Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWAWATAN KELUARGA

DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER

Dosen Pengampu:

Bagus Sholeh Apriyanto S.Kep., Ns, M.Kep


Disusun Oleh:

1. Amilatul Husna 10220007


2. Andhira Kindhy Pramuditha 10220008
3. Andreas Setia Winata 10220009
4. Asifpah Zulhaer 10220012
5. Audry Aldhani Fauzian 10220013

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“MAKALAH ASUHAN KEPERAWAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER”
Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa
kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan. Kami mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini
1. Dosen mata kuliah keperawatan keluarga Bagus Sholeh Apriyanto S.Kep., Ns, M.Kep
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian proposal
makalah ini.
2. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik
moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan.
3. Serta rekan – rekan kelompok 2 yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
makalah ini.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para
pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Namun, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun
pembahasan dalam makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
kekurangan- kekurangan tersebut sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kediri, 06 November2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................................ii

Daftar isi..............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................................7

A. Konsep Keluarga.........................................................................................................7

2.1 Definisi.........................................................................................................................7

2.2 Fungsi Keluarga.......................................................................................................... 7

2.3 Tipe-Tipe Keluarga......................................................................................................8

2.4 Struktur Keluarga.........................................................................................................9

2.5 Tugas Kesehatan Keluarga....................................................................................... ..10

B. Konsep Penyakit Jantung Koroner..........................................................................10

2.6 Definisi PJK................................................................................................................10

2.7 Klasifikasi Jantung Koroner.......................................................................................10

2.8 Etiologi Penyakit Jantung Koroner.............................................................................11

2.9 Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner....................................................................13

2.10 Gejala PJK...................................................................................................................14

2.11 Manifestasi Klinis PJK................................................................................................15

2.12 Komplikasi PJK...........................................................................................................15

2.13 Penatalaksanaan PJK...................................................................................................16

2.14 Pemeriksaan Penunjang PJK.......................................................................................18

3
2.15 Pathway......................................................................................................................18

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA..................................................20

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................................35

4.1 Kesimpulan ...................................................................................................................35

4.2 Saran ............................................................................................................................. 35

Daftar Pustaka .................................................................................................................... 36

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan


dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan
menjadi orang tua.
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung
dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya
penyempitan pembuluh darah koroner. Penyakit jantung coroner secara klinis ditandai
dengan adanya nyeri dada atau dada terasa tertekan pada saat berjalan buru-buru, berjalan
datar atau berjalan jauh, dan saat mendaki atau bekerja (Riskesdas, 2013). PJK juga
dapat menimbulkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh. Akibatnya, aktivitas
kerja terganggu dan tubuh jadi mudah lelah dan lemas sehingga menyebabkan intoleransi
aktivitas (Hermayanti 2018).
Penyakit Jantung Koroner terjadi karena atherosklerosis menyebabkan
penyempitan arteri hingga terjadi penyumbatan pembuluh darah yang menimbulkan nyeri
dada. Pada keadaan ini kebutuhan oksigen pada jaringan miokardium berkurang sehingga
menimbulkan metabolisme anaerobik, dalam system ini menyebabkan asam laktat
didistribusikan ke saraf otot dan menimbulkan kelemahan pada fisik pasien PJK.
Kelemahan ini membuat penderita tidak mampu beraktivitas seperti biasa dan terjadilah
masalah intoleransi aktivitas (Lemone, 2015). Kondisi ini harus dilakukan tindakan yang
tepat, karena dapat memengaruhi system organ yang lain, dan keterlambatan penanganan
dapat menyebabkan kegagalan system dan kematian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi jantung koroner ?
2. Bagiamanakah klasifikasi jantung koroner ?
3. Bagaimanakah etiologi jantung koroner ?
4. Apakah faktor risiko jantung koroner ?
5. Apakah manifestasi klinis jantung koroner ?
6. Apakah komplikasi jantung koroner ?

5
7. Bagaimanakah penatalaksanaan PJK ?
8. Apakah pemeriksaan penunjang PJK ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
1. Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan Keluarga

2. Tujujan Khusus
1. Mengetahui pengertian PJK
2. Mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga
2.1 Definisi
Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan
istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan
menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki
hubungan personal dan timbal balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi
dukungan yang disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart, 2014).
Menurut Duval keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan,adopsi,kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan upaya
yang umum,meningkatkan perkembangan fisik mental,emosional dan social dari tiap
anggota keluarga (Harnilawati, 2013).
Menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam satu rumah
tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat. Keluarga adalah dua
atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan
(Friedman, 2010).

2.2 Fungsi Keluarga


Menurut Friedman fungsi keluarga terbagi atas :
a. Fungsi Afektif
Fungsi ini merupakan presepsi keluarga terkait dengan pemenuhan kebutuhan
psikososial sehingga mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang
lain
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses perkembangan individu sebagai hasil dari adanya
interaksi sosial dan pembelajaran peran sosial.. Fungsi ini melatih agar dapat
beradaptasi dengan kehidupan sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menjaga kelangsungan
keluarga.

7
d. Fungsi Ekonomi Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan secara ekonomi dan
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan.
e. Fungsi Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian,tempat tinggal, perawatan kesehatan
(Harnilawati, 2013).

