Anda di halaman 1dari 36

LOGO

KONSEP SEKSUALITAS &


KONSEP STRES ADAPTASI

By:
ALBER TANJUNG

STIKes ALIFAH PADANG


TA. 2018/2019
Seksual

 seks” secara etimologis


 Secara terminologis seks adalah nafsu syahwat
 Suatu kekuatan pendorong hidup yang biasanya
disebut dengan insting/naluri.
 Dua teori seksual:
 Teori esensialisme (essensialism) yang berpatokan
pada kromosom dan biological.
 Teori social construction (teori bentukan sosial).
Kesehatan seksual

 Kesehatan seksual didefinisikan sebagai


pengintegrasian aspek somatik, emosional,
intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan
cara yang positif yang memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta
(WHO).
 Definisi ini mencakup dimensi biologi, psikologi dan
sosiokultural.
Arti Sempit Seksual

 Alat kelamin itu sendiri


 Anggota tubuh dan ciri badaniyah lainnya yang
membedakan antara laki-laki dan perempuan
 Kelenjar-kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh
yang mempengaruhi bekerjanya lat-alat kelamin
 Hubungan kelamin (sengggama, percumbuan).
Arti Luas Seksualitas

 Pembedaan tingkah laku; kasar, genit, lembut dan


lain-lain.
 Perbedaan atribut; pakaian, nama.
 Perbedaan peran dan pekerjaan.
 Hubungan antara pria dan wanita; tata krama
pergaulan, percintaan, pacaran, perkawinan dan
lain-lain.
Identitas Seksual

 Bagaimana seseorang mendefinisikan dan


memperkenalkan dirinya dimasyarakat mengacu
pada orientasi seksual
 Orientasi seksual : Homoseksual (gay/lesbian),
heteroseksual, biseksual
 Pengakuan seseorang kepada masyarakat
tentang orientasi seksualnya
 Identitas seksual bisa sama dengan orientasi
seksualnya bisa juga berbeda
 Identitas seksual merupakan pilihan (Black, Grey,
or white)
 Interseks : orang yang memiliki organ seksual ganda
(ambiguous) pada saat lahir --- hermaprodit

 Transeksual preoperatif adalah seseorang yang


mengalami konflik antara jender dengan anatominya.

 Transeksual postoperatif adalah orang yang telah


menjalani operasi untuk mengubah jendernya
Karakteristik Kesehatan
Seksual

 Kemampuan mengekspresikan potensi seksual,


dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan
penyalahgunaan seksual.
 Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan
kepuasan diri terhadap penampilan pribadi.
 Kongruen antara seks biologis, identitas jender,
dan perilaku peran jender.

Lanjutan Karakteristik
Kesehatan Seksual

 Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui


komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta
 Kemampuan menerina pelayanan kesehatan
seksual untuk mencegah dan mengatasi semua
masalah, dan gangguan seksual
 Menerima tanggung jawab yang berkaitan dengan
peran jendernya
 Menghargai sistem yang berlaku
 Mampu membina hubungan efektif dengan orang
lain
Tahap perkembangan
seksual

Bayi (0 – 12 bulan )
 Penentuan jender laki-laki atau perempuan
 Pembedaan diri sendiri dengan orang lain secara
bertahap
 Genital eksternal sensitif terhadap sentuhan
 Bayi laki-laki mengalami ereksi penis; bayi
perempuan mangalami lubrikasi vagina
 Bayi laki-laki mengalami ereksi nokturnal spontan
 Stimulasi taktil (sentuhan, menyusu, memeluk,
membuai) --- senang & nyaman berinteraksi
dengan manusia
Todler (1-3 tahun )

 Identitas jender berkembang secara kontinyu


(terus menerus)
 Mampu mengidentifikasi jender diri sendiri
 Mulai menirukan tindakan orang tua yang berjenis
kelamin sama ,misal berinteraksi dengan boneka,
pakaian yang dipakai
Pra sekolah (4-5 tahun )

 Kesadaran terhadap diri sendiri meningkat


 Mengeksplorasi anggota tubuh sendiri dan teman
bermain
 Mempelajari nama anggota tubuh dengan benar
 Belajar mengendalikan perasaan dan tingkah laku
 Menyukai orang tua yang berbeda jenis
 Mempertanyakan mengenai bagaimana seorang
bayi bisa ada
Usia sekolah (6-12 tahun

 Mempunyai identifikasi yang kuat dengan orang


tua yang berjenis kelamin sama (misalnya anak
perempuan dengan ibu)
 Senang berteman dengan sesama jenis
 Kesadaran diri meningkat
 Mempelajari konsep dan peran jender
 Mulai menyukai hal yang bersifat pribadi, modis
 Sekitar usia 8-9 tahun mulai memikirkan tentang
perilaku seksual, menstruasi, reproduksi,
seksualitas
Remaja (12-18 tahun )

 Karakteristik seks mulai berkembang


 Mulai terjadi menarke
 Mengembangkan hubungan yang menyenangkan
 Dapat terjadi aktivitas seksual, misalnya
masturbasi
 Mengidentifikasi orientasi seksual (homoseks /
heteroseks)
 Mencari perawatan kesehatan tanpa ditemani
orang tua
Dewasa awal (18-40 tahun )

 Terjadi aktivitas seksual


 Gaya hidup dan nilai-nilai yang dianut telah kuat
 Beberapa pasangan berbagi tugas : keuangan,
pekerjaan rumah tangga
 Mengalami ancaman terhadap body image
akibat penuaan
Dewasa tengah (40-65
tahun )

 Penurunan produksi hormon


 Wanita mengalami menopause (umumnya usia 40-
55 tahun)
 Laki-laki mengalami klimakterik secara bertahap
 Mulai memperkokoh stándar moral dan etik
Dewasa akhir (65 tahun
keatas )
 Aktivitas seksual lebih berkurang
 Sekresi vagina berkurang, payudara mengalami
atrofi
 Laki-laki menghasilkan sperma lebih sedikit dan
memerlukan waktu lebih lama untuk dapat ereksi
dan ejakulasi
Faktor-faktor yang
mempengaruhi seksualitas

 Budaya
berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang
diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan
perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya

 Nilai-nilai religi (keagamaan)


Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan
aborsi, hubungan seks tanpa nikah
Lanjutan..

 Status kesehatan
Klien dapat mengalami penurunan keinginan
seksual karena alasan fisik.
 Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual.
Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk
oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang
mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien
kehilangan perasaannya secara seksual.
STRESS
Definition of Stress

 Stress adalah suatu keadaan yang dihasilkan oleh


perubahan lingkungan yang diterima sebagai suatu
hal yang menantang, mengancam atau merusak
terhadap keseimbangan atau equilibrium dinamis
seseorang

 Hans Selye mendefinisikan stres sebagai respon


nonspesifik tubuh terhadap setiap kebutuhan, tanpa
memperhatikan sifatnya
 Faktor pencetus stres disebut stresor
Ada individu yang melihat stress sebagai suatu
stimulus atau suatu kesemapatan untuk berkembang,
tapi ada sebagian yang menganggap sebagai
kesulitan yang harus dihindari
Macam-macam stres

 Stres Fisik
 Stres Kimiawi
 Stres Mikrobiologi
 Stres Fisiologik
 Stres Proses Pertumbuhan dan Perkembangan
 Stres psikis atau emosiona
ADJUSTMENT = PENYESUAIAN DIRI
DEFINISI : Penilaian pada :
Proses dinamis interaksi individu dg
dunia sekitarnya untuk mencapai  Prestasi
keseimbangan (achievement) :
hasilnya baik / buruk
CARA :
 Merubah diri sendiri  Proses :
(akomodasi) : supaya sesuai apa yg dilakukan dlm
dg lingkungan sekitar situasi dan lingkungan yg
berbeda serta faktor-
(-) terhambatnya faktor yg
keinginan/perasaan mempengaruhinya
 Merubah lingkungan (asimilasi)
(-) usaha membuktikan diri dan
kemampuan bersikap asertif
Stress  Ancaman, tantangan pd
individu
 Respon thd situasi
 Proses dimana individu
menilai dan mengatasi
tantangan dan ancaman yg
berasal dari lingkungannya
 Efek Positif : motivasi
utk menaklukkan masalah
 Efek Negatif : -
Sumber ancaman
 Stress – respon fisik,
Istilah Stress emosional, kognitif dan
perilaku thd peristiwa yg
dinilai mengancam atau
menantang
 Stresor – peristiwa yg
menyebabkan reaksi stres
 Distres – akibat dari stresor
yang tidak menyenangkan
dan tidak diharapkan
 Eustres – akibat dari
peristiwa positif, atau
jumlah stres optimal yg
dibutuhkan seseorang utk
meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan nya
Teori Stress

1. Dari aspek stimulus (“ stress berasal dari luar ”).

 Stresor Personal
Mayoritas peristiwa sehari-hari yang menimbulkan
efek negatif dan biasanya cepat hilang
 Stressor Dasar
Peristiwa menjengkelkan yg menimbulkan gangguan
kecil ttp tidak menimbulkan bekas yg lama
 Kejutan
peristiwa positif kecil yg membuat rasa senang
 Peristiwa besar
stressors kuat yg terjadi dg mendadak dan
berpengaruh pd banyak orang
2. Dari aspek Respon (“ reaksi stres dari dalam tubuh”).
General adaptation syndrome (GAS) – TEORI HANS
SELYE
 Tahap peringatan (Alarm) dan mobilisasi
• Waspada thd stresor
 Tahap Resistansi
• Menghadapi stresor
 Tahap Kelelahan
• Munculnya konsekuensi negatif stres

3. Model Interaksional (TEORI LAZARUS-FOLKMAN)


Transaksi yg mempengaruhi relasi antara individu
dengan lingkungan
Stresor dari Kehidupan Stresor Sosial dan Budaya
 Bencana Alam
 Tidak dapt diprediksi, peristiwa
 Kondisi Sosial
dg skala luas  Kemiskinan, kejahatan,
 Contoh : banjir, gempa, dll diskriminasi
 Berakibat langsung pd kesehatan  Rendahnya SES
mengakibatkan tingginya
 Perubahan dlm hidup tingkat stres
 Contoh : kematian, perceraian,
perkawinan, kehilangan
pekerjaan  Bentrok Budaya
 Membuat individu rentan thd  Contoh : perkelahian
penyakit antar suku, ricuh
sepakbola, tawuran, dsb
 Pertengkaran harian
 Gangguan rutin yg dihadapi
setiap hari
 Mis : kemacetan, cekcok dg
teman
 Mempunyai efek kumulatif thd
kesehatan

Stresor dari stimulus luar


Konflik  Frustration – pengalaman psikologis
Dorongan antara dua kebutuhan atau karena tujuan tdk tercapai /
tujuan yg saling bertentangan : keinginan tidak dipenuhi
 Approach-approach conflict  Agresi – tindakan merusak /
• Memilih antara 2 hal yg menyerang
disukai
 Pengalihan agresi –
• Mudah diatasi, tingkat stress mengalihkan rasa frustrasi dpd
rendah objek lain
 Avoidance-avoidance conflict
 Escape or withdrawal –
• Memilih antara 2 hal yg tidak meninggalkan peristiwa stresor
disenangi
dg cara berfantasi, drug abuse,
• Tingkat stres > approach- atau apati
approach
 Approach-avoidance conflict
• Satu tujuan tetapi berakibat  Pressure - pengalaman psikologis
menyenangkan dan tidak karena tekanan dari luar
menyenangkan
• Tingkat stres paling tinggi
 Uncontrollability - derajat kontrol thd
• Dilanda kebimbangan suatu situasi. Semakin kurang daya
Stresor Harian dari stimulus luar kontrol makin besar stres.
Teori Stress – Hans Selye
Stress : respon fisiologis dan psikologis tubuh terhadap
situasi yang mengancam atau menantang dan
memerlukan beberapa jenis penyesuaian
Hans Selye : Pelopor riset mengenai stress
Ia mengembangkan teori bagaimana stress membuat
seseorang menjadi sakit
“General Adaptation Syndrome”

G. S.
A.
General Adaptation Syndrome
Stressor
Tuntutan tubuh yg memerlukan penyesuaian diri dan membawa
reaksi stress

G. A. S.
3 Tahap:

1. Alarm = Peringatan
2. Resistance = Perlawanan
3. Exhaustion = Kelelahan

Adaptasi : sehat atau sakit


General Adaptation Syndrome
Selye (1956, 1976, 1985) mengembangkan GAS: sebagai satu rangkaian
perubahan reaksi tubuh secara fisiologis dan psikologis yg bersifat
konstan thd stres

Stress
Resistance

Phase 1: Phase 2:
Phase 3:
Alarm Resistance
Exhaustion
Reaction (cope)
33
General Adaptation Syndrome

Alarm
Aksi melawan atau menghindar : tubuh memobilisasi sumber
dayanya untuk bertempur melawan ancaman; mengaktifkan
sistem syaraf simpatetik

Resistance
Meningkatkan kemampuan melawan stressor melalui rangsangan
fisiologis tingkat sedang: kemampuan utk menahan stresor
tambahan menjadi berkurang

Exhaustion
Penipisan sumber daya memunculkan penyakit dan gangguan
(misalnya, detak jantung kronis tinggi dan kemungkinan naiknya
tekanan darah meningkat serangan jantung dan stroke).
Stres dan resistensi thd penyakit
 Efek Tidak langsung thd kesehatan
 Merangsang perilaku berisiko
 Misal : Merokok, minuman keras

 Gangguan psikosomatis
 Efek fisiologis dari gangguan psikologis
 Mis : hipertensi, sakit kepala, migren
 Serangan thd Daya Tahan Tubuh (sistim imun)
 Stres scr kumulatif menyerang daya tahan tubuh
 Mengalihkan energi ke otot dan otak
 Meskipun stres bersifat singkat tetap berdampak pd sistem imun
 Stres melemahkan sistem imun meningkatkan resiko kanker :
•depresi
•Bereavement / kesedihan yg berlarut-larut
•Meluap/meledaknya emosi negatif
 Harapan dan tekad berhubungan dg kesembuhan penderita kanker 35

Anda mungkin juga menyukai