Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DM JUVENILE PADA ANAK


Makalah ini di ajukan untuk memenuhi syarat Ilmu Keperawatan Anak

Disusun Oleh :

INTA OKTAPIYANI
NIM : 4201.0113.B.085

ISAH AWISAH
NIM : 4201.0113.B.086

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON


PROGRAM STUDI STRATA I KEPERAWATAN

Tahun 2014
KATA PENGANTAR

Makalah dengan judul DM JUVENILE PADA ANAK dimaksudkan untuk memenuhi


tugas Ilmu Keperawatan Anak pada Program Strata Satu Kesehatan Masyarakat STIKes
Cirebon.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan rasa syukur yang tidak terkira
kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah diberikan oleh-Nya. Kemudian
penyusun juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
mata kuliah yang senantiasa mencurahkan segenap waktu dan tenaganya untuk bisa
terlibat langsung serta memberi nasehat dan kritikan yang membangun, dalam
penyusunan makalah ini. Rasa terima kasih juga penyusun berikan kepada teman-
teman dan pihak-pihak yang telah banyak membantu atas terselesaikannya makalah ini.
Disadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pencinta ilmu pengetahuan.

Cirebon, Mei 2014

Penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus saat ini bukan hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi sudah
menyerang anak-anak dan remaja. Ironisnya lagi, diabetes pada anak sulit dideteksi
sejak dini bahkan sejak bayi sekalipun.

Menurut ahli, tidak ada tanda-tanda khusus dari bayi yang dapat membuktikan bahwa
seorang anak nantinya akan menderita diabetes. “Biasanya anak akan ketahuan
menderita diabetes pada usia 7 tahun keatas, Diabetes pada anak dapat pula
menyebabkan kematian dan dapat mengganggu proses tumbuhkembangnya. Anak
yang terkena DM hendaknya menjalani terapi insulin daripada mengkonsumsi obat-
obatan. Anak yang menderita diabetes ini juga perlu dijaga pola makannya dan
olahraga secara teratur. Luszy mengakui anak-anak memang agak sulit untuk diatur
pola makannya apalagi sekarang ini kehadiran makanan cepat saji sangat digemari
oleh anak-anak. Di sinilah perlu peran orang tua, keluarga dan guru dalam membantu
anak untuk bisa memperhatikan pola makan yang baik. Secara umum di dunia terdapat
15 ka¬sus per 100.000 individu pertahun yang men-derita DM tipe 1. Tiga dari 1000
anak akan menderita IDDM pada umur 20 tahun nantinya. Insiden DM tipe 1 pa¬da
anak-anak di dunia tentunya berbeda. Terdapat 0.61 kasus per 100.000 anak di Cina,
hingga 41.4 kasus per 100.000 anak di Finlandia. Angka ini sangat ber¬variasi,
terutama tergantung pada ling¬kungan tempat tinggal. Ada kecenderung¬an semakin
jauh dari khatulistiwa, angka kejadiannya akan semakin tinggi. Meski belum ditemukan
angka kejadian IDDM di Indonesia, namun angkanya cenderung le¬bih rendah
dibanding di negara-negara eropa.

Diabetes adalah sebuah penyakit serius, dan ketika penyakit ini menyerang anak-anak,
ini bisa menjadi lebih berbahaya dan mengancam nyawa. Juvenile Diabetes adalah
penyakit yang telah menyerang banyak anak-anak di seluruh dunia. Pengobatan harus
dimulai sesegera mungkin untuk anak-anak seperti itu, namun mereka harus hidup
bermasalah sepanjang hidup mereka.

Jika seseorang dapat mengetahui gejala dengan cepat dan diagnosa dapat
terselesaikan pada tahap awal, maka penyakit juga dapat lebih cepat diatasi. Di bawah
ini disebutkan 8 (delapan) gejala teratas Diabetes pada anak-anak (Juvenile Diabetes)
yang dapat membantu orang tua untuk mengetahui bahwa anak mereka mungkin
menderita diabet, tapi semoga saja tidak.

