Anda di halaman 1dari 9

KEPERAWATAN ANAK

VINELAND SOCIAL MATURITY SCALE (VSMS)

Dosen Pengampu: Oktiani Tejaningsih M.Kep.,Ners

Disusun Oleh:

Dwi Ayu Widiarini (191711001)

KELAS: Semester 4C

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2019/2020

Vineland Social Maturity Scale (VSMS)


Review Jurnal :

Keterlambatan bahasa menjadi salah satu indikator permasalahan neurodevelopmental


selama periode tumbuh kembang anak. Penelitian menunjukkan bahwa 90% anak berusia
24 bulan memiliki kosa kata minimal 40-50 kata dan sekitar 85% menggabungkan kata-
kata dan diidentifikasi mengalami keterlambatan atau Slow Expressive Language Delay
(SELD). Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi dini terhadap kesulitan
belajar ditinjau dari perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah interview, observasi, hasil skrining adaptasi dari skala vineland
adaptive behavior pada ranah komunikasi bahasa eksprsif usia 0-5 tahun. Subjek penelitian
adalah siswa di TK Aisyiyah Busthanul Athfal 1 dan 3. Hasil penelitian secara kualitatif
dari 50 siswa berdasarkan hasil pengukuran adaptasi dari skala vineland adaptive behavior
terdapat 3 anak yang di identifikasi mengalami hambatan dalam capaian perkembangan bahasa
ekspresif dan respetif dengan hasil age equivalent kemampuan bahasa < 2 tahun.

Permasalahan perkembangan bahasa ekspresif sering diawali dengan kesulitan


mengekspresikan diri saat berbicara, berbicara dengan kalimat pendek, kelemahan dalam
mengingat kosa kata yang telah dipelajari ketika menerima kosa kata baru, dan penggunaan
struktur tata bahasa di bawah tingkat anak seusianya. Anak-anak belajar mengembangkan
bahasa untuk menghasilkan kata-kata pertama antara usia 10-12 bulan, dan menggunakan 2- 3
frase kata dalam tahun kedua kehidupan. Pada usia 5, perkembangan bahasa anak-anak
telah mencapai 90% dari tata bahasa pada umumnya. Keterlambatan perkembangan pada awal
kemampuan berbahasa dapat mempengaruhi berbagai fungsi dalam kehidupan sehari-hari.
Tiga tahun pertama kehidupan merupakan periode kritis kehidupan anak. Anak belajar
mengembangkan bahasa melalui pengalaman sensorik, stimulasi dan pengetahuan bahasa
pada periode ini.

Vineland Adaptive Behaviour Scale (VABS) adalah suatu alat pengukuran psikologi
yang dirancang untuk mengukur perilaku adaptif individu mulai dari lahir hingga usia 90 tahun.
The Vineland-II berisi 5 domain masing-masing dengan 2-3 subdomain. Domain utama
adalah: Komunikasi, Kecakapan Hidup Sehari-hari, Sosialisasi, Keterampilan Motorik, dan
Perilaku Maladaptif (pilihan). Skor domain menghasilkan komposit perilaku adaptif.

Tujuan Pengukuran VABS The Vineland-II adalah alat penilaian norma-referensi


standar yang dapat digunakan untuk:

1) mengukur fungsi harian

seseorang

2) mengukur defisit dalam perilaku


adaptif

3) diagnosis klinis gangguan

spektrum autisme, kelainan

genetik, perkembangan

4) keterlambatan, gangguan emosi

dan perilaku serta mental, fisik

atau lainnya

5) Kondisi terkait cedera

6) evaluasi perkembangan

7) pemantauan kemajuan

8) perencanaan program

9) penelitian

pengukuran VABS dalam perkembangan bahasa anak untuk identifikasi dini secara
tepat pada anak yang memiliki permasalahan pola perkembangan bahasa. Pengambilan
sampel dalam penelitian menggunakan teknis purposive sampling. memilih subjek
berdasarkan kriteria spesifik yang dietapkan peneliti. Proses penelitian dilakukan dengan
kegiatan pra-penelitian dan tahap Pelaksanaan penelitian dan hasil akhir. Pada penelitian ini
sumber data penelitian adalah orang tua yang memiliki anak usia pra sekolah (3-5 tahun)
yang memiliki permasalahan pada pola perkembangan bahasa ekspresif. Penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Sampling purposif dilakukan dengan mengambil orang-
orang yang terpilih berdasarkan ciri-ciri spesifik yang dimiliki .

