Anda di halaman 1dari 31

DI SUSUN OLEH :

Muhammad Chaidar, S.Kep.,Ners


 Model konseptual
Model konseptual adalah sekumpulan ide yang
menjelaskan dengan menggunakan visualisasi
symbol (dapat berupa kata-kata baik secara
lisan maupun verbal, skematis atau kuantitatif)
dan fisik.Model konseptual merupakan sekumpulan
konsep dan dalil-dalil umum yang memberikan
perspektif pada konsep utama dari
metaparadigma, seperti orang, kesehatan dan
lingkungan. Model konsep juga mencerminkan
sekumpulan nilai dan keyakinan sebagai
pernyataan filosofis dan juga pilihan pada
pendekatan praktek dan penelitian (Parker, 2001)
 Model konseptual juga disebut dengan ”Kerangka
Konseptual atau Sistem”.Tujuan tiap model
konseptual adalah sebagai rujukan yang nyata
bagi perawat untuk mengamati dan menafsirkan
suatu fenomena. Contoh model konseptual
antara lain Johnson's Behavioral System Model,
King's Konseptual system, Levin's Conservation
Model, Neuman's System Model, Orem's Self-care
Frame Work, Rogers's Science Of Unitary Human
Beings, dan Roy's Adaptation. Model konseptual
keperawatan telah memperjelas spesifikasi area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan
empat konsep
yaitu Manusia, Lingkungan, Kesehatan,
dan Keperawatan.
 Teori
Teori keperawatan digunakan sebagai landasan
praktik keperawatan oleh perawat dalam
memberikan pelayanan pada pasien yang
disertai oleh pengetahuan dan keterampilan
sehingga dibutuhkan dalam mengembangkan
tujuan keperawatan (Perry & Griffin, 2005).
 Teorikeperawatan membedakan
keperawatan dengan disiplin ilmu lain yang
bertujuan untuk menggambarkan,
menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan keperawatan yang
dilakukan dan merupakan pandangan serta
keyakinan perawat dalam melakukan
pelayanan keperawatan sesuai batas
kewenangan seorang perawat.
 Middle range theories dapat didefinisikan
sebagai serangkaian ide/ gagasan yang saling
berhubungan dan berfokus pada suatu dimensi
terbatas yaitu pada realitas keperawatan (Smith
dan Liehr, 2008).
 Middle range theory merupakan salah satu
tingkat teori yang mulai membahas fenomena
secara lebih konkrit, spesifik, dan dapat
dikembangkan untuk menyediakan pedoman
pada tatanan praktik dan penelitian yang
berbasis pada disiplin ilmu keperawatan karena
memungkinkan untuk diuji secara empiris (Tomey
& Alligood, 2010).
 Teori-teori
ini terdiri dari beberapa konsep
yang saling berhubungan dan dapat
digambarkan dalam suatu model. Middle
range theories dapat dikembangakan pada
tatanan praktek dan riset untuk menyediakan
pedoman dalam praktik dan riset/penelitian
yang berbasis pada disiplin ilmu keperawatan
1. Ramona T. Mercer
Mengembangkan salah satu model konseptual
keperawatan yang mendasari keperawatan
meternitas
2. Katharine Kolcaba
Mengembangkan Teori Kenyamanan melalui tiga
jenis pemikiran logis antara lain:
Induksi,Deduksi, Retroduksi
3. Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
Vulnerability, Self-Transcendence, Well-Being,
Moderating-Mediating Factors, Point of Intervention
4. Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi diri
berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan
berdasarkan kemampuan menerima untuk membentuk
kebiasaan atau aktifitas yang diharapkan dalam
mencapai tujuan dari aturan yang berbeda. Interaksi
dengan orang lain adalah pengaruh utama (major
influence) untuk membentuk suatu konsep diri. Sebagai
ragam peran perilaku,seseorang memonotor reaksi
orang lain dan merasakan dirinya merupakan bagian
yang terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
5. Cheryl Tatano Beck
Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression
Theory
6. Merle Helaine Mishel
Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in
Illness Theory
7. Phil Barker
Tidal model adalah pendekatan filosofis pada
penemuan kesehatan mental ini menekankan
membantu orang kembali kisah pribadi tekanan mental,
dengan memulihkan suara mereka. Dengan
menggunakan bahasa mereka sendiri, metafora dan
cerita pribadi orang mulai untuk mengekspresikan
sesuatu dari makna hidup mereka ini adalah langkah
pertama menuju membantu kembali kontrol atas
kehidupan mereka
8. Kristen Swanson
Theory of Caring Oleh Kristen Swanson

9. Shirly M. Moore
Teori Hidup damai di akhir
 Ramona T. Mercer
Mengembangkan salah satu model konseptual
keperawatan yang mendasari keperawatan meternitas
yaitu Maternal Role Attainment-Becoming a Mother.
