Anda di halaman 1dari 13

ISSUE & TREND DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS

Disusun Oleh:
Adiningsih Kurnia Wardani Mattarang (01.18.003)
Fanny Okte Novita Sari (01.18.15)
Kiki Aprilia Mardiani (01.18.21)
Putri Diah Ningtyas (01.18.32)
Shike Yolandiyta Amelga Putri (01.18.38)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA
MOJOKERTO
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan kesempatan
dan kemudahan kita semua dalam menyelesaikan tugas makalah yang berkaitan tentang
“Tren dan isu keperawatan komunitas” ini yang insya Allah mendatangkan faedah bagi kita
semua pada khususya bagi pembaca.

Shalawat yang bertangkaikan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita
yakni Nabi Muhammad SAW sebagai guru terbesar dalam islam dan salah satu tokoh
berpengaruh didunia khususnya dalam pengetahuan dan syariat islam.

Dalam kesempatan ini kami menulis makalah yang berjudul Tren dan isu keperawatan
komunitas sebagai syarat perkuliahan sebelum dimulainya presentasi tugas dari pada mata
kuliah Keperawatan Komunitas 2, dan semoga menjadi bahan pertimbangan nanti dalam
pemenuhan tugas mata kuliah kami.

Mojokerto, 23 Maret 2021

(Penulis)
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 4

BAB II PEMBAHASAN
A. Trend dan Issue Dalam Keperawatan Komunitas 5
B. Trend dan Issue Dalam Pendidikan Keperawatan Komunitas 7
C. Trend dan Issue Dalam Penelitian Keperawatan Komunitas 9
D. Trend dan Issue Dalam Profesi Terkait Keperawatan Komunitas 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 11
B. Saran 11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya
sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik
dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya
maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya setiap saat. Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu
keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti
teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan.
Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu
yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Di era modern saat ini
banyak penyakit yang timbul disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat
seperti pola makan, pola aktivitas, serta kebiasaan lain seperti merokok dan konsumsi
obat-obatan. Sebagai akibatnya berbagai masalah kesehatan sekarang ini banyak
terjadi di masyarakat seperti hipertensi, gagal ginjal, diabetes mellitus, kanker,
berbagai penyakit kelainan darah atau yang sekarang ini kita kenal dengan penyakit
tidak menular. Pada masa ini berbagai fasilitas kesehatan telah menyediakan
pelayanan kepada masyarakat untuk mencari pengobatan baik secara medis, non
medis termasuk pengobatan komplementer. Berdasarkan fenomena diatas, penulis
tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Komunitas serta Implikasinya
terhadap Perawat di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana issue dan trend dalam pendidikan keperawatan komunitas
2. Bagaimana issue dan trend dalam penelitian keperawatan komunitas
3. Bagaimana issue dan trend dalam profesi terkait keperawatan komunitas
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan apa saja issu dan trend dalam keperawatan komunitas
2. Mampu menjelaskan hal hal berkaitan trend dan issu keperawatan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN

A. Trend dan Issu Dalam Keperawatan Komunitas


Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang di kedepankan untuk di
tangani atau desus desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Keperawatan
komunitas di tunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta
memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlihanya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masayarakat dalam mengatasi berbagai
masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari hari (effendi, 2009).

Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus


menerus dan terlibat dalam masayrakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
keperawatan kesehatan berubah, karna gaya hidup masayarakay berubah dan perawat
sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Defenisi dan filisofi terkini
dari keperawatan memiliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana perawat
memiliki kemandirian yang lebih besar.

Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri keperawatan kepada


masayarakat dalam mencari solusi terhadap masalah kesehatannya. Pelayanan praktik
mandiri perawata memberikan pelayanan kesehatan kepada masayarakat sesuai dengan
wewenang seorang perawat professional. Pelayanan keperawatan berbentuk pelayanan
bio-sio-psiko- spiritual yang komprehensif atau holistic di tunjukan kepada individ,
keljurga, dan masayarakat baik sakit atau maupun sehat yang mencangkup seluruh
proses kehidupan manusia. Praktik mandiri perawat telah di atur dalam peraturan mentri
kesehatan republic Indonesia nomor HK. 02.02/Menkes/148/2010 dan perubahan
peraturan no 17 tahun 2013 tentang izin dan Penyelengaraan praktik perawat. Dengan
dikeluarkannya paying hokum tersebut maka praktik mandiri perawat menjadi legal.

Bentuk pelayanan yang dapat diberikana oleh perawat kepada masyarakat adalah
dalam bentuk pelayanan Preventif, Promotif, kuratif dan Rehabilitatif. Bentuk pelayanan
preventif dan promotif adalah seperti deteksi dini dan indentifikasi factor – factor resiko
terjadinya suatu penyakit pada individu atau keluarga dan masyarakat, serta memberikan
pendidikan atau penyuluhan dan konseling pada individu, keluarga atau masyarakat yang
beresiko atau telah mengalami sakit.
a. Trend yang sedang dibicarakan adalah
1) Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada
beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia
Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat
kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada
perwat mengenai masalah keperawatan komunitas. Kekuatan politik merupakan
kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada
pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk
hasil yang diinginkan (Rogge,1987). Perawat merasa tidak nyaman dengan politik
karena mayoritas perawat adalah wanita dan politik merupakan dominasi laki-laki
(Marson,1990) Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum
keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas
lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan.
2) Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin
berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran
perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah
kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara
keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang
dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat
pelayanan akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan,
ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3) Puskesmas Idaman
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai
dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas
Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu
Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur
Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu
yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan, baik pelanggan eksternal maupun internal.
b. Issue yang sedang dibicarakan adalah
Telenursing akan berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan etik dan kerahasiaan
pasien sama seperti telehealth secara keseluruhan. Di banyak negara, dan di
beberapa negara bagian di Amerika Serikat khususnya praktek telenursing dilarang
(perawat yang online sebagai koordinator harus memiliki lisensi di setiap resindesi
negara bagian dan pasien yang menerima telecare harus bersifat lokal) guna
menghindari malpraktek perawat antar negara bagian. Isu legal aspek seperti
akontabilitas dan malprakatek, dsb dalam kaitan telenursing masih dalam
perdebatan dan sulit pemecahannya.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara jarak jauh maka diperlukan kebijakan
umum kesehatan (terintegrasi) yang mengatur praktek, SOP/standar operasi prosedur,
etik dan profesionalisme, keamanan, kerahasiaan pasien dan jaminan informasi yang
diberikan. Kegiatan telenursing mesti terintegrasi dengan startegi dan kebijakan
pengembangan praktek keperawatan, penyediaan pelayanan asuhan keperawatan, dan
sistem pendidikan dan pelatihan keperawatan yang menggunakan model informasi
kesehatan/berbasis internet.
Perawat memiliki komitmen menyeluruh tentang perlunya mempertahankan privasi
dan kerahasiaan pasien sesuai kode etik keperawatan. Beberapa hal terkait dengan
isu ini, yang secara fundamental mesti dilakukan dalam penerapan tehnologi dalam
bidang kesehatan dalam merawat pasien adalah :
1) Jaminan kerahasiaan dan jaminan pelayanan dari informasi kesehatan yang
diberikan harus tetap terjaga
2) Pasien yang mendapatkan intervensi melalui telehealth harus diinformasikan
potensial resiko (seperti keterbatasan jaminan kerahasiaan informasi, melalui
internet atau telepon) dan keuntungannya
3) Diseminasi data pasien seperti identifikasi pasien (suara, gambar) dapat
dikontrol dengan membuat informed consent (pernyataan persetujuan) lewat
email
4) Individu yang menyalahgunakan kerahasiaan, keamanan dan peraturan dan
penyalah gunaan informasi dapat dikenakan hukuman/legal aspek.

B. Trend dan Issu Dalam Pendidikan Keperawatan Komunitas


1. Jenis jenjang pendidikan keperawatan
a. Pendidikan vokasi
vokasi adalah suatu program diploma yang menerapkan pelayanan atau tindakan
keschatan, Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014 tentang Keperawatan pada
pasal 6 (1) tingkat vokasi yang paling rendah adalah diploma (D3) keperawatan.
b. Pendidikan akademik
Pendidikan akademik adalah pendidikan sarjana dan pasca sarjana yang
menjerumus pada penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan keperawatan
sccara mendalam. Berdasarkan pada UU NO 34 tahun 2014 tentang Keperawatan
pada 7, pendidikan terdiri atas program sarjana keperawatan, program pasal meg
akademik ister keperawatan, dan program doktor keperawatan. (S2) dengan
peminatan Keperawatan Konunitas sudah banyak beredar pada Universitas
Negeri diantaranya UI, UGM, Universitas Brawijaya dan UNDIP. Doktor
Keperawatan Komunitas (S3) sudah diterapkan
c. Pendidikan profesi
Pendidikan profesi adalah jenjang pendidikan tinggi setelah program sarjana
dimana di Fakultas lmu Keperawatan Universitas Indonesia. mahasiswa iswa
memiliki skill dalam pekerjaan dengan keahlian khusus dalam bidang profesi dan
spesialis tertentu. Dimana pescrta didik Jenjang pendidikan profesi Ners
Komunitas dan Spesialis Komunitas sudah diterapkan pada Universitas Indonesia
Pendidikan profesi menurut UU NO 34 tahun 2014 tentang Keperawatan pada
pasal 8 terdiri ntas program profesi keperawatan dan program spesialis
keperawatan.
2. Kewenangan Pendidikan Dan Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Ruang lingkup pada keperawatan komunitas sudah ditetapkan
oleh PBP-PPNI 2007 bahwa kualifikasi Perawat Kesehatan Komunitas berdasarkan
jenjang pendidikan perawat, PK I dalam ruang lingkup ini perawat mampu
memberikan pelayanan keperawatan pada klien dan keluarga klien dengan tingkat
pendidikan minimal adalah D3 Keperawatan dengan memiliki kompetensi
memberikan keperawatan dasar berdasarkan ilmu dasar keperawatan komunitas
PK II dalam ruang lingkup ini perawat mampu memberikan pelayanan
keperawatan pada klien keluarga klien dan kelompok dengan masalah kesehatan
tertentu, dengan tingkat pendidikan minimal adalah S1 Keperawatan dan Ners
Komunitas, dimana untuk Si harus keperawatan komunitas yang masih dalam
pengawasan bimbingan dari perawat senior dengan bimbingan yang terbatas.
Sedangkan untuk Ners Komunitas harus memiliki kompetensi memberikan
keperawatan dasar dalam lingkup keperawatan komunitas dalam pengawasan
bimbingan dari perawat senior yang sepenuhnya sudah dilimpahkan atau diberikan
kepercayaan oleh perawat senior. memiliki kompetensi memberikan keperawatan
dasar dalam lingkup
PK III dalam ruang lingkup ini perawat mampu mengelola dalam penanggulangan
masalah kesehatan masyarakat, dengan tingkat pendidikan minimal adalah Magister
(S2) Keperawatan Komunitas dengan memiliki kompetensi melakukan tindakan
keperawatan khusus dengan keputusan mandiri dan bertanggung jawab sepenuhnya
atas tindakan keperawatan yang diberikan.
PK IV dalam ruang lingkup ini perawat mampu dalam mengembangkan
penanggulangan masalah keperawatan kesehatan masyarakat yang komplek, dengan
tingkat pendidikan minimal adalah Spesialis Komunitas. Pada tingkat pendidikan ini
perawat harus memiliki kompetensi melakukan tindakan keperawatan khusus atau
sub- spesialis dengan keputusan mandiri, memberikan keperawatan dasar pada klien
dalam lingkup keperawatan komunitas dengan menyeluruh/utuh dan melakukan
rujukan keperawatan.
PK V dalam ruang lingkup ini perawat mampu melakukan konsultasi dan
pengembangan pelayanan, dengan tingkat pendidikan Doktor dan paling rendah
adalah Magister. Doktor dalam tingkatan ini memiliki kompetensi yang tinggi yaitu
melakukan tindakan dan asuhan secara keperawatan khusus dengan keputusan
mandiri dan sebagai konsultan dalam lingkup komunitas.
C. Trend dan Issu Dalam Penelitian Keperawatan Komunitas
Issue dan Trend dalam penelitian keperawatan komunitas sudah banyak sekali
topik/judul yang digunakan oleh para peneliti keperawatan komunitas seperti Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Berkunjung Ke Kelompok Binaan
Khusus Lansia Di Puskesmas Global Limboto Kabupaten Gorontalo dan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Dasar (SD).
Denurut Depkes 2014 angka kejadian diare sangat tinggi, banyak peneliti yang
melakukan penelitian terhadap PHBS pada anak usia sekolah karena anak usia sekolah
lebih aktif dan rasa keingin tahuan yang tinggi terhadap benda asing sehingga rentan
sekali utuk terkena penyakit daire dan kurangnya suatu penerapan tersebut dari orang tua
dan pihak sekolah. Dengan dilakukannya tindakan PHBS maka anak, dan orang tua
mengetahui bahwa pentingnya melakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air mengalir sebelum dan sesudah makan. Trend dan issue saat ini juga adalah kurangnya
dukungan keluarga terhadap lansia, sehingga para lansia memiliki harga diri rendah
seperti merasa sudah tidak berdaya didalam keluarganya. Dukungan keluarga kepada
lansia sangat di butuhkan agar lansia merasa bahagia dan berguna, dengan cara
memberikan motivasi kepada lansia dalam mengikuti suatu kegiatan di lingkungan
sekitar rumah.

D. Trend dan Issu Dalam Keprofesian Terkait Keperawatan Komunitas


Issue dan trend dalam profesi keperawatan komunitas sama seperti jenjang
pendidikan keperawatan. Yang dominan dalam keprofesian keperawatan komunitas
adalah pada program akademik dan program profesi dalam program tersebut sudah
banyak dibuka peminatan pada Keperawatan Komunitas seperti Ners, S2, S3 dan
Spesialis. Bagi jurusan S3 Keperawatan Komunitas hanya berada di Universitas
Indonesia saja.
Bilang keorganisasian atau kolegium keperawatan menurut UU No 38 thn 2014
BAB VIn tentang Kokegim Keperawatan adalah suatu organisasi yang bertanggung
jawab pada profesi keperawatan, salah satu organisasi dalam keperawatan yang sudah
tidak asing adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPND yang merupakan suntu
organisasi sebagai waddah bidang keperawatan, seiring dengan bertambahnya jenjang
pendidikan keperawatan FFNI membangun suatu organisasi untuk Keperawatan
Komunitas, yaitu Ikatan Perawat Keschatan Kommitas Indonesia (IPKKI) yang telah
dikelola pada masing-masing Provinsi di Indonesia.
Trend lebih sering dan banyak di bicarakan adalah tentang gaij perawat. Banyak
perawat mengeluh tentang penerimaan gaji yang kecil dan berbeda dibandingkan institusi
lainnya, sedangkan pekerjaan yang mereka lakukan sana beratnya, Sehingga mereka
terkadang merasa iri dengan gaji perawat lain yang memiliki gaji lebih besar, Dengan
adanya aturan dari Menteri Keschatan Republik Indonesia gaji perawat diberikan
berdasarkan jenjang pendicikannya, pada setiup Provinsi dan institusi kesehatan/Rumah
Sakit berbeda-beda. Semakin tinggi tỉngkat jenjang pendidikan maka senmakin besar gaji
yang mereka peroleh. Tunjangan pada PNS lebih besar daripada gaji pokok. Pemberian
gaji juga berdasarkan pada lamanya pengalaman pekerjaan seorang perawat.
Perkembangan/pelatihan pada keperawatan komunitas dapat dikatakan masih jarang
dan masih minim, tetapi pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang masalah penyakit serta meningkatrkan mutu pelayanan Puskesmas.
Maka dalam komunitas diperlukan suatu pelatihan pada Puskesmas tentang peningkatan
pelayanan kesehatan dan pemberian konseling kepada Kader dan masyarakat tentang
masalah keschatan yang sering terjadi pada lingkup masyarakat.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan Puskemas karena
meningkatkan wawasan bagi masyamkat seita mampu menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada desa yang memiliki angka kejadian tinggi. Sebaliknya untuk desa yang
memiliki angka kejadian rendah dapat mempertalhankannya agar tidak memiliki kurva
morbiditas dan mortalitas yang meningkat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk berpartisipasi aktif dalam
perawatan, terutama sekali untuk self management pada penyakit kronis. Hal itu
memungkinkan perawat untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan
memberikan dukungan secara langsung (online). Kesinambungan pelayanan
ditingkatkan dengan memberi kesempatan kontak yang sering antara penyedia pelayanan
kesehatan dan pasien dan keluarga-keluarga merek Telenursing saat ini semakin
berkembang pesat di banyak Negara.
Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus
meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan.
Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Tren dalam
keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang
mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi: pendidikan, teori, pelayanan,
otonomi, dan kode etik.

2. Saran
Untuk meningkatkan isi makalah kami ini, diharapkan kepada pembaca jika ada
masalah dalam penulisan, sinkronisasi data, atau bahkan isi makalah yang masih bersifat
ambigu, untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
Daftar Pustaka
dkk, D. R. (2016). Analisis Faktor Minat Lansia Datang Ke Posyandu. Artikel Penelitian, 57-
65.
American Nurses’ Association, Council of Community Health Nurses, 1986.
“Standards of Community Health Nursing Practice”. Kansas city: ANA.
American Nurses’ Association.1986. “Standards of Community Health Nursing
Practice”. Washington DC: Author
Departemen RI.1993. ”Perawatan Kesehatan Masyarakat”. Jakarta: Depkes RI Departemen
RI.1998. “Proyek Peningkatan Pelayanan Puskesmas, Modul A-E, pengembangan Program
Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan Dasar”.
Diposkan oleh eka novriady di 08.54

Anda mungkin juga menyukai