Hasil riset penelitian identifikasi kesulitan belajar ditinjau dari perkembangan bahasa
yang tekah dilakukan sebelumnya diperoleh data dari jumlah anak sebanyak 50 yaitu dari
sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 sebanyak 20 anak dan TK Aisyiyah Bustanul Athfal
3 sebanyak 30 anak diperoleh hasil yaitu 3 (10%) anak diidentifikasi mengalami
hambatan perkembangan bahasa ekspresif. pada subjek 1 mengalami kesulitan bahasa
ekspresif pada usia 1 tahun pertama pada ranah kegiatan E6 yaitu penggunaan susunan
kata yang terdiri dari dua suku kata benda dan satu kata kerja, atau dua kata benda serta
pada ranah kegiatan E8 yaitu kemampuan mendengarkan cerita + 5 menit.

Perkembangan domain komunikasi berdasarkan perhitungan skala vineland adaptive


digambarkan dalam table berikut Hasil pemeriksaan menggunakan skala vineland adaptation
terhadap subjek bertujuan untuk mengetahui umur mental sebagai titik dasar umur mental.
Keluarga memiliki peran yang sangat penting untuk membantu perkembangan anak,
permasalahan yang sering terjadi adalah kurangnya pengawasan orangtua tentang proses
Bonding yang akan berdampak pada anak. Hal ini juga sesuai dengan peran keluarga yang
disampaikan oleh Raudhoh (2017).Kemandirian yang dimiliki oleh seorang anak berdasarkan
tingkat pencapaian perkembangan menunjukkan bahwa ketercapain dalam aspek sosial-
emosional dalam bidang kemandirian harus tercapai sesuai dengan tinggak usianya, Dadan
(2016). Kenyataan yang ditemui di lapangan orangtua sering ikut campur atau menganggap
bahwa anaknya masih kecil dan belum bisa apa-apa sehingga anak tidak dibiarkan dan
diberi kesempatan melakukan apa yang anak ingin lakukan sendiri melainkan tanpa
bantuan orangtuanya namun tidak lepas dari pengawasan orangtua.

Data yang diperoleh adalah latar belakang pendidikan serta aspek bonding yang
digunakan sebagai alat kuesioner. Data-data yang telah terkumpul kemudian diolah dan
dilihat besaran frekuensi sebaran hasil dari jawaban responden dari masing-masing kategori.
Kemandirian yang dilihat melalui perkembangan anak di setiap perkembangnnya
berdasarkan pengamatan orangtua, dapat membantu melihat hasil perkembangnnya anak dalam
bidang kemandirian melalui informasi yang didapat. Hasil dari Penelitian ini berdasarkan
data informasi yang bersumber dari responden melalui hasil data observasi. Kemandirian
dilihat berdasarkan teori yang dikembangkan oleh Edgar A.Doll yaitu vineland social maturity
scale dalam penelitian Malin (1971), di mana teori ini menjelaskan tentang perkembangan
kemandirian anak berdasarkan tumbuh kembang di setiap usianya. Besaran rata-rata
rekapitulasi hasil dari penilaian masing-masing aspek terbentuknya kemandirian.

Tabel 7. Rekapitulasi hasil variabel

kemandirian

berdasarkan aspek

perkembangan

kemandirian

Aspek N % Rata-rata (%)

perkembangan

kemandirian

SHG 5 14,29 58,09

SHE 5 14,29 74,29


SHD 4 11,42 67,62

SD 5 14,29 84,76

O 6 17,13 80,95

C 5 14,29 50,48

L 5 14,29 73,33

Total 35 100.000 -

Rata-rata ±std 71,64±0,352

Min-Max 50,48 – 84,76

Anak usia dini merupakan usia di mana anak membutuhkan bimbingan serta kasih
sayang dalam menemani tumbuh kembangnya supaya berjalan sesuai dengan harapan
orangtua. Pemberian kasih sayang ini tidak lepas dari proses bonding. Pemberian kasih sayang
untuk menciptakan keterikatan antara orangtua dan anak melalui proses bonding ini dimulai
sejak anak berada dalam kandungan hingga anak lahir ke dunia dan merasakan sentuhan
orangtuanya dan orang-orang terdekatnya.

Mencari hubungan sikap over proteksi orang tua dengan kematangan sosial anak
PAUD. Over proteksi sebagai variabel bebas dan variabel tergantungnya yaitu kematangan
sosial anak. Subyek dalam penelitian adalah seluruh murid PAUD. yang berjumlah 40 anak.
Data penelitian ini dianalisis dengan tehnik statistik Produc Moment. Hasil Analisis didapat
nilai indek korelasi rxy – 0,334; P=0,033 (P<0,05) yang artinya terdapat Hubungan negatif yang
siginifikan antara Sikap Over Proteksi Orang tua dengan Kematangan Sosial Anak. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengukur skala
pola asuh Over proteksi digunakan skala yang dikembangankan oleh peneliti sendiri,
Sedang untuk mengukur Kematangan Sosial Anak menggunakan The Vineland Social
Maturity Scale. Kesimpulannya adalah ada hubungan yang signifikan antara Pola Asuh
Over Proteksi dengan Kematangan Sosial Anak.

Keluarga merupakan lingkungan primer yang dikenal oleh anak, Hubungan orang
tua-anak dan anggota keluarga lain dapat dianggap sebagai suatu sistem atau bagian jaringan
sosial yang lebih kecil dalam interaksi sosial (Bronfenbrenner dalam Mussen, dkk., 1992).
Nilai-nilai dan norma sosial yang ditanamkan oleh orang tua melalui perlakuan dan pola
asuh yang diterapkan kepada anak merupakan sarana pengkondisian anak terhadap nilai-
nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam lingkungan sosial orang tua, sehingga
nilai-nilai ini akan menjadi dasar bagi anak untuk berperilaku dalam perkembangan
selanjutnya.
Untuk mengukur kematangan sosial anak digunakan Vineland Social Maturity
Scale. Menurut Doll E.A. skala ini telah dipublikasikan sejak tahun 1936 dan dirancang
untuk menilai kematangan sosial seseorang sejak masa bayi sampai individu itu mencapai
usia 30 tahun. The Vineland Maturity Scale merupakan suatu alat ukur berbentuk inventory
yang digunakan untuk mengukur tingkat kematangan sosial anak. Inventory, yaitu berupa
sejumlah pernyataan yang sudah disediakan beberapa alternatif jawaban, dimana subyek harus
memilih salah satu dari jawaban yang tersedia. Versi kelas untuk anak usia 3-12 dapat diisi
oleh guru. Ketrampilan pribadi dan sosial yang dievaluasi meliputi bidang-bidang berikut:
ketrampilan sehari-hari (menolong diri secara umum, makan, berpakaian); komunikasi
(mendengar, berbicara, menulis); ketrampilan motorik (halus dan kasar, termasuk lokomosi);
sosialisasi (hubungan antar pribadi, bermain dan mengisi waktu luang, serta ketrampilan
coping); ketrampilan kerja; dan pengarahan diri. Tes ini tidak dibatasi waktu, namun biasanya
berlangsung antara 20-30 menit. Skor-skor kasar dikonversi ke skor yang ekuivalen
(dinyatakan sebagai usia sosial) dan suatu social quotien.

