Disusun Oleh :
TAHUN AJARAN
2019
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang
berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500
gram.(WHO,1961) dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari
2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut premature. Pada tahun
1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari
2500 gram disebut Low Birt Weight Infants (BBLR). Berdasarkan
pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi
menjadi 2 golongan :
1. Prematuritas Murni
Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai
berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut
Neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (NKBSMK).
2. Dismaturitas
Bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan dismatur dapat terjadi dalam preterm,term,dan post term.
Dismatur ini dapat juga Neonatus kurang bulan – kecil untuk masa
kehamilan (NKB-KMK). Neonatus cukup bulan kecil masa kehamilan
(NCB-KMK),Neonatus lebih bulan-kecil Masa Kehamilan (NLB-KMK).
B. ETIOLOGI
1. Faktor Ibu
a. Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi.
b. Kelainan bentuk uterus (mis. Uterus bikornis,inkompeten serviks).
c. Ibu yang menderita penyakit antara lain : akut dengan gejala panas
tinggi (mis. Tifus abdominalis, malaria). Kronis (mis. TBC, penyakit
jantung, gromeluronefritis kronis).
d. Trauma pada masa kehamilan antara lain: fisik (mis.jatuh).
Psikologis (mis.stres).
e. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun.
f. Plasenta antara lain plasenta previa,solusio plasenta.
2. Factor Janin
a. Kehamilan ganda,
b. Hidramnion,
c. Ketuban pecah dini,
d. Cacat bawaan,
e. Infeksi (mis. Rubeolla, sifilis,toksoplasmosis),
f. Insufisiensi plasenta,
g. Inkompatibilitas darah ibu dan janin(factor Rhessus, golongan darah
ABO). Faktor Plasenta adalah Plasenta previa dan solusio plasenta.
C. PATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan
yang belum cukup bulan (premature) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu),tapi
berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilanya,yaitu
tidak mencapai 2500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan
pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit
ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan
lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
janin tidak mengalami hambatan,dan selanjutnya akan melahirkan bayi
dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system
reproduksi normal,tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada
masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan
lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu
dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi
BBLR,vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi,terlebih lagi bila ibu
menderita anemia.
Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar HB
berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu
gangguan yang paling sering tyerjadi selama masa kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi
kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal.
Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu
turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi
dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik
sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin
didalam kandungan,abortus,cacat bawaan,BBLR,anemia pada bayiyang
dilahirkan,hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian
perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita
anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu
dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan premature juga lebih
besar.
D. GEJALA KLINIS
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm.
4. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.
5. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.
6. Lingkar kepala sama dengan atau kurang 33 cm.
7. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.
8. Rambut lanugo masih banyak.
9. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.
10. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga.
11. Tumit mengkilap,telapak kaki halus.
12. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang. Testis belum turun kedalam skrotum,untuk bayi perempuan
klitoris menonjol,labia minora belum tertutup oleh labia mayora.
13. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakanya lemah.
14. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflex isap,
menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
15. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan
jaringan lemak masih kurang.
E. Patway Keperawatan
F. Fokus Pengkajian
1. Apgar skore
System penilaian ini untuk mengevaluasi status kardiopulmonal
dan persarafan bayi. Penilaian dilakukan 1 menit setelah lahir dengan
penilaian 7-10 (baik), 4-6 (asfiksia ringan hingga sedang), dan 0-3
(asfiksia berat) dan diulang setiap 5 meint hingga bayi dalam keadaan
stabil.
