Y DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN AKIBAT HIPERBILIRUBINEMIA DI
RUANG PERINATOLOGI GEDUNG C LANTAI 4 RSUD
CIBABAT KOTA CIMAHI
OLEH :
KUSWENDI
NPM. 2111.15.056
OLEH :
KUSWENDI
NPM. 2111.15.056
Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk dipertahankan pada seminar ujian
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.Y DENGAN GANGGUAN
SISTEM PENCERNAAN AKIBAT HIPERBILIRUBINEMIA DI
RUANG PERINATOLOGI GEDUNG C LANTAI 4 RSUD
CIBABAT KOTA CIMAHI ”
Pembimbing I Pembimbing II
i
PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan
masukan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Keperawatan
(D-3)
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji
Chatarina S,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Mengetahui
Program Studi Keperawatan (D-3)
Ketua
Dyna Apriany,S.Kp.,M.Kep
iii
PERNYATAAN
Kuswendi
NPM 211115056
iv
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI 2018
KUSWENDI
ABSTRAK
Latar Belakang : Hiperbilirubin merupakan penyebab ketiga kematian bayi di
bulan pertama kelahiran di indonesia. Kasus hiperbilirubin merupakan kasus
tertinggi ke – 3 di ruang perinatologi gedung C lantai 4 pada RSUD Cibabat Kota
Cimahi tahun 2017
Tujuan : Untuk mendapatkan penagalaman nyata dalam proses asuhan
keperawatan pada bayi Hiperbilirubinn di ruang perinatologi gedung C lantai 4
RSUD Cibabat kota Cimahi tahun 2018.
Metode : Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan laporan kasus (case
report). Subjek atau sumber informasi diperoleh dengan wawancara, observasi
partisipatif, dan studi literatur. Observasi partisifatif dengan melakukan
pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi).
Hasil : Masalah keperawatan yang ditemukan pada kasus ini adalah kekurangan
volume cairan, resiko hipertermi dan defisit pengetahuan. Ini memberikan
gambaran adanya kesamaan antara studi kasus dan studi literatur.
Kesimpulan : Dari masalah yang dirumuskan dapat diselesaikan sesuai tujuan
yang dibuat, tujuan pemberian asuhan keperawatan telah tercapai secara
komprehensif melalui tahapan proses keperawatan mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi hingga evaluasi.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
(D-3) Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi dan pembimbing II yang telah
v
4. Fauziah Rudhiati.,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.An selaku pembimbing I yang telah
5. Seluruh dosen dan staf Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi yang telah
6. Bapak Daya, Ibu Karwen dan keluarga atas cinta, dukungan moral,
materil dan do’a yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
ilmiah ini.
baik yang telah diberikan dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna
Kuswendi
NPM.21111505
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
2. Tujuan Khusus....................................................................................... 6
A. Masalah Kesehatan
2. Klasifikasi .............................................................................................. 10
3. Anatomi ................................................................................................. 11
vii
4. Etiology ................................................................................................. 19
5. Patofisiologi ........................................................................................... 20
8. Pathway................................................................................................. 27
9. Komplikasi ............................................................................................. 28
C. Konsep Hospitalisasi
1. Pengkajian ............................................................................................. 38
3. Diagnosa ............................................................................................... 47
A. LAPORAN KASUS
1. Pengkajian ............................................................................................. 54
3. Diagnosa ............................................................................................... 71
5. Implementasi ......................................................................................... 76
B. PEMBAHASAN
1. Pengkajian ............................................................................................. 81
viii
3. Perencanaan Keperawatan ................................................................... 87
5. Evaluasi ................................................................................................. 88
A. Kesimpulan............................................................................................... 89
B. Saran ......................................................................................................... 90
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang
Neonatus atau Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi yang berusia 0
bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap Air Susu Ibu (ASI) dengan
baik dan tidak ada cacat bawaan. Neonatus masa usia anak dari sejak
2010).
neonatus ini terbagi dalam dua masa, yaitu antara lain : masa portune
dan masa Neonate. Masa Portune pada bayi berlangsung antara 15-
1
30 menit pertama sejak bayi lahir sampai tali pusatnya dipotong dan
1
2
makanan yang semulai dari plasenta melalui tali pusat. Pada masa
2009).
3
total yang lebih 10mg% pada minggu pertama yang ditandai dengan
ikterus pada kulit, sklera dan organ lain, keadaan ini mempunyai
enzim sel darah merah, keracunan obat dan gangguan fungsi hati
(Suriadi, 2010).
menjadi 52% pada tahun 2030, target pada tahun 2030 angka
rumah sakit Jawa Barat adalah 25,2% dan angka kematian karena
dan bayi lahir dengan berat badan yang kurang. Selama hamil ibu
5
cukup bulan dan memeiliki fungsi tubuh yang normal. Persiapan ASI
ASI saat bayi baru lahir. ASI sebagi sumber nutrisi utama bagi bayi
baru lahir dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi sehingga fungsi
pada anak yang lebih besar yang masih memerlukan bantuan ibu.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hiperbilirubinemia.
7
perkembangan).
Sakit.
C. Kerangka Penelitian
1. Pengumpulan Data
a. Wawancara
b. Observasi partisipatif
c. Studi dokumentasi
yang lainnya.
d. Studi literature
Hiperbilirubinemia.
3. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Teoritik
mahasiswa keperawatan.
9
b. Manfaat Praktis
optimal.
hiperbilirubinemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Masalah kesehatan
1. Pengertian Hiperbilirubinemia
yang lebih 10 mg% pada minggu pertama yang ditandai dengan ikterus
pada kulit, sklera dan organ lain, keadaan ini mempunyai potensi
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari
meningkatnya kadar bilirubin dalam darah yang kadar bilirubin lebih dari
2. Klasifikasi Hiperbilirubinemia
a. Hiperbilirubinemia fisiologis
Warna kuning akan timbul pada hari kedua atau ketiga dan
tampak jelas pada hari kelima sampai keenam dan menghilang pada
potensi menjadi kern ikterus. Bayi tampak biasa, minum baik, berat
badan naik biasa, bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih
dari 12 mg/dl dan pada BBLR 10 mg/dl, dan akan hilang pada hari ke
(Royyan,2012)
10
11
b. Hiperbilirubinemia patologis
(BBLR) dan 12,5 mg% pada bayi cukup bulan ikterus yang disertai
6-PD daan sepsis). Bilirubin direk lebih dari 1 mg/dl atau kenaikan
bilirubin serum 1 mg/dl per- jam atau lebih 5 mg/dl perhari. Ikterus
menetap sesudah bayi umur 10 hari (bayi cukup bulan) dan lebih dari
3. Anatomi fisiologi
terdiri atas (1) saluran cerna, disebut juga saluran gastrointestinal (GI),
atas mulut, faring, esofagus, usus halus, lambung, usus besar, rektum,
serta saluran anus. (2) kelenjar aksesoris yang merupakan kelenjar yang
melapisi organ, yang terdiri atas 3 pasang kelenjar ludah, pankreas, hati,
Sumber : Nurachmah(2011)
13
besar dan jelas terlihat adalah lobus kanan yang berukuran lebih
biji, adalah lobus kiri. Dua lobus lainnya adalah lobus kaundalus
dan keluar kelenjar. Vena porta masuk dan membawa darah dari
diafragma.
14
lobus torasik.
1) Struktur
usam dan kapiler asing yang ada di aliran darah menuju hati.
2) Fungsi Hati
a) Metabolisme karbohidrat
(bereaksi inderek)
16
b) Metabolisme bilirubin
Hiperbilirubinemia konjugasi/direk
b. Empedu
pembungkus.
3. Etiologi
ektravaskuler; cephalhematoma,ecchymosis.
sebagainya).
20
transferase (G – 6 – PD).
4. Patofisiologi
merah yang sudah tua atau yang mengalami hemolisis akan meningkatkan
hematom yang besar. Ikterus yang timbul sering disebut ikterus hemolitik.
indirek meningkat dalam darah. Karena bilirubin indirek tidak larut dalam air
Beberapa.
21
obat anestesi dan tumor hati multipel. Ikterus pada trimester terakhir
pasca bedah.
,2010)
5. Manifestasi klinis
Menurut Suriadi & Yuliani (2010) tanda dan gejala yang sering terjadi
pada hiperbilirubin;
5. Urine pekat
Gejalanya berupa :
23
a) Rasa mengantuk
c) Muntah
d) Kejang
6. Penatalaksanaan medis
mempunyai tujuan :
a. Menghilangkan anemia
a. Fototerapi
meter. Sinar ultraviolet harus dicegah dengan plexiglass dan bayi harus
disampingnya.
6) Mata bayi dan alat kelamin ditutupi dengan bahan yang dapat
memantulkan sianar.
7) Gunakan kain pada boks bayi atau incobatur, dan letakan tirai putih
menurut Ladegwig,(2006)
terhadap sinar.
serta feces.
memberikan ASI.
penghentian fototherapi.
b. Transfusi tukar
atau 1 mg/dL/jam),
7) Bila kadar bilirubin mendekati kadar yang kritis pada bayi umur 1-2
hari maka juga dilakukan transfusi tukar dan tidak bila terdapat 4 hari
7. Pathway
Hemoglobin
Pemecahan bilirubin berlebih
Hemo Globin
Suplai bilirubin melebihi
tampungan hepar
Feco Biliverdin
Hepar tidak mampu
Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan melakukan konjugasi
konjugasi bilirubin/gangguan transport
bilirubin/ peningkatan siklus enteropetik)
Hb dan eritrosit abnormal Neonatus hiperbilirubin
8. Komplikasi
bilirubin inderek pada otak. Kern ikterus ditandai dengan kadar bilirubin
darah tinggi ( >20mg% pada bayi cukup bulan atau >18mg% pada bayi
berputar, letargi, kejang, tak mau menghisap, tonus otot meningkat, leher
kaku, epistotonus, dan sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian,
Lia Dewi, 2014). Kern ikterus ialah kerusakan otak akibat pelengketan
(Royyan,2012).
9. Pemeriksaan penunjang
(leukosit), hitung jenis leukosit, hitung keping darah (trombosit), dan laju
endap darah (LED), dan morfologi sel darah tepi. Uji fragilitas osmotik
enzim dari eritrosit ialah piruvat kinase dan G-6-PD dan mungkin
29
diperlukan juga uji Coombs serta uji antibodi pada neonatus dengan
ikterus.
dari bakteri dan virus adalah penting pada kasus-kasus terkait dengan
infeksi.
c. Pemeriksaan mikroskopik
Terhadap sedian jaringan hepar atau organ lain yang diperoleh dari
histopatologik.
d. Pemeriksaan pencitraan
Kadar bilirubin
Daerah
Penjelasan (mg/dL)
ikteus
Prematur Aterm
1 Kepala dan leher 4-8 4-8
2 Dada sampai tali pusat 5-12 5-12
3 Pusat bagian bawah sampai 7-15 8-16
lutut
4 Lutut sampai pergelangan kaki 9-18 11-18
dan bahu sampai pergelangan
tangan
5 Kaki dan tangan termasuk 10> >15
telapak kaki dan telapak
tangan
Sumber : Mansjoer,(2017)
Pada hari pertama dan minggu kedua dari kelahiran bayi, berat
badan akan turun karena bayi mulai kehilangan cairan melalui BAB /
disebut penurunan berat badan fisiologis tetapi tidak boleh lebih dari
10% dari berat badan lahir. Pada usia ini neonatus lebih banyak tidur
diberikan pada bayi pada saat yang tepat pula, akan makin besar
2008).
C. Konsep Hospitalisasi
sehat dengan orang tua atau pengasuh bayi. Bayi memperoleh rasa
kesadaran diri sebagai individu yang terpisah dari ibu. Akibatnya, bayi
utama mereka dan mereka menjadi takut terhadap orang yang tidak
familiar. Bagi yang dapat terpisah dari orang tua mereka ketika di
hospitalisasi jika orang tua tidak dapat menemani bayi dalam ruangan
yang sama karena kebijakan di rumah sakit atau jika orang tua harus
kebutuhan oral bayi, sumber dasar keputusan bayi, sering kali tidak
b. Usia.
c. Tingkat perkembangan.
d. Tingkat kognitif.
33
h. Temperamen.
dan kronis).
bernapas
kanan berkurang.
kanan.
darah dalam jumlah yang besar melalui plasenta. Oleh karena itu,
8. Peredaran darah
dominan pada periode janin, namun akan lenyap pada satu bulan
sampai ke-9 setelah bayi baru lahir akan turun perlahan. Nilai Hb
ikterus fisiologis yang terlihat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu,
terdapat hitung retukulosit yang tinggi pada bayi baru lahir yang
besar .Sel darah putih rata-rata pada bayi baru lahir memiliki rentang
menangis yang lama juga dapat menyebabkan hitung sel darah putih
atrium kiri.
darah.
yang dilakukan oleh bidan, perawat, atau dokter untuk menilai status
kesehatan yang dilakukan pada saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir,
dan pada waktu pulang dari rumah sakit. Dalam melakukan pemeriksaan
fisik ini sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang dibawah lampu terang,
serta mencari kelainan pada bayi. Adapun pemeriksaan fisik yang dapat
2. Identitas
3. Keluhan utama
T (time) pada klien dengan hiperbilirubin sering terjadi pada usia kurang
dari 2 minggu.
Keadaan masalalu yang ada hubunganya dengan apa yang dialami klien
a. Riwayat kesehatan
1) Riwayat antenatal
preterm.
kesehatan.
2) Riwayat natal
plasenta previa.
3) Riwayat postnatal
kedua A.S (0-3) asfiksia berat, A.S (4-6) asfiksia sedang, A.S
antrecial aesofagal.
tingkat aktifitas, warna kulit dan bibir, tangis bayi, suhu, ukuran
abdomen).
2) Tanda tanda vital yaitu suhu tubuh, laju nadi, laju jantung,
dan kiri.
dengan funduskopi.
tekan.
11) aktermitas : tonus otot / trofi otot, jari tubuh, sianosis, bengkak,
dan nyeri otot dan tulang, akral dingin, kapiler dan cacat bawaan.
rangsang meningeal.
12) Pemeriksaan kulit meliputi warna kulit, ruam kulit, lesi garukan,
sekitar.
1. ANALISA DATA
Do: berlebih
1. Penurunan
penurunan BB terlambat
7. Terdapat
produksi urine
kulit kering
Do: eritrosit
1. terpajan suhu
ekstrem tampungan
2. imaturitas sistem
ketidakmampuan
untuk neonatus
37,5’C
indikasi fototerapi
hipertermi
Do: eritrosit
1. invasi struktur
2. kerusakan tampungan
pada
Neonatus
Indikasi fototerapi
kulit
45
Do: eritrosit
1. peningkatan
mg/dL akan
mg/dL
Kerusakan otak
Resiko cidera
46
mengatakan bahwa
penyakit yang
1. kurangnya
1. orang tua
gelisah RS
Kecemasan orang
orang tua
tua
47
3. Diagnosa keperawatan
intake cairan
otang tua
4. Intervensi keperawatan
Diagnosa
no Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1 Kekurangan volume Setelah dilakukan 1. Kaji Tanda-tanda vital. 1. Mengetahui status perkembangan
dengan tidak keperawatan selama 2. Monitor intake dan output 2. Mengetahui keseimbangan pemasukan
dengan kriteria hasil 3. Periksa turgor kulit dengan 3. Menentukan kehilangan cairan
1. Tekanan darah, 4. Ukur berat badan setiap hari 4. Indikator cairan dan status nutrisi
nadi, suhu
49
Diagnosa
no Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
tubuh dalam
2. batas normal
3. Tidak ada
tanda-tanda
dehidrasi turgor
kulit baik,
gambaran
membran
mukosa
lembab, tidak
berlebihan.
2 Hipertermi Setelah dilakukan 1. observasi suhu badan setiap jam 1. Perubahan suhu dapat terjadi dengan
berhubungan tindakan selama fototerapi berlangsung cepat akibat pemaparan sinar yang
fototerapi 3 x 24 jam, 2.monitor perubahan warna kulit 2. Perubahan warna kulit dapat
Suhu tubuh dalam dan aksila bila suhu meningkat mengurangi/sebagai media konduksi
rentang normal 36’C –
37,5’C pembuang panas.
tidur normal.
3 Kerusakan Setelah dilakukan 1. Monitor adanya kerusakan 1. Deteksi dini kerusakan integritas kulit
berhubungan keperawatan selama 2. Hindari adanya kerutan pada 2. Kerutan dapat menyebabkan
kulit dapat teratasi 3. Bersihkan kulit bayi dari 3. Feses dan urin yang bersifat asam
dengan kriteria hasil kotoran setelah BAK dan BAB dapat mengiritasi kulit.
1.integritas yang
baik bisa
diperthankan
a.
dengan keperawatan selama 2. Monitor hasil pemeriksaan kadar 2. Mengetahui hasil naik dan turunya
5 Defisit pengetahuan Setalah dilakukan 1. Kaji pengetahuan keluarga 1. Mengetahui tingkat pengetahuan
dengan kriteria hasil 3. Beri pengetahuan tentang 3. Keluarga mengetahui terapi yang
1. Keluarga bayi
53
Diagnosa
no Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
mampu
menjelaskan
sedikit
mengenal
penyakit
6 Kecemasan orang Setalah dilakukan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Membangun kepercayaan antara
diberikan bayi jam kecemasan 2. Jelaskan semua prosedur 2. Keluarga mengetahui efek samping
pada orang tua termasuk efek yang akan dari suatu tindakan
dapat
mengidentifikasi
gejala-gejala
untuk
menyampaikan
kepada tim
kesehatan
BAB III
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
1) Anak
b) Umur : 11 Hari.
e) Agama : Islam.
f) Anak ke : 2 (kedua)
i) No.RM : 998193.
j) Dx Medis : Hiperbilirubin
2) Orang Tua
a) Nama : Ny.Y .
b) Umur : 27 Tahun.
c) Agama : Islam.
d) Pendidikan : SLTA.
55
56
jenis kelamin
Laki-laki
c. Riwayat Kesehatan
b) Saat Pengkajian :
Bayi terlihat kuning saat lahir dan kuning pada seluruh badan,
bilirubin klien 7,27 mg/dL. Akan tetapi saat dikaji mukosa bibir klien
tampak kering, turgor kulit jelek, tekstur kulit kasar, klien sedang
(b) Genogram
Keterangan :
= Tinggal serumah
58
= Meninggal
dengan baik.
Ayah
Ibu
sangat penting.
kebutuhan sehari-hari.
(1) Budaya
Saat ini klien masih memiliki nenek dan kakek dari pihak ibunya
dan kakek dan nenek dari pihak ayahnya. Ayah klien merupakan
(5) Lingkungan
d. Riwayat Kehamilan
1) Pre Natal
b) Kehamilan : ke 2 (dua)
yang di programkan.
nyeri punggung
obatan sakit punggung, saat sakit kurang lebih selama satu minggu
2) Natal
g) TB waktu lahir : 38 Cm
3) Post Natal
1 Nutrisi
b. Frekuensi 8 x/hari
tidur.
2 Eliminasi
a. BAB
b. BAK
2) Jumlah ± 80 cc/hari
a. Tidur malam
2) Kualitas Nyenyak
b. Tidur siang
2) Kualitas Nyenyak
4 Kebersihan diri
c. Keramas Di keramas
f. Riwayat Imunisasi
1) Jenis imunisasi dasar dan ulang : By.Ny.Y saat lahir tidak diberikan
g. Data Psikososial
1) Pola interaksi :
5) Pengasuh :
anggota keluarganya.
h. Pemeriksaan Fisik
Respiras : 46 X/menit.
Suhu : 37,5 ºC
5) Head To Toe :
a) Kepala :
tidak ada lesi dan edema. Warna rambut hitam tekstur lembut dan
dan anterior belum tertutup tidak melebar bentuk tidak cekung dan
b) Wajah :
menangis .
c) Mata :
dan cembung.
d) Telinga :
e) Hidung :
pendarahan.
f) Leher :
kiri.
normal.
h) Dada :
bunyi paru ireguler dan tidak ada suara nafas tambahan, saat di
i) Jantung :
Bunyi jantung ICS 1 lup dan ICS II dup, tidak terdapat bunyi
j) Perut :
tidak ada odema dan lesi, tidak mengalami kembung, tali pusat
66
jelek.
k) Punggung :
l) Genetalia :
Kebersihan bersih, tidak ada odema dan lesi, labia mayora, labia
keputihan.
m) Anus :
Kulit sekitar anus bersih, terdapat lubang anus, tidak ada kelainan
n) Ekstremitas :
lengkap ada 10 jari, tidak ada edema dan lesi, akral hangat,
Kebersihan kuku dan kulit bersih, kulit terlihat tipis dan sedikit
7) Refleks
menelan.
keperawatan.
pada anaknya
k. Pemeriksaan Diagnostik
Tgl : 17/02/2018
Tgl : 21/02/2018
l. Therapy
(WIB)
2. Analisa Data
Keperawatan
DO : berlebih cairaan
- Klien mendapatkan
kering enterohepatik
biulirubin
unjongoned dalam
darah ke
pengeluaran
meconium terlambat
indikasi pototerapi
kulit kering
kekurangan volume
cairan
- destruksi eritrosit
DO :
jam sekali
ASI)
indikasi fototerapi
dengan intensitas
tinggi
resiko Hipertermi
DO:
perawatan RS
Defisit pengetahuan
orang tua
71
5. Diagnosa keperawatan
intake cairan
orang tua
72
60 cc
berhubungan dengan efek tindakan keperawatan 1. observasi suhu badan 6. Perubahan suhu
kulit menunjukan
bahwa adanya
perubahan suhu
tubuh
8. Pembrian kompres
mengurangi/sebag
jumlah selimut
10. Mengembalikan
suhu tubuh
5.pertimbangkan pemberian
fototerapi
penyakit anaknya
bayi.
4. Evaluasi pengetahuan orang tua
mampu mengerti
pengetahuan
77
dengan memegang
daerah abdomen
kg
3 jam sekali
warna kulit
ada kekuningan
6 jam sekali
R: Bayi tenang
4. Pertimbangkan
pemberian periode
80
gejalanya
R: keluarga klien
81
alami pasien
3. Beri pengetahuan
R: keluarga klien
alami klien
A. PEMBAHASAN
yang ditemukan antara teori yang terdapat pada BAB II dengan realita yang
kebutuhan klien yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual klien.
1. Pengkajian
a. Biodata
b. Keluhan utama
83
umumnya kulit bayi berwarna kuning. Data yang saya temukan pada By.
Y mengalami warna kulit kuning dengan ciri mendekati derajat VI. Maka
tinjauan kasus.
hiperbilirubin adalah :
T (time) pada klien dengan hiperbilirubin sering terjadi pada usia kurang
dari 2 minggu.
Q : mendapatkan fototerapi
R : mukosa bibir klien kering, turgor kulit jelek, tekstur kulit kasar
S:
dengan apa yang dialami klien saat ini misalnya: Ibu klien
e. Pemeriksaan Fisik
1) Tanda-tanda Vital
hiperbilirubin :
Nadi : 110x/menit
Respirasi : 46x/menit
Suhu : 37,5oc
kasus. Hal ini bisa disebabkan oleh pada saat pengkajian bayi telah
benonjolan area kepala rambut sedikit. Maka dari itu tidak ada
mata simetris, tidak ada terlihat adanya lesi di area mata, tidak
bibirnya kering atau tidak, akan kering dan kaji reflek menghisap
kering dan pecah pecah, warna pucat, gigi belum tumbuh, tidak
ada lesi, lidah merah muda, bentuk mulut kecil dan simetris.
tekkan pada dada kiri dan kanan ekpansi paru kiri dan
dengan kasus
jumlah jari lengkap, tidak ada lesi tidak ada odem, warna kulit
putih, tidak ada nyeri tekan, CRT kembali kurang dari 3 detik,
2. Diagnosa Keperawatan
cairan
tua
fototerapi, dikarnakan pasien tidak tidak nampak kuningf lagi, diagnosa resiko
orang tua berhubungan dengan terapai yang diberikan bayi di rumah sakit
3. Perencanaan
4. Implementasi
intervensi yang tidak dilaksanakan pada tahap implementasi ini. Hal ini
situasi, kondisi, serta sarana dan prasarana atau fasilitas yang ada diruangan.
teori yang direncanakan dan dibutuhkan oleh klien serta kondisi klien pada
saat itu. Proses ini tidak lain dibutuhkan untuk membantu kesembuhan klien
5. Evaluasi
Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan, tahap ini
yang telah dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan batas
waktu yang telah ditentukan. Pada prakteknya masalah yang dapat diatasi
A. SIMPULAN
Penulis telah melakukan Asuhan Keperawatan pada bayi Ny. y usia 10 hari dengan
RSUD Cibabat Kota Cimahi Tahun 2018 pada tanggal 20 februari 2018 sampai dengan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada bayi Ny.Y dengan Hiperbilirubin,
penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kasus Hiperbilirubin yang dialami oleh yang
diderita pasien disebabkan karena beberapa faktor yaitu Faktor resiko bayi Ny.Y yaitu
pada sering meminum obat-obatan yang tidak dianjurkan saat hamil, obat yang di
Penulis mendapatkan data berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada bayi Ny.Y
muncul diantaranya adalah yaitu Hipetermi berhubungan dengan efek foto terapi,
resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubin dan efek fototerapi
Pada tahap intervensi penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
tercapai dengan baik. Hal ini terlaksana karena adanya kerjasama yang baik dan
partisipasi dari keluarga klien dan keperawatan suatu tim medis lainnya.
untuk mengatasi masalah keperawatan yang dialami bayi Ny.Y selama 3 hari, dari
tanggal 21 februari 2018 sampai dengan 23 februari 2018. Setelah penulis melakukan
89
90
implementasi sesuai dengan masalah keperawatan yang dialami oleh klien, klien
menunjukan hasil yang positif terkait masalah keperawatan yang dihadapinya, asuhan
pada pasien dapat teratasi dan teratasi sebagian karena keterbatasan waktu penulis
B. SARAN
perencanaan, implementasi dan evaluasi dapat dilakukan secara lebih teliti dan
sistematis sesuai dengan prioritas dan kebutuhan pasien. Pada tahap pengkajian
mengumpulkan dan mengelompokan data hendaknya lebih teliti sehingga semua aspek
keperawatan sesuai dengan pengkajian dan pengelompokan data yang telah dilakukan.
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Pada tahap evaluasi diharapkan penilaian
keberhasilan rencana dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dalam memenuhi
Amin Huda nurarif & Hardhi kusuma ; Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
Nanda Nic-Noc
Dewi (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta : Salemba Medika.
Kesehatan RI 2013.
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2012.pdf.
http://www.depkes.go.id/resources/download/laporan/kinerja/kinerja-
kemenkes-2009-2011.pdf.
Putri & Mextalia, (2014).penyebab kematian bayi diperoleh dari scholar. Unand. ac.id
. jakarta : EGC
91
Lampiran 2
c) Pokok Bahasan
1. Pengertian hiperbilirubin
3. Penyebab hiperbilirubin
4. Pencegahan hiperbilirubin
Ceramah
1. Leaflet
Lampiran 2
tentang hiperbilirubin
kangguru baik
kepada Orang
bertanya
Lampiran 2
c. Meminta Orang
tua klien
mengulang
pengertian dan
penyebab
hiperbilirubin
b. Memberikan mengimplementasika
kesimpulan n
membalas salam
F. Evaluasi
Metode : ceramah
1. Leaflet
Pertanyaan :
pendidikan kesehatan pada Orang tua klien agar berjalan dengan baik.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Kuswendi
Pendidikan