HIV PADA IBU RUMAH TANGGA YANG SUAMINYA SUKA JAJAN DI LUAR
Oleh :
Kelompok I
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah Hirobilalamin
Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT atas nikmat dan
karunianyalah, makalah kajian islam tentang HIV pada pada Ibu Rumah Tangga yang
Suaminya Suka Jajan Di Luar ini telah selesai disusun tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun guna
kesempurnaa makalah yang akan datang.
Demikian makalah ini kami susun, kami berharap makalah ini dapat membantu
pembaca untuk lebih memahami bagaimana kajian islam tentang HIV pada Ibu Rumah
Tangga yang suaminya suka jajan di luar.
Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pengertian HIV/AIDS ?
2. Bagaimana Pandangan Agama islam Terhadap HIV/AIDS ?
3.. Bagaimana Solusi Pencegahan AIDS dalam Islam?
1.3.Tujuan Penulis
1. Untuk Mengetahui Pengertian HIV/AIDS.
2.. Untuk Mengetahui Pandangan Islam Terhadap HIV/AIDS.
3.. Untuk Mengetahui Sulusi dalam islam terhadap AIDS.
4. Sebagai Tugas Mata Kuliah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome, secara harfiah Acquired artinya didapat
bukan keturunan. Immune artinya sistem kekebalan. Deficiency adalah kekurangan, dan
Syndrome yakni kumpulan gejala penyakit. Sedangkan secara terminologi AIDS
merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak system
kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus).
AIDS disebabkan salah satu kelompok virus yang disebuat dengan retroviruses yang
sering disebut dengan HIV. Seseorang yang terkena atau terinfeksi HIV AIDS sistem
kekebalan tubuhnya akan menurun drastic. Virus AIDS menyerang sel darah putih
khusus yang disebut dengan T-lymphocytes. Tanda pertama penderita HIV biasanya
akan mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh.
Setelah kondisi membaik orang yang terinfeksi HIV akan tetap sehat dalam beberapa
tahun dan secara perlahan kekebalan tubuhnya akan menurun karena serangan demam
yang berulang.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya
sebatas mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan
menjadi karier selama hidupnya,
firman Allah SWT. yang artinya:
“dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan,
ketakutan,…dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar.” (Al-
Baqarah:155)
2.2.Pandangan Islam Terhadap HIV/AIDS
Kata AIDS tidaklah asing ditelinga kita, baik dari kalangan masyarakat kecil sampai
masyarakat elit. AIDS adalah virus ganas dan mematikan yang belum ada obat untuk
penyembuhannya sampai sekarang ini sehingga AIDS sangat mengancam kehidupan di
dunia. Penularan AIDS sangat sederhana, bisa melalui luka, jarum suntik, serta sex
bebas, menyeramkan bukan?? Hal-hal di atas adalah pandangan AIDS secara umum,
bagaimanakah pandangan agama terhadap virus ini??
AIDS adalah suatu penyakit akibat perbuatan yang dibenci ALLAH SWT, AIDS
sendiri tidak ada hukum pasti, hanya saja perbuata seperti prilaku seks bebas yang
menyimpang seperti Homo atau lesbian, yang sering mendatangkan virus ini, hukumnya
haram. Tidak mengeherankan lagi AIDS telah menjadi berita yang menggemparkan
seluruh dunia, selain Karen obat yang menyebuhkan belum ada, tetapi juga penyebaran
virus ini terjadi sangat cepat perihal seks bebas yang menyimpang terus dilakukan oleh
masyarakat.
Di beberapa Negara pernikahan sesama jenis tidak lagi di anggap tabu, bahkan
mereka memperkuat pernikahan tersebut dengan adanya undang-undang yang
mengesahkan pernikahan sejenis di Negara mereka. Lain halnya di Indonesia,
pernikahan sejenis memang tidak sesuai dengan hukum di Indonesia dan tak ada yang
mengesahkannya, tetapi perilaku seks bebas yang tidak terikat hukum pun menjadi
marak di kalangan masyarakat kita, baik lawan jenis maupun sesame jenis, hal ini
tercermin pada masa Nabi Luth As, yang sesuai pada firman ALLAH SWT:
“Dan(kami telah mengutus) Luth, ketika dia berkata kepada kaumnya, “Mengapa
kamu melakukan perbuatan keji?”, sungguh, kamu telah melampiaskan syahwatmu
kepada sesama laki-laki bukan kepada perempuan. Kemu merupakan kaum yang
melampaui batas. “usir mereka (Luth dan pengikutnya) dari negeri ini. kemudian kami
selamatkan dan pengikutnya kecuali istrinya. Dan kami hujani mereka dengan hujan
batu.” (surah al-A’raf ayat:80-84)
Lagi diberi tanda pada sisi tuhan engkau. Tiadalah siksa itu terjadi kecuali untuk
orang yang aniaya. (surah Hud ayat:83)
Seperti Firman ALLAH, dapat kita ambil kesimpulan bahwa AIDS pun terjadi karena
ulah manusia sendiri, tetapi bagaimanapun ALLAH tidak akan memutus rahmatnya
kepada hambanya yang mau bertaubat, begitu indahnya Islam ketika kita mau mengikuti
jalan yang benar.
Dengan adanya penyakit AIDS kita sebaga hambanya diingatkan untuk selalu
memikirkan apa yang akan kita lakukan, Bertaubatlah hai hamba ALLAH, karena
ALLAH tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali
penyakit satu (pikun) Islam memberikan tuntunan dalam pengobatan HIV /AIDS secara
fisik, psikis dan sosial. Secara fisik melalui medis dan sejenisnya, walaupun masih
dalam tahap vaksin bukan obat penyembuh hanya penghamabat, untuk melambatkan
virus tersebut, teknologi saat ini yaitu ARU (Anti Retro Viral) dan secara psikis melalui
kesabaran, taubat, tagarrubilallah(dzikirullah dan berdo’a). sedangkan secara sosial
melalui penerimaan dan dukungan penuh yaitu dari masyarakat terutama keluarganya.
Jadi, jelaslah bahwa Islam telah mengatur semuanya dalam AL-Qur’an sebagai petunjuk
agar kita tetap selalu dijalan ALLAH SWT. Karena telah banyak kejadian dan peristiwa
yang di kisahkan oleh AL-Qur’an lewat nabi-nai dan rasul-rasul ALLAH. Semoga kita
termasuk golongan orang-orang yang sholeh. Amieeenn…..
Sampai saat ini belum ada vaksin yang mampu mencegah HIV( mungkin hanya sebatas
mencegah penyebarannya melalui ARV). Orang yang terinfeksi HIV akan menjadi
karier selama hidupnya, firman Allah s.w.t. yang berbunyi:
“dan sesungguhnya akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit kelaparan,
ketakutan,…dan berikanlah berita gembira bagi orang-orang sabar.” (Al-
Baqarah:155)
2.3.Solusi Pencegahan AIDS Dalam Islam
Solusi tuntas permasalahan HIV/AIDS sebenarnya sudah ada dalam Islam. Solusi
tersebut terbagi menjadi dua penanganan yaitu upaya preventif dan kuratif. Upaya
preventif adalah upaya pencegahan sebelum masalah semakin besar. Tindakan preventif
dilakukan dengan menghilangkan segala bentuk praktek yang mendukung free seks
seperti industri porno, media perangsang, klub-klub malam, prostitusi, penggunaan
narkoba dan tempat maksiat lainnya.
Dari sisi pelaku, Islam telah memiliki aturan yang tegas. Pintu-pintu perzinaan harus
ditutup rapat-rapat. Islam telah mengharamkan perzinahan dan seks bebas dalam surat
Al Isra’ (17): 32. Islam juga melarang jalan menuju perzinahan yaitu dengan melarang
pria dan wanita berkhalwat. Tidak hanya berduaan, memandang lawan jenis dengan
syahwat pun dilarang. Islam pun melarang pria dan wanita menampakkan auratnya,
melarang wanita berpakaian yang memancing perhatian lawan jenis. Dari sisi objek
seksual, Islam tegas melarang produksi, konsumsi dan distribusi barang dan jasa yang
bisa merusak masyarakat, seperti pornografi dan pornoaksi. Karena semuanya ini bisa
mengantarkan pada perbuatan zina. Sebagaimana kaidah ushul yang menyatakan,
“Sarana yang bisa mengantarkan pada keharaman, maka hukumnya haram.”
Sedangkan upaya kuratif yang pertama adalah upaya untuk menyembuhkan
penderita penyakit HIV/AIDS yang tertular bukan karena maksiat. Negara wajib
menyediakan layanan kesehatan. Mulai dari perawatan, obat-obatan hingga layanan
pengobatan. Khilafah juga akan melakukan riset dengan serius untuk menemukan obat
yang bisa menanggulangi virus HIV-AIDS ini. Karena penyakit AIDS menular maka
para penderitanya harus dikarantina agar tidak menyebar kepada orang yang sehat.
Tentunya tindakan ini harus dilakukan dengan cara yang manusiawi.
Upaya kuratif yang kedua adalah dengan memberikan sanksi yang tegas pada pelaku
maksiat. Islam tidak membedakan para pelaku maksiat yang terkena penyakit atau tidak.
Sekali berbuat maksiat maka ia adalah pelaku maksiat. Bagi yang belum menikah
dikenai hukuman cambuk. Untuk yang sudah menikah dikenai hukuman rajam sampai
mati. Maslahat dari penerapan seluruh ketentuan dan hukum ini adalah terbebasnya
masyarakat dari perilaku seks yang tidak sehat. Tidak hanya itu, prilaku seks yang
menjadi sumber penyakit HIV/AIDS pun benar-benar telah ditutup rapat. Jika pelaku
zina di-rajam sampai mati, maka salah satu sumber penyebaran penyakit AIDS ini pun
dengan sendirinya bisa dihilangkan.
Oleh karena itu Indonesia yang bebas adalah HIV/AIDS adalah sangat mungkin.
Hanya saja masalahnya, Indonesia belum bisa menerapkan hukum-hukum Islam secara
keseluruhan. Jika Indonesia mengganti sistem negaranya menjadi Islam maka semua
tindakan preventif dan kuratif akan mudah dilakukan oleh negara. Sudah saatnya
Indonesia menerapkan sistem Islam yang menyejahterakan dan menyelamatkan
rakyatnya dari epidemi HIV/AIDS yang menakutkan.
DAFTAR PUSTAKA
Islam, J., & Bil, M. K. (2015). Kewajipan Isteri Menunaikan Nafkah Batin Kepada
Suami Yang Dijangkiti Hiv/Aids: Kajian Menurut Undang-Undang Keluarga Islam
Dan Kajian Kes. Jurnal Islam Dan Masyarakat Kontemporari, 9(0), 1–14.
Sistiarani, C., Hariyadi, B., Munasib, M., & Sari, S. . (2018). Peran Keluarga dalam
Pencegahan HIV/ AIDS di Kecamatan Purwokerto Selatan. Jurnal Ilmu Keluarga
Dan Konsumen, 11(2), 1–12. https://doi.org/10.24156/jikk.2018.11.2.96