Tanda 0 1 2
Frekwensi Tidak ada < 100 > 100
jantung
Usaha bernapas Tidak ada Lambat Menangis kuat
ASUHAN KEPERAWATAN
SKENARIO KASUS
Ruang : Perinatologi
Pengkaji : Kelompok 1
A. Biodata
1. Identitas pasien
Nama : Bayi Ny. R
Umur : 1 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kebumen
Diagnosa Medis : BBLR
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. R
Umur : 28 th
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kebumen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
B. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Bayi tidak langsung menangis, reflek hisap masih lemah, berat bayi
lahir sangat rendah yaitu 1850 gram.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi lahir pada tanggal 25 April 2019 di RSUD dr. Soedirman
Kebumen secara spontan diusia gestasi 30 minggu dengan berat bayi
lahir yaitu 1850 gram. Selain itu setelah lahir bayi tidak langsung
menangis, oleh karena itu bayi sekarang di pindahan ke perinatologi
untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
3. Riwayat kehamilan dan kelahiran
a. Pre Natal
Ibu klien mengatakan selama hamil memeriksakan kehamilannya
di bidan tiap 2 bulan sekali. Selama kehamilan ditemukan riwayat
penyakit kehamilan TORCH. G: 3 P: 1 A: 0
b. Intra Natal
Bayi lahir secara spontan di usia kehamilan 30 minggu, ditandai
dengan ketuban pecah sebelum persalinan, lama persalinan 1jam
dan bayi lahir pada jam 14.45 WIB. Berat lahir 1850 gram.
c. Post Natal
Setelah kelahiran bayi semopat tidak menangis dan langsung
dipasang kanul O2 dengan resusitasi selama 3 menit. Keadaan
lemah, nafas tidak teratur.
4. Riwayat kesehatan keluarga
a. Genogram
Tn. Z Ny. R
An
Keterangan :
: Garis perkawinan
: Klien
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
5. Riwayat Sosial
a. Yang Merawat
Saat ini klien dirawat diruang perinatologi dan dirawat oleh
perawat dan sesekali ibu klien menjenguk saat jam kunjung rumah
sakit.
b. Hubungan dengan Keluarga
Ibu klien bisa mengunjungi, melihat, dan menyentuh bayinya saat
berkunjung meskipun bayi dalam incubator, sedangkan ayahnya
tidak boleh melihat bayinya karena sudah aturan dari pihak rumah
sakit.
6. Pola Sehari-hari
a. Nutrisi dan Metabolisme
Saat ini pasien mendapat diit susu formula khusus BBLR 3 jam
sekali sekitar 30 cc melalui selang OGT
b. Eliminasi Urine dan Feses
Klien BAB ± 3-5x sehari dengan konsistensi warna hitam, lembek
cair, bau khas feses bayi. BAK menggunakan pempers dan diganti
setiap 6 jam sekali dan terisi ± 100 cc
c. Istirahat dan Tidur
Klien terlihat sering tidur dan bangun jika lapar dan merasa kotor
setelah BAB dan BAK, rata-rata tidur per hari yaitu 20-22 jam
d. Peran dan Hubungan
Keluarga mengatakan anak akan diasuh oleh orang tuanya sendiri,
dan selama ini ibu bayi menengok keruang perinatologi
e. Toleransi Stress dan Koping
Klien menangis saat merasa lapar, tidak nyaman, dan saat kotor
7. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Lemas, kurang aktif, menangis
lemah, perawatan dalam inkubator
2. Tanda-tanda Vital
- Nadi : 120 X /menit
- Pernafasan : 65X /menit
- Suhu : 35°C
3. Antropometri
- Berat Lahir : 1850 gram
- Lingkar Dada : 26 cm
- Lingkar Kepala : 29 cm
- LILA : 7 cm
4. Kepala : Fontanel anterior lunak, wajah simetris,
rambut hitam
15. Ekstremitas
- Atas : Lengkap, tidak ada kelainan
- Bawah : Lengkap, tidak ada kelainan, kaki kanan
Terpasang SPO2, akral sedikit dingin
16. Kulit : Warna kulit coklat gelap, tidak ikterik,
turgor kulit cukup
8. Therapi
- PO Ferlin drop 1x0.3cc
- O2 nasal kanul 0.5 liter/menit
- Susu formula BBLR 8x30cc/hari melalaui selang OGT
- Termoregulasi incubator suhu 34°C
- Infuse umbilical 5%
9. Data Penunjang
Laboratorium tanggal 25 April 2019
Hematologi
Kimia Klinik
C. Analisa data
Tgl/ jam Data Problem Etiologi
25 April Ds: Pola nafas tidak Imaturitas
2019/ 1. Ibu klien efektif neurologis
10.00 WIB mengatakan
”anaknya
mengalami sesak
nafas”
Do :
1. Tampak tarikan
dinding dada ke
dalam
2. RR:65x/menit
3. Bayi lahir pada
usia kehamilan 32
minggu
Prioritas Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d imaturitas neurologis
2. Hipotermi b.d prematuritas
3. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d usia ekstrem (struktur kulit
yang imatur)
D. Intervensi keperawatan
Tgl / jam N NOC NIC Ttd
o &
D Nam
P a
25 April 1 Setelah dilakukan tindakan Terapi oksigen
2019/10. keperawatan selama 1x24 jam Definisi :
00 WIB diaharapkan penafasan klien pemberian oksigen
dapat membaik dengan dan pemantauan
indikator : mengenai
Indikator Awal Tujuan efektivitasnya
Frekuensi 2 5 1. Bersihkan
pernafasan mulut,
Kedalaman 2 5 hidung
inspirasi 2. Siapkan
Saturasi 2 5 peralatan
oksigen oksigen dan
berikan
Keterangan: melalui
1= sangat berat head box
2= berat 3. Monitor
3= sedang aliran
4= ringan oksigen
5= tidak ada 4. Monitor
efektifitas
terapi
oksigen
5. Periksa
perangkat
pemberian
oksigen
secara
berkala
untuk
memastikan
bahwa
konsentrasi
yang telah
ditentukan
sedang
diberikan
6. Monitor
kerusakan
kulit
terhadap
adanya
gesekan
perangkat
oksigen
10.20
WIB 2. Menyiapkan Ibu klien
peralatan oksigen memperhatikan
dan berikan tindakan yang
melalui head box dilakukan perawat
10.24
WIB 3. Memonitor aliran Pernapasan anak
oksigen masih meningkat
10.28
WIB 4. Memonitor Ibu klien
efektifitas terapi memperhatikan
oksigen tindakan yang
10.30 dilakukan perawat
WIB
5. Memeriksa Pernapasan pasien
perangkat masih belum
pemberian menurun
oksigen secara
berkala untuk
memastikan
bahwa konsentrasi
yang telah
10,35 ditentukan sedang
WIB diberikan
6. Memonitor Kulit pasien tidak
kerusakan kulit lecet namun
terhadap adanya tampak sianosis
gesekan perangkat
oksigen
25 April 2 1. Menempatkan Bayi diletakkan
2019/ bayi pada diinkubator yang
10.50 inkubator sudah tersedia
WIB
11.00
WIB 2. Meningkatkan Bayi tampak tidak
cairan dan nutrisi gelisah dan tenang
11.15 adekuat
WIB 3. Memonitor suhu Kulit panies manis
dan warna kulit dingin dan sianosis
11.25
WIB 4. Selimuti bayi Pasien tampak
berat badan lahir nyaman.
rendah dengan
selimut berbahan
dalam plastik
(misal
polyethylene)
25 April 3 1. Memonitor warna Kulit pasien masih
2019/ dan suhu kulit tampak sianosis
11.30
WIB
11.35
WIB 2. Mengajarkan Keluarga klien
keluarga/pemberi mengikuti arahan
asuhan mengenai perawat dengan
tanda-tanda baik
11.40 kerusakan kulit
WIB dengan tepat
3. Memonitor kulit Kulit pasien tidak
11.45 adanya ruam dan ada lecet
WIB lecet
4. Memeriksa Melonggarkan
pakaian yang pakaian pasien agar
terlalu ketat tidak ketat
12.00
WIB 5. Mencegah Keluarga klien
kerusakan lebih mengikuti arahan
lanjut (misal perawat dengan
melapisi baik
kasur,menjaga
kebersihan tempat
tidur)
F. Evaluasi
WAKTU NO, SOAP TTD
DX
25 April 1 S: ibu klien mengatakan anaknya sudah sedikit
201920.00 berkurang sesaknya
WIB O: tarikan dinding dada kedalam tampak
berkurang
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Memonitor aliran oksigen
Kaji tanda-tanda vital
25 April 2 S: ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
2019/ 20.00 pucat dan suhu tubuhya normal
WIB O: Suhu tubuh telah meningkat menjadi 360 C,
akral masih agak dingin
A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi:
Beri selimut dan penutup kepala
Tetap tempatkan klien pada inkubator
25 April 3 S: ibu klien mengatakan anaknya sudah mulai
2019/ 20.00 membaik dan pemeriksaan fisiknya normal
WIB O: sianosis tampak menghilang,
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi