Anda di halaman 1dari 3

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Pernikahan

Pernikahan Usia Pernikahan Usia


Cukup Dini

Dampak Pernikahan Usia Faktor yang


Dini : Mempengaruhi
1.
2. Dampak
DampakFisik dan
Psikologi Pernikahan Usia Dini :
Biologis 1. Pendidikan
2. 2. Pengetahuan
3. Sosial Ekonomi

Psikologi Pernikahan Usia Psikologi Pernikahan Usia Dini:


Cukup
1. Keceemasan
2. Stres
3. Peran Ganda
4. Perceraian

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual


Perbandingan Psikologi Wanita Yang Melakukan Pernikahan Usia Dini Dengan
Wanita Yang Melakukan Pernikahan Usia Cukup

Pernikahan menurut UU pasal 1 merupakan sebuah ikatan lahir

batin antara laki-laki dan perempuan sebagai suami istri dengan


tujuan membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa ( Tihami, 2014 dalam

Santoso, 2016). Berdasarkan umur pernikahan dibedakan menjadi

dua yaitu pernikahan dini dan pernikahan cukup usia. Pernikahan

cukup usia merupakan pernikahan yang dilakukan oleh pasangan

yang umurnya sesuai yang telah di tentukan oleh UU. Di dalam

Undang-undang No 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab 2 pasal

7 ayat 1 yaitu: Batas pernikahan hanya diijinkan jika pihak laki-laki

sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai

umur diatas 16 tahun. Dalam pernikahan sendiri terdapat rukun

dan syarat pernikahan, diantaranya rukun nikah yaitu; 1. Adanya

calon suami dan istri, 2. Adanya ijab dan qabul, 3. Adanya wali

nikah, 4. Terdapat dua orang saksi pernikahan. Sedangkan

menurut UU No.1 tahun 1974 tercantum syarat pernikahan yaitu;

1. Pernikahan dilakukan harus menurut hukum agama, 2.

Pernikahan dicatat menurut peraturan perundang-undangan, 3.

Pernikahan disetujui kedua calon mempelai, 4. Sebelum melakukan

pernikahan pasangan yang belum mencapai umur 21 tahun harus

mendapat izin dari orangtua. Dalam pernikahan terdapat enam

fungsi penting yaitu; 1. Menumbuhkan cinta serta kasih sayang, 2.

Menyediakan rasa aman dan penerimaan, 3. Memberikan kepuasan

dan tujuan, 4. Menjamin kebersamaan secara terus menerus, 5.

Menyediakan status sosial serta dan kesempatan dalam

bersosialisasi, 6. Memberikan pengawasan dan pembelajaran

tentang kebenaran. Pernikahan dini sendiri didefinisikan sebagai


pernikahan yang dilakukan pasangan dibawah usia 18 tahun,

sebelum perempuan secara fisik, fisiologis, dan psikologis siap

memikul tanggung jawab perkawinan dan mengasuh anak (Thapah

dan Achmad, 2001 dalam Jmilah, 2014). Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pernikahan dini yaitu; 1. Faktor pendidikan, 2.

Faktor pengetahuan, 3. Faktor sosial ekonomi, dan 4. Faktor

budaya. Pernikahan dini juga mempunyai dampak diantaranya; 1.

Dampak fisik atau biologis, 2. Dampak Psikologis, 3. Dampak sosial,

4. Dampak ekonomi dan 5. Dampak tingginya angka perceraian.

Sehingga dari beberapa faktor penyebab dan dampak tersebut

psikologi wanita yang menikah dini cenderung belum siap

menjalani kehidupan berumah tangga dibandingkan dengan wanita

yang menikah pada usia cukup atau usia yang sudah matang.

3.2 Hipotesis
Berdasarkan penjelasan yang telah ditulis maka penulis
menarik sebuah hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

Hı: Ada perbandingan psikologi wanita yang melakukan pernikahan


dini dan psikologi wanita yang melakukan pernikahan cukup usia.

Anda mungkin juga menyukai