2
B. Tujuan

1. mengetahui definisi Diabetes juvenile

2. mengetahui penyebab Diabetes juvenile

3. mengetahui tanda dan gejala Diabetes juvenile

4. mengetahui penatalaksanaa dan komplikasi Diabetes juvenile

5. mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien diabetes juvenile


dan dapat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan nursing care plan.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit metabolik yang menyebabkan gangguan


pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat kekurangan
insulin.
Diabetes Juvenilis adalah diabetes mellitus mellitus yang bermanifestasi sebelum
umur 15 tahun, oleh karena itu ada yang lebih senang memakai istilah Juvenile
onset Diabetes.

B. Etiologi

Diabetes Juvenile merupakan suatu penyakit keturunan yang diturunkan secara


resesif. Diabetes juvenile terjadi akibat defisiensi insulin karena terjadinya
kerusakan sel beta pankreas dalam tubuhnya. Sehingga anak tersebut mengalami
kekurangan hormon insulin.

C. Patofisiologi

Insulin merupakan kom¬ponen vital da¬lam metabolisme karbohidrat, lemak, dan


protein. In¬su¬lin menurunkan kadar glu¬ko¬sa darah dengan ca¬ra memfasilitasi
ma¬suk¬nya glukosa ke dalam sel, terutama otot serta mengkonversi glukosa
menjadi glikogen (glikoge¬nesis) sebagai cadangan energi. Insulin juga
menghambat pe¬le¬pas¬an glukosa dari glikogen hepar (gli¬ko¬ge¬nolisis) dan
memperlambat pemecah¬an lemak menjadi tri¬gliserida, asam lemak be¬bas,
dan keton. Selain itu, insulin juga menghambat pe¬mecahan protein dan le¬mak
untuk memproduksi glukosa (glukoneogenesis) di he¬par dan ginjal. Bisa di¬ba-
yangkan betapa vitalnya peran insulin da¬lam metabolisme.
Defisiensi insulin yang dibiarkan akan menyebabkan tertumpuknya glukosa di
da¬rah dan terjadinya glukoneogenesis te¬rus-menerus sehingga menyebabkan
kadar gula darah sewaktu (GDS) meningkatdrastis.

D. Tanda dan Gejala

Gejala pada anak hampir sama seperti pada orang dewasa. Perbedaannya ialah
pada anak permulaan lebih cepat dan pada umumnya anak kurus. Biasanya
keluhan utama, anak bertambah kurus atau tidak bertambah gemuk, sedangkan
makan banyak, selalu haus dan banyak kencing. Pada anak yang tadinya tidak
ngompol tiba – tiba ngompol lagi. Kulit teraba agak kering, sering gatal – gatal
( pruritus ) dan kadang – kadang ada hipertrikosis. Sering terdapat infeksi kulit.
Kalau keadaan menjadi lebih berat, anak bisa jatuh dalam keadaan koma ( koma
diabetikum ) dengan gejala berupa kesadaran menurun, kulit kering, pipi
kemerahan, bibir merah, nafas berbau aseton, pernafasan cepat, mual dan
muntah, nyeri perut dan kadang–kadang nyeri seluruh badan. Disisi lain tanda dan
gejala pada intinya yaitu :

6
Delapan gejala teratas Diabetes pada anak-anak (Juvenile Diabetes)

GEJALA-GEJALA JUVENILE DIABETES

1. Meningkatnya Rasa Lapar

Anak-anak makan dengan normal dan mendapatkan energi dan kekuatan


darinya. Ketika menderita juvenile diabetes, gejala yang banyak terjadi pada
anak-anak adalah bahwa mereka merasa sangat lapar dan cenderung makan
lebih banyak dari yang biasa mereka lakukan. Jika Anda merasa nafsu makan
anak Anda tiba-tiba meningkat, segeralah periksakan anak Anda apakah dia
terkena juvenile diabetes atau tidak, semoga saja tidak.

2. Meningkatnya Rasa Haus

Meskipun seorang anak membutuhkan banyak air setiap hari, anak yang
menderita Juvenile Diabetes akan meminum air lebih banyak daripada yang
biasa mereka lakukan, dan mereka akan merasa bertambah haus yang sangat
tajam. Tak peduli seberapa banyak air yang sudah dia minum, rasa hausnya
tidak akan hilang dengan mudah.

5
3. Sering Buang Air Kecil (Pipis/Kencing)

Gejala yang sangat umum bagi anak-anak yang menderita juvenile diabetes
adalah mereka sering buang air kecil/pipis/kencing, dan mereka tidak dapat
menahan kencing mereka walaupun hanya untuk sesaat. Gejala ini juga dialami
oleh orang dewasa yang menderita diabetes, Jika Anda melihat anak Anda
sering bolak-balik mengunjungi kamar mandi, saatnya Anda membawa anak
Anda untuk diperiksa apakah dia terserang juvenile diabetes, semoga tidak.

4. Menurunnya Berat Badan

Terlepas dari fakta apakah anak Anda adalah seorang yang sedikit obesitas atau
memiliki berat badan yang normal. Ketika Anda mengetahui bahwa anak Anda
berat badannya menurun secara tiba-tiba, ini adalah gejala umum lain yang
terlihat pada anak-anak yang menderita juvenile diabetes.

5. Bau Mulut yang Tak Sedap

Jika anak Anda rajin menyikat giginya setiap hari dan merawatnya, seharusnya
dia tidak memiliki bau tak sedap pada mulutnya. Namun seorang anak yang
menderita Juvenile Diabetes akan memiliki aroma napas yang tak sedap, yang
dapat dengan mudah dibedakan dengan aroma yang lain. Dianjurkan agar Anda
segera memeriksakan anak Anda ketika menghadapi masalah seperti itu.

6. Meras Lelah

Biasanya, anak-anak akan bersikap aktif dan melakukan berbagai kegiatan


sepanjang hari. Jika anak Anda tiba-tiba merasa lelah dan letih sepanjang waktu
dan tidak ingin berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari, ini mungkin gejala lain
dari dirinya menderita juvenile diabetes.

6
7. Perubahan dalam Penglihatan

Gejala yang sangat berbahaya bagi juvenile diabetes adalah adanya perubahan
dalam penglihatan, yang banyak dialami oleh anak-anak pengidap penyakit ini.
Kaburnya penglihatan atau perubahan-perubahan yang lain harus segera
diperhatikan dan Anda harus segera membawa anak Anda untuk diperiksa.

8. Menjadi (bersifat) Gampang Marah

Seorang anak yang selalu ceria, bahagia dan menyenangkan untuk bermain.
Dengan tiba-tiba menjadi emosi, bingung dan marah tanpa ada alasan sama
sekali. Anak menahan diri dari bersama dengan teman-temannya, anggota
keluarga atau kerabat dan memilih untuk menghabiskan waktunya sendirian.
Jika anak Anda tiba-tiba menunjukkan perubahan ekstrim dalam pola perilaku
seperti itu, segeralah periksakan anak Anda.

E. Faktor Resiko

1. riwayat Dm pada keluarga


2. anak lahir > 4kg

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Gula Da¬rah Sewaktu (GDS) dan Glukosa Darah Puasa


(GDP)

Pemeriksaan ini paling sering dilakukan. Ba¬tas¬nya 200 mg/dl (11 mmol/l)
untuk GDS dan 120 mg/ml (7 mmol/l) untuk GDP. Selain darah, glukosa
urin dapat me-nunjang diagnosis dan keton urin da¬pat menjadi petanda
Ketoasidosis Dia¬be¬tik (KAD), meskipun keton urin normal di¬temukan
pada orang yang lapar dan pua¬sa. Ketonuria dapat menjadi marker jika
terdapat defisiensi insulin dan gejala klinis yang menunjang KAD.

2. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO).

Tes ini dilakukan de¬ngan melakukan pemeriksaan GDP kemudian


memberikan glukosa oral (2 g/kg un¬tuk anak <3 tahun, 1.75 g/kg untuk
anak 3-10 tahun, atau 75 g untuk anak >10 ta¬hun) dan dites dua jam
kemudian. Angka GDP di atas 120 mg/dl (6,7 mmol/l) dan GDS 2 jam PP di
atas 200 mg/dl (11 mmol/l) merupakan petanda diabetes mellitus. OGTT
yang dimodifikasi juga da¬pat dikerjakan untuk mengenali MODY. Pa¬da
MODY dan DM tipe 2, selain pening¬katan GDP-GDS, dapat ditentukan
insulin atau c-peptide (termasuk prekursor) da¬lam kadar yang bervariasi.
Profil lipid juga sebaiknya dikerjakan. Albumin urin (albumin excretion rate)
dapat dites untuk memantau terjadinya mikroalbuminuria, petanda dini
nefropati DM.

7
G. Diagnosis

Diagnosis yang dapat ditegakkan jika didapatkan salah satu dari gejala dibawah
ini yaitu:

1. Adanya gejala diabetes yang klasik seperti poliuria, polifagi, polidipsi dan
ketonuria penurunan berat badanyang cepat disertai dengan kadar glukosa
darah plasma 200 mg/dl.

2. pada individu yang asimtomatik, jika terdapat peningkatan kadar glukosa


darah yang menetap selama dilakukan test toleransi glukosa oral ( TTGO /
OPGTT ) yang dilakukan lebih dari 1 kali. TTGO pada anak seringkali tidak
dibutuhkan karena gejala klinis yang khas.

H. Penatalaksanaan

1. Edukasi

Penyuluhan dan tatalaksana merupakan bagian yang integral dari terapi


DM tipe 1. penyuluhan dapat diberikan kepada dokter keluarga atau pada
keluarga pasien. Tujuan utama penyuluhan ini adalah untuk mencapai
penatalaksanaan mandiri yang efektif dalam meningkatkan kualitas hidup
dan untuk meningkatkan motivasi, sikap kemandirian dalam
penatalaksanaan penyakit serta pemahaman tenang terapi yang diberikan,
seperti terapi insulin, diet yang benar dan latihan jasmani.
Penyuluhan terhadap pasien dan keluarga dapat diberikan secara berkala
agar tujuan penatalaksanaan pasien dapat tercapai. Untuk itu diperlukan
kerjasama yang baik antara dokter, perawat, ahli nutrisi dan keluarga
pasien. Dengan demikian anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.

2. Diet

Makanan harus adekuat untuk pertumbuhan dan aktifitas normal dan cukup
mengenyangkan., Diet bebas pada anak boleh, asal tidak berlebihan dan
harus menjauhkan diri dari makanan yang manis ( seperti gula – gula )
Prinsip diet ini adalah :

a. Kalori cukup untuk pertumbuhan dan aktifitas


b. Protein tidak kurang dari 2 -3 gram / kgbb / hari
c. 40% – 50 % dari pada kalori terdiri dari karbohidrat
d. cukup vitamin dan mineral
e. seluruh keluarga sedapat – dapatnya ikut dalam diet in

3. Latihan Jasmani

Latihan jasmani merupakan bagian dari kehidupan anak, remaja, dan orang
dewasa. Latihan jasmani akan membantu mempertahankan berat badan
ideal, meningkatkan kapasitas kerja jantung dan mengurangi terjadinya
komplikasi jangka panjang serta dapat membantu kerja metabolisme tubuh
sehingga dapat mengurangi kebutuhan insulin.

8
Sebelum melakukan latihan jasmani harus diperhatikan jenis latihan,
intensitas, tingkat kebugaran dan kebiasaan pesien.agar tidak terjadi
hipoglikem.

4. Pengobatan Insulin

Sampai sekarang pengobatan diabetes juvenile tidak dapat diobati tanpa


insulin. Pengobatan oral dengan sulfonureas atau biguanides tidak
memuaskan, lagi pula banyak menyebabkan gejala samping pada anak.
Dengan pemberian insulin kita berusaha mencapai kadar gula yang normal
atau hamper normal, tanpa menyebabkan timbulnya serangan hipoglikemia
dan tanpa terlalu membatasi makanan. Terdapat bermacam – macam
insulin tetapi yang terpenting adalah insulin regular ( RI ), NPH ( isofan ),
lente dan PZI.

Cara pemberian insulin dimulai dengan insulin regular dalam dosis kecil,
misalnya 4 unit, tiga kali sehari sebelum makan. Berangsur – angsur
dinaikkan sampai dosis tepat yang dapat diketahui dari pemeriksaan urin
dan gula darah

I. Komplikasi

1. Infeksi sekunder
2. Gangren ( jarang )
3. Gangguan pertumbuhan dan pubertas
4. Katarak
5. Arteriosclerosis ( sesudah 10 – 15 tahun )
6. Hepatomegali.

J. Prognosis

Sebelum insulin ditemukan anak dengan diabetes mellitus meninggal sesudah 2


tahun, tetapi dengan pengobatan insulin kehidupan diperpanjang, walaupun
komplikasi akan timbul sesudah 10 – 20 tahun.

ASUHANKEPERAWATAN ANAK DENGAN DIABETES MELITUS

A. PENGKAJIAN

1. Riwayat kesehatan keluarga Kaji riwayat keluarga, terutama berkaitan


dengan adanya anggota keluarga lain yang menderita diabetes.
2. Kaji adanya penurunan berat badan
3. Kaji adanya peningkatan nafsu makan
4. Kaji frekuensi minum dan berkemih
5. Kaji adanya tanda dan gejala diabetes lain seperti : anak mulai ngompol,
kelelahan, kulit kering, pandangan kabur, luka yang sulit sembuh, kulit
kemerahan, sakit kepala, atau sering menderita infeksi.

9
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan defisiensi insulin
2. Risiko tinggi cedera berhubungan dengan hipoglikemia
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak yang
menderita diabetes melitus yang baru didiagnosis (penatalaksanaan
diabetes)

C. NURSING CARE PLAN

Dx 1 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan defisiensi insulin

Tujuan : Pasien menunjukan kadar gula darah yang normal


Intervensi :

 Ukur kadar gula darah untuk menentukan dosis insulin yang tepat
 Berikan insuliun sesuai ketentuan untuk mempertahankan kadar gula darah
normal
 Pahami perbedaan dalam komposisi, waktu awitan, cara kerja, dan durasi
kerja untuk berbagai preparat insulin (untuk menjamin pemberian insulinb
yang adekuat)
 Siapkan insulin dan berikan insulin sesuai dengan teknik yang benar
 Rotasi area injeksi untuk meningkatkan absorbsi kadar glukosa
Kriteria hasil : Anak menunjukan kadar gula darah normal

Dx 2 : Risiko tinggi cedera berhubungan dengan hipoglikemia

Tujuan : Pasien tidak menunjukan bukti-bukti hipoglikemia


Intervensi :

 Ukur kadar gulan darah


 Berikan 10-15 gr karbohidrat yang siap diabsorbsi
seperti : jus jeruk, permen keras, atau susu untuk meningkatkan kadar gula
darah dan menghilangkan gejala hipoglikemia
 Lanjutkan dengan karbohidrat dan protein kompleks
seperti : roti atau krekers yang dilapisi selai kacang atau keju untuk memp-
ertahankan kadar gula darah
 Berikan glukagon pada anak yang tidak sadar untuk meningkatkan kadar
gula darah, posisikan anak untuk meminimalkan risiko aspirasi, karena
dapat terjadi muntah Kriteria hasil :

 Anak mencerna karbohidrat yang tepat


 Anak tidak munjukan bukti-bukti hipoglikemia

Dx 3 : Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan anak yang


menderita diabetes melitus yang baru didiagnosis (penatalaksanaan diabetes)

Tujuan : Pasien (keluarga) menunjukan pemahaman tentang penyakit, terapinya,


dan perencanaan diet Intervensi :
10
 Berikan informasi yang berkaitan dengan patofisiologi diabetes dan
fungsi serta kerja insulin dan glukagon dalam hubungannya dengan
masukan kalori dan latihan dengan bahasa yang mudah dipahami
 Berikan pengetahuan kepada keluarga cara memberikan insulin yang
benar
 Ajarkan tentang perencananan diet yang benar
Kriteria hasil : Pasien dan keluarga memahami tentang penyakit,
terapinya, dan perencanaan diet yang benar

11
BAB III
Kesimpulan

1. Diabetes melitus pada anak hampir seluruhnya termasuk DM tipe 1

2. DM tipe 1dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, sehingga


penatalaksanaan memerlukan perhatian khusus terhadap proses tumbuh
kembang

3. penatalaksanaan DM tipe 1 pada anak bersifat individual sesuai dengan proses


tumbuh kembangnya

12

Anda mungkin juga menyukai