Fokus utama dari teori ini adalah gambaran proses
pencapaian peran ibu dan proses menjadi seorang ibu
dengan berbagai asumsi yang mendasarinya. Model ini
juga menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan
pengkajian pada bayi dan lingkungannya, digunakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan bayi, memberikan
bantuan terhadap bayi dengan pendidikan dan
dukungan, memberikan pelayanan pada bayi yang tidak
mampu untuk melakukan perawatan secara mandiri dan
mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
 Katharine Kolcaba
1. Induksi
Induksi terjadi ketika penyamarataan dibangun dari
suatu kejadian yang diamati secara spesifik. Di mana
perawat dengan sungguh-sungguh melakukan praktek
dan dengan sungguh-sungguh menerapkan keperawatan
sebagai disiplin, sehingga mereka menjadi terbiasa
dengan konsep Implisit atau eksplisit, terminologi, dalil,
dan asumsi pendukung praktek mereka.
2. Deduksi
Deduksi adalah suatu format dari pemikiran logis di
mana kesimpulan spesifik berasal dari prinsip atau
pendapat yang lebih umum; prosesnya dari yang umum
ke yang spesifik.
3. Retroduksi
Retroduksi adalah suatu format pemikiran untuk
memulai ide. Bermanfaat untuk memilih suatu
fenomena yang dapat dikembangkan lebih lanjut
dan diuji. Teori ini melibatkan semua aspek
(holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk
menilai semua aspek tersebut dibutuhkan
komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang
trampil dalam hal melakukan asuhan
keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian
hingga evaluasi), yang di dalamnya dibutuhkan
teknik problem solving yang tepat.
 Pamela G.Reed (Teori Self Transendensi)
1. Vulnerability
Kesadaran seseorang akan adanya kematian,
Konsep vulnerable meningkatkan kesadaran akan
situasi mendekati kematian termasuk di
dalamnya adalah keadaan gawat seperti
disabilitas, penyakit kronik, kelahiran, dan
pengasuhan.
2. Self-Transcendence
Transendensi diri berarti suatu gerak melampaui
apa yang telah dicapai, suatu gerak dari yang
kurang baik menjadi baik dan dari yang baik
menjadi lebih baik.
3. Well-Being
Didefiniskan sebagai perasaan sehat secara
menyeluruh baik fisik, psikologis, sosial,
budaya dan spiritual yang menunjukkan suatu
kesejahteraan dan keadan yang baik
4. Moderating-Mediating Factors
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
transendensi diri yang berkontribusi terhadap
kondisi yang baik, misalnya : usia, jenis
kelamin, kemamapuan kognitif, pengalaman
hidup, persepsi spiritual, lingkungan sosial,
dan riwayat masa lalu
5. Point of Intervention
Berdasarkan teori transendensi diri, terdapat
dua poin intervensi.
a. Tindakan keperawatan secara langsung berfokus
pada sumber-sumber yang berasal dari dalam diri
seseorang terhadap transendensi diri
b. Tindakan yang berfokus pada beberapa faktor
personal dan kontekstual yang mempengaruhi
hubungan antara transendensi diri dan vulnerabel
hubungan antar transendensi diri dan keadaan
baik/sehat.
 Carolyn L Wiener
Hidup disituasikan dalam konteks biografi,konsepsi
diri berakar pada kondisi fisik dan diformulasikan
berdasarkan kemampuan menerima untuk
membentuk kebiasaan atau aktifitas yang
diharapkan dalam mencapai tujuan dari aturan yang
berbeda.Interaksi dengan orang lain adalah
pengaruh utama (major influence) untuk
membentuk suatu konsep diri. Sebagai ragam peran
perilaku,seseorang memonotor reaksi orang lain dan
merasakan dirinya merupakan bagian yang
terintegrasi dari proses yang dibentuk/dihasilkan.
 Cheryl Tatano Beck
1. Teori Depresi Postpartum/ Postpartum Depression Theory
Depresi Postpartum adalah gangguan mood yang secara
historis sering diabaikan dalam perawatan kesehatan,
membiarkan ibu menderita dalam ketakutan, kebingungan,
dan keheningan. Jika hal ini tidak terdiagnosa, dapat
mempengaruhi hubungan ibu-bayi dan menyebabkan
masalah emosional jangka panjang bagi anak. Teori ini
membedakan depresi postpartum dari gangguan mood dan
kecemasan postpartum lainnya dan aspek-aspek depresi
postpartum: gejala, prevalensi, faktor risiko, intervensi,
dan efek pada hubungan dan perkembangan anak. Juga
dibahas tentang Instrumen yang tersedia yang digunakan
untuk skrining depresi postpartum. Cheryl menegaskan
bahwa depresi merupakan hasil dari kombinasi stres
fisiologis, psikologis, dan lingkungan dan bahwa gejala
bervariasi dan kemungkinan akan muncul beberapa gejala.
Cheryl memperkenalkan NURSE program
untuk menangani depresi postpartum. NURSE
program ini meliputi 5 aspek perawatan yang
diperlukan untuk menyembuhkan depresi
postpartum, yaitu:
1. Nourishment and needs (nutrisi dan kebutuhan
lain)
2. Understanding (pemahaman)
3. Rest and relaxation (istirahat dan relaksasi)
4. Spirituality (spiritualitas)
5. Exercise (latihan)
 Merle Helaine Mishel
1. Teori Keraguan terhadap penyakit/ Uncertainty in
Illness Theory
Teori ini menjelaskan bahwa keraguan dapat
mempengaruhi kemampuan pasien untuk beradaptasi
pada suatu penyakit.
Keraguan terhadap penyakit berhubungan dengan
penyesuaian yang buruk, dan sering perlu dinilai
sebagai ancaman yang memiliki efek merusak. Dalam
populasi sakit, keraguan terhadap penyakit terkait
dengan kepekaan yang meningkat terhadap nyeri dan
toleransi yang menurun terhadap rangsangan nyeri.
Keraguan terhadap penyakit juga terkait dengan
koping maladaptif, distress psikologis yang lebih
tinggi, dan penurunan kualitas hidup.
 Phil Barker
Nilai Tidal model dapat diringkas menjadi sepuluh
komitmen yang perlu diperhatikan:
1. Value the voice (menghargai suara). Mendengarkan cerita
seseorang adalah yang hal yang terpenting.
2. Respect the language (hormati bahasa). Memungkinkan
orang untuk mengekspresikan, menggambarkan, dan
mendeskripsikan pengalaman hidup mereka menggunakan
cara dan bahasa mereka sendiri.
3. Develop genuine curiosity (mengembangkan rasa ingin
tahu). Menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu
tentang cerita orang tersebut.
4. Become the apprentice (menjadi apprentice).
Menempatkan diri dalam cerita tersebut dan belajar serta
mengambil hikmah dari cerita orang yang anda bantu
(klien).
5. Reveal personal wisdom (mengungkapkan kebijaksanaan). Pada dasarnya setiap
orang memiliki sikap bijaksana dalam menghadapi setiap pengalaman hidupnya.
Praktisi atau tenaga penolong mempunyai tugas untuk membantunya
mengungkapkan kebijaksanaan tersebut yang akan membantu dalam proses
pemulihannya.
6. Be transparent (jadilah transparan atau terbuka). Baik klien maupun praktisi atau
tenaga penolong profesional berada dalam posisi istimewa dan harus menjadi
model yang percaya diri, dengan cara setiap saat menjadi transparan atau
terbuka dan membantu untuk memastikan klien tersebut memahami apa yang
sebenarnya sedang dilakukannya.
7. Use the available toolkit (gunakan sumberdaya yang ada). Cerita seseorang berisi
informasi yang berharga untuk mengetahui sumberdaya mana yang dapat
digunakan untuk membantu proses pemulihan dan mana yang tidak dapat
digunakan.
8. Craft the step beyond (menentukan langkah). Praktisi atau tenaga penolong
bersama-sama dengan klien membangun sebuah apresiasi dan menentukan
langkah apa yang harus dilakukan "sekarang" karena langkah awal merupakan
langkah yang penting.
9. Give the gift of time (berikan waktu). Tidak ada yang lebih berharga daripada
waktu yang dihabiskan praktisi dan klien bersama-sama. Pertanyaan yang harus
ditanyakan bukan “Berapa banyak waktu yang masih kita punya?” melainkan
"Bagaimana kita menggunakan waktu yang ada saat ini?".