2.3 Tipe-tipe Keluarga


Tipe keluarga dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
a. Tipe keluarga tradisional
1) Nuclear family atau keluarga inti merupakan keluarga yang terdiri atas
suami,istri dan anak.
2) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun tidak
memiliki anak
3) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan anak yang
terjadi akibat peceraian atau kematian.
4) Single adult adalah kondisi dimana dalam rumah tangga hanya terdiri dari satu
orang dewasa yang tidak menikah
5) Extended family merupakan keluarga yang terdiri dari keluarga inti ditambah
dengan anggota keluarga lainnya
6) Middle-aged or erdely couple dimana orang tua tinggal sendiri dirumah
dikarenakan anak-anaknya telah memiliki rumah tangga sendiri.
7) Kit-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersamaan dan
menggunakan pelayanan Bersama.
b. Tipe keluarga non tradisional
1) Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua
dan anak tanpa adanya ikatan pernikahan.
2) Cohabitating couple merupakan orang dewasa yang tinggal bersama tanpa
adanya ikatan perkawinan.
3) Gay and lesbian family merupakan seorang yang memiliki persamaan jenis
kelamin tinggal satu rumah layaknya suami-istri
4) Nonmarital Hetesexual Cohabiting family, keluarga yang hidup bersama tanpa
adanya pernikahan dan sering berganti pasangan
5) Faster family, keluarga menerima anak yang tidak memiliki hubungan darah
dalam waktu sementara (Widagdo, 2016)

8
2.4 Struktur Keluarga
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
1) bersifat terbuka dan jujur
2) selalu menyelesaikan konflik keluarga
3) berpikiran positif
4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :

1) Karakteristik pengirim :
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima :
a) Siap mendengarkan.
b) Memberi umpan balik.
c) Melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu
dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak, dan sebagainya. Tetapi
kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik.
Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan
anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah
berdiam diri dirumah.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah
positif.
d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga

9
merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.5 Tugas Kesehatan Keluarga


Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 1998)
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e. Mempertahankan hubungan dengan ( menggunakan ) fasilitas kesehatan
masyarakat
B. Konsep Penyakit Jantung Koroner
2.6 Definisi
Penyakit Jatung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh
penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot
jantung. Jantung diberi oksigen dalam darah melalui arteri-arteri koroner utama yang
bercabang menjadi sebuah jaringan pembuluh lebih kecil yang efisien (Iman, 2001:13).

2.7 Klasifikasi Jantung Koroner


Menurut Huon Gray (2002:113) penyakit jantung koroner diklasifikasikan menjadi 3,
yaitu :
1. Silent Ischaemia (Asimtotik)
Banyak dari penderita silent ischaemia yang mengalami PJK tetapi tidak
merasakan ada sesuatu yang tidak enak atau tanda-tanda suatu penyakit (Iman,
2004:22).
2. Angina Pectoris
Angina pectoris terdiri dari dua tipe, yaitu Angina Pectoris Stabil yang ditandai
dengan keluhan nyeri dada yang khas, yaitu rasa tertekan atau berat di dada yang
menjalar ke lengan kiri dan Angina Pectoris tidak Stabil yaitu serangan rasa sakit
dapat timbul, baik pada saat istirahat, waktu tidur, maupun aktivitas ringan. Lama
sakit dada jauh lebih lama dari sakit biasa. Frekuensi serangan juga lebih sering.
3. Infark Miocard akut (serangan jantung)

10
Infark miocard akut yaitu jaringan otot jantung yang mati karena kekurangan
oksigen dalam darah dalam beberapa waktu. Keluhan yang dirasakan nyeri dada,
seperti tertekan, tampak pucat berkeringat dan dingin, mual, muntah, sesak,
pusing, serta pingsan (Notoatmodjo, 2007:304).

2.8 Etiologi Jantung Koroner


Penyakit jantung koroner biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, sumbatan pada
arteri koroner oleh plak lemak dan fibrosa. Penyakit jantung koroner ditandai dengan
angina pectoris, sindrom koroner akut, dan atau infark myocardium (Lemone, Burke,
Bauldoff, 2015). Penyebab primer penyakit arteri koroner adalah inflamasi dan
pengendapan lemak di dinding arteri (Black & Hawks, 2014). Sherwood (2014)
menambahkan spasme vascular yang merupakan suatu konstriksi spastik abnormal yang
secara transient menyempitkan pembuluh koronaria dan spasme vascular berkaitan
dengan tahap awal penyakit arteri koronaria.
Kolesterol, kalsium, dan unsur-unsur lain yang dibawa oleh darah disimpan di dinding
arteri jantung yang mengakibatkan penyempitan arteri dan berkurangnya aliran darah
sepanjang pembuluh. Ini menghalangi suplai darah ke otot jantung. Penumpukan ini
awalnya berupa tumpukan lemak dan pada akhirnya berkembang menjadi plak yang
menghalangi darah sepanjang arteri. Kadar kolesterol naik dan asupan lemak dapat
berperan pada terbentuknya plak, demikian juga dengan hipertensi, diabetes, dan
merokok. Ketika plak terbentuk di dalam arteri, otot jantung kekurangan oksigen dan
nutrisi yang akhirnya merusak otot jantung (mary DiGiulio dkk, 2014).

2.9 Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner


1. Usia
Usia merupakan faktor risiko yang tidak bisa kita hindari. Semakin tua seseorang,
semakin ia berisiko terkena penyakit jantung. Telah dibuktikan adanya hubungan
antara umur dan kematian akibat Penyakit Jantung Koroner. Sebagian besar kasus
kematian terjadi pada laki-laki umur 35-44 tahun dan meningkat dengan
bertambahnya umur. Kadar kolesterol pada laki-laki dan perempuan mulai meningkat
umur 20 tahun. Laki-laki kolesterol meningkat sampai umur 50 tahun. Perempuan
sebelum menopouse umur 45-50 tahun lebih rendah daripada laki-laki umur yang
sama. Setelah menopouse kadar kolesterol perempuan meningkat menjadi lebih
tinggi daripada laki-laki.

11
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor yang tidak dapat dihindari. Pada perempuan,
menopause merupakan salah satu faktor risiko yang tidak bisa dihindari. Karena
perubahan hormon pada usia menopause menambah risiko penyakit jantung koroner.
3. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga memiliki riwayat serangan penyakit jantung, akan menambah
risiko terserang penyakit yang sama (Kurniadi dan Nurrahmani, 2014).
4. Geografis
Geografis merupakan risiko Penyakit Jantung Koroner pada orang Jepang masih
tetap merupakan salah satu yang paling rendah di dunia. Akan tetapi, ternyata risiko
Penyakit Jantung Koroner yang meningkat pada orang Jepang yang melakukan
imigrasi ke Hawai dan California. Hal ini menunjukkan faktor lingkungan lebih besar
pengaruhnya daripada genetik.
5. Ras
Ras merupakan perbedaan risiko Penyakit Jantung Koroner antara ras didapatkan
sangat menyolok, walaupun bercampur baur dengan faktor geografis, sosial dan
ekonomi. Di Amerika Serikat perbedaan ras antara ras caucasia dengan non caucasia
(tidak termasuk Negro) didapatkan risiko Penyakit Jantung Koroner pada non
caucasia kira-kira separuhnya (Ghayoeh, 2009).
2.10 Gejala Penyakit Jantung Koroner
Berikut ini adalah gejala-gejala Penyakit Jantung Koroner :
a. Angina Pectoris yaitu rasa nyeri dada dan sesak napas yang disebabkan gangguan
suplai oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan otot jantung. Sakit angina yang khas
itu adalah sesak napas di tengah dada yang bisa menyebar sampai leher dan rahang,
pundak kiri atau kanan, lengan, dan bahkan sampai punggung. Keadaan ini terutama
terjadi pada saat latihan fisik atau adanya stres. Angina merupakan sebuah tanda
(simptom) bahwa terdapat penyempitan urat nadi koroner yang mengakibatkan suplai
darah tidak cukup ke otot jantung pada waktu terjadi upaya ekstra. Tetapi tidak
semua nyeri selalu disebabkan oleh angina, mungkin oleh penyakit yang disebut
cardiac neurosis.
b. Angina Pectoris tidak stabil yaitu bila nyeri timbul untuk pertama kali, sakit dada
yang tiba-tiba terasa pada waktu istirahat atau terjadi lebih berat secara mendadak
atau bila angina pectoris sudah ada sebelumnya namun menjadi lebih berat. Biasanya

12
dicetuskan oleh faktor yang lebih ringan dibanding sebelumnya. Keadaan ini harus
diwaspadai karena bisa berlanjut menjadi berat, bahkan menjadi infark miokard.
c. Bentuk lain Angina (Infark Miokard) yaitu kerusakan otot jantung akibat blokade
arteri koroner yang terjadi secara total dan mendadak. Biasanya terjadi akibat ruptur
plak aterosklerosis di dalam arteri koroner. Secara klinis ditandai dengan nyeri dada
seperti pada angina pectoris, namun lebih berat dan berlangsung lebih lama sampai
beberapa jam. Tidak seperti angina pectoris yang dicetuskan oleh latihan dan dapat
hilang dengan pemakaian obat nitrat di bawah lidah, pada infark miokard biasanya
terjadi tanpa dicetuskan oleh latihan dan tidak hilang dengan pemakaian nitrat.
Biasanya disertai komplikasi seperti : gangguan irama jantung, renjatan jantung
(syok kardiogenik), gagal jantung kiri, bahkan kematian mendadak (sudden death)
(Sudoyo, et all, 2011).
d. Sindrom koroner akut yaitu spektrum klinis yang terjadi mulai dari angina pektoris
tidak stabil sampai terjadi infark miokard akut.
e. Mudah lelah
Jika jantung tidak efektif memompa darah maka aliran darah ke otot selama
melakukan aktivitas akan berkurang sehingga menyebabkan penderita merasa elah
dan lemah.
f. Pusing dan pingsan
Penurunan aliran darah karena denyut jantung atau irama jantung yang abnormal atau
karena kemampuan memompa darah sangat buruk, bisa menyebabkan pusing dan
pingsan. Emosi atau nyeri kuat yang mengaktifkan sistem saraf juga bisa
menyebabkan pingsan. Namun, tidak semua pingsan merupakan gejala penyakit
jantung. Jadi harus diperhatikan pula gejala-gejala lain yang menyertainya (Suiraoka,
2012).

2.11 Manifestasi Klinis Penyakit jantung Koroner


Gambaran klinis penyakit jantung koroner yaitu beberapa hari atau minggu
sebelumnya tubuh terasa tidak bertenaga, dada tidak enak, waktu olahraga atau bergerak
jantung berdenyut keras, napas tersengal-sengal, kadang-kadang disertai mual muntah
(Irmalita,2015). Menurut (Brunner & Suddarth 2019) manifestasi klinis penyakit jantung
koroner adalah:
a. Iskemia
b. Nyeri dada : angina pectoris

13
c. Gejala tipikal berupa iskemia miokardium (sesak napas, mual, dan lemah)
d. Infark miokardium
e. Distrimia, kematian mendadak

2.12 Komplikasi Penyakit Jantung Koroner


1. Angina
Angina atau nyeri dada disebabkan oleh penyempitan arteri, sehingga jantung tidak
mendapatkan cukup darah.
2. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif merupakan kongesti pada sistem sirkulasi miokardium.
Gagal jantung kongestif merupakan suatu keadaan dimana jantung tidak dapat
memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan
(Wicaksono, 2019).
3. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik ini ditandai oleh adanya gangguan fungsi pada ventrikel kiri yang
di sebabkan oleh infark miokardium mengakibatkan gangguan berat pada perfusi
jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan yang khas (Nurhidayat S, 2011)
4. Edema Pru
Edema paru merupakan suatu cairan abnormal yang tertimbun pada paru baik dalam
alveoli atau dirongga intersitial. Paru menjadi kaku dan tidak dapat mengembang
karena tertimbun cairan, sehingga udara tidak bisa masuk maka terjadi hipoksia berat
(Wicaksono,2019).
5. Pericarditis Akut
Pericarditis akut adalah penyakit yang biasa di sebut dengan peradangan pada
pericardium yang bersifat jinak dan terbatas sendiri dan dapat terjadi manifestasi dari
penyakit sistemik. Efek yang ditimbulkan dari pericarditis adalah efusi prikardinal
yang memicu tamponade jantung (Wicaksono, 2019).

2.13 Penatalaksanna Penyakit Jantung Koroner


Penatalaksanaan pada PJK menurut LeMone, Priscilla, dkk
(2019)yaitu pengobatan farmakologi, non farmakologi dan revascularisasi miokardium.
Perlu diketahui bahwa tidak ada satupun cara pengobatan sifatnya menyembuhkan.
Dengan kata lain diperlukan modifikasi gaya hidup agar dapat mengatasi faktor
penyebab yang memicu terjadinya penyakit. Penatalaksanaan yang perlu dilakukan

14
meliputi :
1. Pengobatan farmakologi:
a. Nitrat
Nitrat termasuk nitrogliserin dan preparat nitrat kerja lama, digunakan untuk
mengatasi serangan angina dan mencegah angina. Karena nitrat mengurangi kerja
miokardium dan kebutuhan oksigen melalui dilatasi vena dan arteri yang pada
akhirnya mengurangi preload dan afterload. Selain itu juga dapat memperbaiki suplai
oksigen miokardium dengan mendilatasi pembuluh darah kolateral dan mengurangi
stenosis.
b. Aspirin
Aspirin dosis rendah (80 hingga 325 mg/hari) seringkali diprogramkan untuk
mengurangi risiko agregasi trombosit dan pembenukan trombus.
c. Penyekat beta (bloker)
Obat ini menghambat efek perangsang jantung norepinefrin dan epinefrin, mencegah
serangan angina dengan menurunkan frekuensi jantung, kontraktilitas miokardium,
dan tekanan darah sehingga menurunkan kebutuhan oksigen miokardium.
d. Antagonis kalsium
Obat ini mengurangi kebutuhan oksigen miokardium dan meningkatkan suplai darah
dan oksigen miokardium. Selain itu juga merupakan vasodilator koroner kuat, secara
efektif meningkatkan suplai oksigen.
e. Anti kolestrol
Statin dapat menurunkan resiko komplikasi aterosklerosis sebesar 30% yang terjadi
pada pasien angina. Statin juga dapat berperan sebagai anti trombotik , anti
inflamasi,dll.
2. Revaskularisasi miokardium
Aliran darah yang menuju miokardium setelah suatu lesi arterosklerotis pada arteri
koroner bisa diperbaiki dengan operasi untuk mengalihkan aliran dan bagian yang
tersumbat dengan suatu cangkok pintas atau dengan cara meningkatkan aliran di dalam
pembuluh yang mengalami sakit melalui pemisahan mekanik serta kompresi atau
pemakaian obat yang dapat merilisiskan lesi. Cangkok pintas ini disebut dengan
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG). Pembedahan untuk penyakit jantung koroner
melibatkan pembukaan vena atau arteri untuk menciptakan sambungan antara
aorta dan arteri koroner melewati obstruksi. Kemudian memungkinkan darah untuk
mengaliri bagian iskemik jantung.

15
Balon arteri koroner merupakan suatu teknik untuk membuka daerah sempit di
dalam lumen arteri coroner menggunakan sebuah balon halus yang dirancang khusus.
Apabila pada katerisasi jantung ditemukan adanya penyempitan yang cukup signifikan
misalnya sekitar 80%, maka dokter jantung biasanya menawarkan dilakukannya
balonisasi dan pemasangan stent. Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty
(PTCA) merupakan istilah dari balon arteri koroner yang digunakan para kedokteran
(Nurhidayat S,2011).
3. Non Farmakologi
a. Memodifikasi pola hidup yang sehat dengan cara olahraga ringan

b. Mengontrol faktor resiko yang menyebabkan terjadinya PJK, seperti pola


makan,dll.

c. Melakukan teknik distraksi dengan cara mendengarkan musik dan relaksasi


dengan cara nafas dalam

d. Membatasi aktivitas yang memperberat aktivitas jantung

2.14 Pathway PJK

16
2.15 Pemeriksaan Penunjang Penyakit Jantung Koroner

Menurut Nurhidayat, (2011) pemeriksaan penunjang pada PJK, yaitu :

1. Laboratorium
Dilakukan pemeriksaan LDL (≥ 130 mg/dL), HDL (pria ≤ 40 mg/dL, wanita ≤ 50
mg/dL), kolesterol total (≥ 200 mg/dL), dan trigliserida (≥ 150 mg/dL), CK (pria ≥ 5-
35 Ug/ml, wanita ≥5-25 Ug/ml), CKMB (≥ 10 U/L), troponin (≥ 0,16 Ug/L), SGPT
(pria ≥ 42 U/L, wanita 32 U/L), SGOT (pria ≥ 37 U/L, Wanita ≥ 31 U/L).
2. Elektrokardiogram (EKG)
Pada hasil pemeriksaan EKG untuk penyakit jantung koroner yaitu
terjadinya perubahan segmen ST yang diakibatkan oleh plak aterosklerosis maka
memicu terjadinya repolarisasi dini pada daerah yang terkena infark atau iskemik. Hal
tersebut mengakibatkan oklusi arteri koroner yang mengambarkan ST elevasi pada
jantung sehingga disebut STEMI. Penurunan oksigen di jaringan jantung juga
menghasilkan perubahan EKG termasuk depresi segmen ST. Dimana gelombang T
menggalami peningkatan, dan amplitudo gelombang ST atau T yang menyamai atau
melebihi amplitude gelombang QRS (Sari, 2019).
3. Foto rontgen dada

17
Foto rontgen dada dapat melihatada tidaknya pembesaran
(kardiomegali ), menilai ukuran jantung dan dapat meliat gambaran paru. Yang tidak
dapat dilihat adalah kelainan pada koroner. Dari ukuran jantung yang terlihat pada
foto rontgen dapat digunakan untuk penilaian seorang apakah sudah mengalami PJK
lanjut.
4. Echocardiography
Untuk mengambil gambar dari jantung memerlukanpemeriksaan scanner
menggunakan pancaran suara. Untuk melihat jantung berkontraksi serta melihat
bagian area mana saja yang berkontraksi lemah akibat suplai darahnya berhenti
(sumbatan arteri koroner)
5. Katerisasi Jantung
Katerisasi Jantung Pemeriksaan katerisasi jantung dilakukan dengam
memasukan semacam selang seukuran lidi yang disebut kateter. Selang ini langsung
dimasukkan ke pembuluh nadi (arteri). Kemudian cairan kontras disuntikan sehingga
akan mengisi pembuluh koroner. Kemudian dapat dilihat adanya penyempitan atau
bahkan penyumbatan.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Kasus

Seorang laki-laki bernama Tn. O berusia 54 tahun dibawa keuarganya kerumah sakit
dengan keluhan ahir-ahir ini sering merasa lelah, lemah dan merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas sehingga tidak bisa melakukan aktivitas banyak dirumah. Keluarga mengatakan

18
ia menderita penyakit jantung koroner dan lima hari yang lalu masuk rumah sakit. Tn. O
mengeluh ahir-ahir ini sering merasa lelah, lemah dan merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas sehingga tidak bisa melakukan aktivitas banyak dirumah. Setelah perawat
melakukan intervensi didapatkan tanda-tanda vital Tanda-tanda vital TD :170/110 mmHg,
RR : 24x/menit, N : 120x/menit, S : 36,50C.

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn. O Pendidikan : SMA
Umur : 59 tahun Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Alamat : Desa Mojoroto Kediri
Suku : Jawa No.Telp : 08775830

b. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Umur Hub.Keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Tn. O L 54 Ayah Wiraswasta SMA
2. Ny. U P 48 Ibu IRT SMA
3. An. M P 25 Anak Guru S1
4. An. A L 19 Anak Mahasiswa SMA

c. Genogram

19
d. Type Keluarga :

a) Jenis type keluarga : Keluarga Tn. C termasuk tipe keluarga Nuclear familly
(keluarga inti) yaitu terdiri dari Tn. O (KK), Ny. U (Istri). An. M (Anak), dan An. A
(Anak)

b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : Keluarga Tn. C tidak memiliki masalah
dalam tipe keluarga tersebut.

c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

Imunisasi
Keadaan (BCG/Polio/D Masalah Tindakan yang
No Nama Umur BB
Kesehatan PT/HB/Camp kesehatan telah dilakukan
ak)

1.` Tn. O 54 th 81 Sering merasa √ Jantung Istirahat


lelah koroner

Sehat Asam
2. Ny. U 48 th 50 √ Mengurangi
lambung
asupan garam
dan pedas

Sehat
3. An. M 25 th 55 √
Sehat
4. An. A 19 th 52 √

a. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : Jawa
b) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : Dalam keluarga jika ada yang sakit
maka akan segera membeli obat di apotik atau segera di bawa ke puskesmas terdekat.
b. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : keluarga ini melaksanakan
sholat 5 waktu

20
c. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. O dan Ny. U
b) Penghasilan : Kurang dari Rp. 4.000.000,-/bulan
c) Upaya lain : -
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : Televisi, Kulkas, Sepeda
Motor
a) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : Kurang dari Rp. 3.000.000,-/bulan
d. Aktivitas Rekreasi Keluarga : Tn. O mengatakan ia dan keluarga biasanya menikmati
sarana hiburan dirumah yaitu menonton televisi bersama.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :
Tahap perkembangan keluarga Tn. O yaitu tahap perkembangan keluarga tahap VI
yaitu keluarga dengan anak pertamanya sudah berusia 25 tahun yang sebentar lagi
akan menikah dan anak keduanya berusia 19 tahun. Fase ini ditandai oleh tahun-tahun
puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Tn. O mengatakan tahap perkembangan yang belum terpenuhi adalah melihat anak
pertamanya menikah dan menghadiri anak keduanya wisuda.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. O mengatakan ia menderita penyakit jantung koroner dan lima hari yang lalu
masuk rumah sakit selama 7 hari. Tn. O mengeluh ahir-ahir ini sering merasa
lelah, lemah dan merasa tidak nyaman setelah beraktivitas sehingga tidak bisa
melakukan aktivitas banyak dirumah.
b) Riwayat penyakit keturunan :
keluarga Tn. O mengatakan tidak ada penyakit menular didalam keluarga.
a) Kamar mandi/WC : ada
b) Pengolahan Sampah : di buang ke tempat pembuangan sampah
c) Kebersihan liqngkungan : baik
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a) Kebiasaan : Tn. O sering menghadiri perkumpulan warga di sekitar rumah hanya
untuk berbincang dan pengajian atau tahlilan jika ada yang meninggal. Tn. O
mengatakan sebagian besar tetangganya warga asli lingkungan mojoroto kediri, ada

21
juga pendatang dari tulungagung dan sekitarnya. Mayoritas mata pencaharian
tetangga sekitar rumah Tn. O adalah pedagang, pegawai swasta, guru, dan wirausaha.
Fasilitas umum yang terdapat dilingkungan Tn. O yaitu apotek, puskesmas, rumah
sakit, posyandu dan musolla.
b) Aturan/kesepakatan : sosialisasi Tn. O dan keluarga sangat baik, karena saling
berinteraksi dengan tetangga
d) Budaya : saling membantu dan ikut gotong royong
c. Mobilitas Geografis Keluarga : Tn. O dan anak- anak penduduk asli sedangkan Ny. U
adalah penduduk asli jawa. Tn. O mengatakan sudah tinggal dirumahnya yang
sekarang selama ± 37 tahun.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny. U mengatakan satu bulan sekali ada acara arisan bersama tetangga
e. Sistem Pendukung Keluarga : Tn. O mengatakan semua anggota keluarga mempunyai
kartu jaminan kesehatan yaitu BPJS.

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga : Tn. O mengatakan keluarga biasa berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa, jika ada permasalahan dalam keluarga maka cara
penyelsaiannya dengan berdiskusi tentang masalah tersebut dan mencari pemecahnya.
b. Struktur Kekuatan Keluarga : Tn. O mengatakan bahwa yang biasanya mengambil
keputusan dalam segala hal diserahkan kepadannya selaku kepala keluarga dan juga
kepada anaknya yang pertama.
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) : Tn. O memiliki peran
sebagai suami, ayah dan juga sebagai kepala keluarga.
d. Nilai dan Norma Keluarga : Dalam keluarga Tn. O dalam menghadapi masalah
kesehatan selalu pergi kedokter kecuali untuk masalah kesehatan yang serius keluarga
ibu U membawa nya kerumah sakit. Dan keluarga selalu memegang teguh nilai-nilai
agama islam.

V. FUNGSI KELUARGA
d) Keterangan lain : Tidak ada
e. Fungsi ekonomi

22
1) Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn. O mengatakan dalam keluarga
sumber penghasilan berasal dari usaha yang sedang ia dan istri tekuni saat ini
dan juga pemberian anak pertama yang sudah bekerja setiap satu bulan sekali.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Tn. O mengatakan bila hanya merasa lemah dan lelah
langsung istirahat dan tidur.
b. Stressor jangka panjang : Tn. O mengatakan bila kelelahan dan timbul nyeri serta
sesak nafas maka ia akan segera pergi kerumah sakit atau bisa di opname dirumah
sakit.
pendidikan anak.
c. Respon keluarga terhadap stressor : Tn. mengatakan jika istri atau anak-anaknya
melihat tanda-tanda kelelahan pada beliau, mereka langsung menyuruh Tn. O
langsung menghentikan aktivitasnya dan beristirahat karena keluarga tahu bila tidak
di ingatkan terkadang beliau suka mengabaikannya.
d. Strategi koping : Tn. O mengatakan beliau hanya berpasrah diri kepada Allah SWT ,
tetap
berdoa dan ikhtiar terhadap penyakit yang diderita dan berusaha untuk tetap menjaga
kesehatannya.
e. Strategi adaptasi disfungsional : Bila mendapatkan masalah keluarga Tn. O ada
beberapa anggota keluarganya yang marah ataupun menangis, tetapi itu hanya sesaat
saja, ketika masalah dipecahkan secara bersama – sama dan masalah terselesaikan
dengan baik , anggota keluarga Tn. O selalu saling memaafkan agar tidak
menimbulkan masalah lebih lanjut dan melupakan masalah yang sudah terselesaikan
tadi.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


 Pemenuhan gizi : Keluarga Tn. O memenuhi kebutuhan gizi dengan memberikan
nasi, sayur, buah, ayam, ikan, udang, buah-buahan dan susu.
 Upaya lain : Membeli makanan atau cemilan
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Identitas

23
No. Nama Umur L/P Pendidikan Pekerjaan
1. Tn. O 54 L SMA Wiraswasta

Tidak ada suara napas tambahan

An. A : Normal (RR : 20x/menit), irama pernapasan reguler, suara napas vesikuler,

Tidak ada suara napas tambahan

g. Sistem Gastrointestinal (GI Track)

Tn. O : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,

bunyi peristaltik usus normal

Ny. U : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,

bunyi peristaltik usus normal

An. M : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,

bunyi peristaltik usus normal

An. A : Regio abdomen normal, tidak ada asites, tidak kembung, tidak ada pembengkakan,

bunyi peristaltik usus normal

h. Sistem Persyarafan

Tn. O : bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, ketajaman penglihatan berkurang

Ny. U : bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, ketajaman penglihatan berkurang

An. M : bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, ketajaman penglihatan baik

An. A : bentuk mata simetris, konjungtiva anemis, ketajaman penglihatan baik

e. Sistem Muskuloskeletal

No. NAMA EKSTREMITAS KEKUATAN OTOT


1. Tn. O Ekstremitas atas dan bawah
tampak normal, tidak ada oedem 5 5
5 5

24
2. Ny. U Ekstremitas atas dan bawah
tampak normal, tidak ada oedem 5 5
5 5

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


1. DS : Aterosklerosi Intoleransi Aktivitas
- Tn. O sering mengeluh merasa
lelah setelah melakukan Penyempitan
aktivitasyang cukup berat pembuluh darah arteri
- Tn. O mengeluh sering merasa koroner
lemah dan tidak nyaman setelah
beraktivitas Suplai darah ke
- : Tn. O mengatakan bila jaringan menurun
kelelahan dan timbul nyeri serta
sesak nafas Ketidakseimbangan
suplai O2
DO :
- Tanda-tanda vital Metabolisme an aerob
TD :170/110 mmHg
RR : 24x/menit penyakit jantung
N : 120x/menit kororner
S : 36,50C
- Sistem Gastrointestinal (GI Intoleransi Aktivitas
Track): Regio abdomen normal,
tidak ada asites, tidak kembung,
tidak ada pembengkakan, bunyi
peristaltik usus normal
- Sistem Persyarafan :
Bentuk mata simetris,
konjungtiva anemis, ketajaman

25
penglihatan berkurang
2. DS : Perubahan Situasi Manajemen
- Keluarga Tn. O kurang Kesehatan Keluarga
Tidak Efektif
memahami masalah kesehatan Kompleksitas
terutama tentang penyakit program
jantung koroner (PJK). perawatan/pengobatan
- Keluarga Tn. O mengetahui
tentang masalah kesehatannya, Kurang memahami
namun belum mengetahui masalah kesehatan
sepenuhnya mengenai tanda
gejala penyakit dan cara keluarga tidak mampu
mengatasinya. memenuhi atau
- Keluarga tidak tahu cara memulihkan
melakukan aktivitas yang tepat kesehatan
untuk mengatasi masalah
kesehatan yang diderita. Manajemen kesehatan
- Setelah pulang ketika dirawat di keluarga tidak efektif
rumah sakit, keluarga klien susah
menjalankan perawatan yang
diterapkan

DO :
- Gejala penyakit Tn. O kambuh
- Aktivitas keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan
tidak tepat.
- Klien merasa gelisah dan tidak
berdaya karena efek penyakit dan
terjadi perubahan pada aktivitas
sehari-hari.

PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

26
1. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antar suplai dan kebutuhan oksigen d.d
kelelahan, frekuensi jantung meningkat, tekanan darah meningkat, sianosis, merasa
lemah dan dyspnea
1. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif b.d kompleksitas program
kesehatan/pengobatan d.d Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah PJK yang
terjadi pada anggota keluarga.

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran


Diagno Total
sa Kep
1. Sifat masalah : 3/3x1=1 Tn. O mengalami kelelahan
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 dan frekuensi nadi
Ancaman kesehatan 2
meningkat <20%
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah 1/2x2=1 Keluarga Tn. O tidak tahu
dapat diubah : 2 2 bagaimana cara merawat
Skala : Mudah 1
Tn. O yang sedang sakit
Sebagian 0
Tidak dapat
Potensial masalah untuk 2/3x1=2/3 Keluarga Tn. O mampu
dicegah : 3 1 memanfaatkan fasilitas
Skala : Tinggi 2
kesehatan yang ada
Cukup 1
Rendah
Menonjolnya masalah : 2/2x1=1 Keluarga mendukung Tn. O
Skala : agar cepat sembuh dan
Masalah berat, harus segera 2 1
dapat beraktivitas dengan
ditangani 1
Ada masalah, tetapi tidak 0 normal
perlu ditangani
Masalah tidak dirasakan
TOTAL SKOR 3 2/3

PENILAIAN (SKORING) DIAGNOSIS KEPERAWATAN

27
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran
Diagnos Total
a Kep
Sifat masalah : 1/3x1=1/ Keluarga Tn. O tidak
Skala : Tidak/ kurang sehat 3 1 3 mampu mengenal
Ancaman kesehatan 2
masalah kesehatan yang
Keadaan sejahtera 1
muncul
Kemungkinan masalah dapat 1/2x2=1 Kurangnya perhatian
diubah : 2 2 keluarga dimana keluarga
Skala : Mudah 1
membawa Tn. O ke
Sebagian 0
Tidak dapat puskesmas atau rumah
sakit ketika penyakitnya
sudah parah.
Potensial masalah untuk dicegah 2/3x1=2/ Keluarga Tn. O mampu
: 3 1 3 memanfaatkan fasilitas
Skala : Tinggi 2
kesehatan yang ada
Cukup 1
Rendah
Menonjolnya masalah : 0/2x1=0 Keluarga Tn. O tidak
Skala : memahami masalah
Masalah berat, harus segera 2 1
kesehatan yang diderita
ditangani 1
Ada masalah, tetapi tidak perlu 0 Tn. O
ditangani
Masalah tidak dirasakan
TOTAL SKOR 2

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor


1. Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan
antar suplai dan kebutuhan oksigen d.d 32/3

28
kelelahan, frekuensi jantung meningkat, tekanan
darah meningkat, sianosis, merasa lemah dan
dyspnea
2. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif
b.d kompleksitas program kesehatan/pengobatan 2
d.d Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah PJK yang terjadi pada anggota keluarga.

INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Keperawatan
Keperawatan Hasil
1. D.0056 L.05047 I. 05178
Intoleransi Aktivitas Toleransi Aktivitas Manajemen Energi

Intoleransi Aktivitas setelah dilakukan Observasi


b.d pengkajian selama - Identifikasi gangguan fungsi
ketidakseimbangan 2x24 jam, maka tubuh yang mengakibatkan
antar suplai dan toleransi aktivitas kelelahan
kebutuhan oksigen d.d membaik, dengan - monitor kelahan fisik dan
kelelahan, frekuensi kriteria hasil: emosional
jantung meningkat, - Frekuensi nadi - monitor pola dan jam tidur
tekanan darah membaik (5) - monitor lokasi dan
meningkat, sianosis, - Aktivitas sehari- ketidaknyamanan selama
merasa lemah dan hari meningkat (5) melakukan aktivitas
dyspnea - Keluhan lelah Terapeutik
menurun (5) - sediakan lingkungan nyaman
- Perasaan lemah dan rendah stimulus (mis.
menurun (5) Cahaya, suara, kunjungan)
- lakukan latihan rentang gerak
pasif dan/atau aktif
- berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- fasilitasi duduk disisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah

29
atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivits
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahi gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
2. D.0115 L.12105 I.13477
Manajemen Manajemen Dukungan Keluarga
Kesehatan Keluarga Kesehatan Keluarga Merencanakan Perawatan
Tidak Efektif

Manajemen Setelah dilakukan Observasi

Kesehatan Keluarga kunjungan keluarga - Identifikasi kebutuhan dan

Tidak Efektif b.d selama 4x kunjungan, harapan keluarga tentang

kompleksitas program diharapkan manajemen kesehatan

kesehatan/pengobatan kesehatan keluarga - Identifikasi konsekuensi tidak

d.d Ketidakmampuan meningkat,dengan melakukan tindakan bersama

keluarga mengenal kriteria hasil: keluarga

masalah PJK yang - Kemampuan - Identifikasi sumber-sumber

terjadi pada anggota menjelaskan yang dimiliki keluarga

keluarga. masalah kesehatan - Identififkasi tindakan yang


yang dialami dapat dilakukan keluarga
meningkat (5) Terapeutik
- Aktivitas keluarga - Motivasi pengembangan sikap
mengatasi masalah dan emosi yang mendukung
kesehatan tepat

30
meningkat (5) upaya kesehatan
- Verbalisasi - Gunakan sarana dan fasilitas
menjalankan yang ada dalam keluaraga
perawatan yang - Ciptakan perubahan lingkungan
ditetapkan rumah secara optimal
menurun (5) Edukasi
- Informasikan fasilitas kesehatan
yang ada dilingkungan keluarga
- Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada
- Anjurkan cara perawatan yang
bisa dilakukan keluarga

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


No. Dx Implementasi Evaluasi
1. S:
Observasi - Tn. O sering mengeluh
- Mengidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang merasa lelah setelah
mengakibatkan kelelahan melakukan aktivitasyang
- Memonitor kelahan fisik dan emosional cukup berat
Terapeutik - Tn. O mengeluh sering
- Melakukan latihan rentang gerak pasif merasa lemah dan tidak
dan/atau aktif nyaman setelah
- Memberikan aktivitas distraksi yang beraktivitas
menenangkan - : Tn. O mengatakan bila
- Memfasilitasi duduk disisi tempat tidur, jika kelelahan dan timbul
tidak dapat berpindah atau berjalan nyeri serta sesak nafas
Edukasi O:
- Mengajarkan strategi koping untuk - Tanda-tanda vital
mengurangi kelelahan TD :170/110 mmHg
Kolaborasi RR : 24x/menit
- Mengkolaborasi dengan ahi gizi tentang cara N : 120x/menit
meningkatkan asupan makanan

31
S : 36,50C
- Sistem Persyarafan :
Bentuk mata simetris,
konjungtiva anemis,
ketajaman penglihatan
berkurang
A:
- Tujuan tercapai sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan

2. Observasi S:
- Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan - Keluarga Tn. O kurang
keluarga tentang kesehatan memahami masalah
- Mengidentififkasi tindakan yang dapat kesehatan terutama
dilakukan keluarga tentang penyakit jantung
Terapeutik koroner (PJK).
- Memotivasi pengembangan sikap dan emosi - Keluarga Tn. O
yang mendukung upaya kesehatan mengetahui tentang
- Menggunakan sarana dan fasilitas yang ada masalah kesehatannya,
dalam keluaraga namun belum mengetahui
Edukasi sepenuhnya mengenai
- Menganjurkan cara perawatan yang bisa tanda gejala penyakit dan
dilakukan keluarga cara mengatasinya.
- Keluarga tidak tahu cara
melakukan aktivitas yang
tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan yang
diderita.
- Setelah pulang ketika
dirawat di rumah sakit,
keluarga klien susah
menjalankan perawatan

32
yang diterapkan
O:
- Gejala penyakit Tn. O
kambuh
- Aktivitas keluarga untuk
mengatasi masalah
kesehatan tidak tepat.
- Klien merasa gelisah dan
tidak berdaya karena efek
penyakit dan terjadi
perubahan pada aktivitas
sehari-hari.
A:
- Tujuan tercpapai
P:
- intervensi dihentikan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga didefinsikan dengan


istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi
orang tua. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung
dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan

33
pembuluh darah koroner. Penyakit jantung coroner secara klinis ditandai dengan adanya nyeri
dada atau dada terasa tertekan pada saat berjalan buru-buru, berjalan datar atau berjalan jauh,
dan saat mendaki atau bekerja

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Intuisi

Diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan pengetahuan untuk memberikan


pelayanan pada klien dengan diagnosa medis penyakit jantung Diharapkan dapat digunakan sebagai
referensi dan pengetahuan untuk memberikan pelayanan pada klien dengan diagnosa medis penyakit
jantung

4.2.2 Bagi Klien

Diharapkan klien dan keluarga mengerti serta mampu dalam merawat keluarga yang sakit
dan mengenal masalah kesehatan yang diderita salah anggota keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Apa itu Penyakit Jantung Koroner ? (2018) from:


http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/hipertensi-penyakit-jantung-dan-pembuluh-
darah/apa-itu-penyakit-jantung-koroner

Penyakit Jantung Koroner Didominasi Masyarakat Kota (2021), from:


https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210927/5638626/penyakit-jantung-koroner-
didominasi-masyarakat-kota/

Irmalita, Dafsah AJ, Andrianto, Budi YS, Daniel PLT, Doni F, et al. Pedoman Tatalaksana Sindrom
Koroner Akut. 3rd ed. Jakarta: PERKI; 2015. p. 11-59. Retrived from:

34
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/477/1/KTI%20FIRDA%20AYU
%20LUTFIANDINI.pdf

Brunner, & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal-Bedah (12th ed.; Eka Anisa Mardela, Ed.).
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Retrived from:
http://eprints.kertacendekia.ac.id/id/eprint/477/1/KTI%20FIRDA%20AYU
%20LUTFIANDINI.pdf

Aaronson PI, (2010), Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik Kardiovaskuler, Penerbit Bahuana, Jakarta.

Depkes RI, (2009), Faktor Resiko Utama Penyakit Jantung Koroner, Penerbit Dian Rakyat; Jakarta.

Kasron, (2012), Kelainan dan Penyakit Jantung, Penerbit Nuha Medika, Yogyakarya.

35

Anda mungkin juga menyukai