Skala ini juga dapat dipakai sebagai pengganti pemeriksaan psikometrik bila oleh
sesuatu hal pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan (misalnya: adanya kesukaran bicara,
kerusakan koordinasi syaraf-otot, karena budaya yang berbeda, atau karena individu yang
diperiksa tidak dapat didatangkan). Dari beberapa penelitian diungkapkan bahwa ada
hubungan antara umur sosial (Social Age =SA) dan umur mental (Mental Age = MA). Hasil
pengukuran SA ini valid bila tidak ada pengaruh lain di luar kecerdasan (seperti
kelumpuhan, gangguan emosi, faktor-faktor situasi). Bila ada faktor lain ini maka diperlukan
teknik yang berbeda.The Vineland Social Maturity Scale mengukur kompetensi sosial,
ketrampilan menolong diri (self-help), dan tingkahlaku adaptif dari masa bayi sampai orang
dewasa. Skala ini digunakan untuk mengukur terapi dan/atau pengajaran individual untuk
orang-orang yang mengalami retardasi mental atau gangguan emosional.

The Vilend Social Maturity Scale dapat digunakan dari sejak anak lahir sampai usia
30 melalui wawancara dengan orang tua atau pengasuh anak. Skala ini terdiri dari 117 item
terbagi menjadi delapan dimensi sebagai indikator kematangan sosial.

A. Dimensi-dimensi Kematangan Sosial

1) SHG, Self Help Generally (kemampuan untuk mengurus

diri sendiri secara umum)

2) SHE, Self Help Eating (kemampuan untuk makan sendiri)

3) SHD, Self Help Dressing (kemampuan untuk berpakaian

sendiri)

4) SD, Self Directtion (kemampuan untuk mengarahkan diri)


5) O, Occupation (kemampuan untuk bekerja dan

beradaptasi dengan waktu)

6) L, Locomotion (kemampuan untuk melakukan gerakan)

7) C, Communication (kemampuan untuk berkomunikasi)

8) S, Socialization (kemampuan untuk menjalin hubungan

sosial).

B. Sistem Skoring

Tiap-tiap item dalam Vineland Social Maturity Scale

diberi skor/nilai antara 0 – 4:

1) Skor 0: bila anak tidak mampu melakukan sama sekali

2) Skor 1: bila anak kurang mampu melakukan sehingga

hasilnya kurang baik

3) Skor 2: bila anak mampu melakukan dengan hasil hampir

cukup baik (berdasar keterangan atau tidak melihat

langsung)

4) Skor 3: bila anak mampu melakukan dengan hasil cukup

baik

5) Skor 4: bila anak mampu melakukan secara baik dengan

hasil memuaskan

C. Standardisasi
Pengumpulan data untuk standardisasi norma dilakukan dengan jumlah sampel
seluruhnya 620 subyek, dengan rentang usia sampai 30 tahun. Pada tiap-tiap jenjang usia
diambil 20 orang subyek, masing-masing 10 orang untuk setiap jenis kelamin (laki-laki 10
orang dan perempuan 10 orang). Dilihat dari jumlah sampelnya.

DAFTAR PUSTAKA
Sri Nugroho Jati (2016) STUDI IDENTIFIKASI DINI DIAGNOSA KLINIS PROBLEM SELD
(SLOW EXPRESSIVE LANGUANGE DEVELOPMENT) PADA ANAK MELALUI HASIL
VINELAND ADAPTIVE BEHAVIOUR SCALE FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
Vol 04, No 3 hlm 110-120

Glan Fitria Anggraini, Een Y.Haenilah, Leni Vernita (2017) PENGARUH BONDING ORANG
TUA TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK USIA 5-6 TAHUN FKIP Universitas Lampung Jl
Prof. Dr Soemantri brojonegoro no 1 Vol 3 hml 57-78

Uswatun Hasanah (2016) SIKAP OVER PROTEKSI ORANG TUA DAN KEMATANGAN
SOSIAL ANAK Journal An-nafs Kajian dan Penelitian Psikologi Vol 1 No 1 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai