Anda di halaman 1dari 20

ANOREKTAL

MALFORMATION

OLEH NURLAILA
DEFINISI
 Anorectal Malformation adalah kelainan
kongenital pada anus dan rektum dimana
pembukaan anus tidak terbentuk dan akhir
lubang rectum buntu.
 Malformasi anorectal terbagi menjadi beberapa
bagian imperforata anus, yaitu malformasi
tanpa lubang yang jelas dan beberapa yang
mempunyai fistula dari rectum distal ke
peritoneum atau ke sistem genitourinaria
KLASIFIKASI
 Tempat Rendah
 Rectum bertempat normal sampai otot puborectal, spinkter
eksterna dan interna ada dan berfungsi normal, dan tidak ada
hubungan dengan saluran genitourinary.pada kelainan tempat
rendah anusnya tidak berlubang
 Intermediate
 Rectum berada pada atau dibawah otot puborectal, lesung
anal dan spinkter eksternal berposisi normal
 Letak Tinggi
 Rectum berada di atas otot puborectal, dan tidak ada spinkter,
biasanya diasosiasikan dengan fistula genitourinaria
(rectourethal pada laki-laki dan rectovaginal pada wanita )
 Selama fase embrionik kloaka menjadi saluran umum
dengan urinary, genital, dan rectal.
 Kloaka berpisah pada minggu ke 5 gestasi menjadi
anterior urogenital sinus dan posterior intestinal.
 Pemisahan lebih lanjut menghasilkan sistem
genitourinary pada anterior dan saluran anorectal pada
posterior.
 Gangguan dalam pembentukan menyebabkan
perpindahan incomplit pada rectum untuk berposisi
normal.
JENIS MALFORMASI
 Ada fistula, dengan letak normal dan tidak
normal.
 Untuk yang letaknya tidak normal terbagi
menjadi dua yaitu rectourethal untuk laki-laki
dan rectovaginal untuk wanita.
 Hal ini akan menimbulkan masalah
keperawatan resiko infeksi cystitis, traktus
urinari dan vaginitis.
 Tidak ada fistula, dimana akan menyebabkan
distensi abdomen yang akan menekan
diafragma, hati dll.
 Hal ini juga bisa menyebabkan muntah dengan
masalah keperawatan resiko gangguan nutrisi kurang
dari kebutuhan, resiko gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit
 Distensi abdomen akan menimbulakan gangguan
rasa nyaman dan gangguan pola nafas
IDIOPATIK, GENETIK

MALFORMASI
ANOREKTAL

LUBANG ANUS
STENOSIS REKTUM UJUNG
MEMBRAN TERPISAH
LEBIH RENDAH REKTUM
MENETAP DG UJUNG REKTUM
PD ANUS BUNTU
YG BUNTU

HAMPIR
DISERTAI
FISTULA
BAYI BAYI
LAKI-LAKI PEREMPUAN

FISTULA
FISTULA
REKTOURINARIA
REKTOVAGINAL

BERAKHIR BAB KELUAR


DI VU/URETRA DARI VAGINA

TINDAKAN PEMBEDAHAN:
**EKSISI MEMBRAN ANAL
**KOLOSTOMI SEMENTARA
MANIFESTASI KLINIK
 Perut menbuncit dan kembung
 Muntah pada 24-48 jam pertama setelah
lahir
 Mekonium pada urin/ pada vagina
 Tidak ada defekasi mekonium setelah24-
48 jam pertama setelah lahir
 Adanya membran anal
 Adanya fistula eksternal pada perinium
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
 Cek kepatenan anus setelah bayi lahir
dan observasi keluarnya mekonium
 Inspeksi daerah perineum terhadap
pembentukan anus atau membran pada
atresia membran anus
Lanjutan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Endoskopy untuk mengidentifikasi lubang


buntu pada atresia rectum
 Rontgen (anterioposterior dan lateral)
untuk deteksi lubang yang berhubungan
dengan kedangkalan anus
 USG ginjal untuk mengidentifikasi kelainan
abdomen
Lanjutan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Retrograde Uretrogam untuk menentukan


tindakan pembuatan kolostomi
 Rertograde Uretrocystogram untuk
mengidentifikasi fistula rectouretra
 CT-scan pelvis untuk menentukan
susunan otot anorectal pelvis
PENATALAKSANAAN
 Pada letak rendah
 Stenosis anus dilakukan dilatasi digital / instrumen
oleh dokter, dilanjutkan dengan dilatasi tiap hari oleh
dokter / perawat / ortu anak
 Pada letak intermediate
 Atresiaanus / imperforata dilakukan pembedahan
perforasi pada bayi baru lahir
 Agenesis anus / tidak terbentuk anus dilakukan
anoplasti pada bayi baru lahir
lanjutan PENATALAKSANAAN
 Pada letak rendah
 Agenesis rectal dilakukan kolostomi pada bayi
baru lahir diikuti prosedur penarikan /
penarikan pada usia 6-12 bulan bila berat
badan anak memungkinkan
 Atresia rectal dilakukan kolostomi diikuti
proses penarikan / anoplasti pada usia 6-12
bulan.
SYARAT KOLOSTOMI
 Anak mampu mengontrol bowel secara
efektif
 Tidak ada impact / pengerasan feses
kronik
 Penutupan fistula sempurna
PENGKAJIAN
 Riw. Prenatal
- Keluhan ibu selama hamil
- Obat2 yg dikonsumsi ibu
- Penyakit yg diderita
- Gizi saat hamil
 Riw. Post natal
- Pd BBL/ minggu I kelahiran
Riw tdk ada pengeluaran mekonium >24
jam, malas minum, muntah
 Terdapat mekonium pada urin
 Lakukan pemeriksaan fisik dengan memasukkan
jari kelingking dengan memakai sarung
tangan/memasukkan termometer sepanjang 2
cm tidak ditemukan anus secara merata.
 Adanya stenosis rektum yang lebih rendah pada
anus
 Membran anus menetap
 Fistula antara rektum dan traktur urinaria, vagina
atau perineum
MASALAH KEPERAWATAN
 PRE OPERASI
 Defisitvolume cairan
 Gangguan eliminasi bowel
 Defisiensi pengetahuan

 POST OPERASI
 Nyeri
 Gangguan integritas kulit
 Resiko infeksi

Anda mungkin juga menyukai