Anda di halaman 1dari 98

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Puskesmas


4.1.1 Gambaran Umum
4.1.1.1 Sejarah Puskesmas
Puskesmas Seberang Padang termasuk Puskesmas tertua di kota Padang. Didirikan pada tahun 1970. Dahulunya Puskesmas
Seberang Padang merupakan satu-satunya Puskesmas untuk Kecamatan Padang Selatan sebelum adanya Puskesmas lain pada tahun
1980 dan 1992. Saat itu puskesmas membawahi 24 kelurahan, namun sejak adanya 2 puskesmas lain dan penciutan jumlah kelurahan,
wilayah kerja sekarang tinggal 4 kelurahan saja.
Kelurahan yang merupakan daerah kerja Puskesmas Seberang Padang adalah :
1. Kelurahan Seberang Padang
2. Kelurahan Alang Lawas
3. Kelurahan Ranah Parak Rumbio
4. Kelurahan Belakang Pondok

4.1.2 Demografi
4.1.2.1 Kondisi Umum
Puskesmas Seberang Padang berlokasi di Kecamatan Padang Selatan Kelurahan Seberang Padang.
Keempat kelurahan dapat dilalui dengan jalan darat. Luas wilayah keseluruhan adalah 2.37 km2. Batas wilayah adalah
Kecamatan Padang Barat, Padang Timur, Lubuk Begalung, serta wilayah kerja Puskesmas Rawang dan Puskesmas Pemancungan.
Ketinggian dari permukaan laut kira kira 4 meter dan termasuk zona kuning bencana Tsunami. Namun karena posisinya
dilingkari sungai, dianggap sebagai zona merah.
4.1.2.2 Sosial Ekonomi
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang sebagian besar beragama Islam. Warga non muslim, umumnya adalah
kaum pendatang dari luar propinsi. Di tengah perbedaan suku, agama dan budaya, aktifitas sosial dan peribadatan penduduk berjalan
dengan baik.
Mata pencaharian penduduk beraneka ragam, mulai dari bertani, buruh, pedagang, wiraswasta, pegawai swasta, pegawai
negeri, ABRI dan lain-lain. Pekerjaan sebagai buruh umumnya adalah buruh pabrik dan industri rumah tangga yang terdapat di
beberapa kelurahan. Aktifitas perekonomian dalam lingkungan menengah ke bawah, juga berjalan sangat dinamis.
Dengan banyaknya sarana pendidikan diwilayah kerja Puskesmas Seberang Padang juga berpengaruh terhadap perilaku
masyarakat terutama remaja seperti masalah kesehatan reproduksi dan narkoba.
4.1.2.3 Kondisi Demografi
Tahun 2016 jumlah penduduk sasaran Puskesmas adalah 17.868 jiwa dengan 3.669 KK yang tersebar di 4 kelurahan yang
terdiri dari 21 RW dan 74 RT. 690 KK atau 5.628 jiwa diantaranya diantaranya adalah masyarakat miskin.
Sebagian besar masyarakat adalah penganut agama Islam. 76% adalah penduduk asli sementara 24% adalah warga keturunan
yang umumnya berada di kelurahan Belakang Pondok.
4.1.2.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan
Puskesmas Seberang Padang merupakan puskesmas rawatan yang mempunyai 1 buah puskesmas pembantu yaitu Puskesmas
Pembantu Alang Lawas di kelurahan Alang Lawas dan 4 buah Poskeskel yang berada di setiap kelurahan. Poskeskel Seberang Padang
sudah memiliki bangunan tersendiri, sementara 3 Poskeskel lainnya sudah memiliki bangunan sendiri sehingga, pelayanan lebih
optimal.
Sarana kesehatan lain yang berada dibawah naungan puskesmas adalah posyandu balita yang jumlahnya 23 dan 4 posyandu
lansia ,pos bindu serta prolanis..
Sarana kesehatan swasta yang beroperasi seperti bidan praktek swasta, rumah bersalin dan dokter praktek swasta cukup
banyak. Berbagai sarana termasuk sarana kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Sarana dan Prasarana Puskesmas Seberang Padang

NO SARANA JUMLAH
1 Puskesmas Induk 1
2 Pustu 1
3 Poskeskel 4
4 Rumah Bersalin 4
5 Dokter Praktek Swasta 4
6 Bidan Praktek Swasta 5
7 Rumah Medis 1
8 Rumah Paramedis 2
9 Posyandu Balita 23
10 Posyandu Lansia 4
11 Kendaraan roda 2 3
12 Kendaraan roda 4 1
13 PAUD 2
14 TK 5
15 SD 14
16 SLTP 5
17 SLTA 5
18 SLB 2
19 Mesjid /Mushalla 36
20 Panti Asuhan 2
21 Restoran 95
22 Rumah Penduduk 3.669

4.1.2.4 Jumlah Tenaga Puskesmas Sebarang Padang Tahun 2016


Seluruh karyawan Puskesmas Seberang Padang adalah 63 orang dengan rincian 50 orang PNS, 3 orang tenaga PTT, 1
orang volunter dan 10 orang sukarela. Sopir dan penjaga malam puskesmas adalah tenaga sukarela yang setiap saat bisa saja
berhenti, apalagi dengan insentif yang kurang memadai. Secara keseluruhan, komposisi ketenagaan Puskesmas Seberang
Padang dapat dilihat dalam tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2. Komposisi Ketenagaan Puskesmas Seberang Padang tahun 2016
No. TENAGA JUMLAH KETERANGAN

1 DOKTER UMUM 2

2 DOKTER GIGI 2

3 Penata Usahaan 4

4 Apoteker 1

5 BIDAN 11 3 PTT

6 PERAWAT 16

7 ANALIS 3

8 SANITARIAN 1

9 PERAWAT GIGI 2

9 REKAM MEDIK 1

10 ASISTEN APOTEKER 3

11 Petugas Gizi 2
12 SUKARELA 10

TOTAL 60 3

4.1.2.5 Visi, Misi Puskesmas


1. Visi dan Misi
Dalam fungsinya sebagai penyelenggara pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan Padang Selatan, Puskesmas Seberang
Padang mempunyai Visi; Mewujudkan masyarakat Padang Selatan Sehat yang mandiri dan berkeadilan. Tercapainya visi ini dinilai
dari 4 indikator utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata dan derajat
kesehatan penduduk kecamatan Padang Timur yang setinggi-tingginya.
Untuk mewujudkan visi ini, Puskesmas Seberang Padang mengusung misi pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan
Padang Selatan yang akan memberikan dukungan tercapainya visi pembangunan nasional yaitu:
• Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
• Mendorong kemadirian untuk hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang
• Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
• Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
2. S t r a t e g i
Visi dan misi Puskesmas Seberang Padang akan dicapai dengan beberapa strategi yang diwujudkan melalui kegiatan-kegiatan yang
terencana, terarah dan berkesinambungan. Beberapa strategi tersebut antara lain:
• Meningkatkan upaya promosi kesehatan
• Meningkatkan koordinasi dan kerjasama yang lebih baik dengan lintas sektor
 Meningkatkan kwalitas SDM Puskesmas
 Meningkatkan mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
4.1.2.6 Tujuan
Sebagai tujuan akhir yang akan dicapai dari penjabaran visi, misi dan strategi Puskesmas Seberang Padang adalah
meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas Andalas sehingga tercipta lingkungan sehat dan meningkatnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya melalui
perwujudan layanan kesehatan yang adil dan merata.

4.2 Pencapaian Program


4.2.1 PROMOSI KESEHATAN

Promosi kesehatan adalah suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran bersama agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan sosial
budaya setempat dan didukung oleh kebijakan umum yang berwawasan kesehatan.

a. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Promosi kesehatan berjalan cukup baik selama tahun 2016. Banyaknya kunjungan Puskesmas merupakan sasaran promosi
kesehatan yang bisa secara rutin di beri penyuluhan setiap saat. Pada hampir setiap kegiatan pelayanan kesehatan, penyuluhan
dilaksanakan, baik dengan sasaran perorangan maupun kelompok di dalam maupun diluar gedung.
Penyuluhan dalam gedung dilakukan berupa penyuluhan pada kelompok umum/khusus, perorangan, pemutaran kaset,
penyebaran leaflet dan pengarahan di klinik konsultasi. Khusus untuk penyuluhan kelompok didalam gedung dilakukan 2 kali dalam
seminggu pada hari Senin dan Kamis, disaat kunjungan puskesmas cukup banyak. Sementara penyuluhan di luar gedung dilakukan di
posyandu balita, posyandu lansia, sekolah sekolah, pertemuan kader, kelompok potensial dan lain lain. Metoda yang digunakan berupa
ceramah, tanya jawab, diskusi dan siaran keliling dengan media poster atau leaflet.

Kegiatan penyuluhan dalam gedung dilaksanakan sebanyak 60 kali dengan jumlah yang disuluh 1073 orang, penyuluhan luar
gedung dilaksanakan 165 kali dengan jumlah yang disuluh 9941 orang.

b. Peran Serta Masyarakat

Posyandu sebenarnya merupakan media yang sangat pas untuk penyuluhan kelompok. Namun dikarenakan lokasi yang rata-
rata tidak memadai dan kondisi yang kurang memungkinkan, penyuluhan lebih banyak ditujukan untuk perorangan.
Posyandu balita di Puskesmas Seberang Padang pada tahun 2016 berjumlah 23 buah. Rata rata sebuah posyandu melaksanakan
kegiatan 11-12 kali setahun karena pada bulan puasa kegiatan posyandu tidak berjalan seperti biasa. Pada setiap posyandu aktif rata-
rata ada 3 orang kader.

Pada tahun 2016, terdapat cakupan angka partisipasi masyarakat rata-rata Puskesmas (D/S) sebesar 57 % .

GRAFIK 1. CAKUPAN D/S PUSKESMAS SEB PADANG TAHUN 2016


Tabel 4. Telaah Kemandirian Posyandu

N Kelurahan Jumlah Strata


o Posyandu
Pratama Madya Purnama Mandiri

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Seberang Padang 10 4 40 5 50 1 10

2 Alang Laweh 7 2 28.6 5 71.4


3 Ranah P. Rumbio 4 2 50 2 50

4 Belakang pondok 2 1 50 1 50

Tabel 5. Cakupan program Promkes Puskesmas Seb. Padang Tahun 2016

NO INDIKATOR SASARAN TARGET PENCAPAIAN %


1 POSYANDU AKTIF 23 80 23 100
2 KADER AKTIF 74 80 69 93
3 KELURAHAN SIAGA 4 100 4 100

a. Kelurahan Siaga

Kelurahan Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi
berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) , kejadian bencana, kecelakaan, dan lain-lain, dengan memanfaatkan potensi
setempat, secara gotong royong. Pengembangan Kelurahan Siaga mencakup upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat kelurahan, menyiap siagakan masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan,
memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Inti kegiatan Kelurahan Siaga adalah
memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Jumlah kelurahan siaga di Puskesmas Seberang Padang
sebanyak 4 kelurahan. Kelurahan Seberang Padang, Alang laweh, Ranah Parak rumbio dan Belakang Pondok. Namun satu
tidak aktif ( Kelurahan Belakang Pondok ).

Tabel 6. Tingkat Perkembangan Kelurahan siaga Aktif


Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

N Puskesma Jumlah Pratama Madya Purnama Mandiri


o s Kelurahan
Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Seberang 4 4 100
Padang

a. Kepesertaan JKN

20.414 jiwa masyarakat terdaftar sebagai peserta JKN di Puskesmas Seberang Padang. Namun masyarakat umum juga mendapat
layanan gratis di puskesmas.

b. PHBS
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Salah satu lokasi PHBS adalah PHBS Rumah Tangga yang terdiri dari 10 indikator. Sasaran kegiatan PHBS Rumah Tangga Puskesmas
Seberang Padang Tahun 2016 sebanyak 4112 KK dan yang disurvey sebanyak 610 KK.
Keempat kelurahan di Seberang Padang pada tahun 2016 sudah melaksanakan surveyi PHBS dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 7. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Puskesmas Seberang Padang

No Nama Kelurahan Jumlah RT/KK Jumlah RT RT ber-PHBS % RT Sehat


seluruhnya disurvey/ (RT Sehat)
sampel

1 Seberang padang 2195 120 65 54.16

2 Alang laweh 752 240 132 55

3 Ranah P. Rumbio 666 240 141 58.7

4 Belakang Pondok 499 10 4 40

Puskesmas 4112 610 342 56

Tabel 8. Data Persentase 10 Indikator PHBS


Puskesmas Seberang
No Kecamatan Lina Asi Menim Air CTP Jamb Member Makan Aktifit Tidak
kes Eksklu bang Bersi S an antas buah as mero
sif balita h Jentik dan Fisik kok
sayur

1 Seberang 100 78.6 60.7 92.2 87.1 96.4 82.9 80 61.4 67.86
Padang
2 Alang 100 84 64 96 76 92 84 82 67 65
Laweh
3 Ranah P. 100 82.1 62.9 96.4 87.1 93.6 89.3 82.1 68.6 67.1
Rumbio
4 Belakang 100 75.7 59.3 94.3 88.6 95.7 85.7 82.9 62.1 61.4
Pondok

a. Kegiatan Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)


Pengobatan tradisional adalah metode pengobatan yang digunakan dalam berbagai masyarakat sejak jaman dahulu yang
diturunkan dan dikembangkan secara bertahap dari generasi kegenarasi berdasarkan tingkat pemahaman manusia terhadap
pengetahuan dari masa ke masa. Pengobatan tradisional atau obat tradisional juga kadang-kadang disebut sebagai obat rakyat, obat
herbal dan sebagainya.
Pengobatan tradisional (Batra) banyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang hanya saja belum semua Batra yang ada
dikunjungi dan dibina oleh petugas Seberang Padang.
Tabel 9. DAFTAR PENGOBATAN TRADISIONAL
PUSKESMAS SEBERANG PADANG
No Puskesmas Jumlah Pengobatan Tradisional JLH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Seberang
1 Padang 2 10 4 3 1 1 21

Keterangan :
3. Akupuntur 9. Tukang Panggur Gigi 15. Battra Paranormal
4. Tabib 10. Tukang Jamu Gendong 16. Battra Tenaga dalam
5. Sinshe 11. Battra urut pijat 17. Battra tusuk jari
6. Dukun bayi terlatih 12. Battra bekam 18. Battra pijat refleksi
7. Dukun bayi belum terlatih 13. Battra ramuan 19. Battra mata
8. Battra patah tulang 14. Battra dengan pendekatan agama

a. Kegiatan Pembinaan Taman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budi daya rumahan yang berkhasiat sebagai obat. Taman obat
keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun
tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal
sekalipun dilakukan secara individual. Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya,
sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.
Pendataan dan pembinaan TOGA belum dilaksanakan secara maksimal. Masih banyak TOGA di masyarakat belum didata dan dibina
oleh petugas Seberang Padang.
Tabel 10. Jumlah dan Tingkat Perkembangan Taman Obat Keluarga
Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

No Kecamatan Puskesmas Jumlah Strata


TOGA Pratama Madya Purnama
Jlh % Jlh % Jlh %
1 Padang Seberang
101 101 100
Selatan Padang

Tabel 11. Data TOGA Tahun 2016

Jumlah KK Jenis Toga ada di Kelurahan Jumlah KK


N0 Kelurahan yang ada (macam) yang
TOGA memanfaatkan
< 10 10 - 25 > 25 TOGA
1 Seberang Padang 36 19 17 36
2 Alang laweh 35 20 15 35
3 Ranah Parak 20 13 7 20
Rumbio
4 Belakang Pondok 10 8 2 10
JUMLAH 101 60 41 101

a. Kegiatan UKK
Pos UKK adalah Bentuk pemberdayaan masyarakat di kelompok pekerja informal utamanya di dalam upaya promotif,
preventif untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan
oleh pekerja. Prinsip Pos UKK dari, oleh, untuk kelompok pekerja informal di masyarakat
Tahun 2016 Promkes Puskesmas Seberang Padang belum melakukan pembentukan pos UKK karena rendahnya kerjasama lintas sector
dalam pembentukan pos UKK.

3.1.2. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan merupakan program ke 2 dari 7 program pokok puskesmas. Untuk inspeksi sanitasi dan survei
perumahan semua yang diharuskan sudah dilaksanakan. Demikian juga dengan pengawasan Tempat Tempat Umum dan Tempat
Pengolahan Makanan. Cakupan yang diperiksa rata rata sudah mencapai target yang memenuhi syarat diantara hasil yang didapatkan
melalui pantauan lapangan ini juga baik. Cakupan program kesling sudah cukup baik dan pendanaan dari BOK dapat menimbulkan
daya ungkit untuk program kesling.

Untuk kegiatan klinik sanitasi sudah berjalan sebagaimana mestinya namun pemanfaatan klinik belum optimal. Klinik sanitasi
dibuka setiap hari, namun karena sifatnya menerima rujukan dari poliklinik, jumlah kasus rujukan tergantung kiriman dari poliklinik.
Kedepan, kerjasama lintas program perlu lebih ditingkatkan.

Tabel 12. Cakupan Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Seb Padang


Tahun 2016

NO VARIABEL SARANA SARANA % SARANA %


DIPERIKSA MEMENUHI
SYARAT
1 ISAB 2434 834 34.3 727 81
2 TPM 72 72 100 57 79
3 PERUMAHAN 2434 835 34.3 690 83
4 TTU 84 78 92.8 64 82
Tabel 13. Laporan Inspeksi Sanitasi Air Bersih Puskesmas Seberang Padang Tahun
2016
N JENIS JUMLAH TINGKAT RESIKO PENCEMARAN
O SARANA DIPERIK
REN % SED % TING % AMAT %
SA
DAH ANG GI TING
GI
1 SGL 271 228 84 59 21,7 20 7,3 - 0
2 SB 0 0 0 0 0 - 0 - 0
3 PDAM/SR 417 486 116 39 0,09 6 1,4 - 0
JUMLAH 688 714 103 98 14,2 26 3,77 - 0

Tabel 14 . Pemanfaatan Klinik Sanitasi Puskesmas Seb Padang Tahun 2016

NO PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN JUMLAH KUNJUNGAN


1 TB Paru 40

2 DBD 4

3 Diare 1

3.1.3. GIZI

Bersama Membangun Gizi Menuju Bangsa sehat Berprestasi ” adalah tema yang dipilih dalam Peringatan Hari Gizi
Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 Januari. Tahun 2016 ini merupakan peringatan hari gizi nasional ke 56.Masalah gizi
memiliki dampak luas, tidak saja terhadap kesakitan, kecacatan, dan kematian, tetapi juga terhadap pembentukan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dengan produktifitas optimal.Kualitas anak ditentukan dari sejak terjadinya konsepsi hingga masa
balita. Kecukupan gizi ibu selama kehamilan hingga anak berumur 5 tahun serta pola pengasuhan yang tepat akan memberi konstribusi
nyata dalam mencetak generasi unggul.
Tabel 15. Cakupan Program Gizi Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

No Kegiatan Sasaran Target Pencapaian KETERANGAN


Abs % Abs %
1. Penyuluhan Masyarakat 12 100 12 100
2. Penimbanganbulanan
D/S 1630 1389 85 1108 68
N/D 1108 942 85 831 75
BGM/D 46 <5 16 1.7

3. Pemberian Fe1 367 367 100 339 92.37


Fe3 367 95 227 61.85
Fe Bufas 350 97 237 67.71
4 Pemb Vit A Bayi 209 178 85 152 72.7
Pemb Vit A balita 1291 1097 85 939 72.7
Pemb Vit A Bufas
5 Pemant Grm Beryodium 128 109 85 125 98
5 POZI Pasien 100 308 100

6 PSG Bayi/balita
7. KADARZI Ibu balita
8. ASI EKSLUSIF BUSUI 143 75 143 106 74
Dalam hal cakupan penimbangan, jumlah balita yang ditimbang belum mencapai 85% artinya belum mencapai target. Dan persentase

berat badan balita yang naik hanya mencapai 77 %, sementara angka BGM/D 1,7%.

1. Penyuluhan Gizi Kelompok, Masyarakat, dan Tenaga Kesehatan Lainnya

Penyuluhan gizi adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan tentang gizi yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta
pertolongan. Sasaran penyuluhan gizi di Puskesmas adalah ibu balita, ibu hamil, ibu menyusui, anak sekolah, lansia, kader dan
tenaga kesehatan lainnya. Untuk penyuluhan pada ibu hamil, ibu menyusui dan ibu balita dilaksanakan pada saat kelas ibu hamil
dan ibu balita. Penyuluhan pada anak sekolah dilakukan disekolah-sekolah dalam wilayah Puskesmas Seberang Padang dengan
berbagai topik penyuluhan. . Sedangkan untuk lansia penyuluhan gizi dilakukan pada saat posyandu lansia. Untuk penyuluhan
kelompok kader dilaksanakan pada saat pertemuan kader setiap bulan di Puskesmas. Sedangkan untuk penyuluhan pada tenaga
kesehatan lainnya dilakukan pada saat pertemuan bulanan Puskesmas.
Gambar 1. Penyuluhan gizi
2. Menyiapkan Sarana, Monev, Obat Gizi untuk Posyandu (Persiapan Posyandu Balita)

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala
desa.Posyandu dilakukan satu kali setiap bulannya. Kegiatan di Posyandu adalah menimbang berat badan dan imunisasi balita. Dalam hal ini
petugas gizi berperan dalam persiapan monev yaitu blanko laporan penimbangan balita yang terdiri dari :
S: Jumlah Sasaran Balita di Posyandu
K: Jumlah Balita yang Memiliki KMS
D: Jumlah Balita yang di Timbang
N: Jumlah Balita yang Naik Timbangannya
T: Jumlah Balita yang Tidak Naik / Tetap Timbangannya
O: Jumlah Balita yang Tidak Datang Posyandu Bulan Kemarin, Tapi datang Bulan
Ini
B:
BGM : Jumlah Kunjungan Bayi / Balita Baru
Bawah Garis Merah

Blanko laporan ini nantinya diisi oleh petugas posyandu dan direkap oleh petugas gizi guna untuk membuat laporan bulanan LB3

Gizi.
3. Mengumpulkan Data tentang Gizi dan Analisa SKDN Posyandu
Setiap bulan petugas gizi membuat laporan LB3 Gizi, dimana dalam laporan ini tercantum jumlah kunjungan sasaran Posyandu
(S), jumlah balita yang memiliki Kms (K), jumlah balita yang ditimbang bulan ini (D), jumlah balita yang naik berat badannya,
jumlah balita yang tidak naik atau tetap berat badannya, jumlah kunjungan baru (B), jumlah balita yang datang posyandu bulan ini
yang tidak datang bulan kemarin (O), dan jumlah balita Bawah Garis Merah (BGM).
Grafik 2. N/D’ POSYANDU TAHUN 2016

N/D’ masih rendah belum mencapai target, seharusnya 85% tapi baru tercapai 76%
1. Pemberian tablet fe pada Bumil dan Bufas

Grafik 3. PENCAPAIAN PEMBERIAN TABLET FE 1 PADA IBU HAMIL


PUSK ESMAS SEBERANG PADANG
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Fe1/ Tablet tambah darah yang ditargetkan pencapaiannya 100%, masih ada
yang belum tercapai yaitu di kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok dan yang sudah tercapai hanya kelurahan Seberang
Padang. Jadi, secara keseluruhan Fe1/ Tablet tambah darah di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

Grafik 4. PENCAPAIAN Fe 3 PUSKESMAS SEBERANG PADANG

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Fe 3 / Tablet tambah darah yang ditargetkan pencapaiannya 95%, semua
Kelurahan belum tercapai yaitu Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok. Yang telah mencapai target hanya kelurahan
Seberang Padang. Jadi, secara keseluruhan Fe 3/ Tablet tambah darah di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

Grafik 5. PENCAPAIAN Fe IBU NIFAS PUSKESMAS SEBERANG PADANG


. Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Pemberian Fe Ibu Nifas yang ditargetkan pencapaiannya 95%, semua
Kelurahan belum tercapai yaitu Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok maupun Kelurahan Seberang Padang. Jadi
secara keseluruhan Persalinan di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target

4. Pemberian vitamin A Bayi, Balita dan Bufas


Pemberian vitamin A pada bayi (6-11) dan anak balita (12-59)
Untuk mencegah kekurangan vitamin A, maka diadakan pemberian vitamin A dosis tinggi secara rutin dua kali dalam
satu tahun yaitu pada bulan Februari dan bulan Agustus. Suplementasi vitamin A dosis tinggi yang dilakukan secara berkala
kepada anak, dimaksudkan, untuk menghimpun cadangan vitamin A dalam hati, agar tidak terjadi kekurangan vitamin A dan
akibat buruk yang ditimbulkannya, seperti kebutaan dan kematian. Cadangan vitamin A dalam hati ini dapat digunakan sewaktu-
waktu bila diperlukan. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita dilakukan melalui Puskesmas/Posyandu. Untuk bayi
berumur 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna biru, dosisnya 100.000 IU. Untuk balita usia 1-5 tahun diberikan kapsul
berwarna merah dengan dosis 200.000 IU.
Grafik 6. Pemberian vitamin A bayi ( 6-11) bulan februari 2016

Grafik 7. Pemberian Vitamin A Balita


( 12-59) bulan Agustus 2016

Grafik 8. Pemberian vitamin A bayi bulan Agustus 2016


Grafik. 9 Pemberian vitamin A balita (12-59) bulan Agustus 2016

Pemberian Vitamin A pada ibu Nifas


Disamping melakukan konseling terhadap ibu menyusui, juga dilakukan pemberian vitamin A bagi ibu yang belum mendapatkan
vitamin A pasca persalinan. Hal ini sesuai dengan kesepakatan The International Vitamin A Consultative Group (IVACG) pada
bulan Desember 2002, mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau dua kapsul
dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari
setelah pemberian kapsul pertama dan tidak lebih dari 6 minggu kemudian.

Sebagai tambahan atau sebagai alternatif, ibu pasca melahirkan dapat mengkonsumsi vitamin A dosis 10.000 SI setiap harinya
atau 25.000 SI sekali seminggu selama 6 bulan pertama, guna meningkatkan status vitamin A dalam tubuhnya. Oleh karena itu,
saat ini pemerintah sedang melaksanakan studi operasional untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A dosis 2 X
200.000 SI pada ibu nifas.Pemberian kapsul vitamin A bagi ibu nifas dapat menaikkan jumlah kandungan vitamin A dalam ASI,
sehingga akan meningkatkan status vitamin A pada bayi yang disusuinya. ASI merupakan sumber utama vitamin A bagi bayi pada
enam bulan kehidupannya dan merupakan sumber yang penting hingga bayi berusia dua tahun.

Grafik 10. PENCAPAIAN Vit. A IBU NIFAS PUSKESMAS SEBERANG PADANG


Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa Pemberian Kapsul Vitamin A Ibu Nifas yang ditargetkan pencapaiannya 95%,
semua Kelurahan belum tercapai target yaitu Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok maupun Kelurahan Seberang
Padang. Jadi secara keseluruhan pemberian vitamin A pada ibu nifas di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

5. ASI ekslusif

Grafik 11.Pemberian ASI EKSLUSIF TAHUN 2016


Agustus

Tabel 16. ASI EKSLUSIF

Feb Agustus
No Kegiatan
L P Pusk L P Pusk

1 Asi Eklusif 35 18 53 25 29 54

2 Sudah Diberi Makan / Minum 12 7 19 2 1 3

3 Tidak datang menimbang 2 4 6 1 - 1

4 Kembali ke ASI - - - - 1 1
6. Pemantauan Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Selama tahun 2016 ditemukan sebanyak 42 kasus Gizi yang bermasalah, gizi kurang dan gizi buruk. Jumlah kasus gizi

buruk berdasarkan Berat Badan menurut umur (BB/U) sebanyak 17 orang. Data ini sejak bulan januari – desember 2016. Semua

kasus gizi buruk dan kurang dilakukan intervensi berupa penyuluhan, kunjungan rumah oleh petugas, serta pemberian PMT.

Beberapa kasus mengalami perubahan ke arah yang positif. Sampai Desember 2016 yang mengalami peningkatan status gizi dari

17 kasus gizi buruk berubah status gizi kurang sebanyak 5 orang anak. Empat orang meningkat ke status baik dan 8 orang masih

tetap dalam keadaan buruk dengan gambaran 1 orang sudah 60 bulan ( Anugrah ), satu orang pindah alamat ( Ikhlas) , ,satu orang

dengan Edward sindrom ( wahyu Anugrah) , satu baru ditemukan pada bulan desember (Julio), satu orang anak karena lahir

premature ( Berat lahir 1,7 kg) dan tiga anak lainnya karena pola asuh yang salah.

7. Konsultasi Gizi Khusus Sesuai Dengan Penyakit dan Konsultasi Gizi Umum Sesuai Standar

Kegiatan pojok gizi dilakukan setiap hari kerja dengan bantuan food model dan brosur-brosur tentang penyakit klien. Kunjungan

pozi sampai dengan Desember 2016 adalah sebagai berikut :


Grafik . 12. Kunjungan Klinik konsultasi Gizi
Tabel 17.total kunjungan klinik konsultasi gizi

No Kegiatan Jumlah Persentase (%)


1 Konsultasi Gizi 55 10,4

2 Hipertensi 34 6,4

3 DM 72 13,6

4 Menyusui 2 0,4

5 Obesitas 3 0,6

6 K 1 Bumil 78 14,8

7 Anemia 114 21,6


8 Dan lain-lain 170 32,2

9 jumlah 529 100

Kunjungan POZI pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 529 kunjungan dengan
berbagai kasus rata- rata 44 orang/bulan dibandingkan tahun 2015 dimana jumlah kunjungannyan sebanyak 308 rata-rata 26
orang/ bulan.

8. Pemberian PMT Balita Gizi Buruk dan Ibu Hamil


Setiap balita dengan kasus gizi kurang maupun buruk diberikan makanan tambahan berupa biskuit dan bubur. Pada tahun 2016, 17
balita telah mendapatkan MP ASI, didapatkan 8 orang diantaranya masih memiliki status gizi buruk. Seperti yang kita ketahui
perubahan status gizi pada anak tidak hanya dipengaruhi dari asupan tapi dapat dipengaruhi oleh faktor lain, seperti penyakit
penyerta dan sebagainya.
Bagi ibu hamil yang berkunjung baik ke posyandu maupun ke puskesmas dengan HB rendah dan LILA dibawah 23,5 cm ( KEK )
diberikan penyuluhan dan konseling tentang asupan makan bagi ibu hamil serta pemberian makanan tambahan berupa susu.
Sampai Desember 2016 ibu hamil yang mendapat PMT adalah sebanyak 7 orang ibu hamil.
9. Pemantauan Status Gizi dan Kadarzi
Pemantauan status gizi merupakan kegiatan pengukuran berat badan dan tinggi badan balita untuk mengetahui status gizi balita.
Berdasarkan status gizi balita yang diukur akan diketahui prevalensi status gizi balita di Puskesmas. Untuk tahun 2016 PSG
dilakukan di 4 Kelurahan wilayah Puskesmas Seberang Padang dengan sampel 80 KK pada bulan Agustus 2016 dengan hasil
sebagai berikut :
Tabel 18. Hasil Pemantauan Status Gizi Tahun 2016

Kategori Status gizi Jumlah Persentase (%)


BB/U Lebih 3 3,75
Baik 61 76,25
kurang 14 17,5
Buruk 2 2,5
TB/U S. pendek 6 7,5
pendek 10 12,5
Normal 62 77,5
Tinggi 2 2,5
BB/TB obesitas 3 3,75
Gemuk 3 3,75
Normal 65 82,15
Kurus 8 10
K. Sekali 1 1,25
.
Dari hasil PSG ditemukan 61 orang anak dengan status gizi baik, 14 orang kurang dan 2 orang buruk (BB/U),62 orang normal,
10 orang pendek dan 6 orang sangat pendek (TB/U), 65 orang normal, 8 orang kurus (BB/TB).

11.KADARZI
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dilakukan satu kali dalam setahun. Suatu keluarga disebut KADARZI apabila telah berperilaku
gizi yang baik dicirikan dengan :
a. Menimbang berat badan secara teratur
b. Memberikan Air Susu Ibu (ASI) saja kepada bayi sejak lahir sampai umur enam bulan (ASI eksklusif)
c. Makan beraneka ragam
d. Menggunakan garam beryodium
e. Minum suplemen gizi sesuai anjuran

Penentuan suatu keluarga telah dikatakan Kadarzi adalah dengan kuesioner Kadarzi yang meliputi lima unsur di atas,
dikatakan Kadarzi jika telah memenuhi 70% atau sudah memenuhi 4 dan 5 kategori. Dari hasil pemantauan Kadarzi di 4 Kelurahan
wilayah kerja Puskesmas Seberang padang didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 19. Hasil KADARZI Puskesmas Seberang Padang


NO KELURAHAN Mnbang Mkn Garam ASI EX Suplemen
scr teratur aneka Beryodium Gz
Ragam

1 Seb. Padang 19 20 20 16 19

2 Alang Laweh 13 20 19 11 18

3 R.P.Rumbio 18 20 20 13 18

4 B.Pondok 19 20 20 14 19
% 86,25 100 98,75 72,5 92,5

12. Pemantauan garam


Pemantauan garam beryodium dilaksanakan di 4 Kelurahan pada bulan April dan 2016. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat

kadar yodiun dalam garam yang dikonsumsi oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Sampel dalam

kegiatan ini adalah 30 orang setiap kelurahan. Hasil yang ditemukan sebagai berikut :
Grafik 13. Hasil Uji garam beryodium

Grafik 14. Hasil pemantauan berdasarkan bentuk garam beryodium


Grafik 15. Hasil pemantauan garam berdasarkan tempat membeli garam

Grafik 16. Hasil pemantauan berdasarkan ada tidaknya merek garam beryodium
Dari hasil pemantauan garam di atas dapat dilihat bahwa konsumsi garam beryodium sudah cukup di 4 Kelurahan wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang dengan kategori desa baik.

3.1.4. KIA – KB

a. Kesehatan Ibu dan Anak


Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator penting dari derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan
jumlah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6 minggu) setelah melahirkan.

Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu, secara garis besar dapat dikelompokan menjadi penyebab langsung dan tidak
langsung. Penyebab langsung kematian ibu adalah faktor yang berhubungan dengan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas
seperti pendarahan pre eklampsia,eklampsia, infeksi, persalinan macet dan abortus. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah
factor yang memperberat keadaan ibu seperti Empat terlalu (terlalu muda, terlalu tua, terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak
anak).

Adapun yang mempersulit proses penanganan kedaruratan kehamilan, persalinan dan nifas seperti tiga terlambat (terlambat
mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat dalam penanganan kegawat
daruratan).
Hal tersebut diatas tentunya diperlukan peningkatan pelayanan KIA, baik dari segi jangkauan maupun mutu pelayanan. Indikator
yang digunakan untuk menggambarkan akses ibu hamil terhadap pelayanan antenatal adalah cakupan K1-kontak pertama dan K4-
kontak 4 kali dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai standar.

1. PENCAPAIAN PROGAM KESEHATAN IBU


a. Pencapaian KI

GRAFIK 17
PENCAPAIAN K1 PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa K1 yang ditargetkan pencapiannya 100% , hanya kelurahan Seberang
Padang saja yang sudah mencapai target dan masihada yang belum tercapaiyaitu di Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan
Belakang Pondok. Jadi secara keseluruhan KI di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

b. Pencapaian K4
GRAFIK 18.
PENCAPAIAN K4 PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa K4 yang ditargetkan pencapiannya 95% ,Kelurahan Alang Laweh, Ranah
dan Belakang Pondok belum mencapai target hanya kelurahan Seberang Padang yang sudah mencapai target. Jadi secara
keseluruhan K4 di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target
c. Pencapaian Deteksi Resti
GRAFIK 19.
PENCAPAIAN DETEKSI RESTI BUMIL PUSKESMAS
SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkangrafik di atas dapat dilihat bahwa Deteksi Resti Bumil yang ditargetkan pencapiannya 80%, hampir semua sudah
mencapai target yaitu Kelurahan Seberang Padang, Alang Laweh, Ranah hanya Kelurahan Belakang Pondok yang tidak mencapai
target. Jadi secara keseluruhan Deteksi resti Bumil di Puskesmas Seberang Padang sudah mencapai target.
a. PencapaianPersalinan
GRAFIK 20.
PENCAPAIAN PERSALINAN PUSKESMAS
SEBERANG PADANG TAHUN 2016

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Persalinan yang ditargetkan pencapiannya 95% ,hanya Kelurahan Seberang
Padang yang sudah mencapai target dan masih ada kelurahan yang belum tercapai targetnya yaitu Kelurahan Alang Laweh,
Ranah dan Belakang Pondok. Jadi secara keseluruhan Persalinan di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.
b. PencapaianNeonatus
GRAFIK 21.
PENCAPAIAN NEONATUS PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Neonatus yang ditargetkan pencapiannya 90 %, Kelurahan yang belum
tercapai targetnya yaitu Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok sedangkan kelurahan Seberang Padang sudah
mencapai target. Jadi secara keseluruhan Neonatus di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

d. Pencapaian Nifas

GRAFIK 22.
PENCAPAIAN KUNJUNGAN NIFAS 1 PUSKESMAS
SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa KF1 yang ditargetkan pencapiannya 95 %, Kelurahan belum tercapai yaitu
Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok, sedangkan kelurahan Seberang Padang sudah mencapai target. Jadi
secara keseluruhan KF1 diPuskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

GRAFIK 23.
PENCAPAIAN KUNJUNGAN NIFAS 2 PUSKESMAS
SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa KF2 yang ditargetkan pencapiannya 95 %, Semua Kelurahan belum tercapai
yaitu Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok maupun kelurahan Seberang Padang. Jadi secara keseluruhan
KF2 di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

GRAFIK 24.
PENCAPAIAN KUNJUNGAN NIFAS 3 PUSKESMAS
SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa KF3 yang ditargetkan pencapiannya 95%, Semua Kelurahan belum tercapai
yaitu Kelurahan Alang Laweh, Ranah dan Belakang Pondok maupun kelurahan Seberang Padang. Jadi secara keseluruhan
KF3 di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.
4.2 PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN ANAK

a. Pencapaian KN I

GRAFIK 25.
PENCAPAIAN KN1 PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa KN yang ditargetkan pencapiannya 90%, Kelurahan Seberang Padang,
Alang Laweh,dan Belakang Pondok belum mencapai target hanya kelurahan Ranah yang sudah mencapai target. Jadi secara
keseluruhan KN di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.
b. Pencapain KN Lengkap

GRAFIK 26.
PENCAPAIAN KN LENGKAP PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa KN Lengkap yang ditargetkan pencapiannya 90%, Pada di Kelurahan
Seberang Padang dan Belakang Pondok belum mencapai target hanya kelurahan Ranah dan Alang Lawas yang sudah
mencapai target. Jadi secara keseluruhan KN Lengkap di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

c. Pencapaian Kunjungan Bayi

GRAFIK. 27
PENCAPAIAN KUNJUNGAN BAYI
PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Kunjungan Bayi yang ditargetkan pencapiannya 95%, Hanya Kelurahan
Belakang Pondok yang Sudah mencapai sementara kelurahan Ranah dan Alang Lawas dan Seberang Padang belum mencapai
target. Jadi secara keseluruhan Kunjungan bayi di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.
d. Pencapaian DDTK Bayi

GRAFIK 28.
PENCAPAIAN DDTK BAYI
PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkangrafik di atasdapatdilihatbahwa Kunjungan Bayi yang ditargetkanpencapiannya 90% ,Hanya Kelurahan
Belakang Pondok yang Sudah mencapai sementara kelurahanRanah dan Alang Lawas dan Seberang Padang belum mencapai
target. Jadisecarakeseluruhan Kunjungan bayi di PuskesmasSeberang Padang belummencapai target.
e. Pencapaian Kunjungan Balita

GRAFIK 29. PENCAPAIAN KUNJUNGAN BALITA


PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat di lihat bahwa Kunjungan Balita yang ditargetkan pencapiannya 90% ,Tidak ada yang
target pada Kelurahan Belakang Pondok, kelurahan Ranah dan Alang Lawas dan Seberang Padang belum mencapai target.
Jadi secara keseluruhan Kunjungan balita di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

f. Pencapaian DDTK Bayi

GRAFIK 30. PENCAPAIAN DDTK BALITA


PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa DDTK Balita yang ditargetkan pencapaiannya 90% ,Tidak ada yang target
paada Kelurahan Belakang Pondok, kelurahan Ranah dan Alang Lawas dan Seberang Padang belum mencapai target. Jadi
secara keseluruhan DDTK Balita di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.
g. Pencapaian Kunjungan APRAS

GRAFIK 31.PENCAPAIAN KUNJUNGAN APRAS


PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Kunjungan Apras yang ditargetkan pencapiannya 90% ,Seberang Padang
dan Kelurahan Belakang Pondok yang Sudah mencapai sementara kelurahan Ranah dan Alang Lawas belum mencapai target.
Jadi secara keseluruhan Kunjungan Apras di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

h. Pencapaian DDTK APRAS


GRAFIK 32. PENCAPAIAN DDTK APRAS
PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
a. Pencapain Neonatus Komplikasi

GRAFIK 33. PENCAPAIAN NEONATUS KOMPLIKASI


PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa Neonatus Komplikasi yang ditargetkan pencapiannya 80%, Tidak ada target
yang tercapai pada Kelurahan Belakang Pondok, kelurahan Ranah dan Alang Lawas dan Seberang Padang belum mencapai
target. Jadi secara keseluruhan Neonatus Komplikasi di Puskesmas Seberang Padang belum mencapai target.

b. Distribusi Kematian Bayi

GRAFIK 34. DISTIBUSIPENYEBAB KEMATIAN BAYI


PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Dari 5 orang Kematian Bayi di wilayah kerja Puskesmas seberang Padang, 3 orang di Kelurahan Seberang
Padang, 2 orang di kelurahan Alang Lawas dan 1 orang di kelurahan Alang Lawas.

b. Keluarga Berencana

Program KB di Puskesmas tidak mencakup semua sasaran Puskesmas Seberang Padang, karena diluar Puskesmas ada beberapa
Pos Keluarga Berencana termasuk Puskesmas Pembantu yang melakukan pelayanan namun tidak terkait secara administrasi
dengan Puskesmas. Data cakupan pelayanan yang ditampilkan dalam laporan ini adalah data yang didapat dari pelayanan
Puskesmas dan data sekunder dari petugas KB lapangan.

Tabel 20. Jumlah Akseptor KB

JUMLAH
NO. JENIS KONTRASEPSI JUMLAH PUS
AKSEPTOR
1. IUD 2126 174
2. IMPLANT 129
3. PIL 175
4. SUNTIK 882
5. MOW 59
6. MOP 16
7. KONDOM 76

Grafik 35 . CAKUPAN PESERTA KB AKTIF PUSKESMAS SEB. PADANG


TAHUN 2016

Grafik 36. CAKUPAN PELAYANAN KB PUSKESMAS SEB. PADANG TAHUN 2016


3.1.5 P2P
a. Imunisasi

Program imunisasi mengalami kendala dalam pelaksanaannya selama tahun 2016. Untuk semua jenis antigen, imunisasi bayi pada
puskesmas mencapai target yang ditentukan namun secara per kelurahan masih belum memuaskan. Untuk cakupan imunisasi TT,
sasarannya bukan hanya ibu hamil tapi juga termasuk Wanita Usia Subur (WUS). Angka Drop Out sebagai patokan manajemen
program berada dalam angka <5%.
Program imunisasi anak sekolah, cakupannya juga sudah mendekati target, dimana untuk campak anak kelas I Sekolah Dasar
mencapai 93,9%, DT untuk anak SD kelas I 80,2% dan Td untuk anak kelas II dan III mencapai 86,8%. Target cakupan yang
ditetapkan adalah 95%. Untuk cakupan perkelurahan, belum ada kelurahan yang mencapai UCI (Universal Child Immunization) bagi
setiap antigen karena walaupun pencapaian imunisasi tinggi namun angka drop out kelurahan juga tinggi dan beberapa kelurahan,
walaupun angka drop out rendah namun angka pencapaian juga rendah Hasil lengkap dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.

Tabel 21. Cakupan Imunisasi Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

N0 INDIKATOR SASARAN % TARGET % CAKUPAN


1 BCG 344 95 87,0
2 HB 0 344 95 77,0
3 DPTHB1 344 95 115,8
4 DPTHB2 344 85 114,6
5 DPTHB3 344 85 106,5
6 POLIO1 344 95 95,9
7 POLI02 344 85 90,2
8 POLIO3 344 85 88,4
9 POLIO4 344 85 92,0
10 CAMPAK 344 85 89,0
11 DO DPTHB-CAMPAK 344 5 23,1
12 DO DPT HB (1-3) 344 5 8,0
13 DO POLIO 1-4 344 5 4,9
16 CAMPAK ANAK 344 100 95,7
SEKOLAH
Grafik 37 : Cakupan imunisasi HB 0 PUSKESMAS SEB. PADANG TAHUN 2016

Grafik 38. CAKUPAN IMUNISASI BCG PUSKESMAS SEB. PADANG TAHUN 2016
Grafik 39. CAKUPAN IMUNISASI POLIO I PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Grafik 40. CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB I PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Grafik 41. CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB2 PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Grafik 42. CAKUPAN IMUNISASI POLIO 4 PUSKESMAS SEBERANG
Grafik 43 : CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Grafik 44. CAKUPAN DO IMUNISASI DPT/HB 1-3 PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016

Grafik 45. CAKUPAN DO IMUNISASI POLIO 1-4 PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016
Grafik 46. CAKUPAN DO IMUNISASI DPT/HB 1 - CAMPAK PUSKESMAS SEBERANG PADANG TAHUN 2016

b. SURVAILANS PENYAKIT MENULAR


1. Campak

Program Surveilans termasuk baru di Puskesmas walaupun sebenarnya kegiatannya dilakukan sejak lama dalam porsi yang
lebih sedikit dan tidak dikoordinir oleh tenaga khusus. Namun 5 tahun terakhir perhatian terhadap survailans agak meningkat seiring
dengan meningkatnya tuntutan terhadap kualitas program.
Beberapa kasus penyakit terutama yang menular membutuhkan kegiatan surveilans dalam penanggulangannya. Temuan kasus yang ada
kemudian dianalisa secara cermat dan dikaitkan dengan program lain yang masih berhubungan.
Parameter yang digunakan dalam menilai program ini adalah kelengkapan dan ketepatan waktu pengiriman laporan mingguan wabah
(W2).

Campak dalam surveilans mendapat perhatian khusus. Untuk semua kasus campak yang dicurigai harus diambil sample darahnya guna
untuk pembuktian kebenaran diagnosa agar didapatkan jumlah kasus campak yang sebenarnya. Untuk kasus campak selama 2016 ditemukan
sebanyak 7 kasus. Pada semua kasus yang ditemukan diberikan vitamin A dengan dosis yang sesuai dengan gejala yang muncul.dari kasus yang
ada masing masing dari pasien tidak mau di periksa darahnya dengan alasan bermacam macam. Ketepatan diagnosa sewaktu pemeriksaan masih
perlu ditingkatkan, karena dalam kelompok umur dibawah lima tahun masih ditemukan kasus campak. Selengkapnya mengenai surveilans
campak dapat dilihat pada grafik grafik dibawah ini.

Tabel 14. Cakupan kasus Campak Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

DALAM WILAYAH LUAR WILAYAH TOTAL

7 ORANG 4 ORANG 11 ORANG

Grafik 47. Distribusi kasus Campak menurut umur di Puskesmas Seberang Padang Tahun2016
1. Program TB

Puskesmas Seberang Padang merupakan Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM) ditingkat kecamatan Padang Selatan. Puskesmas
Rawang dan Pemancungan sebagai Puskesmas satelit mengirimkan sediaan yang akan diperiksa ke Puskesmas Seberang Padang.
Dengan dukungan tiga orang tenaga Labor, sejak bulan Januari telah diperiksa 336 spesimen tersangka Tbc Puskesmas Seberang
Padang dengan 60 diantaranya diantaranya positif. Total pasien Tbc paru yang diobati di Puskesmas Seberang Padang selama tahun
2016 termasuk kasus TB klinis dengan rontgen positif berjumlah 27 orang.
Angka cakupan BTA positif mencapai 9,6 % dari 10 % yang ditargetkan. Sementara konversi belum bisa dinilai sepenuhnya.

Tabel 22. Cakupan Program TB Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

No INDIKATOR Nilai Pencapaian %


1 Proporsi Suspek yang 100 250/270 85

diperiksa Dahaknya
2 Proporsi Penderita BTA + 10 27/25 85

diantara Suspek
3 Proporsi Penderita TB Paru + >65 25/25 86

diantara Semua Penderita TB

Paru tercatat
4 Angka Konversi >80 25/25 100
5 Angka Kesembuhan >80 27/27 100
(pasien 2016)
6 CDR >70 0 0

1. Demam Berdarah Dengue

Seberang Padang bukan merupakan daerah endemik DBD. Namun ada beberapa kasus DBD yang terpantau yang telah menjalani
terapi di rumah sakit. Semua kasus ini kemudian ditindak lanjuti oleh Puskesmas berupa kunjungan rumah untuk penyuluhan, abatisasi
dan pemantauan jentik. Dari DKK juga dilakukan fogging fokus. Selama tahun 2016, ditemukan 10 kasus, tidak ditemukan kasus
kematian karena DBD.
Grafik 48. Distribusi Kasus DBD Puskesmas Seb. Padang Tahun 2016

Selain itu, untuk memantau dan mengurangi kasus DBD, puskesmas melakukan pemantauan jentik dan abatisasi di semua
kelurahan. Kegiatannya berupa pemeriksaan jentik didalam dan diluar rumah masyarakat, pemberian bubuk abate dan penyuluhan
sekaligus. Hasil pemeriksaan jentik dan kejadian kasus DBD dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Tabel 23. Hasil Pemeriksaan Jentik Berkala Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

KELURAHAN BEBAS JENTIK

S. PADANG 71%

A.LAWAS 78%
RANAH 75%

B.PONDOK 75%

JUMLAH 75%

1. Chikungunya

Chikungunya merupakan penyakit yang baru ditemukan pertama kali pada tahun 2009 akhir di Puskesmas Seberang Padang walau
pada tahun sebelumnya ada beberapa kecamatan di kota Padang yang dikenai. Sampai akhir Desember 2016 belum ada laporan kasus
chikunguya dari semua kelurahan di Seberang Padang.

1. Rabies
Selama tahun 2016 ditemukan kasus gigitan hewan penular rabies sebanyak 14 di mana 7 di antaranya di beri VAR, vaksin anti
rabies selalu cukup tersedia di puskesmas seberang padang.

2. Diare
Kasus diare tahun 2016 sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah kasus baru sebanyak 303 dan tak ditemukan
adanya kematian. Semua penderita diberikan oralit. Khusus untuk penderita balita diberikan dispersi zinc tablet sebagai suplemen
untuk mempercepat penyembuhan dan mengurangi kejadian diare berulang pada balita.
3. ISPA

Penyakit ISPA selalu berada pada urutan pertama 10 penyakit terbanyak sepanjang tahun. Tahun 2016 ditemukan kasus ISPA
sebanyak 2.872.
4. Kusta

Kasus sudah beberapa tahun belakang tak ditemukan di Puskesmas Seberang Padang.

5. Malaria

Kasus malaria klinis tidak ditemukan di Puskesmas Seberang Padang selama tahun 2016. Terlalu umumnya gejala malaria
membuat diagnosanya secara klinis agak sulit.

6. Acute Flaccid Poliomyelitis (AFP)

Kasus AFP juga tidak ditemukan pada tahun 2016.

Difteri

Kasus difteri tak ditemukan pada tahun 2016 di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang. Dengan bagusnya cakupan imunisasi
DPT diharapkan kasus ini tak akan muncul lagi dimasa yang akan datang.

2. Hepatitis

Hepatitis klinis tidak ditemukan selama tahun 2016. Bila ada kasus pasien dirujuk ke RS untuk kepastian diagnosa dan ketepatan
pengobatan.
3. Filariasis

Filariasis merupakan penyakit yang akhir-akhir ini dapat perhatian khusus, karena ditemukan beberapa kasus baru yang
sebelumnya tidak ada. Untuk wilayah kerja Puskesmas Seberang padang, tak ditemukan kasus baru yang menjalani terapi selama 3
tahun berturut-turut sehingga program profilaksis filariasis tuntas di tahun 2013 lalu.

3.1.6 PENGOBATAN DAN PENUNJANG

Pengobatan Dasar di Puskesmas Seberang Padang berjalan di Poliklinik Umum, Lansia, Gigi, KIA, Poskeskel dan Puskesmas
Pembantu. Pengobatan ini ditunjang oleh laboratorium dan apotik puskesmas.

a. Pengobatan Umum

Pada tahun 2016 terdata kunjungan rawat jalan di Puskesmas Seberang Padang sebanyak 67.150 orang, 20.520 orang diantara
kunjungan berobat merupakan kunjungan peserta BPJS. Kunjungan umum berjumlah 46.640, yang berarti proporsinya merupakan
bagian terbesar dari seluruh jenis kunjungan Puskesmas yaitu 70%.

Kondisi ini juga mungkin disebabkan oleh karena adanya kebijakan dari Pemko Padang yang membebaskan semua masyarakat
dari semua jenis retribusi pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas. Disamping itu jenis kunjungan berobat menurut status pasien juga
jadi kurang akurat penghitungannya, karena tanpa identitas apapun semua pasien diberi pelayanan gratis. Pasien peserta BPJS punya
kecendrungan kurang disiplin membawa kartu identitas saat berobat.
Semua jenis kunjungan berobat Puskesmas dapat dilihat jumlah dan presentasenya pada tabel dan grafik di bawah ini.

Tabel 24. Distribusi Jenis Kunjungan Berobat Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

No. JENIS KUNJUNGAN JUMLAH PERSENTASE


KUNJUNGAN

1 UMUM 46.640 70%

2 BPJS 20.520 30%

TOTAL 67.160 100%

Sementara itu jumlah kunjungan penyakit terbanyak Puskesmas Seberang Padang untuk kasus baru tetap ditempati oleh kasus
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) yaitu 2967 kasus. Selanjutnya diikuti oleh hipertensi dan penyakit kelamin lainnya.

Tabel 25. 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

No Nama Penyakit / Diagnosis Jumlah Kunjungan

1 ISPA 2.872

2 HIPERTENSI 2270

3 PENYAKIT RADANG SENDI TERMASUK REMATIK 1179

4 GASTRITIS 1050
5 DIABETES MELLITUS 997

6 COMMON COLD 946

7 RONNGA MULUT DAN LIDAH 913

8 KELAINAN REFRAKSI 642

9 PENYAKIT KULIT ALERGI 556

10 PENYAKIT KULIT INFEKSI 635

b. Laboratorium

Selama tahun 2016 di laboratorium Puskesmas Seberang Padang diperiksa sebanyak 2933 spesimen dengan spesimen terbanyak
adalah darah yaitu sebanyak 38%. Ini adalah spesimen khusus yang berasal dari poliklinik Puskesmas. Untuk pemeriksaan sputum,
jumlah ini termasuk rujukan spesimen sputum dari puskesmas Rawang dan Pemancungan karena puskesmas Seberang Padang
merupakan PRM (Puskesmas Rujukan Miskroskopis). Rincian lengkap tentang pemeriksaan spesimen dapat dilihat pada diagram di
bawah ini.

Grafik 49. Pemeriksaan Spesimen Laboratorium Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
c. Pelayanan Klinik Bersalin

Klinik bersalin di Puskesmas Seberang Padang khusus melayani persalinan normal. Pada tahun 2016 pasien umum yang
melakukan persalinan di puskesmas digratiskan pembayarannya oleh pemerintah, Selama 2016 dilayani 77 persalinan di Puskesmas
Seberang Padang.

Tabel 26. Cakupan Pelayanan Persalinan Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

KLINIK BERSALIN
NO. STATUS PASIEN JUMLAH %
1. BPJS 64 83
2. UMUM 13 17
TOTAL 77 100
d. Apotik

Sejak tahun 2009 untuk ketersediaan obat puskesmas sepenuhnya tergantung pada keadaan obat di GFK karena Puskesmas tidak
lagi mengelola dana pembelian obat askes. Pada tahun 2016 Puskesmas sudah mendapatkan dana operasional dari dana JKN namun
pengadaan obat masih belum dilaksanakan karena belum memahami dengan baik mengenai proses pengadaan obat dan ketersediaan
obat dari GFK cukup memadai.

Sama dengan tahun sebelumnya, Parasetamol merupakan obat yang paling banyak digunakan yaitu 41.825 tablet. Ini sesuai dengan
jenis penyakit terbanyak yang dilayani yaitu ISPA.

Selain berdasarkan jenis kasus yang banyak, jumlah pemakaian obat tertentu juga tergantung kepada ketersediaan obat di
puskesmas. Adakalanya dalam suatu kurun waktu, satu jenis obat tak terdapat dalam persediaan, sehingga dipakai obat lain dengan
indikasi yang sama.

Peringkat penggunaan obat di puskesmas Seberang Padang, dapat dilihat pada tabel berikut

Grafik 50. 10 Pemakaian Obat Terbanyak Puskesmas Seber ang Padang Tahun 2016
Antibiotik terbanyak yang digunakan selama tahun 2016 adalah amoksisilin 500mg sebanyak 39.795 kaplet dan cotrimoxazol
480 mg sebanyak 8.598 caplet. sama dengan tahun sebelumnya pemakaian amoksisilin tetap paling banyak. ini lebih disebabkan oleh
jumlah ketersediaan obat di apotik dan kecendrungan seorang tenaga medis memilih jenis obat tertentu. selanjutnya pemakaian
antibiotik terbanyak tahun 2016 di apotik puskesmas seberang padang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 27. Pemakaian Antibiotik Terbanyak Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
NO NAMA OBAT JUMLAH PEMAKAIAN
1 AMOKSISILIN 500 mg 39.795
2 COTRIMOXAZOL 480 mg 8.598
3 METRONIDAZOL 500 mg 2.810
4 COTRIMOXAZOL 960 MG 2.454
5 PHENOXIMETIL PENICILIN 250 MG 1.995
6 CYPROFLOXACIN 500 mg 1.598
7 ERYTROMICIN 250 MG 1.541
8 ERYTROMICIN 500 MG 1.322
9 PHENOXIMETIL PENICILIN 500 MG 1.315
10 LYNCOMICIN 500 mg 957

3.1.7 Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan program termuda dalam program wajib puskesmas, sehingga dalam
pelaksanaannya belum optimal. Namun pada tahun ini berjalan lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Pada program
perkesmas telah dilaksanakan kunjungan kepada 63 Keluarga, dimana setiap keluarga dikunjungi sebanyak 4 kali. Dan
kegiatan ini juga termasuk salah satu kegiatan yang bisa didanai dari BOK.
Tabel 21. Cakupan Kunjungan Perkesmas Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016
III.2. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
III.2.1.LANSIA

Program Lansia berjalan memang belum ideal. Tapi mulai Maret 2012 Puskesmas Seberang Padang sudah
melaksanakan pelayanan khusus lansia yang terpisah dari pelayanan BP umum. BP lansia melayani pasien yang berusia 55
tahun keatas termasuk rujukan ke RS. Kelompok Lansia yang ada di Puskesmas Seberang Padang ada 4 kelompok. Terjadi
peningkatan jumlah posyandu lansia karena dengan adanya dukungan dana dari BPJS, masyarakat sangat antusias untuk
mengikuti posyandu lansia. Kehadiran rata rata lansia setiap kegiatan adalah sekitar 76 orang. Sementara itu 1 kelompok senam
lansia juga aktif setiap minggunya. Untuk cakupan lansia yang dibina baru berkisar 63,6 %. Tabel di bawah memperlihatkan
cakupan program lansia Puskesmas Seberang Padang

Tabel 28. Cakupan Program Lansia Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

NO. INDIKASI PENCAPAIAN


1. JUMLAH LANSIA 4583 orang
2. JUMLAH KELOMPOK LANSIA 4
3. LANSIA YANG DIBINA 2913 orang
4. KEHADIRAN RATA-RATA 76 Orang
III.2.2. KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Kunjungan poli gigi selama tahun 2016 adalah sebanyak 3699 kunjungan yaitu sekitar 12,5% dari jumlah penduduk. Kasus
terbanyak adalah penyakit pulpa dan periapikal.
Kegiatan luar gedung program gigi dan mulut berupa UKGS dan UKGMD yang dilakukan terintegrasi dengan kegiatan program
lain. Selengkapnya cakupan program dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 29. Cakupan Program gigi dan mulut Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Jumlah Kunjungan
Dalam Gedung Luar Gedung Cakupan( % )
Tahun
Baru Lama Baru+Lama UKGS UKGM Pelayanan

2016 1223 928 1.869 100 100 14,5%


TOTAL 4.020

Tabel 30. Kunjungan Terbanyak Poli Gigi Berdasarkan Jenis Kasus Tahun 2016

No PENYAKIT GIGI JUMLAH KASUS

1 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 825

2 Penyakit lain 430

3 Plak Karang Gigi dan Stain 352

4 Ginggivitis dan penyakit periodontal 183

5 Gangguan perkembangan dan erupsi gigi 179

Kegiatan lain dari program gigi adalah UKGS dan UKGMD. Kegiatan UKGS tahun 2016 berupa pemeriksaan gigi disemua
Sekolah Dasar dan Taman Kanak Kanak sejalan dengan skrining rutin tahunan. Kegiatan program gigi selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 31. Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi Puskesmas Seb Padang Th 2016

NO INDIKATOR SASARAN TARGET PENCAPAIAN %

1 UKGMD 23 100 23 100

2 KES GIGI TK 5 100 5 100

3 UKGS 14 100 14 100

UKS Puskesmas Seberang Padang berjalan cukup baik. Selama tahun 2016 semua kegiatan dilaksanakan menurut ketentuan.
Pendataan sekolah dan penjaringan murid dapat terlaksana untuk seluruh sekolah dari tingkat TK sampai SLTP. Rata rata sekolah
belum memenuhi syarat kesehatan dalam hal lingkungan dan sarana sanitasi. Untuk tahun ini sudah dilatih 4 dokter kecil. Sementara
dari kegiatan penjaringan murid sebagian besar murid bermasalah dalam hal gigi.
Tabel 32. Cakupan Program UKS Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

NO INDIKATOR SASARAN TARGET PENCAPAIAN %

1 PENJARINGAN SD 14 100 14 100

2 PENJARINGAN TK 5 100 5 100

3 PENJARINGAN SLTP 4 100 4 100

4 PENJARINGAN SLTA 6 100 6 100


5 PEMBINAAN UKS 14 100 14 100
SD
6 UKGS SD+TK 19 100 19 100

7 PEMBINAAN UKS 2 100 2 100


SLB
8 DOKTER KECIL 6 -100 5 83

III.2.3.USAHA KESEHATAN JIWA

Walau tak ada kunjungan khusus dokter jiwa di Puskesmas Seberang Padang, namun beberapa kasus gangguan jiwa yang datang
dapat diterapi di puskesmas. Berikut ini cakupan kunjungan kasus jiwa baru dan lama pada tahun 2016.

Tabel 33. Kunjungan Penyakit Jiwa di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

Kunjungan Jiwa Jumlah


SCHIZOFRENIA 41
NEUROSA 12
EPILEPSI 8
GANGGUAN LAIN 1
TOTAL 62

III.2.4.USAHA KESEHATAN MATA

Puskesmas Seberang Padang juga tidak dikunjungi dokter mata. Tapi dari kunjungan puskesmas yang ada dapat didata beberapa
kasus mata sebagai berikut:
Tabel 34. Kunjungan Penyakit Mata di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

No. Diagnosis Jumlah Kasus


1. Kelainan refraksi 642
2. Katarak 87
3. Glaukoma 8
Jumlah kasus 737

III.2.5.KLINIK INFEKSI MENULAR SEKSUAL DAN VCT

Klinik IMS merupakan program baru di Puskesmas Seberang Padang, juga merupakan program Puskesmas Seberang Padang.
Klinik ini baru dibentuk di penghujung tahun 2010 dengan dukungan dana dari Global Fund AIDS. Kegiatannya sebenarnya sudah
dimulai sejak bulan oktober 2010, namun mulai intensif sejak Desember 2010, setelah 4 orang petugas mendapat pelatihan khusus
tentang penatalaksanaan IMS. Berbagai kebutuhan alat dan obat obatan sudah hampir lengkap.
Adanya layanan lengkap dalam satu ruangan, prosedur yang praktis, terpisah dari layanan umum dan tanpa biaya diharapkan
menjadi daya tarik sasaran umtuk memanfaatkan layanan klinik ini. Sasaran klinik ini adalah kelompok beresiko tinggi tertular IMS
seperti LSL, wanita pekerja seks, waria dan lain-lain dan kelompok beresiko rendah seperti remaja dan ibu rumah tangga.

Selama tahun 2016 jumlah kunjungan layanan IMS sebanyak 2638 orang. Kasus terbanyak adalah servisitis dengan jumlah 205
kasus, selain itu juga ditemukan pasien dengan duh tubuh uretra, servisitis, uretritis, kandidiasis dan lain-lain.

Tabel 35. Distribusi Pasien IMS Berdasarkan Faktor Resiko Di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

NO. FAKTOR RESIKO JMLAH KUNJUNGAN PERSENTASE


1. PASANGAN RESTI 698 26.5
2. LSL 155 5.8
3. WPS 109 4.1
4. PELANGGAN PS 246 9.3
5. WARIA 15 0.55
6. WBP 2 -
7. IDU 8 0.3
8. PPS 1 -
9. LL 1404 53
JUMLAH 2638 100

Tabel. 36. Distribusi kasus IMS di Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

NO. JENIS KASUS JUMLAH %


1. SERVISITIS 205 11.4
2. DUH TUBUH VAGINA 840 46.8
3. URETRITIS NON GO 134 7.5
4. URETRITIS SUSPEK GO 132 7.4
5. KANDIDIASIS 135 7.5
6. DUH TUBUH URETRA 145 8.1
7. ULKUS GENITAL 47 2.7
8. TUMBUHAN GENITAL 48 2.7
9. SIFILIS 13 0.7
10. PENYAKIT RADANG PANGGUL 1 -
11. HERPES GENITAL 1 -
12. TRIKOMONIASIS 2 -
13. LL/ BAKTERIAL VAGINOSIS 94 5.2
JUMLAH 1797 100

Tabel 37. Kunjungan Klinik VCT Puskesmas Seberang Padang Tahun 2016

NO. BULAN CAKUPAN KONSELING DAN REAKTIF


TEST HIV

1. JANUARI 230 0
2. FEBRUARI 189 0
3. MARET 84 2
4. APRIL 169 2
5. MEI 100 10
6. JUNI 98 2
7. JULI 76 4
8. AGUSTUS 193 6
9. SEPTEMBER 267 0
10. OKTOBER 457 1
11. NOVEMBER 178 2
12. DESEMBER 426 1

JUMLAH 2467 30
4.2 Pembahasan
4.3.1 Idenrifikasi Masalah
Tabel 4.39
Identifikasi Masalah di Puskesmas Ulak KarangTahun 2015

No. PROGRAM KEGIATAN


1. Program Promosi A. Rendahnya pencapaian PHBS Rumah
Kesehatan Tangga

2. Program Kesehatan B. Rendahnya pencapaian DAMIU


Lingkungan P= 58,3% T= 100%
3. Program KIA/KB C. Cakupan K1 belum mencapai target
P= 98,5% T= 100%
4. Program Perbaikan Gizi D. Rendahnya pencapaian D/S
P= 60,8% T= 85%
5. Program P2M E. Terdapat kasus TB sebanyak 138 kasus
dan pencapaian CDR masih 45,2% dari
target >70%
6. Pengobatan Dasar F. Meningkatnya angka pasien rujuk dari
target 15% menjadi 25%
7. Perkesmas G. Kurangnya persediaan kendaraan khusus
di Puskesmas

4.2.2 Prioritas Masalah


Untuk memprioritaskan masalah diatas, maka digunakan metode scoring
secara USG. Agar mempermudah dalam melakukan prioritas masalah maka tidak
semua masalah diatas akan diprioritaskan. Setelah melakukan diskusi kelompok
bersama pembimbing lapangan maka diambilah 5 masalah untuk diprioritaskan
sebagai berikut:
A : Rendahnya pencapaian K1
B : Rendahnya pencapaian D/S
C : Angka CDR TB paru belum mencapai target
D : Rendahnya pencapaian PHBS
E : Rendahnya pencapaian DAMIU
Tabel 4.40
Matriks USG Prioritas Pemecahan Masalah

Masalah yang dibandingkan U S G


A: B B A B
A: C C C A
A: D D D A
A: E E A E
B:C B C B
B:D B D D
B:E E E B
C:D D C C
C:E C E C
D:E E E D

Tabel 4.41
Hasil USG Prioritas Pemecahan Masalah

Masalah U S G Total Skor Rank


A 0 2 3 5 IV
B 2 1 4 6 III
C 3 3 2 8 I
D 1 2 1 4 V
E 3 3 1 7 II
Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah dengan menggunakan
metode USG, didapatkan masalah dengan urutan pertama yaitu rendahnya CDR
TB Paru menjadi masalah yang perlu di atasi dalam waktu dekat di Puskesmas
Ulak Karang tahun 2015 dengan skor total 8.
4.3.3 Penyebab Masalah
DIAGRAM FISH BONE PENYEBAB RENDAHNYA CAKUPAN CDR TB PARU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS ULAK KARANG TAHUN 2015

DANA MANUSIA

Anggaran untuk Pengetahuan Kurangnya kesadaran


pemeriksaan labor kurang masyarakat tentang TB masyarakat untuk datang
paru masih kurang ke fasilitas kesehatan
Anggaran untuk transpor Pasien malu dalam
petugas tidak mencukupi memberikan dahak Angka CDR TB
untuk diperiksa Paru hanya 45,2%
dari target 70% di
Penyuluhan TB Paru wilayah kerja
Masih banyak rumah yang Puskesmas Ulak
belum maksimal tidak sehat Karang tahun 2015
Kurangnya dukungan Masih banyak masyarakat
dari masyarakat maupun yang tidak ber PHBS
lintas sektor

METODE LINGKUNGAN
4.3.4 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk meningkatkan angka CDR
TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang Tahun 2016

4.3.5 Alternatif Pemecahan Masalah


Tabel 4.43
Alternatif pemecahan masalah rendahnya capaian CDR Tb paru di Wilayah Kerja
Puskesmas Ulak Karang tahun 2015
Rumusan Faktor Penyebab Rumusan Penyebab Pemecahan
No.
Masalah Masalah Masalah Masalah
1. Pencapaian DANA
CDR atau 1. Anggaran untuk Banyak suspek TB Mengusulkan
penemuan pemeriksaan Paru yang akan penambahan dana
kasus TB Paru labor kurang diperiksa untuk
sebesar 45,2% sputumnya pemeriksaan labor
2. Anggaran untuk Banyaknya rumah Mengusulkan
dari target
transpor petugas pasien yang akan penambahan
>70% di
tidak mencukupi dikunjungi anggaran untuk
Wilayah Kerja
transpor petugas
Puskesmas
MANUSIA
Ulak Karang
1. Pengetahuan Kurangnya Meningkatkan
tahun 2015
masyarakat penyuluhan yang penyuluhan
tentang TB Paru diberikan kepada mengenai TB
masih kurang masyarakat Paru baik di
mengenai TB Paru dalam maupun
diluar gedung
2. Pasien malu Pasien takut kalau Melakukan
dalam identitasnya advokasi terhadap
memberikan terpublikasi masyarakat atau
sputum untuk pasien
diperiksa
3. Kurangnya Kepercayaan Melakukan
kesadaran masyarakat untuk advokasi ke
masyarakat untuk berobat ke masyarakat untuk
berobat ke pengobatan mau berobat ke
fasilitas alternatif fasilitas kesehatan
kesehatan

METODA
1. Penyuluhan TB a. Kesibukan Peninjauan
Paru belum petugas terhadap kembali fungsi
berjalan optimal tugas didalam dan tanggung
gedung jawab masing-
masing petugas

b. Masyarakat Melakukan
kurang advokasi ke pada
berpartisipasi masyarakat

2. Kurangnya kerja Kurangnya Melakukan


sama masyarakat pendekatan dari pertemuan
dan lintas sektor petugas puskesmas berkala dengan
dengan pihak lintas sektor atau
kelurahan dan masyarakat
masyarakat
LINGKUNGAN
1. Masih banyak Tingkat kepedulian Memfokuskan
kondisi rumah masyarakat dengan pemeriksaan pada
yang tidak sehat kesehatan masih rumah yang tidak
kurang sehat
2. Masih banyak Masyarakat yang Meningkatkan
masyarakat yang acuh terhadap penyuluhan
tidak melakukan lingkungan tentang PHBS
PHBS
Dari tabel diatas dapat disimpulkan beberapa alternatif pemecahan
masalah untuk meningkatkan angka CDR Tb Paru di wilayah kerja Puskesmas
Ulak Karang adalah sebagai berikut:
a. Mengusulkan penambahan anggaran untuk pemeriksaan labor dan
transpor petugas
b. Meningkatkan penyuluhan TB Paru
c. Melakukan advokasi kepada masyarakat atau pasien TB paru
d. Peninjauan kembali fungsi dan tanggung jawab masing-masing
petugas
e. Melakukan pertemuan berkala lintas sektor
f. Memfokuskan pemeriksaan pada rumah tidak sehat
g. Meningkatkan penyuluhan PHBS

4.3.6 Prioritas Pemecahan Masalah


Penetapan prioritas pemecahan masalah dilakukan dengan metode
efevtivitas efisiensi.
Tabel 4.44
Prioritas Pemecahan Masalah
EFEKTIFITAS EFISIE
SKO PRIOR
NO ALTERNATIF NSI
M I V R ITAS
(C)
1 Mengusulkan penambahan 2 4 3 3 8 IV
anggaran untuk
pemeriksaan labor dan
transpor petugas
2 Meningkatkan penyuluhan 4 5 4 3 26,6 I
TB Paru baik didalam
maupun diluar gedung
3 Melakukan advokasi 4 4 3 2 24 II
kepada masyarakat atau
pasien TB paru
4 Peninjauan kembali fungsi 2 3 2 4 3 VII
dan tanggung jawab
masing-masing petugas

5 Melakukan pertemuan 2 4 3 4 6 VI
berkala lintas sektor
6 Memfokuskan pemeriksaan 3 3 4 2 18 III
pada rumah tidak sehat
7 Meningkatkan penyuluhan 3 2 3 2 6 V
PHBS
Dari tabel penetapan prioritas masalah diatas didapatlah pemecahan
masalah yang tepat untuk meningkatkan angka CDR TB Paru di wilayah kerja
Puskesmas Ulak Karang adalah dengan meningkatkan penyuluhan mengenai TB
Paru baik didalam maupun diluar gedung.
4.3.7 Plan Of Action
Tabel 4.45
Plan Of Action Penyuluhan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang Rahun 2015
Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Tempat Metode Tolak Ukur
1. Persiapan Membahas Kepala Minggu Pemegang Aula Presentasi, Ditentukannya
Rapat antara mengenai puskesmas, ke-4 program Puskesmas Diskusi/ jadwal
kepala puskesmas jadwal, tujuan pemegang bulan P2M Ulak tanya penyuluhan
dan beberapa dan seberapa program Februari Karang jawab serta
pemegang program besar manfaat P2M dan narasumber
yang terkait dari program pemberi
penyuluhan TB diadakannnya promkes penyuluh
Paru yang akan penyuluhan TB
diberikan kepada Paru
masyarakat

2. Pelaksanaan
Penyuluhan TB
Meningkatkan Seluruh Minggu Pemegang Aula Masyarakat
Paru baik didalam
pengetahuan masyarakat ke-1 program Puskesmas lebih paham
maupun diluar
dan pemahaman wilayah bulan promkes dengan TB
gedung
masyarakat kerja Maret Paru dan
mengenai TB Puskesmas meningkatkan
Paru Ulak kesadaran
Karang, pasien TB Paru
terutama untuk berobat
untuk pasien
TB Paru

4.3.6 Monitoring dan Evaluasi


Tabel 4.46
Monitoring dan Evaluasi Terhadap Penyuluhan TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Ulak Karang
Presentase
Kegiatan Input Proses Output Outcome impact Realisasi
%
Evaluasi - Kepala Memberikan Terlaksananya Meningkatnya Meningkatkan
penyuluhan puskesmas penyuluhan penyuluhan TB pengetahuan dan angka CDR
TB Paru di - Pemegang secara berkala Paru dan pemahaman TB Paru di
wilayah program P2M, kepada besarnya masyarakat atau wilayah kerja
kerja program masyarakat cakupan pasien TB Paru Puskesmas
puskesmas promoasi maupun pasien masyarakat atau Ulak Karang
Ulak kesehatan TB Paru pasien TB Paru tahun 2016
- laptop,infoku,
Karang yang disuluh
leaflet,
spanduk,
poster, papan
timbal balik

Anda mungkin juga menyukai