Dosen Pengampu:
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“MAKALAH ASUHAN KEPERAWAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER”
Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa
kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan. Kami mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
1. Dosen mata kuliah keperawatan keluarga Bagus Sholeh Apriyanto S.Kep., Ns, M.Kep
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian proposal
makalah ini.
2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik
moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan.
3. Serta rekan – rekan kelompok 2 yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
makalah ini.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun
pembahasan dalam makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kekurangan- kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kediri, 06 November2022
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................................ii
Daftar isi..............................................................................................................................iii
A. Konsep Keluarga.........................................................................................................7
2.1 Definisi.........................................................................................................................7
3
2.15 Pathway......................................................................................................................18
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
7. Bagaimanakah penatalaksanaan PJK ?
8. Apakah pemeriksaan penunjang PJK ?
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
1. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan Keluarga
2. Tujujan Khusus
1. Mengetahui pengertian PJK
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga
2.1 Definisi
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan
istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan
menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki
hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi
dukungan yang disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart, 2014).
Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan upaya
yang umum,meningkatkan perkembangan fisik mental,emosional dan social dari tiap
anggota keluarga (Harnilawati, 2013).
Menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. Keluarga adalah dua
atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).
7
d. Fungsi Ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomi dan
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan.
e. Fungsi Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian,tempat tinggal, perawatan kesehatan
(Harnilawati, 2013).
8
2.4 Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif
4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
1) Karakteristik pengirim :
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima :
a) Siap mendengarkan.
b) Memberi umpan balik.
c) Melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak, dan sebagainya. Tetapi
kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah
berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
9
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
10
Infark miocard akut yaitu jaringan otot jantung yang mati karena kekurangan
oksigen dalam darah dalam beberapa waktu. Keluhan yang dirasakan nyeri dada,
seperti tertekan, tampak pucat berkeringat dan dingin, mual, muntah, sesak,
pusing, serta pingsan (Notoatmodjo, 2007:304).
11
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat dihindari. Pada perempuan,
menopause merupakan salah satu faktor risiko yang tidak bisa dihindari. Karena
perubahan hormon pada usia menopause menambah risiko penyakit jantung koroner.
3. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga memiliki riwayat serangan penyakit jantung, akan menambah
risiko terserang penyakit yang sama (Kurniadi dan Nurrahmani, 2014).
4. Geografis
Geografis merupakan risiko Penyakit Jantung Koroner pada orang Jepang masih
tetap merupakan salah satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi, ternyata risiko
Penyakit Jantung Koroner yang meningkat pada orang Jepang yang melakukan
imigrasi ke Hawai dan California. Hal ini menunjukkan faktor lingkungan lebih besar
pengaruhnya daripada genetik.
5. Ras
Ras merupakan perbedaan risiko Penyakit Jantung Koroner antara ras didapatkan
sangat menyolok, walaupun bercampur baur dengan faktor geografis, sosial dan
ekonomi. Di Amerika Serikat perbedaan ras antara ras caucasia dengan non caucasia
(tidak termasuk Negro) didapatkan risiko Penyakit Jantung Koroner pada non
caucasia kira-kira separuhnya (Ghayoeh, 2009).
2.10 Gejala Penyakit Jantung Koroner
Berikut ini adalah gejala-gejala Penyakit Jantung Koroner :
a. Angina Pectoris yaitu rasa nyeri dada dan sesak napas yang disebabkan gangguan
suplai oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan otot jantung. Sakit angina yang khas
itu adalah sesak napas di tengah dada yang bisa menyebar sampai leher dan rahang,
pundak kiri atau kanan, lengan, dan bahkan sampai punggung. Keadaan ini terutama
terjadi pada saat latihan fisik atau adanya stres. Angina merupakan sebuah tanda
(simptom) bahwa terdapat penyempitan urat nadi koroner yang mengakibatkan suplai
darah tidak cukup ke otot jantung pada waktu terjadi upaya ekstra. Tetapi tidak
semua nyeri selalu disebabkan oleh angina, mungkin oleh penyakit yang disebut
cardiac neurosis.
b. Angina Pectoris tidak stabil yaitu bila nyeri timbul untuk pertama kali, sakit dada
yang tiba-tiba terasa pada waktu istirahat atau terjadi lebih berat secara mendadak
atau bila angina pectoris sudah ada sebelumnya namun menjadi lebih berat. Biasanya
12
dicetuskan oleh faktor yang lebih ringan dibanding sebelumnya. Keadaan ini harus
diwaspadai karena bisa berlanjut menjadi berat, bahkan menjadi infark miokard.
c. Bentuk lain Angina (Infark Miokard) yaitu kerusakan otot jantung akibat blokade
arteri koroner yang terjadi secara total dan mendadak. Biasanya terjadi akibat ruptur
plak aterosklerosis di dalam arteri koroner. Secara klinis ditandai dengan nyeri dada
seperti pada angina pectoris, namun lebih berat dan berlangsung lebih lama sampai
beberapa jam. Tidak seperti angina pectoris yang dicetuskan oleh latihan dan dapat
hilang dengan pemakaian obat nitrat di bawah lidah, pada infark miokard biasanya
terjadi tanpa dicetuskan oleh latihan dan tidak hilang dengan pemakaian nitrat.
Biasanya disertai komplikasi seperti : gangguan irama jantung, renjatan jantung
(syok kardiogenik), gagal jantung kiri, bahkan kematian mendadak (sudden death)
(Sudoyo, et all, 2011).
d. Sindrom koroner akut yaitu spektrum klinis yang terjadi mulai dari angina pektoris
tidak stabil sampai terjadi infark miokard akut.
e. Mudah lelah
Jika jantung tidak efektif memompa darah maka aliran darah ke otot selama
melakukan aktivitas akan berkurang sehingga menyebabkan penderita merasa elah
dan lemah.
f. Pusing dan pingsan
Penurunan aliran darah karena denyut jantung atau irama jantung yang abnormal atau
karena kemampuan memompa darah sangat buruk, bisa menyebabkan pusing dan
pingsan. Emosi atau nyeri kuat yang mengaktifkan sistem saraf juga bisa
menyebabkan pingsan. Namun, tidak semua pingsan merupakan gejala penyakit
jantung. Jadi harus diperhatikan pula gejala-gejala lain yang menyertainya (Suiraoka,
2012).
13
c. Gejala tipikal berupa iskemia miokardium (sesak napas, mual, dan lemah)
d. Infark miokardium
e. Distrimia, kematian mendadak
14
meliputi :
1. Pengobatan farmakologi:
a. Nitrat
Nitrat termasuk nitrogliserin dan preparat nitrat kerja lama, digunakan untuk
mengatasi serangan angina dan mencegah angina. Karena nitrat mengurangi kerja
miokardium dan kebutuhan oksigen melalui dilatasi vena dan arteri yang pada
akhirnya mengurangi preload dan afterload. Selain itu juga dapat memperbaiki suplai
oksigen miokardium dengan mendilatasi pembuluh darah kolateral dan mengurangi
stenosis.
b. Aspirin
Aspirin dosis rendah (80 hingga 325 mg/hari) seringkali diprogramkan untuk
mengurangi risiko agregasi trombosit dan pembenukan trombus.
c. Penyekat beta (bloker)
Obat ini menghambat efek perangsang jantung norepinefrin dan epinefrin, mencegah
serangan angina dengan menurunkan frekuensi jantung, kontraktilitas miokardium,
dan tekanan darah sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miokardium.
d. Antagonis kalsium
Obat ini mengurangi kebutuhan oksigen miokardium dan meningkatkan suplai darah
dan oksigen miokardium. Selain itu juga merupakan vasodilator koroner kuat, secara
efektif meningkatkan suplai oksigen.
e. Anti kolestrol
Statin dapat menurunkan resiko komplikasi aterosklerosis sebesar 30% yang terjadi
pada pasien angina. Statin juga dapat berperan sebagai anti trombotik , anti
inflamasi,dll.
2. Revaskularisasi miokardium
Aliran darah yang menuju miokardium setelah suatu lesi arterosklerotis pada arteri
koroner bisa diperbaiki dengan operasi untuk mengalihkan aliran dan bagian yang
tersumbat dengan suatu cangkok pintas atau dengan cara meningkatkan aliran di dalam
pembuluh yang mengalami sakit melalui pemisahan mekanik serta kompresi atau
pemakaian obat yang dapat merilisiskan lesi. Cangkok pintas ini disebut dengan
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Pembedahan untuk penyakit jantung koroner
melibatkan pembukaan vena atau arteri untuk menciptakan sambungan antara
aorta dan arteri koroner melewati obstruksi. Kemudian memungkinkan darah untuk
mengaliri bagian iskemik jantung.
15
Balon arteri koroner merupakan suatu teknik untuk membuka daerah sempit di
dalam lumen arteri coroner menggunakan sebuah balon halus yang dirancang khusus.
Apabila pada katerisasi jantung ditemukan adanya penyempitan yang cukup signifikan
misalnya sekitar 80%, maka dokter jantung biasanya menawarkan dilakukannya
balonisasi dan pemasangan stent. Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty
(PTCA) merupakan istilah dari balon arteri koroner yang digunakan para kedokteran
(Nurhidayat S,2011).
3. Non Farmakologi
a. Memodifikasi pola hidup yang sehat dengan cara olahraga ringan
16
2.15 Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung Koroner
1. Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan LDL (≥ 130 mg/dL), HDL (pria ≤ 40 mg/dL, wanita ≤ 50
mg/dL), kolesterol total (≥ 200 mg/dL), dan trigliserida (≥ 150 mg/dL), CK (pria ≥ 5-
35 Ug/ml, wanita ≥5-25 Ug/ml), CKMB (≥ 10 U/L), troponin (≥ 0,16 Ug/L), SGPT
(pria ≥ 42 U/L, wanita 32 U/L), SGOT (pria ≥ 37 U/L, Wanita ≥ 31 U/L).
2. Elektrokardiogram (EKG)
Pada hasil pemeriksaan EKG untuk penyakit jantung koroner yaitu
terjadinya perubahan segmen ST yang diakibatkan oleh plak aterosklerosis maka
memicu terjadinya repolarisasi dini pada daerah yang terkena infark atau iskemik. Hal
tersebut mengakibatkan oklusi arteri koroner yang mengambarkan ST elevasi pada
jantung sehingga disebut STEMI. Penurunan oksigen di jaringan jantung juga
menghasilkan perubahan EKG termasuk depresi segmen ST. Dimana gelombang T
menggalami peningkatan, dan amplitudo gelombang ST atau T yang menyamai atau
melebihi amplitude gelombang QRS (Sari, 2019).
3. Foto rontgen dada
17
Foto rontgen dada dapat melihatada tidaknya pembesaran
(kardiomegali ), menilai ukuran jantung dan dapat meliat gambaran paru. Yang tidak
dapat dilihat adalah kelainan pada koroner. Dari ukuran jantung yang terlihat pada
foto rontgen dapat digunakan untuk penilaian seorang apakah sudah mengalami PJK
lanjut.
4. Echocardiography
Untuk mengambil gambar dari jantung memerlukanpemeriksaan scanner
menggunakan pancaran suara. Untuk melihat jantung berkontraksi serta melihat
bagian area mana saja yang berkontraksi lemah akibat suplai darahnya berhenti
(sumbatan arteri koroner)
5. Katerisasi Jantung
Katerisasi Jantung Pemeriksaan katerisasi jantung dilakukan dengam
memasukan semacam selang seukuran lidi yang disebut kateter. Selang ini langsung
dimasukkan ke pembuluh nadi (arteri). Kemudian cairan kontras disuntikan sehingga
akan mengisi pembuluh koroner. Kemudian dapat dilihat adanya penyempitan atau
bahkan penyumbatan.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Kasus
Seorang laki-laki bernama Tn. O berusia 54 tahun dibawa keuarganya kerumah sakit
dengan keluhan ahir-ahir ini sering merasa lelah, lemah dan merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas sehingga tidak bisa melakukan aktivitas banyak dirumah. Keluarga mengatakan
18
ia menderita penyakit jantung koroner dan lima hari yang lalu masuk rumah sakit. Tn. O
mengeluh ahir-ahir ini sering merasa lelah, lemah dan merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas sehingga tidak bisa melakukan aktivitas banyak dirumah. Setelah perawat
melakukan intervensi didapatkan tanda-tanda vital Tanda-tanda vital TD :170/110 mmHg,
RR : 24x/menit, N : 120x/menit, S : 36,50C.
b. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Tn. O L 54 Ayah Wiraswasta SMA
2. Ny. U P 48 Ibu IRT SMA
3. An. M P 25 Anak Guru S1
4. An. A L 19 Anak Mahasiswa SMA
c. Genogram
19
d. Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga : Keluarga Tn. C termasuk tipe keluarga Nuclear familly
(keluarga inti) yaitu terdiri dari Tn. O (KK), Ny. U (Istri). An. M (Anak), dan An. A
(Anak)
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Keluarga Tn. C tidak memiliki masalah
dalam tipe keluarga tersebut.
Imunisasi
Keadaan (BCG/Polio/D Masalah Tindakan yang
No Nama Umur BB
Kesehatan PT/HB/Camp kesehatan telah dilakukan
ak)
Sehat Asam
2. Ny. U 48 th 50 √ Mengurangi
lambung
asupan garam
dan pedas
Sehat
3. An. M 25 th 55 √
Sehat
4. An. A 19 th 52 √
a. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Dalam keluarga jika ada yang sakit
maka akan segera membeli obat di apotik atau segera di bawa ke puskesmas terdekat.
b. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga ini melaksanakan
sholat 5 waktu
20
c. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. O dan Ny. U
b) Penghasilan : Kurang dari Rp. 4.000.000,-/bulan
c) Upaya lain : -
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : Televisi, Kulkas, Sepeda
Motor
a) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Kurang dari Rp. 3.000.000,-/bulan
d. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Tn. O mengatakan ia dan keluarga biasanya menikmati
sarana hiburan dirumah yaitu menonton televisi bersama.
21
juga pendatang dari tulungagung dan sekitarnya. Mayoritas mata pencaharian
tetangga sekitar rumah Tn. O adalah pedagang, pegawai swasta, guru, dan wirausaha.
Fasilitas umum yang terdapat dilingkungan Tn. O yaitu apotek, puskesmas, rumah
sakit, posyandu dan musolla.
b) Aturan/kesepakatan : sosialisasi Tn. O dan keluarga sangat baik, karena saling
berinteraksi dengan tetangga
d) Budaya : saling membantu dan ikut gotong royong
c. Mobilitas Geografis Keluarga : Tn. O dan anak- anak penduduk asli sedangkan Ny. U
adalah penduduk asli jawa. Tn. O mengatakan sudah tinggal dirumahnya yang
sekarang selama ± 37 tahun.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny. U mengatakan satu bulan sekali ada acara arisan bersama tetangga
e. Sistem Pendukung Keluarga : Tn. O mengatakan semua anggota keluarga mempunyai
kartu jaminan kesehatan yaitu BPJS.
V. FUNGSI KELUARGA
d) Keterangan lain : Tidak ada
e. Fungsi ekonomi
22
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn. O mengatakan dalam keluarga
sumber penghasilan berasal dari usaha yang sedang ia dan istri tekuni saat ini
dan juga pemberian anak pertama yang sudah bekerja setiap satu bulan sekali.
23
No. Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. O 54 L SMA Wiraswasta
An. A : Normal (RR : 20x/menit), irama pernapasan reguler, suara napas vesikuler,
Tn. O : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,
Ny. U : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,
An. M : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,
An. A : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,
h. Sistem Persyarafan
e. Sistem Muskuloskeletal
24
2. Ny. U Ekstremitas atas dan bawah
tampak normal, tidak ada oedem 5 5
5 5
ANALISA DATA
25
penglihatan berkurang
2. DS : Perubahan Situasi Manajemen
- Keluarga Tn. O kurang Kesehatan Keluarga
Tidak Efektif
memahami masalah kesehatan Kompleksitas
terutama tentang penyakit program
jantung koroner (PJK). perawatan/pengobatan
- Keluarga Tn. O mengetahui
tentang masalah kesehatannya, Kurang memahami
namun belum mengetahui masalah kesehatan
sepenuhnya mengenai tanda
gejala penyakit dan cara keluarga tidak mampu
mengatasinya. memenuhi atau
- Keluarga tidak tahu cara memulihkan
melakukan aktivitas yang tepat kesehatan
untuk mengatasi masalah
kesehatan yang diderita. Manajemen kesehatan
- Setelah pulang ketika dirawat di keluarga tidak efektif
rumah sakit, keluarga klien susah
menjalankan perawatan yang
diterapkan
DO :
- Gejala penyakit Tn. O kambuh
- Aktivitas keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan
tidak tepat.
- Klien merasa gelisah dan tidak
berdaya karena efek penyakit dan
terjadi perubahan pada aktivitas
sehari-hari.
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
26
1. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen d.d
kelelahan, frekuensi jantung meningkat, tekanan darah meningkat, sianosis, merasa
lemah dan dyspnea
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b.d kompleksitas program
kesehatan/pengobatan d.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah PJK yang
terjadi pada anggota keluarga.
27
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Diagnos Total
a Kep
Sifat masalah : 1/3x1=1/ Keluarga Tn. O tidak
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 3 mampu mengenal
Ancaman kesehatan 2
masalah kesehatan yang
Keadaan sejahtera 1
muncul
Kemungkinan masalah dapat 1/2x2=1 Kurangnya perhatian
diubah : 2 2 keluarga dimana keluarga
Skala : Mudah 1
membawa Tn. O ke
Sebagian 0
Tidak dapat puskesmas atau rumah
sakit ketika penyakitnya
sudah parah.
Potensial masalah untuk dicegah 2/3x1=2/ Keluarga Tn. O mampu
: 3 1 3 memanfaatkan fasilitas
Skala : Tinggi 2
kesehatan yang ada
Cukup 1
Rendah
Menonjolnya masalah : 0/2x1=0 Keluarga Tn. O tidak
Skala : memahami masalah
Masalah berat, harus segera 2 1
kesehatan yang diderita
ditangani 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu 0 Tn. O
ditangani
Masalah tidak dirasakan
TOTAL SKOR 2
28
kelelahan, frekuensi jantung meningkat, tekanan
darah meningkat, sianosis, merasa lemah dan
dyspnea
2. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
b.d kompleksitas program kesehatan/pengobatan 2
d.d Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah PJK yang terjadi pada anggota keluarga.
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
1. D.0056 L.05047 I. 05178
Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi
29
atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivits
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahi gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
2. D.0115 L.12105 I.13477
Manajemen Manajemen Dukungan Keluarga
Kesehatan Keluarga Kesehatan Keluarga Merencanakan Perawatan
Tidak Efektif
30
meningkat (5) upaya kesehatan
- Verbalisasi - Gunakan sarana dan fasilitas
menjalankan yang ada dalam keluaraga
perawatan yang - Ciptakan perubahan lingkungan
ditetapkan rumah secara optimal
menurun (5) Edukasi
- Informasikan fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungan keluarga
- Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada
- Anjurkan cara perawatan yang
bisa dilakukan keluarga
31
S : 36,50C
- Sistem Persyarafan :
Bentuk mata simetris,
konjungtiva anemis,
ketajaman penglihatan
berkurang
A:
- Tujuan tercapai sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
2. Observasi S:
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan - Keluarga Tn. O kurang
keluarga tentang kesehatan memahami masalah
- Mengidentififkasi tindakan yang dapat kesehatan terutama
dilakukan keluarga tentang penyakit jantung
Terapeutik koroner (PJK).
- Memotivasi pengembangan sikap dan emosi - Keluarga Tn. O
yang mendukung upaya kesehatan mengetahui tentang
- Menggunakan sarana dan fasilitas yang ada masalah kesehatannya,
dalam keluaraga namun belum mengetahui
Edukasi sepenuhnya mengenai
- Menganjurkan cara perawatan yang bisa tanda gejala penyakit dan
dilakukan keluarga cara mengatasinya.
- Keluarga tidak tahu cara
melakukan aktivitas yang
tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan yang
diderita.
- Setelah pulang ketika
dirawat di rumah sakit,
keluarga klien susah
menjalankan perawatan
32
yang diterapkan
O:
- Gejala penyakit Tn. O
kambuh
- Aktivitas keluarga untuk
mengatasi masalah
kesehatan tidak tepat.
- Klien merasa gelisah dan
tidak berdaya karena efek
penyakit dan terjadi
perubahan pada aktivitas
sehari-hari.
A:
- Tujuan tercpapai
P:
- intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
33
pembuluh darah koroner. Penyakit jantung coroner secara klinis ditandai dengan adanya nyeri
dada atau dada terasa tertekan pada saat berjalan buru-buru, berjalan datar atau berjalan jauh,
dan saat mendaki atau bekerja
4.2 Saran
Diharapkan klien dan keluarga mengerti serta mampu dalam merawat keluarga yang sakit
dan mengenal masalah kesehatan yang diderita salah anggota keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Irmalita, Dafsah AJ, Andrianto, Budi YS, Daniel PLT, Doni F, et al. Pedoman Tatalaksana Sindrom
Koroner Akut. 3rd ed. Jakarta: PERKI; 2015. p. 11-59. Retrived from:
34
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/477/1/KTI%20FIRDA%20AYU
%20LUTFIANDINI.pdf
Brunner, & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal-Bedah (12th ed.; Eka Anisa Mardela, Ed.).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Retrived from:
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/477/1/KTI%20FIRDA%20AYU
%20LUTFIANDINI.pdf
Aaronson PI, (2010), Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler, Penerbit Bahuana, Jakarta.
Depkes RI, (2009), Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner, Penerbit Dian Rakyat; Jakarta.
Kasron, (2012), Kelainan dan Penyakit Jantung, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarya.
35