dan keadaan baik/sehat.
D. Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri berakar pada kondisi fisik
dan diformulasikan berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk
kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang
berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah pengaruh utama (major influence)
untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran perilaku,seseorang
memonotor reaksi orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian yang
terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
Pengalaman tentang sakit selalu ditempatkan alam konteks biografi oleh karena itu
kondisi sakit adalah pengalaman yang masih berlanjut.Domain dari kondisi sakit
adalah berhubungan dengan ketidakpastian bervariasi dalam dominasi di lintasan
penyakit (table 30.1) melalui aliran dinamis dari persepsi tentang diri dan interaksi
dengan orang lain. Aktifitas dari hidup dan kehidupan seseorang dalam kondisi sakit
merupakan bentuk kerja .Lingkungan dari kerja termasuk individu dan yang lainnya
dengan semua interaksi,termasuk keluarga dan pelayanan kesehatan. Semua
komponen yang berperan tersebut disebut total organisasi. Seorang yang sakit
(pasien) merupakan pekerja utama namun semua pekerjaan yang diambil
didalamnya dipengaruhi oleh total organisasi.
G. Phil Barker
1) Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh komitmen yang perlu
diperhatikan:
2) Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita seseorang adalah
yang hal yang terpenting.
3) Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan orang untuk
mengekspresikan, menggambarkan, dan mendeskripsikan pengalaman hidup
mereka menggunakan cara dan bahasa mereka sendiri.
4) Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin tahu). Menunjukkan
ketertarikan dan rasa ingin tahu tentang cerita orang tersebut.
5) Become the apprentice (menjadi apprentice). Menempatkan diri dalam cerita
tersebut dan belajar serta mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu
(klien).
6) Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya
setiap orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman
hidupnya. Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.
7) Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi
atau tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus
menjadi model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan
atau terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa
yang sebenarnya sedang dilakukannya.
8) Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang
berisi informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat
digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat
digunakan.
9) Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan
langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan
langkah yang penting.
10) Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada
waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang
harus ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?”
melainkan "Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".
Know that change is constant (ketahuilah bahwa perubahan adalah konstan). Hal ini
merupakan pengalaman umum bagi semua orang.
1) Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
2) Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.
Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis kejiwaan hanyalah satu dari
sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan
atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan
pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup
mereka.
3) Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan
terus berubah, namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan
utama intervensi yang dilakukan ialah untuk membantu klien membangun
kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak yang
besar bagi hidupnya.
4) Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu klien untuk
mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan ddalam hidupnya dan
mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya.
5) Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam
sebuah tarian.
H. Kristen Swanson
1) Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang dilakukannya
pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit
perawatan intensif, dan ibu yang secara sosial berisiko dan telah melalui system
untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al.
2005).