10. Know that change is constant (ketahuilah bahwa
perubahan adalah konstan). Hal ini merupakan
pengalaman umum bagi semua orang.
 Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu:
1. Fokus terapeutik yang utama dalam kesehatan jiwa ialah
dalam komunitas. Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan
krisis kejiwaan hanyalah satu dari sekian banyak hal yang
dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan keperawatan atau
asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke
“lautan pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat
melanjutkan perjalanan hidup mereka.
2. Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan
konstan. Manusia akan terus berubah, namun kadang mereka
tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang
dilakukan ialah untuk membantu klien membangun kesadaran
bahwa sekecil apapun perubahan itu akan membawa dampak
yang besar bagi hidupnya.
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan. Perawat membantu
klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih
berperan ddalam hidupnya dan mengontrol hidupnya serta
pengalaman yang didapatnya.
4. Perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti
penari dalam sebuah tarian.
 Kristen Swanson
1. Theory of Caring Oleh Kristen Swanson
Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancara yang
dilakukannya pada wanita yang mengalami keguguran, orangtua
yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara
sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai
macam bentuk perawatan kesehatan (Potter et al. 2005).
Melalui wawancara ini, Swanson mampu memahami ruang lingkup
caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama menguraikan
dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk
merawat pasien. Salah satu hal paling penting yang memberikan
kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini, yaitu argumen
bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang
terpisah, melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia
menulis "berada di tengah-tengah dan yang menjadi keutuhan
dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku "(Swanson,
1993).
 Konsep Mayor dan Definisi
1. Caring adalah cara mengasihi orang lain dengan adanya komitmen
dan tanggungjawab terhadap orang tersebut (Swanson,1991).
2. Knowing dalam hal ini dimaksudkan memahami arti sebuah
peristiwa yang terjadi dalam hidup orang lain, menghindari
asumsi-asumsi, berfokus pada orang yang dirawat / pasien,
mengkaji, serta melibatkan orang yang memberi asuhan dan
orang yang diberi asuhan dalam proses “knowing” atau
pengenalan (Swanson,1991).
3. Being with dalam hal ini dimaksudkan mendukung orang lain
secara emosional termasuk keberadaannya untuk orang lain dan
berbagi kesedihan dengan orang tersebut (Swanson,1991).
4. Doing for yang dimaksud adalah melakukan sesuatu demi
kepentingan orang lain termasuk memenuhi kebutuhan,
kenyamanan, dan melindungi orang tersebut (Swanson,1991).
4. Enabling yaitu memfasilitasi orang lain untuk
melalui masa-masa transisi dalam hidupnya dan
melewati setiap peristiwa hidupnya dengan
berfokus pada peristiwa tersebut, mendukungnya,
memberi penjelasan, memvalidasi apa yang
dirasakan, menemukan alternatif penyelesaian, dan
memberikan feedback / umpan balik
(Swanson,1991).
5. Maintaining belief yaitu menumbuhkan keyakinan
seseorang dalam melalui setiap peristiwa hidup dan
masa-masa transisi dalam hidupnya serta
menghadapi masa depan dengan penuh keyakinan,
meyakini kemampuan orang lain, menumbuhkan
sikap optimis, membantu menemukan arti atau
mengambil hikmah dari setiap peristiwa, dan selalu
ada untuk orang lain dalam situasi apa pun.
 Shirly
M. Moore
Teori Hidup damai di akhir
Akhir Hidup Damai . Yang dimaksud stuktur
adalah sistem keluarga (pasien dengan sakit
terminal dan penyakit serius lainnya) yang
menerima perawatan dari professional pada
unit perawatan akut rumah sakit, proses
didefinisikan sebagai aksi (intervensi
keperawatan) dibentuk untuk
mempromosikan hasil yang positif.
 Proses didefinisikan sebagai tindakan-tindakan
(intervensi keperawatan) yang dirancang untuk
mempromosikan positif hasil dari berikut:
1. bebas dari rasa sakit,
2. mendapatkan penghiburan
3. mendapatkan martabat dan rasa hormat,
4. berada dalam kedamaian dan
5. mengalami kedekatan kepada orang lain yang
signifikan dan mereka yang peduli.
1. Ramona T. Mercer
2. Katharine Kolcaba
3. Pamela G.Reed (Teori Self
Transendensi)
4. Carolyn L Wiener
5. Cheryl Tatano Beck
6. Merle Helaine Mishel
7. Phil Barker
8. Kristen Swanson
9. Shirly M. Moore

Anda mungkin juga menyukai