Anda di halaman 1dari 5

ORGAN ENDOKRIN

Kelenjar tanpa saluran atau kelenjar buntu digolongkan bersama di bawah nama
organ endokrin, sebab sekresi yang dibuat tidak meninggalkan kelenjarnya
melalui suatu saluran, tetapi langsung masuk ke dalam darah yang beredar di
dalam jaringan kelenjar. Kata "endokrin" berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"sekresi ke dalam"; zat aktif utama dari sekresi interna ini disebut hormon, dari
kata Yunani yang berarti "merangsang". Beberapa organ endokrin menghasilkan
satu hormon tunggal, sedangkan yang Iain menghasilkan dua atau beberapa jenis
hormon: misalnya kelenjar hipohsis menghasilkan beberapa jenis hormon yang
mengendalikan kegiatan banyak organ lain; karena itulah kelenjar hipofisis
dilukiskan sebagai "kelenjar pimpinan tubuh".
Beberapa organ endokrin:
Kelenjar hipofisis, lobus anterior dan posterior.
Kelenjar tiroid dan paratiroid.
Kelenjar suprarenal, korteks dan medula.
Kelenjar timus dan barangkali juga badan pineal.
Pembentukan sekresi interna adalah suatu fungsi penting, juga pada organ
dan kelenjar lain, seperti insulin dari kepulauan Langerhans di dalam pankreas,
gastrin di dalam Iambung, ustrogen dan progresteron di dalam ovarium, dan
testosteron di dalam testis.

Kelenjar Hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar tengkorak, di dalam fosa hipofisis tulang
stenoid. Kelenjar itu terdiri atas dua lobus, yaitu anterior dan posterior, dan bagian
di antara kedua lobus adalah pars intermedia.
Lobus anterior kelenjar hipofisis menghasilkan sejumlah hormon yang bekerja
sebagai zat pengendali produksi sekresi dari semua organ endokrin lain.
Hormon pertumbuhan (hormon somatotrofik) mengendalikan pertumbuhan
tubuh.
Hormon tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam
menghasilkan tiroksin.
Hormon adrenokortikotropik (ACTH) menghasilkan kegiatan kelenjar
suprarenal dalam menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar
suprarenal ini.
Hormon gonadotropi:
Hormon perangsang folikel, (follicle stimulating hormon – FSH),
merangsang perkembangan folikel Graaf di dalam ovarium dan pembentukan
spermatozoa di dalam testis.
Luteinising hormon (LH) atau interstitial cell stimulating hormon (ICSH)
mengendalikan sekresi ustrogen dan progesteron di dalam ovarium dan testosteron
di dalam testis.
Hormon ketiga dari hormon gonadotropik ini ialah luteotrofin atau
prolaktin, mengendalikan sekresi air susu, dan mempertahankan adanya korpus
luteum selama hamil.
Sekresi lobus posterior. Lobus posterior kelenjar hipofisis mengeluarkan sekret
dua jenis hormon: Homon anti-diuretik (ADH) mengatur jumlah air yang melalui
ginjal, sedangkan hormon oksitosik merangsang kontraksi uterus sewaktu
melahirkan bayi dan pengeluaran air susu sewaktu menyusui.

Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terdiri atas dua buah lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri
trakea, dan diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut ismus tiroid
dan yang melintasi trakea di sebelah depannya.
Struktur. Kelenjar tiroid terdiri atas sejumlah vesikel yang dibatasi epitelium
silinder, mendapat persediaan darah berlimpah, dan yang disatukan jaringan ikat.
Sel itu mengeluarkan sekret cairan yang bersifat lekat yaitu koloida tiroid, yang
mengandung tat senyawa yodium; zat aktif yang utama dari senyawa yodium ini
ialah hormon tiroksin. Sekret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran
darah, baik langsung maupun melalui saluran limfe.
Fungsi. Sekresi timid diatur sebuah hormon dari lobus anterior kelenjar hipofisis,
yaitu honnon tirotropik.
Fungsi kelenjar timid sangat erat bertalian dengan kegiatan metabolik dalam
hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan; bekerja sebagai perangsang proses
oksidasi, mengatur penggunaan oksigen, dan dengan sendirinya mengatur
pengeluaran karbon dioksida.
Hiposekresi (hipotiroidisma). Bila kelenjar tiroid kurang mengeluarkan
sekret pada waktu bayi maka mengakibatkan suatu keadaan yang dikenal sebagai
kreatinisme, berupa hambatan pertumbuhan mental dan fisik.
Hipersekresi. Pada pembesaran kelenjar dan penambahan sekresi yang
disebut hipertiroidisma, semua simtomnya kebalikan dari miksudema.
Pada keadaan yang dikenal sebagai penyakit Grave atau gondok
eksoftalmus, tampak mata menonjol ke luar. Efek ini disebabkan terlampau
aktifnya hormon tiroid. Adakalanya tidak hilang dengan pengobatan.

Kelenjar Paratiroid
Di setiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar kecil, yaitu kelenjar paratiroid di
dalam leher. Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid, mengatur metabolisme
zat kapur dan mengendalikan jumlah zat kapur di dalam darah dan tulang.
Hipoparatiroidisma, yaitu kekurangan kalsium dalam isi darah atau
hipokalsemia, mengakibatkan keadaan yang disebut tetani, dengan gejala khas
kejang dan konvulsi, khususnya pada tangan dan kaki yang disebut karpopedal
spasmus; simtom-simtom ini dapat cepat diringankan dengan pemberian kalsium.
Hiperparatiroidisma atau over-aktivitas kelenjar, biasanya ada sangkut
pautnya dengan pembesaran (tumor) kelenjar. Keseimbangan distribusi kalsium
terganggu, kalsium dikeluarkan kembali dari tulang dan dimasukan kembali ke
dalam serum darah, dengan akibat terjadinya penyakit tulang dengan tanda-tanda
khas beberapa bagian keropos, yang dikenal sebagai osteitis fibrosa sistika, karena
terbentuk kista pada tulang. Kalsiumnya diendapkan di dalam ginjal dan dapat
menyebabkan batu ginjal dan kegagalan ginjal.

Kelenjar Timus
Kelenjar timus terletak di dalam toraks, kira-kira pada ketinggian bifurkasi trakea.
Warnanya kernerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada bayi yang baru lahir
sang-at kecil dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya
bertambah, pada masa remaja beratnya dari 30 sampai 40 gram, dan kernudian
mengerut lagi. Fungsinya belum diketahui, tetapi diperkirakan ada hubungannya
dengan produksi antibodi.

Keleniar Adrenal
Kelenjar adrenal atau kelenjar suprarenalis terletak di atas kutub sebelah atas
setiap ginjal. Kelenjar adrenal terdiri atas bagian luar yang berwarna kekuning-
kuningan yang disebut korteks dan yang menghasilkan kortisol (hidrokortison),
dengan rumus yang mendekati kortison, dan atas bagian medula di sebelah dalam
yang menghasilkan adrenalin (epifirin) dan noradrenalin (norepifrin).
Zat-zat tadi disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis.
Sekresinya bertambah dalam keadaan emosi, seperti marah dan takut, serta dalam
keadaan asfiksia dan kelaparan. Pengeluaran yang bertambah itu menaikkan
tekanan darah guna melawan Shok yang disebabkan kegentingan ini.
Noradrenalin menaikkan tekanan darah dengan jalan merangsang serabut
otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi. Adrenalin membantu
metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Beberapa hormon terpenting yang disekresikan korteks adrenal adalah
hidrokortison, aldosteron, dan kortikosteron, yang semuanya bertalian erat dengan
metabolisme pertumbuhan, fungsi ginjal, dan tonus Otot. Semua fungsi ini
menentukan jalan hidup.
Pada insufisiensi adrenal (penyakit Addison), pasien menjadi kurus dan
tampak sakit dan makin lemah, terutama karena tidak adanya hormon ini,
sedangkan ginjal gagal menyimpan natrium, karena mengeluarkan natrium dalam
jumlah terlampau besar. Penyakit ini diobati dengan kortison.

Kepulauan Langerhans pada pankreas membentuk organ endokrin yang


menyekresikan insulin, yaitu sebuah hormon antidiabenka, yang diberikan dalam
pengobatan diabetes. Insulin adalah sebuah protein yang dapat turut dicernakan
Oleh enzim-enzim pencema protein dan karena itu tidak diberikan melalui mulut
melainkan dengan suntikan subkutan. Insulin mengendalikan kadar glukosa dan
bila digunakan sebagai pengobatan dalam hal kekurangan, seperti pada diabetes,
akan memperbaiki kemampuan sel tubuh mengabsorpsi dan menggunakan
glukosa dan lemak.

Secara klinik, defisiensi (kekurangan) insulin mengakibatkan hiper- glikemia


yaitu kadar gula darah yang tinggi, turunnya berat badan, lelah dan poliuria
(sering buang air kecil), disertai haus, lapar, kulit kering, mulut dan Iidah kering.
Akibatnya juga ketosis serta asidosis dan ke- cepatan bernapas bertambah.
Keadaan sebaliknya ialah hipoglikemia, atau kadar gula darah rendah, dapat
terjadi sebagai akibat kelebihan dosis insulin; atau karena pasien tidak makan
makanan (atau muntah barangkali) sesudah suntikan insulin, sehingga kelebihan
insulin dalam darahnya menyebabkan koma
Demikianlah maka koma pada seorang pasien dengan diabetes dapat
disebabkan tidak adanya insulin, atau terlampau banyak insulin (koma
hipoglikemia) yang diobati dengan glukosa.
Kelenjar pinealis berbentuk kecil merah seperti buah cemara dan terletak dekat
korpus kalosum. Fungsinya belum terang. Kelenjar lain yang menghasilkan
sekresi interna penting adalah pankreas dan kelenjar kelamin.
DAFTAR PUSTAKA

Pearce. (2019). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama.

Anda mungkin juga menyukai